Oleh :
Kadek Ayu Lande
13.11.108.701602.000762
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan
Menjamin keselamatan para pekerja dan alat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus Longsor Tambang Batubara
Duka dari pertambangan batubara jadi cerita tak berujung. Terbaru, Kamis
(28/1) subuh di Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar) tebing setinggi 150
meter di kawasan konsesi PT Lembuswana Perkasa, RT 9, Kelurahan Bukit
Merdeka, Samboja, runtuh. Dalam peristiwa itu, lima karyawan tambang
menjadi korban amukan tanah dari bukit. Tiga orang diperkirakan tewas
karena tertimbun longsor dan dua lainnya berhasil menyelamatkan diri.
Korban selamat sempat menjalani perawatan di RSUD Aji Batara Agung
Dewa Sakti (Abadi) Samboja.
Sementara lima alat berat yang terdiri dua haul dump truck (HD), dua
ekskavator, dan satu buldoser turut terbenam di reruntuhan tanah dan terdapat
bebatuan. Dari informasi yang dihimpun Kaltim Post di lokasi kejadian, tiga
orang yang tertimbun longsoran tersebut bernama Sanur (31) sebagai operator
ekskavator, Novit Hermawan (34) operator HD, dan Nasiran (31) operator
buldoser. Sedangkan dua pekerja lainnya selamat dari maut, yaitu Selamet
Aroni (37) operator HD dan Abdul Rahman (41) operator ekskavator.
a. Awal Mula Terjadinya Longsor
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 Wita. Ketika itu, lima
orang operator alat berat melakukan pemindahan tanah di sebuah tebing di
konsesi milik PT Lembuswana Perkasa. Lima korban bekerja di PT REP,
subkontraktor PT Lembuswana Perkasa. Mereka bekerja sejak pukul 19.00
Wita, Rabu (27/1), hingga keesokan harinya. Pekerja ini memindahkan
limbah tanah sebelum mencari titik penggalian batu bara. Lokasi kejadian
biasanya disebut sebagai Pit A0.
Saat itu, dalam hitungan menit longsoran terjadi dan menyebabkan
jutaan ton tanah menimbun lima alat berat yang berada di pinggir tebing.
Lima alat berat itu sedang melakukan iring-iringan di pinggir tebing
tertimpa longsoran tebing. Dalam sekejap, alat berat tenggelam ke danau
bekas galian tambang yang berada di dekat tebing. Dua operator, Selamet
dan Abdul Rahman, luput dari maut lantaran berhasil keluar dari alat berat
investigasi
selesai.
Dikatakan,
dengan
berhentinya
operasi
Tapi, rasanya saya tidak etis bila menyebut kerugian itu. Karena kerugian
nonmaterial sebenarnya jauh lebih besar, urainya.
Menurutnya, di Pit AO ini sebenarnya masih dalam perencanaan.
Yaitu untuk mencari titik potensial emas hitam. Diyakini jika sebelumnya
tidak ada tanda-tanda longsor. Dia juga membantah jika pengerjaan
tersebut dilakukan tanpa pengawasan atau tidak melalui tahapan yang
tidak tepat.
Konsesi PT Lembuswana Perkasa memiliki luas 1.851 hektare.
Sedangkan izin produksinya sejak 2008 hingga 2026. Sementara itu,
Project Manager PT REP Bambang menyebut, pihaknya sudah bekerja
sesuai prosedur. Terkait kerugian yang ditimbulkan, ia menolak
berkomentar. Namun, dia memastikan kejadian serupa tidak pernah
dialami oleh perusahaannya. Kami upayakan secepatnya melakukan
evakuasi korban terlebih dahulu, tutur Bambang.
c. Evakuasi Korban Longsor
Dari pantauan Kaltim Post di lokasi kejadian, tanah di tebing
memang masih terus bergerak. Bahkan pergeseran tanah itu tak sedikit
membuat longsor susulan di sekitar reruntuhan. Potensi longsor susulan
dalam skala besar pun masih dimungkinkan terjadi. Proses evakuasi juga
masih
terus
berlangsung.
Rombongan
kepolisian,
TNI,
Badan
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Kaltim Pos 2016 Tiga Operator Tertimbun Longsor
Lande K A 2016 Kasus Tambang Di Kalimantan Timur Universitas Kutai
Kartanegara