PENDAHULUAN
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia
merupakan salah satu penyakit yang paling sering diindikasikan untuk operasi elektif pada
anak.1
Hernia tipe kongenital merupakan kelainan yang paling sering membutuhkan tindakan
operasi, yaitu sebanyak 37% dari total operasi pada rumah sakit anak. Hernia inguinalis
merupakan tipe hernia yang paling sering terjadi pada anak. Mayoritas kejadian hernia
inguinalis pada bayi dan anak-anak adalah hernia inguinalis indirek (99%) sebagai
konsekuensi dari patensi prosesus vaginalis.6
Adanya hernia inguinalis pada kelompok usia anak merupakan indikasi untuk
perbaikan dengan operasi. Hernia inguinalis tidak kembali secara spontan dan perbaikan awal
akan mengurangi resiko inkarserata dan komplikasi yang terkait, terutama pada tahun
pertama kehidupan (6-12 bulan).6 Sedangkan pada hernia diafragma (Bochdalek) memerlukan
tindakan segera setelah lahir karena adanya gejala distres pernafasan yang dapat berakibat
fatal jika tidak dilakukan tindakan bedah dengan segera. Secara umum, waktu repair
pembedahan pada bayi yang paling banyak mengikuti ketentuan rule of 10s (10 weeks old,
weight 10 pounds, dan 10 gram hemoglobin).2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HERNIA
Definisi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut.1
Anatomi
Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia atau orifisium hernia dan
kantung hernia. Orifisium adalah defek dari lapisan aponeurosis paling dalam dari
abdomen, dan sakus adalah kantung keluar dari peritoneum. Kolum dari kantung
hernia berhubungan dengan orifisium. Hernia disebut eksterna jika kantung menonjol
secara lengkap melalui dinding abdomen, dan interna jika sakus terletak di dalam
kavitas viseral.6
Isi hernia bervariasi, tetapi yang paling sering adalah organ dalam. Pada abdomen
isi terbanyak adalah usus halus dan omentum majus. Kemungkinan lainnya termasuk :
1. usus besar dan apendiks
2. Divertikulum Meckel
3. Vesica Urinaria
4. Ovarium dengan atau tanpa tuba falopi
5. Cairan asites
Klasifikasi3
1. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :
A. Hernia bawaan atau kongenital
Pada hernia kongenital, sebelumnya telah terbentuk kantong yang terjadi
sebagai akibat dari gangguan proses perkembangan intrauterine.
B. Hernia didapat atau akuisita
2
Hernia Ireponibel
Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut. Ini biasanya
disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia.Dapat juga
terjadi karena leher yang sempit dengan tepi yang kaku (misalnya pada : femoral,
umbilical)3. Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun sumbatan usus 2. Hernia ireponibel
mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadi obstruksi dan strangulasi daripada
hernia reponibel.3
3
Hernia Inkarserata
Hernia inkarserata atau hernia obstruksi berisi usus, dimana lumennya tertutup.
Biasanya obstruksi terjadi pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua
tepi usus, cairan berakumulasi di dalamnya dan terjadi distensi (closed loop
obstruction). Biasanya suplai darah masih baik, tetapi lama kelamaan dapat terjadi
strangulasi3. Istilah inkarserata terkadang dipakai untuk menggambarkan hernia yang
ireponibel tetapi tidak terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia ireponibel yang
mengalami obstruksi dapat juga disebut dengan inkarserata.3
Operasi darurat untuk hernia inkarserata merupakan operasi terbanyak nomor dua
setelah operasi darurat untuk apendisitis. Selain itu, hernia inkarserata merupakan
penyebab obstruksi usus nomor satu di Indonesia.6
strangulasi usus yang paling sering terjadi dan menyebabkan nekrosis yang terinfeksi
(gangren). Mukosa usus terlibat dan dinding usus menjadi permeabel terhadap bakteri,
yang bertranslokasi dan masuk ke dalam kantong dan dari sana menuju pembuluh
