Anda di halaman 1dari 7

PAPER

KASUS TAMBANG DI KALIMANTAN TIMUR


( TERTIMBUN LONGSOR )

Oleh :
Kadek Ayu Lande
13.11.108.701602.000762

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA
TENGGARONG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan,bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut. Material-material
tersebutbergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor
diawali denganmeresapnya air ke dalam tanah yang kemudian akan menambah
bobot tanah. Jika airtersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan
sebagai bidang gelincir, makatanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya
akan bergerak mengikuti lereng dankeluar lereng. Bencana tanah longsor ini dapat
terjadi jika gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya
pendorong diakibatkan oleh besarnya sudutkemiringan lereng, air, beban serta
berat jenis tanah batuan. Sedangkan penyebab gaya penahan adalah kekuatan batuan
dan kepadatan tanah.Di Indonesia, terjadinya tanah longsor telah mengakibatkan
kerugian yang besar,misalnya kehilangan jiwa manusia, kerusakan harta benda,
dan terganggunya ekosistem alam.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Pencegahan Agar Kecelakaan Tidak Terjadi ?

1.3 Tujuan
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan
Menjamin keselamatan para pekerja dan alat

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kasus Longsor Tambang Batubara
Duka dari pertambangan batubara jadi cerita tak berujung. Terbaru, Kamis
(28/1) subuh di Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar) tebing setinggi 150
meter di kawasan konsesi PT Lembuswana Perkasa, RT 9, Kelurahan Bukit
Merdeka, Samboja, runtuh. Dalam peristiwa itu, lima karyawan tambang
menjadi korban amukan tanah dari bukit. Tiga orang diperkirakan tewas
karena tertimbun longsor dan dua lainnya berhasil menyelamatkan diri.
Korban selamat sempat menjalani perawatan di RSUD Aji Batara Agung
Dewa Sakti (Abadi) Samboja.
Sementara lima alat berat yang terdiri dua haul dump truck (HD), dua
ekskavator, dan satu buldoser turut terbenam di reruntuhan tanah dan terdapat
bebatuan. Dari informasi yang dihimpun Kaltim Post di lokasi kejadian, tiga
orang yang tertimbun longsoran tersebut bernama Sanur (31) sebagai operator
ekskavator, Novit Hermawan (34) operator HD, dan Nasiran (31) operator
buldoser. Sedangkan dua pekerja lainnya selamat dari maut, yaitu Selamet
Aroni (37) operator HD dan Abdul Rahman (41) operator ekskavator.
a. Awal Mula Terjadinya Longsor
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 Wita. Ketika itu, lima
orang operator alat berat melakukan pemindahan tanah di sebuah tebing di
konsesi milik PT Lembuswana Perkasa. Lima korban bekerja di PT REP,
subkontraktor PT Lembuswana Perkasa. Mereka bekerja sejak pukul 19.00
Wita, Rabu (27/1), hingga keesokan harinya. Pekerja ini memindahkan
limbah tanah sebelum mencari titik penggalian batu bara. Lokasi kejadian
biasanya disebut sebagai Pit A0.
Saat itu, dalam hitungan menit longsoran terjadi dan menyebabkan
jutaan ton tanah menimbun lima alat berat yang berada di pinggir tebing.
Lima alat berat itu sedang melakukan iring-iringan di pinggir tebing
tertimpa longsoran tebing. Dalam sekejap, alat berat tenggelam ke danau
bekas galian tambang yang berada di dekat tebing. Dua operator, Selamet
dan Abdul Rahman, luput dari maut lantaran berhasil keluar dari alat berat

