Anda di halaman 1dari 4

PERATURAN DIREKTUR

RSIA KUMALA SIWI


NOMOR /2007
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI
DIREKTUR RUMAH SAKIT RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA
Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSIA Kumala Siwi
Pecangaan Jepara,maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Farmasi
yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Farmasi di RSIA Kumala Siwi Pecangaan Jepara
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur RSIA Kumala
Siwi Pecangaan Jepara sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
Farmasi di RSIA Kumala Siwi Pecangaan Jepara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b,perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSIA Kumala Siwi Pecangaan
Jepara.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197
/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit
4. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan ......Nomor . Tahun 2007
tentang Struktur Organisasi RSIA Kumala Siwi Pecangaan Jepara.
5. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan .... Nomor 021/YSP/10/ 2007
tentang Penunjukan Direktur RSIA Kumala Siwi Pecangaan Jepara.
M E M U TU S KAN :
Menetapkan :
Pertama

: KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN


JEPARA TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI RSIA
KUMALA SIWI

Kedua

Kebijakan pelayanan Farmasi RSIA Kumala Siwi Pecangaan Jepara


sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga

Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Farmasi


RSIA Kumala Siwi dilaksanakan oleh Kepala Penunjang Medis
RSIA Kumala Siwi .

Keempat

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di
Pada tanggal ................ 201
Direktur
RSIA Kumala Siwi Pecangaan Jepara

Lampiran
Peraturan Direktu RSIA Kumala Siwi
Nomor

Tanggal

KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI


RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA

1. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan,


produksi, penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi
dan pemantauan.
2. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi /
perbekalan farmasi yang beredar di rumah sakit.
3. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat.
4. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
5. Instalasi Farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telah
lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang
telah memilliki Surat Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Kerja.
6. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan
peraturan-peraturan farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan
pengawasan distribusi .
7. Sediaan farmasi / perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, alat
kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis.
8. Mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran
sediaan farmasi kepala instalasi sebagai penanggung jawab dapat dibantu oleh
Reseptor dan / atau tenaga tehnis kefarmasian.
9. Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dari dokter, dan
apoteker menganalisa secara kefarmasian.
10. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi,
meliputi :
Nama , umur, jenis kelamin, berat badan pasien
Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter

Tanggal resep
11. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia atau
hal lain dengan persetujuan dokter.
12. Penyediaan obat didasarkan pada formularium rumah sakit..
13. Besarnya persediaan obat/ alkes di logistik farmasi ditentukan maksimum untuk
pemakaian satu bulan, kecuali untuk obat-obat yang dikategorikan fast moving
persediaan dapat ditingkatkan sampai dengan maksimum untuk tiga bulan.
14. Formulir pemakaian obat pengganti resep harus ditandatangani oleh Kepala
Instalasi farmasi.
15. Penerimaan obat / alkes dari logistik farmasi dengan kadaluarsa paling lambat
satu tahun hanya untuk obat-obat yang digolongkan cito dan segera pakai.
16. Jika harga obat / alkes di atas Rp. 100.000,00 perlu persetujuan dari pasien /
keluarga pasien dengan menandatangani di belakang resep bahwa obat tidak
dapat dikembalikan.
17. Untuk menjaga kualitas, semua obat atau alkes dari pedagang besar farmasi
(PBF) yang resmi.
18. Permintaan narkotika di tulis dokter atau dokter yang berwenang dengan
mencantumkan nomor Surat Izin Praktek (SIP) dan alamat lengkap.
19. Tidak menyediakan alkohol 70% dijual bebas.
20. Memberikan pelayanan selama 24 jam terus menerus ke seluruh unit kerja terkait
seperti IGD, rawat inap, rawat jalan, dan rawat intensif.
21. Tidak menyediakan susu bayi (< 6 bulan ) untuk dijual bebas.
Direktur,

Anda mungkin juga menyukai