darah. Usus yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya pada leher pada
kantong hernia) dan cairan lumen yang mengandung bakteri keluar menuju rongga
peritonial menyebabkan peritonitis. Terjadi syok sepsis dengan gagal sirkulasi dan
kematian6. Bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus, hernianya disebut
hernia Richter. Ileus obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan benjolan hernia
tidak ditemukan dan baru terdiagnosis pada waktu laparatomi.3
survei hernia anak selama 10 tahun, hanya 6 anak atau 0,5% yang mengalami hernia
femoralis dari total kejadian hernia anak, dengan 1134 anak mengalami hernia
inguinalis. Hernia inguinalis direk juga jarang terjadi pada anak, dan sering terjadi
setelah operasi perbaikan hernia inguinalis indirek. Hernia umbilikalis sering terjadi
terutama pada bayi di daerah Afrika dan Amerika. Namun jarang menyebabkan
inkarserata dan biasanya mengalami resolusi seiring berjalannya waktu ketika anak
sudah berusia 5 tahun.4
1. Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis adalah salah satu kondisi yang paling umum ditemukan dalam
praktik pediatrik. Kondisi ini sering berhubungan dengan potensi morbiditas cedera
iskemik pada usus, testis, atau ovarium. Diagnosa yang tepat dan manajemen
merupakan bagian penting dari praktek sehari-hari bagi para praktisi anak dan ahli
bedah anak. Mayoritas kejadian hernia inguinalis pada bayi dan anak-anak adalah
hernia bawaan indirek (99 %) sebagai konsekuensi dari patensi prosesus vaginalis.4
a. Epidemiologi
Insiden kongenital hernia inguinalis indirek pada bayi baru lahir cukup bulan
adalah 3,5-5,0 %. Insiden hernia pada bayi prematur dan bayi berat lahir rendah
jauh lebih tinggi, mulai dari 9% menjadi 11 %, serta 30% pada bayi berat lahir
sangat rendah (< 1.000 g ) dan bayi prematur < 28 minggu kehamilan. Hernia
inguinalis jauh lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak
perempuan, dengan laki-laki terhadap perempuan dari 6 : 1. 60% persen dari hernia
inguinal terjadi di sisi kanan, 30 % berada di sisi kiri, dan 10 % adalah bilateral.
Insiden hernia bilateral lebih tinggi pada wanita yaitu sekitar 20-40 %.
Meningkatnya frekuensi kejadi hernia inguinalis di sisi kanan diduga ada kaitannya
dengan penurunan dari testis kanan yang terlambat dan gangguan obliterasi
prosesus vaginalis dari perkembangan vena cava inferior. Adanya kejadian riwayat
hernia inguinalis dalam keluarga sebesar 11,5 %.4
Di Indonesia, angka kejadian hernia innguinalis pada anak laki-laki dan
perempuan adalah 4:1. Hernia terutama terjadi pada tahun pertama kehidupan,
karena pada masa tersebut bayi bertambah besar dan lebih kuat menangis dan lebih
sering mengedan. Kejadian pada penderita usia 0-1 tahun adalah 42,1% dan 1-3
tahun sebanyak 24,2%. Lokasi hernia inguinalis pada anak yang paling sering
terjadi pada regio inguinalis lateralis dextra (52,6%), hernia inguinalis lateralis
sinistra (36,8%) dan bilateral (10,6%). Hernia inguinalis pada anak sebagian besar
6
terjadi repondibel yaitu sebesar 68,4% dan sisanya 31,6% terjadi hernia inguinalis
inkarserata.
b. Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab hernia inguinalis pada anak-anak sering terjadi akibat dari kelainan
perkembangan embriologi janin pada masa kehamilan. Namun pada beberapa anak
dapat terjadi hernia inguinalis yang didapat (akuista) yang disebut juga dengan
hernia inguinalis direk. Dalam beberapa jenis hernia, adanya kelemahan pada dasar
inguinalis yang memungkinkan terjadi penonjolan dari isi rongga abdomen.3
Faktor risiko yang diidentifikasi memiliki kontribusi besar terhadap
perkembangan hernia inguinalis kongenital berhubungan dengan kondisi yang
mempengaruhi kegagalan obliterasi prosesus vaginalis.1,4
Tabel 1. Faktor Resiko Hernia Pada Anak4
No
1.
2.
3.
4.
Penyakit
5.