yang sudah tenggelam ke dasar danau.Tiga rekan mereka diduga tak


sempat menyelamatkan diri dan tenggelam ke kolam tambang.
b. Pernyataan Kepala Teknik Tambang PT Lembuswana Perkasa Saat Setelah
Terjadinya Longsor
Di lokasi kejadian, Kepala Teknik Tambang PT Lembuswana
Perkasa Safwan Syarwani menjelaskan, sebelum kejadian, aktivitas
tambang seperti biasa. Kejadian tak terduga itu membuat dia terkejut. Tapi,
dia sekaligus turut berbelasungkawa terhadap keluarga korban. Ia
menyebut, longsor terjadi jelang pergantian shift yang biasanya dilakukan
pukul 06.00 Wita. Jam segitu, biasanya para karyawan mulai
meninggalkan lokasi tambang. Sehingga dipastikan, saat terjadinya
reruntuhan tanah, tidak banyak karyawan yang berada di lokasi. Data
yang kami miliki hanya lima orang itu yang jadi korban. Tapi, tiga masih
dalam pencarian, ucap Safwan.
Menurutnya, meski tak menduga peristiwa tersebut, pihaknya
sudah mengantisipasi longsor. Tapi alam berkehendak lain. Kami
memastikan alat aman. Begitu juga lokasi tambang. Kalau tidak aman,
biasanya tim pengawas memberi tahu, bebernya.
Safwan mengungkapkan, memang ada beberapa titik yang tidak
direkomendasikan untuk ditambang. Tapi tidak termasuk Pit AO. Kini
pihaknya masih fokus dengan evakuasi korban. Setelah kelar menemukan
korban yang tertimbun, pemilik izin usaha pertambangan (IUP) ini akan
melakukan investigasi internal. Investigasi ini dilakukan demi kepentingan
evaluasi. Sehingga ke depan kejadian serupa tak terulang. Juga untuk
kepentingan Distamben (Dinas Pertambangan dan Energi), sebutnya.
Ia memastikan, setelah longsor, segala aktivitas pertambangan
lumpuh total. Pihaknya sengaja menyetop penambangan demi fokus
terhadap evakuasi. Aktivitas kembali dimulai setelah ditemukan korban
dan

investigasi

selesai.

Dikatakan,

dengan

berhentinya

operasi

penambangan, PT Lembuswana Perkasa dipastikan merugi. Namun,


pihaknya belum ingin menghitung itu. Kerugian materi itu sudah pasti.

Tapi, rasanya saya tidak etis bila menyebut kerugian itu. Karena kerugian
nonmaterial sebenarnya jauh lebih besar, urainya.
Menurutnya, di Pit AO ini sebenarnya masih dalam perencanaan.
Yaitu untuk mencari titik potensial emas hitam. Diyakini jika sebelumnya
tidak ada tanda-tanda longsor. Dia juga membantah jika pengerjaan
tersebut dilakukan tanpa pengawasan atau tidak melalui tahapan yang
tidak tepat.
Konsesi PT Lembuswana Perkasa memiliki luas 1.851 hektare.
Sedangkan izin produksinya sejak 2008 hingga 2026. Sementara itu,
Project Manager PT REP Bambang menyebut, pihaknya sudah bekerja
sesuai prosedur. Terkait kerugian yang ditimbulkan, ia menolak
berkomentar. Namun, dia memastikan kejadian serupa tidak pernah
dialami oleh perusahaannya. Kami upayakan secepatnya melakukan
evakuasi korban terlebih dahulu, tutur Bambang.
c. Evakuasi Korban Longsor
Dari pantauan Kaltim Post di lokasi kejadian, tanah di tebing
memang masih terus bergerak. Bahkan pergeseran tanah itu tak sedikit
membuat longsor susulan di sekitar reruntuhan. Potensi longsor susulan
dalam skala besar pun masih dimungkinkan terjadi. Proses evakuasi juga
masih

terus

berlangsung.

