Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KORUPSI SEBAGAI PERILAKU MENYIMPANG DALAM

KEWARGANEGARAAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Semester Ganjil pada Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang di ampu oleh Asep Dahliyana, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
Aldi Slamet Riyaldi (1501824)
Desty Nugraheni (1505487)
Egi Ahmad Fauzi (1507496)
Febby Nisrina Zein (1500296)
Fauziani Rahmadatillah (150561)
Nadia Zahra (1505154)
Ratih Nur Sholihah (1500981)
Somantri Wijaya (1507519)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena atas
nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Analisis Korupsi Sebagai Perilaku Menyimpang dalam Kewarganegaraan ini.
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi civitas
academica maupun masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih banyak
tentang perbuatan korupsi sehingga dapat mencegah dan ikut memerangi tindakan
tidak terpuji ini bersama-sama.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penyusunan
makalah ini, maka kritik maupun saran yang membangun kami harapkan demi
tercapainya perbaikan.
Semoga dengan ketidaksempurnaan itu menjadikan kita senantiasa
berpikir kritis dan analitis. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.

Bandung, 12 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
2

Halaman Judul............................................................................................................
i
Kata Pengantar . .
ii
Daftar Isi.........
iii
BAB I : PENDAHULUAN....
1
1.1..................................................................................................................
Latar Belakang.
.................................................................................................................
1
1.2..................................................................................................................
Rumusan Masalah.
.................................................................................................................
1
1.3..................................................................................................................
Tujuan.
.................................................................................................................
2
BAB II : PEMBAHASAN ....
3
2.1...................................................................................................................
Pengertian Korupsi
..................................................................................................................
3
2.2...................................................................................................................
Macam-macam Korupsi
..................................................................................................................
3

2.3...................................................................................................................
Faktor Penyebab Korupsi
..................................................................................................................
5
2.4..................................................................................................................
Dampak Perbuatan Korupsi.
.................................................................................................................
7
2.5..................................................................................................................
Upaya Pemberantasan Korupsi
.................................................................................................................
8
BAB III : PENUTUP.................................................................................................
9
3.1..................................................................................................................
Simpulan
.................................................................................................................
9
3.2..................................................................................................................
Saran
.................................................................................................................
9
Daftar Pustaka........
10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Negara Indonesia sebenarnya sudah lama berhadapan dengan
bahaya laten dari kasus korupsi yang semakin lama semakin terungkap
mulai dari kalangan petinggi negara hingga ke berbagai lapisan
masyarakat. Hal tersebut menyebabkan masyarakat kehilangan sebagian
dari kepercayaan mereka kepada pihak pemerintah maupun para penegak
hukum. Padahal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemerintah
dan petinggi lainnya harus bisa bersinergi bersama masyarakat guna
mewujudkan kesejahteraan bersama, bukan karena memiliki wewenang
justru berniat untuk memperkaya diri sendiri maupun pihak yang
berkepentingan.
Meninjau realita yang terjadi di Indonesia, pendidikan antikorupsi
perlu

ditanamkan

sejak

dini

sehingga

masyarakat

dapat

mengimplementasikan pengetahuan yang ia dapat ke dalam kehidupan


sehari-hari. Karena kasus korupsi sendiri dapat diartikan bukan sebatas
memperkaya diri sendiri melainkan juga mengambil hak orang lain serta
dapat menimbulkan efek candu bagi siapapun pelakunya. Apabila
masyarakat sendiri sudah mencoba untuk korupsi sejak awal, maka ke
depannya pun akan berdampak sedemikian buruknya bagi roda
kehidupan suatu negara.
Dengan demikian, penulis mengangkat tema tentang korupsi dan
memaparkan dampak yang ditimbulkan serta upaya preventif dan kuratif
yang dapat dilakukan dalam memberantas indakan korupsi ini dengan
harapan agar masyarakat tidak apatis dan juga dapat ikut andil dalam
menegakkan keadilan serta berperilaku sebagai warga negara yang
disiplin dan taat pada peraturan seperti sebagaimana mestinya.
1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan rumusan


masalah sebagai berikut :
1. Apakah faktor pendorong perilaku korupsi?
2. Apa dampak yang dapat ditimbulkan oleh tindakan korupsi?
3. Apa saja upaya meminimalisasi tindakan korupsi?
1.3.

Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini, antara lain :
1. Memaparkan berbagai faktor pendorong terjadinya tindakan
korupsi
2. Menguraikan dampak yang ditimbulkan apabila melakukan
tindakan korupsi
3. Menguraikan berbagai upaya agar perilaku korupsi dapat
diminimalisasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Korupsi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), korupsi
(/korupsi/ n) penyelewengan

atau

penyalahgunaan

uang

negara

(perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.


Sedangkan, berdasarkan undang-undang nomor 31 tahun 1999, perbuatan
korupsi mencakup perbuatan : melawan hukum, memperkaya diri
orang/badan lain yang merugikan

keuangan/perekonomian

negara

(pasal 2); menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang


dapat

merugikan

keuangan/kedudukan

yang

dapat

merugikan

keuangan/perekonomian negara (pasal 3); kelompok delik penyuapan


(pasal 5,6, dan 11); kelompok delik penggelapan dalam jabatan (pasal 8,
9, dan 10); delik pemerasan dalam jabatan (pasal 12); delik yang
berkaitan dengan pemborongan (pasal 7); delik gratifikasi (pasal 12B dan
12C).
Dari kedua pengertian di atas, dapat kita rumuskan pengertian
korupsi merupakan tindakan tercela yang secara sadar dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk mengambil sebagian atau
seluruh hak orang lain demi mendapatkan keuntungan ataupun
memperkaya diri sendiri dan atau kelompok atau menyuap untuk
mempercepat jalannya suatu birokrasi.
2.2.

Macam-Macam Korupsi
Gerald E. Caiden dalam Toward a General Theory of Official
Corruption menguraikan secara rinci bentuk-bentuk korupsi yang umum
dikenal, yaitu :
1. Berkhianat, subversive, transaksi luar negeri ilegal, penyelundupan.
2. Penggelapan barang milik lembaga, swastanisasi anggaran
pemerintah, menipu dan mencuri.
3. Penggunaan uang yang tidak tepat, pemalsuan dokumen dan
penggelapan uang, mengalirkan uang lembaga ke rekening
pribadi,menggelapkan pajak, menyalahgunakan dana.
4. Penyalahgunaan wewenang, intimidasi, menyiksa, penganiayaan,
memberi ampun dan grasi tidak pada tempatnya.
5. Menipu dan mengecoh, memberi kesan yang salah, mencurangi dan

memperdaya, memeras.
6. Mengabaikan keadilan, melanggar hukum, memberikan kesaksian
palsu, menahan secara tidak sah, menjebak.
7. Tidak menjalankan tugas, desersi, hidup menempel pada orang lain
seperti benalu.
8. Penyuapan dan penyogokan, memeras, menguti pungutan, meminta
komisi. Menjegal pemilihan umum, memalsukan kartu suara,
membagi-bagi wilayah pemilihan umum agar bisa unggul.
Menggunakan informasi internal dan informasi rahasia untuk
kepentingan pribadi; membuat laporan palsu.
9. Menjual tanpa izin jabatan pemerintah, barang milik pemerintah, dan
surat izin pemerintah.
10. Manipulasi peraturan, pembelian barang persediaan, kontrak, dan
pinjaman uang.
11. Menghindari pajak, meraih laba berlebihan.
12. Menjual pengaruh, menawarkan jasa perantara, konflik kepentingan.
13. Menerima hadiah, uang jasa, uang pelicin dan hiburan, perjalanan
yang tidak pada tempatnya.
14. Berhubungan dengan organisasi kejahatan, operasi pasar gelap.
15. Perkoncoan, menutupi kejahatan.
16. Memata-matai secara tidak sah, menyalahgunakan telekomunikasi
dan pos.
17. Menyalahgunakan stempel dan kertas surat kantor, rumah jabatan,
dan hak istimewa jabatan.
Faktor Penyebab Tindakan Korupsi
Berdasarkan GONE Theory yang dikemukakan oleh Jack Bologne,

2.3.