Kronik
Kelainan jaringan ikat
Ehlers-Danlos syndrome
Hunter-Hurler syndrome
Marfan syndrome
outpouching peritoneal yang meluas melalui cincin inguinalis dan disertai dengan
keluarnya testis dari abdomen menuju ke skrotum. Bentuk gubernaculum testis
berasal dari mesonefros yang menempel pada kutub bawah dari testis dan
mengarahkan testis melalui cincin internal dan kanalis inguinalis ke dalam
skrotum. Testis melewati kanalis inguinalis dalam beberapa hari, tetapi
membutuhkan waktu sekitar 4 minggu untuk bermigrasi dari cincin eksternal
menuju skrotum. Ovarium juga turun menuju pelvis dari urogenital ridge tapi tidak
keluar dari rongga abdomen. Bagian kranial dari gubernaculum pada perempuan
berdiferensiasi menjadi ligamentum ovarium, dan bagian inferior gubernaculum
menjadi ligamentum round, yang melewati cincin internal dan menempel pada
labia mayor. Prosesus vaginalis pada anak perempuan meluas ke labia mayor
melalui kanalis inguinalis yang dikenal dengan canal Nuck.4
abdomen atau isi abdomen keluar dari rongga peritoneal dan mengakibatkan
kelainan inguinalis dan skrotum berupa hernia dan hidrokel.4
d. Patologi
Patensi prosesus vaginalis setelah kelahiran adalah hernia yang potensial, tetapi
tidak semua pasien dengan patensi prosesus vaginalis berkembang menjadi hernia
secara klinis. Hernia inguinalis terjadi ketika isi intraabdomen keluar dari rongga
abdomen dan masuk ke daerah inguinal melalui prosesus vaginalis yang paten.
Berdasarkan pada lokasi di kanalis inguinalis (lateral pembuluh epigastrika
inferior), disebut dengan adalah hernia inguinalis indirek, tetapi jarang
berhubungan dengan kelemahan atau kerusakan otot seperti yang khas terjadi pada
hernia dewasa. Tergantung pada tingkat patensi dari prosesus distal, hernia dapat
terbatas pada daerah inguinal atau sampai ke dalam skrotum. Kegagalan yang
komplit dari obliterasi prosesus vaginalis merupakan predisposisi terjadinya hernia
inguinalis komplit yang ditandai dengan penonjolan isi perut ke dalam kanalis
inguinalis dan mungkin meluas sampai ke skrotum. Obliterasi prosesus vaginalis
distal (sekitar testis) dengan patensi proksimal mengakibatkan hernia inguinalis
indirek klasik dengan tonjolan di kanalis inguinalis.1,4
Selain itu, patensi terus-menerus dari prosesus vaginalis adalah dua kali lebih
umum di sisi kanan, diduga ada kaitannya dengan terlambatnya penurunan testis
kanan dan gangguan perkembangan vena cava inferior dan vena iliaka eksternal.4
e. Gejala Klinis
Pada bayi dan anak-anak, pasien paling sering datang dengan keluhan adanya
benjolan yang hilang timbul pada lipat paha yang diperhatikan oleh orang tua saat
mereka sedang mengganti popok. Anak yang sudah lebih besar mungkin
merasakan sendiri adanya benjolan. Benjolan biasanya timbul saat bayi atau anak
menangis, mengedan, atau batuk. Pada pemeriksaan, korda spermatica pada sisi
yang mengalami hernia akan lebih tebal, dan tekanan pada abdomen bagian bawah
9
biasanya akan terlihat adanya hernia pada sisi yang terkena. Hernia inkarserata
terjadi karena isi hernia yang menonjol terjerat dan mengalami resolusi yang tidak
spontan. Jika hernia mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah, rewel, banyak
menangis, dan kadang-kadang perut kembung, harus dipikirkan kemungkinan
hernia inkarserata. Sedangkan pada bayi atau anak yang memiliki hernia inguinalis
strangulata akan tampak sebuah pembengkakan, adanya tonjolan lembut di
selangkangan, kadang-kadang dengan adanya perubahan warna kulit disekitarnya.
Jika anak sudah mengalami hernia inkarserata tidak segera dilakukan operasi,
akhirnya akan terjadi obstruksi usus, peritonitis dan toksisitas sistemik. Pada bayi
dan anak-anak terkadang tidak terlihat adanya benjolan pada waktu menangis,
batuk, atau mengedan. Dalam hal ini perlu dilakukan palpasi tali sperma dengan
membandingkan yang kiri dan yang kanan; kadang didapatkan tanda Silk atau
tanda sarung tangan sutra.1
f. Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Dari anamnesis didapatkan keluhan adanya benjolan yang hilang timbul pada
lipat paha yang diperhatikan oleh orang tua saat mereka sedang mengganti popok.
