Disusun Oleh:
Nama
NIM
: 145040201111020
Kelompok
: Jumat / 08:45
Asisten
: Astri Dwi M.
BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1 Alat dan Bahan
1. Skarifikasi
Amplas
Pemotong kuku
Bak + pasir
Benih saga
Benih padi
2. Stratifikasi
Heater
Gelas kimia
Cawan petri
Kertas merang
Germinator
Benih saga
Benih padi
: Memanaskan air
: Sebagai wadah memanaskan air
: Sebagai media dalam metode UDK
: Sebagai media tanam benih
:Tempat penumbuhan benih
: Sebagai bahan pengamatan
: Sebagai bahan pengamatan
Metode Stratifikasi
Perlakuan 10 benih sagar dan padi
perkecambahan benih dengan UDK dan simpan dalam germinator serta amati
hingga 7hst dan dokumentasikan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Parameter
No.
Perlakuan
Komoditi
Vigor
Less
Vigor
Abnorma
l
Mati
10
10
Jumlah
10
10
Presentase
100%
100%
10
10
Jumlah
20
Presentase
200%
Perlakuan
Kontrol
Skarifikasi
Perlakuan
Kontrol
Saga
Padi
Parameter
N
Perlakuan
3
Stratifikasi
Kontrol
Ab
BM
BK
BSTT
10
Saga
10
Jumlah
20
Presentase
200%
Parameter
N
Perlakuan
3
N
Ab
BM
Stratifikasi
Kontrol
: normal
: abnormal
: benih mati
Padi
Ab
BM
BK
BSTT
10
10
Jumlah
20
Presentase
200%
BK
: benih keras
BSTT : benih segar tidak tumbuh
3.2 Pembahasan
3.2.1 Skarifikasi
Dormansi biji saga karena kerasnya kulit biji saga dapat dipecahkan
dengan mekanisme skalirifikasi dan perlakuan kimia. Mekanisme skalirifikasi
dengan mengikir/menggosok kulit biji dengan amplas dapat melemahkan kulit biji
yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air dan gas. Terbukti dari hasil
pengamatan, biji saga yang telah diamplas perkecambahannya lebih banyak
daripada biji saga yang hanya direndam dalam akuades.
3.2.2 Stratifikasi
Pada praktikum sistem stratifikasi pada biji saga dilakukan dengan cara
merendam biji saga dengan direndam di air hangat, hal ini membuat kulit biji saga
menjadi lunak sehingga dapat dengan mudah dilalui oleh air pada waktu imbibisi.
Waktu perendaman juga mempengaruhi kelunakan kulit biji saga. Semakin lama
waktu perendaman maka semakin lunak kulit biji saga dan mempercepat
perkecambahan biji saga.
Menurut Retno (2012) Pemecahan dormansi pada biji saga lebih cepat
dengan menggunakan larutan asam sulfat dengan konsentrasi pekat dan waktu
perendaman yang lama. Karena kulit biji saga yang direndam dengan asam sulfat
dan dengan waktu perendaman 15 menit menjadi lebih lunak sehingga mudah
untuk dilalui oleh air pada saat proses imbibisi.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
mempengaruhi
dormansi
biji:
Faktor
eksternal
meliputi
cahaya,
suhu dan kurangnya air. Faktor internal meliputi kulit biji, kematangan
embrio,adanya inhibitor (penghambat) dan rendahnya zat perangsang tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 1985. Pengantar Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Lita, Sutopo. 1985. Teknologi Benih. Jakarta: Rajawali.
Retno, Catarina. 2012. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB.
Sitompul. S.M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press.