Oleh:
Muhammad Achirul Nanda
[F151150241]
spesifik grafity adalah (Sn , Sb). dan nilai modulus elastisitas pembengkokan (MOE) untuk
kondisi kayu kering dan kayu basah pada pinus merah adalah sebesar Sn= 0.46, MOE =
11.2 Gpa dan Sb = 0.41, MOE = 8.8 Gpa. Walaupun nilai eksperimen untuk nilai modulus
elastisitas tidak didapatkan di dalam literatur pada komoditi kayu, untuk mementukan
nilai modulus elastisitas didapatkan dari fungsi El. Untuk kayu pinus merah pada kondisi
kering adalah Er/ El 0.088 dan Et/ El 0.044 , dan Er/ Et = 2.
Bahan isotropis digolongkan pada nilai rasio poisson; meskipun rasio poisson
membutuhkan 6 rasio. Namun hanya tiga rasio yang digunakan sebagai pengukuran
kekerasan (stiffness). Rata rata nilai rasio poisson pada kayu pinus adalah vlr = 0.347 vlt
= 0.315 dan vrt= 0.408; bahwa nilai vlr adalah nilai rasio dari tegangan radial (r) ke
tegangan longitudinal (l), vlt adalah nilai rasio dari tegangan tangensial (t) ke tegangan
longtudinal (l), dan vrt adalah nilai rasio dari tegangan tangensial (t) ke tegangan radial (r).
Persamaan modulus elastisitas untuk MC <FSP dapat dihitung dengan persamaan:
.................................................................................................(2)
dimana nilai En dan Eb adalah modulus elastisitas pada kondisi kayu kering dan basah.
Nilai apparent fiber saturation point (MP) ditentukan oleh kurva intersep dari variasi nilai
modulus elastisitas dengan MC dan nilai FSP; nilai MP = 25%.
Suhu merupak faktor yang berpengaru terhadap nilai modulus elastisitas pada kayu.
Modulus elastisitas akan turun apabila suhu naik dan sebaliknya. Kadar air juga
berhubungan dengan suhu dan modulus elastisitas. Untuk MC = 0%, hubungan antara
suhu dan modulus elastisitas adalah linier. Linieritas akan berubah apabila MC naik.
Hubungan pengaruh suhu pada modulus elastisitas antara suhu 20 65 0C.
.................................................................................................(3)
Dimana nilai E(t2) dan E(t1) adalah modulus elastisitas pada suhu T = t 2 dan T = t1; m
adalah koefisien variasi MC, m = 0.0004 untuk MC = 0% dan m = 0.0035 untuk MC =
24%.
Simulasi analisa numerik (finite elements numerical) dari rambatan gelombang pada
kayu pinus merah digynakan untuk menghitung kecepatan gelombang (Vp) pada
perbedaan suhu dan kadar air. Nilai modulus elastisitas dari suhu dan kadar air diperoleh
melalui persamaan (2) dan (3). Persamaan nilai modulus elastisitas adalah
Rvp (MC,T) = Vp (MC,T) / Vp (12, 20), dimana Vp (12, 20) merupakan nilai kecepatan
gelombang pada Vp untuk MC = 12% dan T = 200C. Faktor kadar air dan suhu terhadap
kecepatan gelombang diperoleh persamaan sebagai berikut:
................................................................(4)
Variasi Rvp (MC,T) diantara 1.09 dan 0.81 untuk perubahan MC dari 5% ke 28%
(T=200C), dan 1.02 dan 0.98 untuk perubahan suhu dari 00C ke 400C (MC=12%).
3. Metodologi
3.1 Lokasi tranduser ultrasonik
Lokasi tranduser gelombang ultrasonik pada kayu dipasang melintang yang ditunjukkan
pada gambar 1. Transmitter diletakkan pada empat posisi pada bagian permukaan kayu
(titik A, B, C, dan D gambar 1). Masing masing posisi transmitter, lima receiver
r
r
r
r
diletakkan pada sudut
= 90,
= 135,
=180. Sudut receiver
merupakan sudut diantara transmitter dan receiver. Susunan lima receiver dan posisi
transmitter ditentukan untuk mengkur kecepatan gelombang pada penampang melintang
kayu pinus merah.
3.2 Parameter ultrasonik
Pendugaan konsisi kayu didasarkan pada empat parameter yakni kecepatan gelombang,
transmission faktor (timbal balik dari atenuasi gelombang), dan modulus elastisitas pada
radial dan tangensial. Parameter tersebut diperoleh pada kondisi MC = 12% dan suhu =
22 0C.