Benjolan biasanya timbul saat bayi atau anak menangis, mengedan, atau batuk.
Jika hernia mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah, rewel, banyak
menangis, dan kadang-kadang perut kembung dicurigai hernia inkarserata.1
Pemeriksaan fisik seorang anak dengan hernia inguinal biasanya teraba massa
halus yang berasal dari cincin lateralis eksternal ke tuberkulum pubikum. Massa
hanya dapat terlihat setelah batuk atau melakukan manuver Valsava. Saat
pemeriksaan teraba loop usus dalam kantung hernia. Pada anak perempuan, adanya
ovarium pada kantung hernia jarang terjadi, dan terkadang bingung untuk
membedakan hernia inguinalis dengan kelenjar getah bening pada regio lipat paha.
Pada anak laki-laki, dilakukan palpasi pada kedua testis penting untuk
menyingkirkan kemungkinan testis yang tidak turun atau retraktil testis.
1.) Hernia inguinalis inkarserata : dapat terjadi edema pada usus, usus membesar,
dan terjebak di luar rongga perut, proses ini yang dikenal dengan inkarserata.
Jika jeratan usus semakin parah sehingga aliran pembuluh darah terganggu,
akan menghasilkan hernia inguinalis strangulata. Dalam kasus inkarserata,
nekrosis dan iskemik dapat berkembang, dan dapat mengakibatkan perforasi
usus.
2.) Hernia dan hidrokel : Pada anak laki-laki, membedakan antara hernia dan
hidrokel tidak selalu mudah. Transillumination test telah dianjurkan sebagai
10
cara membedakan antara adanya kantung yang berisi cairan dalam skrotum
(hidrokel) dan adanya usus dalam kantung skrotum (hernia skrotalis). Namun,
pada kasus hernia inguinalis inkarserata, transillumination test mungkin tidak
menguntungkan karena setiap isi hernia yang menonjol berupa usus dengan
dinding yang tipis dan cairan dalam skrotum pada bayi juga dapat
bertransiluminasi. Pemeriksaan rectal touche mungkin sangat membantu jika
usus yang turun dapat teraba melalui cincin internal.3
3.) Tanda Silk : Ketika kantung hernia diraba di atas struktur korda spermatika,
sensasi yang teraba hampir sama dengan menggosok 2 lapisan sutra bersamasama. Temuan ini dikenal sebagai tanda sutra dan sangat sugestif pada hernia
inguinalis. Tanda sutra sangat penting pada anak-anak dan bayi, dimana palpasi
dari cincin inguinalis eksternal dan kanalis inguinalis akan sulit karena badan
pasien yang kecil.
4.) Reducing hernia spontan: hernia inguinalis yang reduce secara spontan (yang
diperhatikan oleh orang tua atau pengasuh). Dalam kasus tersebut, dapat dicoba
manuver dilakukan untuk meningkatkan tekanan intraabdomen pasien.
Manuver ini dilakukan dengan cara mengangkat bayi atau lengan anak di atas
kepala dapat menimbulkan tangisan atau usaha untuk membebaskan diri, dan
dengan demikian akan meningkatkan tekanan intraabdominal. Jika pada anak
yang lebih besar dapat diminta untuk batuk atau meledakkan balon.
Pemeriksaan Penunjang4
1.) Radiologi foto polos pada hernia ingunalis inkarserata dapat terlihat air
fluid level.
