PRAKTIKUM PETROLOGI
Pendahuluan
1
Latar Belakang
Petrologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang
mempelajari
batuan
secara
mata
telanjang,
secara
yakni:
1. Praktikum harus hadir 5 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikum yang terlambat sebelum 5 menit dianggap tidak hadir.
3. Praktikum dilarng merokok, makan dan minum di dalam laboratorium.
4.
5. Praktikum yang mengikuti acar praktikum harus memakai pakaian
(kemeja, bukan kaos oblong).
6. Peserta praktikum yang tidak hadir 3 (dua) kali berturut-turut akan
dianggap gugur dan akan mengulang tahun depan.
7. Praktikum yang mendapakan assistensi adalah praktikum yang mengikuti
acara praktikum
terhadap
praktikum
akan
dikenakan
sanksi
berupa
Alat-Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam mengikuti kegiatan praktikum
yakni :
1
Kertas
Pensil
Pengahapus
Pena
Penggaris
HCL
BAB II
BATUAN BEKU
2.1.
Dasar Teori
2.1.1. Pengertian Batuan
Batuan didefinisiksn sebagai semua bahan yang membentuk kerak
adalah kuarsa. Mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang
sangat tidak stabil, sedangkan mineral yang terbentuk paling akhir adalah
mineral yang paling stabil
Tabel 2.2.Reaksi seri Bowen (1928) dari mineral-mineral utama pembentuk batuan beku.
2.2.
Deskripsi Batuan
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam
yang tersusun atas mineral-mineral felsik misalnya kwarsa, potas
feldsfar, muskovit.
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya adalah batuan
beku intermediet di mana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir
sama banyak.
Masif
Merupakan batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas. Atau
apabila pada batuan tidak menunjukan fragmen batuan lain yang
tertanam di tubuhnya.
10
Jointing
Merupakan batuan yang mempunyai retakan-retakan. Kenampakan ini
akan mudah di amati pada singkapan di lapangan.
Vesikular
Sering di cirikan dengan adanya lubang-lubang gas, struktur ini di bagi
lagi menjadi 3 yaitu:
1 Skorian : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
11
3 Aliran
Xenolith
Merupakan struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan
yang masuk dan tertanam di dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk
akibat adanya peleberan tidak sempurna dari suatu batuan samping di
dalam magma yang menerobos.
12
Autobreccia
Merupakan struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen dari lava itu
sendiri.
tekstur
berhubungan
dengan
sejarah
pembentukan
rangkaian proses
13
dan
2.2.4.1.
Granularitas
14
Ukuran butir
Halus
Sedang
Kasar
Sangat kasar
Heinric
< 1 mm
1 10 mm
10 30 mm
> 30 mm
Inequigranular
Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat di bagi
lagi menjadi :
a) Faneroporfiritik, bila kristal mineral yang besar (Fenokris)
di kelilingi kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar)
dan dapat di kenali dengan mata telanjang. Contoh : Diorot
Porfir.
16
kelilingi
oleh
kristal
mineral
yang
lebih
kecil
(massa
17
2.2.4.4.
Tekstur Khusus
Tekstur khusus adalah tekstur yang menunjukan pertumbuhan
Asam
Intermediet
Basa
Ultrabas
(Felsik)
(Felsik=Mafik)
(Mafik)
a
(Ultra
Fanerik
Afanitik
Glassy
Vesikuler
Granit
Rhyolit
Diorite
Andesite
Obsidian
Pumisan
Gabro
Basalt
Basalt Glass
Scoria
Mafik)
Dunite
-
Kelompok GranitRiolit
18
di bedakan
Kelompok DioritAndesit
Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama tersusun
atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblende, piroksen dan
kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil
3.
Kelompok GabroBasalt
Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineralmineral olivine,plaglioklas Ca, piroksen dan hornblende.
4.
sangat
menentukan
dalam
penamaan
batuan.
Alkali
Feldspar
(Ortoklas,
Mikroklin,
Anortoklas, Sanidin).
3) Kelompok Feldspatoid (Leusit, Nefelin, Sodalit).
Feldspar di bagi menjadi alkali feldspar dan plagioklas
b.
19
3.
