TINJAUAN PUSTAKA
A. Gigi Impaksi
1.
Gigi impaksi adalah gigi yang gagal erupsi secara utuh pada posisi
seharusnya. Hal ini dapat terjadi karena kekurangan ruang dalam lengkung rahang
untuk tumbuhnya gigi dan angulasi yang tidak benar dari gigi tersebut. 2 Impaksi
dapat diperkirakan secara klinis bila gigi antagonisnya sudah erupsi dan hampir
dapat dipastikan bila gigi yang terletak pada sisi yang lain sudah erupsi.3
Gigi impaksi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh gigi tetangga,
tulang sekitar, jaringan patologis dan letak gigi tidak normal pada lengkung
rahang. 4
2.
jalan erupsi gigi yang dapat dideteksi secara klinis atau radiografis. Halangan fisik
tersebut biasanya berupa kekurangan ruang dalam lengkung rahang yang
mengakibatkan tabrakan folikular antara gigi yang sedang mengalami masa
pertumbuhan, tertahannya gigi oleh gigi sulung, arah erupsi gigi menyimpang atau
kegagalan erupsi yang tidak diketahui asalnya. Penyebab lain gigi impaksi dapat
dihubungkan dengan adanya gigi supernumerary, gigi crowded, dan obstruksi
jaringan lunak dan jaringan keras. Pada beberapa kasus gigi menjadi impaksi
karena gerakan rotasi selama masa pertumbuhan gigi.5
Faktor lain penyebab gigi impaksi yaitu nutrisi, terutama berhubungan
dengan bentuk makanan. Makanan yang dikonsumsi manusia modern cenderung
lebih lunak sehingga kurang merangsang pertumbuhan dan perkembangan
lengkung rahang. Proses mengunyah makanan yang keras dianggap dapat
merangsang pertumbuhan rahang karena terjadi aktivasi otot mastikasi sehingga
rahang terangsang untuk tumbuh maksimal.6
Selain faktor-faktor tersebut, gigi impaksi dapat terjadi karena
benih gigi malposisi atau benih terbentuk dalam berbagai angulasi yaitu mesial,
distal, vertikal, dan horizontal yang mengakibatkan jalur erupsi salah arah.6
3.
dan gigi molar ketiga mandibula yang paling sering mengalami impaksi
(82,5%).2
Frekuensi gigi impaksi yang terjadi sesuai dengan urutan berikut:7.
1. Molar ketiga rahang bawah
2. Molar ketiga rahang atas
3. Kaninus rahang atas
4. Premolar rahang bawah
5. Kaninus rahang bawah
6. Premolar rahang atas
7. Insisivus sentralis rahang atas
8. Insisivus lateralis rahang atas
4.
inklinasi
gigi
yang
mengalami
impaksi
yaitu:
GAMBAR 1
Impaksi gigi molar ketiga diklasifikasi berdasarkan hubungan ruang dengan
gigi molar kedua di sebelahnya.3
2.
Kedalaman
Baik
gigi
impaksi
atas
maupun
bawah
dapat
GAMBAR 2
Klasifikasi impaksi berdasarkan kedalamannya.3
3.
GAMBAR 3
Gigi molar ketiga bawah impaksi diklasifikasi berdasarkan hubungannya
dengan ramus mandibula.3
GAMBAR 4
Indeks kesulitan dari pembedahan gigi molar ketiga bawah impaksi.3
batas
anterior
ramus
mandibula
dengan
cara
GAMBAR 5
Klasifikasi relasi gigi molar ketiga menurut Pell dan Gregory dengan
ramus mandibula.8
GAMBAR 6
Klasifikasi impaksi gigi molar ketiga menurut Pell dan Gregory
berdasarkan kedalaman.9
b.
Klasifikasi Winter
Klasifikasi Winter berdasarkan inklinasi impaksi gigi
molar ketiga terhadap sumbu panjang gigi molar kedua.
GAMBAR 7
Klasifikasi impaksi gigi molar ketiga menurut George Winter.12
1.
2.
3.
4.
Infeksi
Karies gigi yang tidak dapat direstorasi
Gigi berdekatan pada status periodontal yang membahayakan
Pembentukan kista
2. Tanda klinis yang jelas menunjukkan bahwa pasien dengan gigi impaksi yang
menunggu sampai gejala-gejala muncul sebelum mencoba mendapatkan cara
menghilangkan angka kesakitan yang lebih besar terkait dengan operasi mereka.
Secara jelas, intervensi dini dalam operasi pengangkatan molar ketiga impaksi
akan menguntungkan sebagian besar pasien.
B. Kontraindikasi pembuangan gigi impaksi
Menghilangkan elektif gigi molar ketiga, seperti semua prosedur bedah
dimana tidak boleh dilakukan jika memiliki potensi kerusakan yang melebihi
manfaat yang akan diperoleh. Secara jelas, pasien dengan kondisi medis secara
signifikan membahayakan tidak diperbolehkan untuk pengangkatan gigi molar
ketiga elektif. Hal ini juga merupakan konsensus sebagian besar ahli bedah bahwa
gejala molar ketiga pada orang dewasa yang matang (lebih dari 50 tahun) tidak
harus secara rutin dihilangkan.13
Teknik Pembedahan
Lapang pandang yang memadai pada lokasi pembedahan adalah penting
untuk teknik bedah yang baik, dan pembedahan
impaksi tidak berbeda. Pisau #15 adalah alat pilihan untuk digunakan dalam insisi
jaringan lunak yang diperlukan untuk ekstraksi gigi bungsu.
Desain insisi untuk pembedahan molar ketiga pada dasarnya menjadi dua
kategori besar, yaitu :
1. Desain envelope
2. Flap triagular, disain envelope dengan sayatan vertikal
Tingkat refleksi jaringan lunak berdasarkan pada tipe impaksi yang akan
dibuang dan kuantitas pembuangan tulang yang diperlukan. Kemampuan untuk
membatasi desain Flap akan membantu mengurangi pembengkakan pasca operasi
dan nyeri tetapi tidak boleh dilakukan dengan teknik yang membahayakan atau
merobek flap karena mengurangi lapang pandang.13