2.) Ultrasonografi dapat membantu membedakan antara hernia dengan
hidrokel, yang merupakan diagnosis cepat dan penting dalam mencegah
komplikasi hernia innkarserata
3.) Laparoskopi sebagai alat yang efektif dan dapat diandalkan, tetapi
membutuhkan anastesi umum.4
g. Penatalaksanaan
Adanya hernia inguinalis pada kelompok usia anak merupakan indikasi untuk
perbaikan dengan operasi. Hernia inguinalis tidak kembali secara spontan dan
perbaikan awal akan mengurangi resiko inkarserata dan komplikasi yang terkait,
terutama pada tahun pertama kehidupan (6-12 bulan). Waktu perbaikan operasi
tergantung pada beberapa faktor termasuk usia, kondisi umum pasien, dan kondisi
11
komorbid.6 Secara umum, waktu repair pembedahan pada bayi yang paling banyak
mengikuti ketentuan rule of 10s (10 weeks old, weight 10 pounds, dan 10
hemoglobin).2
Pada bayi usia < 1 tahun yang didiagnosa dengan hernia inguinal, perbaikan
harus dilakukan segera karena sebanyak 70 % dari hernia inguinalis inkarserata
membutuhkan operasi darurat untuk mengurangi dan memperbaiki kejadian pada
tahun 1 kehidupan. Selain itu, insiden atrofi testis setelah inkaserata pada bayi < 3
bulan usia telah dilaporkan sebanyak 30 % . Pada anak-anak > 1 tahun, risiko
inkarserata berkurang dan perbaikan dapat dijadwalkan operasi elektif. Untuk
hernia direduksi rutin, operasi harus dilakukan operasi elektif segera setelah
didiagnosis. Pilihan perbaikan hernia inguinalis dapat dilakukan secara aman
dalam pengaturan rawat jalan dengan harapan untuk pemulihan penuh dalam waktu
48 jam.4
Operasi ini paling sering dilakukan di bawah anestesi umum, tetapi dapat
dilakukan di bawah anestesi spinal untuk menghindari intubasi karena adanya
penyakit paru-paru kronis atau displasia bronkopulmonalis. Bayi prematur
mempunyai pertimbangan khusus dalam anastesi karena resiko lebih tinggi untuk
terjadinya apnea dan bradikardia setelah anestesi umum. Bayi <44 minggu usia
gestasi dan bayi aterm berusia < 3 bulan usia serta adanya kondisi komorbid harus
observasi adanya apnea dan monitor kardiorespirasi.4
Hernia repondible tanpa adanya tanda inkarserata pada pasien secara klinis
stabil, tahap awal dapat dikelola non-operatif. Pengurangan dengan kompresi
lembut hernia dapat dilakukan, namun upayaini tidak boleh dilanjutkan jika bayi
menangis dan tekanan yang menetap pada hernia. Penggunaan sedasi atau
analgesia sebelum mencoba reduksi dapat membantu untuk mengurangi tekanan
intraabdomen dan mengurangi tekanan pada leher kantung hernia pada cincin
inguinal. Teknik non-operatif lainnya dapat membantu dalam mengurangi hernia
inguinalis inkarserata yaitu dengan meninggikan bagian bawah batang tubuh dan
kaki dan paparan singkat kompres es. Reducing manual dilakukan pertama- tama
dengan traksi caudad dan posterior untuk membebaskan massa dari cincin inguinal
eksternal , dan kemudian ke atas untuk mengurangi isi hernia dan kembali ke
dalam rongga peritoneal. Perbaikan elektif dilakukan 24-48 jam kemudian, saat
ditemukan adanya edema yang berkurang, penanganan terhadap kantong hernia
akan lebih mudah, dan risiko komplikasi berkurang.4
12
13
pasca bedah seperti nyeri pasca herniorraphy, atrofi testis dan rekurensi hernia
umumnya dapat diatasi.
2. Hernia Umbilikalis
Merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum
dan kulit. Hernia umbilikalis merupakan hernia congenital pada umbilikus yang hanya
tertutup perineum dan kulit. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan angka ini
lebih tinggi lagi pada bayi premature. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara bayi
lelaki dan perempuan.6
a. Epidemiologi
Hernia umbilikalis adalah salah satu kondisi bedah yang paling umum pada
bayi dan anak-anak. Namun, kejadian keseluruhan sebenarnya tidak diketahui
karena banyak selesai secara spontan dan studi yang akurat belum dilakukan.