4.
lakukan hanya menggunakan mata telanjang atau dengan bantuan loupe (kaca
pembesar) terhadap contoh setangan (hand speciement), oleh karena itu
20
Nama Mineral
Warna
Olivin
Hijau
Piroksen
Hijau tua
Amfibol
(Hornblende)
Biotit
Alkali feldspar
Plagioklas
Perawakan mineral
Hitam,
coklat
Tidak teratur,
membutir, massif
Prismatik pendek
Prismatik panjang,
menyerat, membutir
Hitam,
Tabular, berlembar
coklat
Merah
(memika)
Prismatik/tabular
jambu,
panjang, masif,
Putih
membutir
Prismatik/tabular
Putih susu,
abu abu
Muskovit
Bentuk dan
Putih,
transparan
panjang, masif,
Belahan
Keterangan/Sifat
Khusus
Tak sempurna
Kilap kaca
2 arah saling
Kilap kaca,
tegak lurus
2 arah,
permukaan halus
membentuk
Kilap arang
sudut
2 arah
Kilap kaca
2 arah
3 arah
membutir
Kilap kaca/ mutiara,
Tabular, berlembar
1 arah
(memika)
sering terdapat
dalam granit
pegmatite
Kuarsa
Kalsit
Tidak
berwarna,
putih abu
Tidak
Rhombohedral, masif,
berwarna,
membutir
21
Tidak ada
Sempurna
Membuih bila
ditetesi HCl, kilap
putih
Klorit
Hijau
Berlembar (memika)
Sempurna
Tabular, berlembar
Sempurna
kaca
Umum pada batuan
metamorf
Tidak
Serisit
berwarna,
Kilap kaca
putih
Asbes
Garnet
Halite
Putih
Coklat
merah
Tak
berwarna,
putih, merah
Tak
Gypsum
Anhidrit
berwarna,
Terutama tersusun
menyerat
atas antopilit
Poligonal, membutir
Tidak ada
Kubus, masif,
Sempurna
Sebagai garam
membutir
Memapan, membutir,
Sempurna
menyerat
putih
Putih, abu abu, biru
evaporit
Masif, membutir
Lembar-lembar tipis
terjadi dari evaporit
Sempurna
pucat
Karena evaporit
(umumnya)
22
Albite : putih
b. Struktur kristal dan ikatan atom
Contoh : Intan : tidak berwarna
Grafit : hitam
: isometric
: heksagonal
23
(struktur holohyalin).
contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
24
26
2.2.7.2.
komposisi
kimianya
batuan
beku
dapat
dibedakan menjadi:
1. Batuan beku Ultra Basa memiliki kandungan silika kurang dari
45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.
2. Batuan beku Basa memiliki kandungan silika antara 45% 52%. Contohnya Gabro, Basalt.
3. Batuan beku Intermediet memiliki kandungan silika antara
52%-66%. Contohnya Andesit dan Syenit.
4. Batuan beku Asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%.
Contohnya Granit, Riolit.
Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan
lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.
2.2.7.3.
Tekstur
batuan
beku
menggambarkan
keadaan
yang
27
pembentukan
mineral.
Dan
tekstur
afanitik
menggambarkan
28
penyusunnya hampir mirip dengan diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa
dan alkali felspar, sementara palgioklasnya secara berangsur berubah ke asam.
Apabila alkali felspar dan kuarsanya semakin bertambah dan palgioklasnya
semakin asam maka sebagai batuan beku dalam asam dinamakan granit,
sedang batuan beku luarnya adalah riolit. Di dalam batuan beku asam ini
mineral mafik yang mungkin hadir adalah biotit, muskovit dan kadang-kadang
amfibol. Batuan beku dalam sangat asam, dimana alkali felspar lebih banyak
daripada plagioklas adalah sienit, sedang pegmatit hanyalah tersusun oleh
alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang tersusun oleh gelas saja disebut
obsidian, dan apabila berstruktur perlapisan disebut perlit.
Nama-nama batuan beku tersebut di atas sering ditambah dengan aspek
tekstur, struktur dan atau komposisi mineral yang sangat menonjol. Sebagai
contoh, andesit porfir, basal vesikuler dan andesit piroksen. Penambahan nama
komposisi
2.3.
Batuan Piroklastik
Batuan piroklastik adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunung
30
sebabnya dinamakan sebagai piroklastik, yang berasal dari kata pyro berarti
api (magma yang dihamburkan ke permukaan hampir selalu membara,
berpendar atau berapi), dan clast artinya fragmen, pecahan atau klastika.
2.3.1. Genesa
Secara genetik batuan beku fragmental dapat dibagi menjadi empat tipe
utama, yaitu:
1. Endapan Jatuhan Piroklastik (Piroclastic Fall Deposits
Endapan piroklastik ini dihasilkan dari erupsi eksploasif yang
melemparkan materialmaterial vulkanik ke atmosfir dan jatuh
di sekitar erupsi. nBahan piroklastik setelah dilempar dari pusat
vulkanik langsung jatuh ke darat melalui medium udara. Ciri
yang nampak dari endapan ini adalah berlapis baik, dan pada
lapisannya akan memperlihatkanan struktur butiran bersusun,
dengan beberapa struktur yang pada strata sedimen, antara lain
kenempakan
gradasi
normal
pada
pumis
maupun
32
33
2.3.3. Lithologi
Aspek litologi dapat dipakai untuk klasifikasi batuan piroklastik. Dasar
klasifikasi yang sering dipakai antara lain :
1. Ukuran Butir
Berdasarkan ukuran butir klastikanya, sebagai bahan lepas
(endapan) dan setelah menjadi batuan piroklastik, penamaannya
seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2.3 Klasifikasi batuan piroklastik
Ukuran
butir
> 64 mm
2 64 mm
1 2 mm
< 1 mm
Nama batuan
Bom gunungapi
Aglomerat
Blok/bongkah gunungapi
Lapili
Abu gunungapi kasar (pasir
Breksi piroklastik
Batulapili
kasar)
Abu gunungapi halus
Tuf kasar
Tuf halus
35
material
piroklastik
khususnya
berbutir
halus
36
2. Ash Fall : yaitu primary piroklastik atau bahan yang belum mengalami
pergerakan dari tempat semula diendapkan oleh proses jatuhan selama
belum mengalami pembatuan atau lithifikasi (Fisher, 1960).