3.3 Kecepatan gelombang (wave velocity)
Fungsi probabilitas densitas dari kecepatan gelombang Vp pada perbedaan masing
masing letak receiver dihitung dengan menggunakan metode simplified dari rambatan
gelombang di dalam kayu. Metode simplified divalidasi menggunakan rambatan
gelombang dari 62 simulasi finite elemen. Nilai maksimum perbedaan antara
menggunakan metode simplified dengan simulasi finite elemen lebih kecil dari 3%.
Gambar 1. Letak tranduser gelombang ultrasonik untuk analisa numerik dan eksperimen
dan susunan jalur dengan 4 buah transmitter (A, B, C, dan D) dan 5 receiver ( B,b,D,d,
dan C untuk transmitter di A)
.............................................................................................(5)
Dimana H(UTA/wood/UTB) merupakan pengukuran FRF pada masing masing lokasi termasuk
pengaruh dari tranduser (transmitter dan receiver), dan HUTAB merupakan pengukuran FRF
dari sistem transmitter ke receiver. Gambar 3. Menunjukkan FRF dari transmitter-receiver
r
dan transmitter-wood-receiver dengan frekuensi 20 70 kHz untuk
=180. Penjelasan
lebih lanjut mengenai jenis jenis tranduser ultrasonik dijelaskan oleh oleh Tallavo et al.
Transmission factor antara receiver dan transmitter dijelaskan sebagai parameter
tambahan yang membutuhkan analisa bentuk gelombang. Transmission factor (Af) merupakan
perbandingan dari faktor atenuasi. Nilai Transmission factor dapat diperoleh menggunakan
persamaan:
.............................................................................................(6)
dipercaya dan akurat. Nilai dissimilarity index untuk kecepatan gelombang (DIV r )
diperoleh dengan:
.............................................................................................(7)
Dimana Vp merupakan pengukuran kecepatan gelombang pada receiver yang terletak
v dan v
r
pada
, sedangkan vp dan
merupakan nilai penduga dan standart deviasi
p
dari kecepatan gelombang pada kayu acuan (sound pole). Nilai dissimilarity index
menunjukkan hasil dari standart deviasi yang diukur dari perbedaan kecepatan gelombang
Vp dari salah satu kayu acuan (sound pole). Indeks ini sangat berguna untuk menduga kondisi
dari kayu karena indeks tersebut dengan mempertimbangkan variabel statistik dari kecepatan
gelombang Vp . Nilai dissimilarity indices dari transmission factor (DIA r ) dan nilai
modulus elastisitas Er dan Et (DIEr dan DIEt) dihitung demikian juga untuk kecepatan
gelombang Vp.
Gambar 5. Hasil pengukuran ultrasonik pada pinus merah baru RP-N : FRFs (Persamaan
= 90 (d),
= 135 (e),
=180 (f)
............................................................................................................(9)
CVv dan CVA merupakan koefisien dari variasi kecepatan gelombang Vp dan transmission
factor Af . Pendugaan kayu didasarkan baik pada seluruh dissimilarity indices serta pada
dissimilarity indices dari Er dan Et.
menunjukkan distribusi energi yang konsisten pada frekuensi pada lebar kayu (gambar 5).
Empat puncak frekuensi terjadi pada 28.4 kHz, 51 Khz, 52.3 kHzm dan 65.6 kHz. Panjang
min .
maks .
gelombang minimum dan maksimum pada adalah
= 2.2 cm dan
= 6.8 cm.
Nilai transmission factor diantara nilai positif dan negatif dengan standart deviasi (gambar
5(d)-(f)).
Pengujian evaluasi ultrasonik pada transmitter di titik B, C, dan D dilakukan (gambar 1).
Pada dasarnya, rata rata rasio Er/Et didapatkan hasil lebih kecil yakni 15% dibandingkan
dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (Er/Et = 2). 50% Nilai ODI dibawah rata
rata minimum yakni sebesar -0.38. Nilai maksimum ODI adalah sebesar 0.71. Sehingga,
untuk dapat menduga kondisi kayu pinus merah lain yang belum diketahui kondisinya
digunakan kayu pinus merah baru atau sound pole sebagai acuan (standart condition).
