Anda di halaman 1dari 36

Penyuluhan Kesehatan

Reproduksi Remaja

OLEH :
NURUL AMANDA FITRA
J 500 090 055
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2012

Islam

Masa Remaja

(Abdoerrachman dkk, 2007).

Aspek Perkembangan

Menurut Monks dan


Knoers (2002)

Pubertas

(Prawiroharjo, 2009).

Tanda Seks Primer

(Widyastuti, Rahmawati, &


Purnamaningrum, 2009)

Tanda Seks Sekunder

Laki-laki

Sherwood (2001)

Karakteristik perkembangan remaja sendiri,

Perkembangan fisik

perkembangan emosi pada masa remaja merupakan puncak


emosionalitas.
Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi
berkembanganya emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan
baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta, rindu, dan
keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis.
Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukan
sifat yang sangat sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap
berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat negatif
dan tempramental (mudah terisnggung/marah, mudah
sedih/murung); sedangkan remaja akhir sudah mampu
mengendalikan emosinya.

(LN Syamsu, 2008).

Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi diartikan
sebagai suatu kondisi yang
menjamin bahwa fungsi reproduksi,
khususnya proses reproduksi, dapat
berlangsung dalam keadaan
sejahtera fisik, mental maupun sosial
dan bukan sekedar terbebas dari
penyakit atau gangguan fungsi alat
reproduksi (Emilia, 2008).

Menurut Yanti (2011) dalam bukunya


istilah reproduksi berasal dari kata re
yang artinya kembali dan kata
produksi yang artinya membuat atau
menghasilkan. Jadi istilah reproduksi
mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi
kelestarian hidupnya. Sedangkan yang
disebut organ adalah alat tubuh yang
berfungsi untuk reproduksi manusia.

Kesehatan reproduksi menurut WHO


adalah kesejahteraan fisik, mental
dan sosial yang utuh bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan,
dalam segala aspek yang
berhubungan dengan system
reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Organ Reproduksi

Hormon pada wanita


Sherwood (2001) mengatakan, hormon-hormon
FSH dan LH memicu ovarium untuk menghasilkan
estrogen, di mana estrogen menyebabkan :
1). Pertumbuhan uterus dan tuba uteri
2). Penebalan ephitelium vagina
3). Perkembangan payudara
4). Perkembangan rambut pubis dan rambut
aksila
Perkembangan perforasi khas wanita dengan
pelebaran pelvis dan karakteristik deposit lemak
pada paha dan abdomen bagian bawah

Hormon pada laki-laki


Dalam Sherwood (2001) disebutkan bahwa hormon testosterone
bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan
karakteristik seks sekunder laki-laki, yaitu :
a). Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan genitalia laki-laki
b). Bertanggung jawab atas pendistribusian rambut yang menjadi ciri khas
laki-laki
c). Pembesaran laring dan perpanjangan serta penebalan pita suara
sehingga menghasilkan suara bernada rendah
d). Meningkatkan ketebalan dan tekstur kulit serta mengakibatkan
permukaan kulit menjadi lebih gelap dan lebih kasar.
e). Meningkatkan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea serta
terlibat dalam pembentukan jerawat.,
f). Meningkatkan massa tulang dan otot
g). Meningkatkan laju metabolit dasar
h). Meningkatkan jumlah sel darah merah
i). Meningkatkan kapasitas pengikatan oksigen

Spermatogenesis

Oogenesis

Menstruasi/Menarche
Definisi:
Haid adalah perdarahan pervagina
yang berlangsung secara siklik dari
uterus disertai pelepasan
endometrium.
Haid normal adalah perdarahan haid
yang panjang siklus, lama haid , dan
jumlah perdarahan normal

Siklus Menstruasi

Kehamilan
Syarat

Kapan

Bagaimana ?
Dimana ?

Ada sperma & sel telur yang matang


Sekitar ovulasi
Pertemuan dan persenyawaan ovum
& sperma
Di ampula

Fertilisasi

Permasalahan Kesehatan Reproduksi

1. Perkosaan

(Aisyaroh,
2010)

Pencegahan HIV/AIDS dan


PMS
a). Kontak seksual harus dihindari dengan orang yang diketahui menderita AIDS
dan orang yang sering menggunakan obat bius secara intravena.
b). Cara hubungan seksual yang dapat merusak selaput lendir rektal, dapat
memperbesar kemungkinan mendapatkan AIDS maupun PMS.
c). Kasus AIDS pada orang yang menggunakan obat bius intravena dapat
dikurangi dengan cara memberantas kebiasaan buruk tersebut dan melarang
penggunan jarum suntik bersamaan.
d). Menghindari injeksi, periksa dalam, prosedur pembedahan yang tidak steril
dari petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab.
(Budimulja & Daili, 2007).

Alhamdulill
ah

Anda mungkin juga menyukai