a. Agglomerate ; diartikan sebagai batuan yang terbentuk dari hasil
konsolidasi material yang mengandung bom (tuff agglomerate
merupakan batuan yag kandungan bom sebanding atau lebih banyak
dari abu vulkanik)(Widiasmoro, 1970)
37
a. Breksi aliran terbentuk pada bagian tepi lava aliran akibat pemadatan
pada tepi kerak dan gerakan mengalir setelah pendinginan (Fisher,
1960, Wrigth dan Brown, 1963, Mac Donald, 1972)
b. Breksi letusan akibat letusa gas, yang terkandung di lava seehingga
terjadi fragmentasi pada kerak bagian luar lava yang mulai membeku
5. Breksi vulkanik aloklastik adalah breksi yang terbentuk dari hasil
fragmentasi, batuan yang telah ada sebelum mengalami pekerjaan proses
vulkanisme:
a. Breksi intrusi : yaitu breksi yang mengandung fragmen batuan yang
diterobos magama dalam matriks batuan beku (Harker, 1908 dan
Bowes, 1960)
b. Explosion brecia : merupakan breksi hancuran batuan karena adanya
ledakan vulkanik yang terjadi di bawah permukaan (Wrigth dan
Bowes, 1960)
c. Tuffsite brecia : merupakan breksi yang tersusun atas fragmen batuan
yang intrusi magma dengan tuff sebagai matriks yang mengandung
bekas aliran gas di dalamnya (Wrigth dan bowes, 1960
6. Breksi vulkanik epiklastik
a. breksi laharik merupakan breksi yang dihasilkan dari aliran lumpur
pekat berupa pencampuran antara butiran vulkanik berukuran bergam
dengan batuan non vulkanik (Fisher, 1960)
b. batu pasir tuffan atau konglomerat tuffan merupakan batuan sedimen
epiklastik yang terngkut juga di dalamnya kompone piroklastik
misalnya pumis atau shard.
c. batu pasir atau konglomerat vulkanik merupakan batuan epiklastik
yang tersusun dari fragmenfragmen yang berupa vulkanik yang telah
mengalami erosi dan pengangkutan yang kemudian diendapkan.
39
2.4.
40
hasil
menggunakan
pengamatan
klsifikasi
untuk
tertentu,
menentukan
pada
nama
praktikum
ini
Petrogenesa
Petrogenesa adalah bagian dari petrologi yang menjelaskan seluruh
aspek terbentuknya batuan mulai dari asal-usul atau sumber, proses primer
terbentuknya batuan hingga perubahan-perubahan (proses sekunder) pada
batuan tersebut.Untuk batuan beku, sebagai sumbernya adalah magma.
Proses primer menjelaskan rangkaian atau urutan kejadian dari
pembentukan berbagai jenis magma sampai dengan terbentuknya berbagai
macam batuan beku, termasuk lokasi pembekuannya. Setelah batuan beku
itu terbentuk, batuan itu kemudian terkena proses sekunder, antara lain
berupa oksidasi, pelapukan, ubahan hidrotermal, penggantian mineral
(replacement), dan malihan, sehingga sifat fisik maupun kimiawinya dapat
berubah total dari batuan semula atau primernya.
Sejarah terbentuknya batuan beku sebagian besar berlangsung lama
(dalam ukuran waktu geologi), dan umumnya terjadi di bawah permukaan
bumi, sehingga tidak dapat diamati langsung, maka analisis atau
penjelasannya
bersifat
interpretatif.
Pembuktian
mungkin
dapat
41
Bagaimana
kejadiannya olivin dapat muncul bersama kuarsa dan biotit di dalam satu
batuan ? Bagaimana terbentuknya andesit dari basal dan riolit ?
Berdasarkan pengetahuan teori dari kuliah mineralogi-kristalografi,
kuliah petrologi dan membaca buku literatur, diharapkan praktikan dapat
menjelaskan petrogenesa batuan peraga yang dijadikan bahan praktikum,
berdasarkan data pemberiannya.
42