Sebagian besar terjadi sebagai temuan terisolasi pada bayi sehat dan kejadian
yang setara antara laki-laki dan perempuan. Insiden ini meningkat secara
signifikan pada bayi prematur dan bayi keturunan Afrika. Hernia umbilikalis
tercatat pada sampai dengan 75% dari bayi dengan berat <1500 gram. Banyak
studi dokumen insiden tinggi pada bayi Afrika dan Afrika-Amerika.
b. Etiologi dan Patofisiologi
Selama kehamilan, tali pusar lewat melalui lubang kecil dalam otot perut
bayi. Secara normal,pembukaan biasanya menutup setelah lahir. Namun jika otototot tidak bergabung bersama-sama sepenuhnya di garis tengah dari perut,
kelemahan di dinding perut dapat menyebabkan hernia umbilikalis pada saat
lahir.6
Kegagalan dari cincin umbilical untuk menutup menghasilkan defek sentral
dalam linea alba. Akibatnya hernia umbilikalis ditutupi oleh kulit umbilikal normal
dan jaringan subkutan, tetapi defek pada fasia memungkinkan penonjolan isi
abdomen. Hernia kurang dari 1 cm pada saat lahir biasanya akan menutup spontan
setelah empat tahun kehidupan.4
Dalam keadaan normal pertumbuhan janin intra uterina, terjadi perputaran usus
menuju posisi viscera seperti orang dewasa. Dalam proses tersebut usus sempat
menonjol ke umbilikus mulai minggu ke 6 dan berbalik lagi pada minggu ke 10 12, tumbuh dan menyelesaikan rotasinya. Kegagalan viscera untuk kembali secara
lengkap ke rongga abdomen menyebabkan dinding ventral perut fetus tak terbentuk.
Hal ini disebabkan rongga abdomen tak cukup besar untuk menampung viscera14
viscera yang menonjol ke umbilikus (ketidak sesuaian volume usus dan volume
abdomen). Pada bayi dengan omphalocele, viscera yang terletak pada umbilikus tak
dilapisi kulit namun hanya dilapisi membran tralusen yang terdiri atas membran
amnion tak dilapisi peritoneum. Yang dikawatirkan adalah karena udara (terkena
udara) maka membran tersebut cepat kering, terjadi nekrosis sehingga
membahayakan penderita. Karenanya perlu segera dilakukan tindakan operatif
dengan cara sebagian usus dipotong dan dinding usus dirapatkan.1
Hernia umbilikalis infantilis dapat disebabkan oleh:
a. Kongenital tak sempurna :
Sejak lahir anak telah mempunyai umbilicus yang menonjol
b. Akuisital.
Dengan defek di atas dan dicetuskan oleh tekanan intra abdominal yang meninggi
(menangis, batuk, mengejan) maka terjadi hernia. Biasanya terjadi beberapa hari
setelah lahir, sampai usia 1 - 2 tahun.
c. Faktor resiko
Hernia umbilical yang paling umum terjadi pada bayi ,terutama bayi prematur
dan bayi dengan berat lahir rendah. Bayi berkulit hitam tampaknya memiliki sedikit
peningkatan risiko hernia umbilikalis. Pada anak laki-laki dan perempuan angka
kejadiannya sama.2
d. Gejala klinis
Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut
yang masuk melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intraabdomen,
biasanya ketika bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan
sangat jarang terjadi inkarserasi.6
e. Diagnosis dan Tatalaksana Hernia Umbilikalis
Anamnesis dan Pemeriksaan fisik6
Dari gejala klinis berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang
masuk melalui cincin umbilikus, biasanya ketika bayi menangis dan umumnya tidak
menimbulkan nyeri.
Bila cincin hernia kurang dari 2 cm umumnya regresi spontan akan terjadi
sebelum bayi berumur enam bulan, kadang cincin tertutup setelah satu tahun. Usaha
untuk mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan
kanan, kemudian memancangnya dengan pita perekat (plester) untuk 2-3 minggu.
Dapat pula digunakan uang logam yang dipancangkan di umbilicus untuk
mencegah penonjolan isi rongga perut. Bila sampai usia satu setengah tahun hernia
masih menonjol, umumnya diperlukan koreksi operasi. Pada cincin hernia yang
15
melebihi 2 cm jarang terjadi regresi spontan dan lebih sukar diperoleh penutupan
dengan tindakan konservatif.
Hernia umbilikalis dewasa sering terjadi akibat operasi (hernia insisional),
dengan faktor predisposisi multipara, obesitas, tumor intraabdomen yang besar.