Rombongan

kepolisian,

TNI,

Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, BPBD Kukar, dan


Basarnas sudah terlihat sejak pagi.
Proses pencarian korban dilakukan dengan berbagai cara. Salah
satunya dengan mengerahkan anjing pelacak milik Unit Satwa Polda
Kaltim yang dipimpin Brigpol Budi Supardi. Petugas akan membuat poripori untuk mengeluarkan aroma jasad, katanya. Satwa terlatih itu
bernama Smeagle dibawa oleh personel K-9. Yakni, Brigpol Budi ditemani
Brigpol Septian, Bripda Samodara dan Bripda Bobby. Mereka menyebar,
sambil mengikuti arah anjing mengendus.
Kapolres Kukar AKBP Handoko juga turut mendatangi lokasi
kejadian bersama Kapolsek Samboja AKP Dika Yosef. Handoko
mengatakan, pihaknya segera melakukan pemeriksaan kepada sejumlah

saksi. Termasuk perusahaan dan mengumpulkan dokumen terkait proses


pengerjaan pertambangan di wilayah tersebut. Menurutnya, bila tahap
penyelidikan nanti terdapat unsur kelalaian, maka akan ada sanksi yang
diberikan ke pemilik IUP maupun subkontraktor. Adapun pemeriksaan dua
korban selamat, belum dilakukan lantaran mereka masih syok. Kami
fokus evakuasi korban. Dua korban selamat belum banyak kami mintai
keterangan, jelasnya. Handoko juga enggan berspekulasi terhadap
peristiwa ini. Tapi dipastikan, saat penambangan berlangsung, kondisi
cuaca sedang mendukung alias cerah. Tidak ada hujan saat itu,
ungkapnya.
Ia mengingatkan kepada seluruh karyawan perusahaan tambang
untuk tidak dekat dengan lokasi longsor. Pasalnya, tanah dianggap masih
labil. Tebing bisa sewaktu-waktu kembali longsor susulan. Pantauan
kami, tanah masih terus bergerak. Tapi, kami sudah siapkan 15 personel
untuk berjaga-jaga. Tim SAR Brimob Polda Kaltim juga turun, bebernya.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Balikpapan Mujiono memaparkan,
dalam proses evakuasi ada tiga opsi. Opsi pertama telah dilakukan dengan
menurunkan sembilan penyelam. Mereka bekerja sejak pukul 13.00 Wita
hingga 17.30 Wita, kemarin. Setelah dilakukan penyelaman, korban dan
alat berat yang tenggelam di kolam tak ditemukan. Diduga selain
tenggelam, alat berat beserta korban tertimbun tanah. Kedalaman lubang
tambang ini sekitar 15 meter sampai 25 meter, katanya. Setelah opsi
pertama belum membuahkan hasil, Basarnas memakai opsi kedua. Yakni,
PT Lembuswana Perkasa menyedot air di kolam seluas sekitar 1 hektare
tersebut.
Sementara pencarian korban dihentikan kemarin sore sambil
menunggu air surut. Rencananya pencarian akan dilakukan kembali pagi
ini (29/1). Bila opsi kedua tak kunjung menemukan korban, maka
Basarnas dibantu dengan alat berat milik PT REP akan menggali
reruntuhan tanah. Cara terakhir ini untuk mengangkat bangkai alat berat
dan korban dari timbunan tanah.

2.1 Pencegahan Agar Tidak Terjadi Kecelakaan


Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan agar kejadian seperti ini tidak
akan terulang dikemudian hari ialah :
a. Perencanaan dan pemantauan kerja dilakukan sebaik-baiknya dengan
mempertimbangkan bahaya / risiko yang ada.
b. Analisis tebing yang sesuai dengan peraturan agar mengutamakan
keselamatan pekkerja
c. Supervisor selalu melakukan identifikasi risiko kerja dan
mengkomunikasikannya kepada setiap karyawan yang menjadi tanggung
jawabnya.
d. Pekerja harus mematuhi dan mengikuti SOP

DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Kaltim Pos 2016 Tiga Operator Tertimbun Longsor
Lande K A 2016 Kasus Tambang Di Kalimantan Timur Universitas Kutai
Kartanegara

Anda mungkin juga menyukai