tindakan korupsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain


1. Greedy (keserakahan)
2. Opportunity (kesempatan)
3. Needs (kebutuhan)
4. Exposures (pengungkapan)
Selain itu kita dapat mengklasifikasikan faktor pendorong
seseorang atau sekelompok orang melakukan korupsi, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor ini muncul dari dorongan diri sendiri untuk
melakukan tindakan korupsi. Salah satu faktornya ialah
berdasar sifat alamiah manusia sebagai makhluk tuhan yang
4

tidak pernah merasa puas dengan apa yang ia dapatkan


sehingga ia akan terus mencari dengan cara apapun. Hal ini
pula yang mendukung pernyataan bahwa tindakan korupsi
dewasa ini sudah menjadi candu bagi para pelakunya.
Sifat konsumtif juga menjadi faktor internal yang
berkaitan dengan sifat tak pernah puas yang dimiliki
manusia. Bagaimanapun itu, gaya hidup konsumtif hanya
akan terus mendorong seseorang untuk mencari pemenuh
hasrat material yang tidak lain dan tidak bukan ialah harta.
Selain itu, rendahnya integritas dan profesionalisme
yang dimiliki seseorang sangat mendukung terjadinya
fenomena korupsi yang merajalela. Individu yang dengan
mudah tergoda untuk berbuat korupsi karena rendahnya
kualitas dan tidak bisa memegang amanah dengan baik
akan cenderung berusaha loyal terhadap atasan.
Pada dasarnya faktor yang paling

utama

pengaruhnya ialah tingkat keimanan seseorang yang rendah


sehingga mudah terhasut dengan segala ajakan negatif.
Semakin meningkatnya keimanan seseorang, semakin
rendah keinginannya terhadap hal-hal yang bersifat
duniawi.
2. Faktor Eksternal
Salah satu faktor eksternal yang dapat memengaruhi
seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan korupsi
adalah lemahnya komitmen penegakkan sistem dan hukum
yang berlaku. Hukum, dalam pelaksanaannya yang tidak
tepat sasaran atau diskriminatif dan sering menimbulkan
multitafsir menjadi penyebab menjamurnya kasus korupsi
dan menjadikannya hal yang sudah lazim terjadi di mata
masyarakat. Dengan demikian, sistem dapat dengan mudah
disusupi para oknum yang berusaha mencari jalan pintas
dibanding mengikuti serangkaian alur birokrasi.
Lingkungan kerja juga dapat menjadi ladang basah
dengan

membuka peluang besar bagi para pegawainya


5

untuk menyelewengkan tanggung jawab yang mereka


emban. Kemudian kurang diterapkannya transparansi
dalam pelaksanaan suatu organisasi maupun lembaga
membuat perangkat-perangkat yang ada di dalamnya
menjadi leluasa dalam mempraktikkan tindakan korupsi.
Satu hal lagi yang menjadikan tindakan tercela ini
sebagai suatu hal yang lumrah di kalangan masyarakat
adalah karena kultur masyarakat dalam memberi tip di
setiap kesempatan yang ada sudah mendarah daging dan
justru dianggap aneh apabila tidak melakukannya. Inilah
yang menyebabkan jiwa-jiwa korupsi dengan mudah
tertanam dalam pikiran masyarakat.

2.4.

Dampak Korupsi
Korupsi yang dilakukan oleh para petinggi negara mencerminkan
lemahnya kredibilitas mereka sebagai bagian dari sistem perangkat suatu
negara. Fenomena inilah yang menurunkan kepercayaan masyarakat
terhadap wakil rakyatnya sendiri yang seharusnya menjadi wadah atau
penyalur aspirasi masyarakat. Sementara aspirasinya tidak terpenuhi,
masyarakat akan semakin tidak peduli dengan keadaan negaranya sendiri.
Mereka akan memilih apatis atau anarkis dalam menanggapi isu-isu yang
terjadi karena kekecewaan yang sudah tak terbendung lagi. Inilah yang
menyebabkan kasus korupsi di Indonesia tidak bisa dengan mudah
teratasi karena tidak adanya gebrakan dari masyarakat demi terciptanya
perbaikan sistem.
Ironisnya lagi ketika masyarakat justru meniru perbuatan tercela
tersebut di kehidupan sehari-hari. Misalnya saja dengan mengatakan
kebohongan sekali, individu tersebut akan terdorong untuk mencari siasat
kebohongan lainnya guna menutupi kebohongan yang sebelumnya ia
katakan. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai korupsi kecil yang dapat
berkembang menjadi lebih besar lagi karena sudah menjadi kebiasaan.