5.2 Kayu Pinus Tua atau Aged Pole (Blind Test)
Pada pengujian ultrasonik digunakan kayu pinus tua (RP-A) dengan tidak diketahui
kondisi kayu sebelumnya. Kayu yang digunakan memiliki diameter 25.8 cm dan panjang
kayu 100 cm. Pengujian ultrasonik ditunjukkan pada gambar 6. Kondisi keretakan pada kayu
pinus tua tidak diketahui pada bagian permukaan.
Gambar 6. Pengujian ultrasonik pada kayu pinus tua merah (RP-N, =22.1 cm : (a)
susunan ultrasonik (b) lokasi transmitter dan receiver (c) pengukuran kecepatan gelombang
Vp
= 1350 dan
kecil dibandingkan nilai yang diduga pada kondisi kayu acuan (sound pole) (gambar 6(c)).
= 1350) <Vp (
= -1350) adalah 18% dan 22% lebih kecil dibandigkan pada bagian kanan.
= 900) <Vp (
= - 900 dan
Nilai rata rata modulus elastisitas pada pengukuran ultrasonik ketika transmitter
diletakkan pada titik A adalah Er = 0.33 GPa dan Et =0.46 GPa. Nilai indeks dissimilarity
DIEr = -3.14 dan DIEt = -1.34. Nilai modulus elastisitas Er mencapai 24% dari nilai yang
diduga apabila dibandingkan dengan kayu standar/ acuan (RP-N), nilai rasio elastisitas Er/Et
lebih kecil dibangkan RP-N (Er/Et =0.72)
Nilai FRFs pada gambar 7(a) menunjukkan puncak frekuensi pada 57.4 kHz.
r
Frekuensi ini terjadi attenuasi yang besar pada receiver sudut
= 900. Faktor
transmission ditunjukkan pada gambar 7(d)-(f). Nilai faktor transmission terendah tejadi pada
r
r
= 1350; dan tertinggi pada
= -900. Nilai tersebut selanjutnya digunakan sebagai
pengukuran kecepatan gelombang Vp . Hubungan dari minimum dan maksimum dari indeks
dissimilarity adalah DIAmin = -4.63 dan DIAmaks = -1.69.
Evaluasi pengukuran ultrasonik dilakukan dengan memasang transmitter pada titik
B,C, dan D. Pada gambar 8(a) menunjukkan bagian yang retak pada kayu (RP-A). Hal
tersebut dapat ditentukan dengan nilai indeks dissimilarity (gambar 8(b)). Bahwa 10 jalur
(raypath) menunjukkan nilai dibawah /-2. Pada jalur ke 9 menunjukkan nilai -3.8 (lokasi B
receiver antara D dan C) . Rata rata nilai modulus elastisitas pada posisi radial dan rasio
elastisitas dari semua pengukuran ultrasonik adalah Er = 0.32 0.78 Gpa dan Er/Et = 0.51
1.44.
Gambar 7. Hasil pengukuran ultrasonik pada pinus tua RP-A : FRFs (Persamaan 5) pada
= 90 (d),
= 135 (e),
=180 (f)
sebesar 1.5 cm dari bagian luar, dan empulur kayu memiliki eccentricity sebesar 4% dari
diameter kayu secara keseluruhan. Sehingga dari hasil tersebut dengan menggunakan metode
ultrasonik ini sudah dapat menduga kondisi di dalam kayu.
Gambar 8. Pendugaan kondisi kayu pinus tua RP-A; (a) dugaan area kerusakan dengan
pengujian ultrasonik, (b) indeks dissimilarity pada masing masing jalur, dan (c)
pemotongan melintang horisontal setelah pengujian dengan ultrasonik.
6. Kesimpulan
Pada penelitian ini menunjukkan metode baru untuk menduga kondisi kayu menggunakan
ultrasonik. Metode ini menggunakan rambatan gelombang untuk menduga kondisi pada
kayu, signal processing, simulasi numerik, analisis statistik, dan karakteristik tranduser
ultrasonik. Pendugaan kondisi kayu didasarkan oelh perhitungan indeks dissimilarity pada
14 jalur (raypath) dan kecepatam gelombang ultrasonik, modulus elastisitas, dan
transmission factor. Nilai keseluruhan indeks dissimilarity (the overall) mempunyai arti
statistik dan menggunakan faktor pembobotan yang berbanding terbalik dengan koefisien
variasi.
Nilai transmisiion factor dihitung dari pengukuran respon frekuensi daro masing
masing jalur. Frekuensi diantara 28 kHz dan 66 kHz dirambatkan melalui kayu secara