Terapi hernia umbilikalis pada orang dewasa hanya dengan pembedahan, defek di
f.
g. Komplikasi
Pada anak-anak, komplikasi hernia umbilikalis jarang terjadi. Komplikasi
dapat terjadi ketika penonjolan dinding abdomen menjadi inkarserata dan tidak
dapat lagi didorong kembali ke dalam rongga perut. Hal ini mengurangi suplai
darah ke bagian usus yang mengalami inkareserata dan dapat menyebabkan nyeri
pada umbilikus dan kerusakan jaringan. Jika bagian terperangkap usus benar-benar
terputus dari suplai darah (hernia strangulasi), kematian jaringan (gangren) dapat
terjadi. Infeksi dapat menyebar ke seluruh rongga perut, menyebabkan situasi yang
mengancam jiwa. Orang dewasa dengan hernia umbilikalis lebih mungkin
mengalami inkareserata atau obstruksi usus. Operasi darurat biasanya diperlukan
untuk mengobati komplikasi ini. Komplikasi lain hernia umbilikalis termasuk
rupturnya kantung hernia, infeksi, distensi abdomen, pneumonia, cairan di paruparu (pulmonary edema), perubahan warna kulit dari disfungsi hati (jaundice),
perdarahan usus (perdarahan), dan gangguan ginjal (renal).2
3. Hernia Kongenital Diafragma
Hernia kongenital diafragma terjadi karena kegagalan perkembangan diafragma
secara sempurna, akibatnya terbentuk beberapa foramen yang potensial untuk
terjadinya hernia. Hernia kongenital diafragma yang paling sering adalah hernia
Bochladeck dan hernia Morgagni.
Sebagian besar bayi mengalami gejala distres pernapasan saat lahir karena
hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis metabolik. Segera lakukan stabilisasi
kardiorespirasi bayi. Hal yang perlu diperhatikan bahwa pada 24-48 jam setelah
lahir terkadang ditandai oleh suatu periode yang relatif stabil dengan saturasi PO 2
yang tinggi dan perfusi jaringan yang relatif baik, yang disebut dengan
honeymoon period. Setelah periode ini sering diikuti oleh kerusakan progresif
kardiorespirasi pada sebagian pasien. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan operasi
segera setelah lahir.1
Saat ini telah diterima adanya kehadiran hipertensi pulmonal yang persisten
akan menghasilkan left-right-shunting melintasi foramen ovale yang terbuka atau
duktus arteriosus, dan derajat dari hiplopasia paru yang merupakan penyebab
utama indufisiensi kardiorespi. Oleh karena itu, manajemen saat ini diarahkan
untuk mencegah atau membalikkan hipertensi pulmonal, dan meminimalkan
barotrauma sekaligus mengoptimalkan pengiriman oksigen. Untuk mencapai
tujuan ini, bayi ditempatkan pada ventilasi mekanik menggunakan
dengan
19
BAB III
KESIMPULAN
Hernia merupakan kasus tersering di bagian bedah abdomen sesudah
appendicitis. Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan
melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi
di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya
daerah inguinal.
Penyebab terjadinya hernia yaitu kongenital dan didapat, secara kongenital bayi sudah
menderita hernia karena adanya defek pada tempat-tempat tertentu, pada saat dilahirkan
normal (kelainan belum tampak) tapi mempunyai defek pada tempat-tempat tertentu
(predisposisi) dan beberapa bulan (0-1 tahun) setelah lahir akan terjadi melalui defek tersebut
karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, menangis)
Hernia tipe kongenital merupakan kelainan yang paling sering membutuhkan tindakan
operasi, yaitu sebanyak 37% dari total operasi pada rumah sakit anak oleh karena itu sangat
penting bagi seorang dokter untuk menegakkan diagnosis hernia pada anak. Hernia yang
paling sering pada anak adalah hernia iguinalis lateralis dan hernia umbilikalis. Hernia
inguinalis lateralis disebabkan oleh kegagalan penutupan processus vaginalis pada intra
uterin, sedangkan hernia umbilikalis disebabkan oleh belum bersatunya otot-otot perut yang
biasanya akan meututp setelah lahir. Hernia inguinalis lateralis cukup sering menyebabkan
ingkarserata sehingga perlu dilakukan tindakan operasi sedangkan hernia umbilikalis sangat
jarang meyebabkan ingkarserata dan biasanya akan hilang sendirinya.
20
DAFTAR PUSTAKA
523-538
21