Dari yang sebelumnya melakukan secara pribadi kemudian mulai


berkembang mencari rekan untuk bersekongkol atau diajak bekerja sama
untuk melakukan korupsi. Di sini dapat dilihat adanya pergeseran nilai
akhlak dan moral yang terjadi pada masyarakat.
Dalam skala nasional, korupsi ini sangat memengaruhi laju
ekonomi negara. Uang negara yang seharusnya dipergunakan sesuai
anggaran yang direncanakan tetapi justru diselewengkan menyebabkan
negara harus mengalami kerugian yang terbilang tidak kecil. Bisa saja
dana yang seharusnya diperuntukkan untuk pembangunan atau
dialokasikan untuk perbaikan sekolah-sekolah yang berada di pedalaman
tidak sampai kepada instansi yang bersangkutan. Hal inilah yang
menyebabkan banyak sekolah di Indonesia yang tidak tersentuh oleh
pemerintah.
2.5.

Upaya Pemberantasan Korupsi


1. Upaya Preventif (Pencegahan)
Upaya pencegahan dapat dilakukan di dalam
keluarga maupun lingkungan sekolah. Penanaman budi
pekerti bagi anak-anak sangat penting karena pada
hakikatnya keluarga adalah pendidikan awal dan utama bagi
anak-anak. Orang tua dapat menanamkan pendidikan akhlak
dan moral sejak dini.
Di lingkungan sekolah sendiri, selain mengajarkan
pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan, guru
dapat mengajarkan pendidikan antikorupsi kepada muridmuridnya melalui perwujudan dari nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.
Karena pada dasarnya ini adalah upaya pencegahan,
maka diharapkan dengan diterapkannya tindakan-tindakan
pencegahan ini korupsi di Indonesia dapat berkurang dan
dapat mencetak generasi antikorupsi.
2. Upaya Kuratif
Di antara lembaga kepolisian, pengadilan, dan
kejaksaan, pembentukan komisi pemberantasan korupsi
(KPK) merupakan suatu gebrakan terbesar yang bisa
7

diwujudkan guna memberantas KKN (korupsi, kolusi,


nepotisme) di negara Indonesia khususnya.
Peraturan perundang-undangan yang berlaku juga
sudah mengatur tentang hukum pidana kasus korupsi.
Hanya saja pada kenyataannya hukum yang berjalan tidak
selalu efektif dan masih kurang memberi efek jera pada
para pelaku tindakan korupsi.

BAB IV
PENUTUP

4.1.

Simpulan
Korupsi merupakan tindak kriminalitas dengan mengambil
sebagian ataupun seluruh hak orang lain yang secara tidak langsung
menimbulkan bahaya bagi masa depan suatu negara. Tindakan ini perlu
diminimalisasi dengan upaya pencegahan dan penanggulangan yang
baik.

4.2.

Saran
Dalam penyusunan karya tulis ini lebih baik disajikan data berupa
hasil survei tanggapan masyarakat mengenai fenomena korupsi yang
marak terjadi di Indonesia dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Fadhilatunnisa, Adila. 2014. Faktor-faktor penyebab korupsi. Diakses dari


https://www.academia.edu/11493399/Faktor-faktor_penyebab_korupsi

(25

November 2015)
Hayati, Anggun. 2011. Strategi pemberantasan korupsi di Indonesia. Diakses dari
https://www.academia.edu/3097181/STRATEGI_PEMBERANTASAN_KO
RUPSI_DI_INDONESIA (25 November 2015)
Hardiyanti, Febriyanti. Tanpa Tahun. Dampak masif korupsi terhadap bangsa.
Diakses

dari

https://www.academia.edu/7269728/Dampak_Masif_Korupsi_Terhadap_Ba
ngsa (25 November 2015)
Indriyani, Clara. Tanpa Tahun. Faktor-faktor penyebab tindak korupsi. Diakses
dari

https://www.academia.edu/7174050/FAKTOR-

FAKTOR_PENYEBAB_TINDAK_KORUPSI (26 November 2015)


Sadewo, Ari dkk.. 2013. Peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia. Diakses dari http://www.slideshare.net/hannachan73/peran-sertadalam-upaya-pemberantasan-korupsi-di-indonesia (26 November 2015)

Anda mungkin juga menyukai