Anda di halaman 1dari 26

Askep pada klien

dengan GBS
(Guillain Barre
Syndrome)
Oleh
Wantiyah

Pengertian
GBS (AIP: Akut Idiopatik Polineuropati): suatu
penyakit susunan syaraf yang terjadi secara
akut dan difus, terjadi setelah infeksi,
mengenai radiks dan syaraf tepi dan kadangkadang mengenai saraf otak.
GBS merupakan suatu penyakit autoimun yang
menyerang mielin saraf perifer

Simposium GBS
(Brussel, 1937)
GBS didefinisikan sebagai sebuah penyakit
demielinisasi neurologis
Terjadi secara akut, berkembang dengan cepat
Biasanya mengikuti pola ascending (merambat
ke atas)
Mengenai saraf spinal dan saraf-saraf perifer
kadang-kadang mengenai saraf kranial
Memiliki rangkaian klinis dengan variabel yang
tinggi

Tipe
Once thought to be a single disorder, Guillain-Barre syndrome
is now known to occur in several forms. The main types are:
Acute inflammatory demyelinating polyradiculoneuropathy
(AIDP), the most common form in the U.S. The most common
sign of AIDP is muscle weakness that starts in the lower part of
your body and spreads upward.
Miller Fisher syndrome (MFS), in which paralysis starts in the
eyes. MFS is also associated with unsteady gait. MFS occurs
in about 5 percent of people with Guillain-Barre syndrome in
the U.S. but is more common in Asia.
Acute motor axonal neuropathy (AMAN)and acute motorsensory axonal neuropathy (AMSAN), which are less
common in the U.S. but more frequent in China, Japan and
Mexico

(http://www.mayoclinic.org)

Etiologi
Belum pasti
Paling banyak disebabkan oleh adanya infeksi
(pernafasan dan gastrointestinal)1 4 minggu
sebelum terjadi serangan penurunan
kesadaran
Pada beberapa keadaan dapat terjadi setelah
vaksinasi / pembedahan infeksi virus
menyebabkan reaksi autoimune yang
menyerang mielin saraf perifer (mielin
merupakan substansi yg ada di
sekitar/menyelimuti akson-akson saraf dan
berperan pd transmisi impuls syaraf)

Patofisiologi
Normal: sel syaraf bermielin
Pada GBS, mielin yang mengelilingi axon
hilang. Axon bermielin mengkonduksi
impuls lebih cepat.
Demielinisasi menyebabkan konduksi
saltatori tidak terjadi transmisu impuls
syaraf gagal

Tanda dan Gejala

1.

2.
3.

Kelemahan yang bersifat ascending dengan


dyskinesia (ketidakmampuan untuk mengatur
pergerakan volunter), hiporefleksia dan parestesia
3 tahapan GBS:
Initial Onset gejala mendada: parastesia, nyeri
atau kekakuan anggota gerak, diikuti kelemahan
anggota badan dapt berlangsung sampai 3
minggu.
Pada tahap ini penurunan kondisi secara progresif:
arefleksia, tidak berfungsinya otot-otot diafragma dan
intercosta, hilangnya sensasi total, quadriplegi penuh
The Plateau stage; gejala menurun atau meningkat
(hari-minggu)
Recovery Stage: remielinnisasi dan penambahan
konduksi (4 bulan 3 tahun)

Trias gejala MFS (Miller Fisher


Syndrome jenis GBS yg banyak
ditemukan):
1. Oftalmoplegia
2. Ataksia
3. Arefleksia

Uji Diagnostik
1. Riwayat pasien demam
2. Lumbal punksi: kenaikan protein dalam
LCS tanpa peningkatan leukosit
3. Tes fungsi paru
4. Gambaran konduksi syaraf: penurunan
konduksi
5. Elektromielogram: kontraksi (-)

Komplikasi

Gagal napas
Aspirasi pneumonia
DVT
Aritmia
Hipotensi
sepsis

Penatalaksanaan
Adanya gangguan pernafasan ventilator
Plasmaferesis (perub plasma) reduksi antobiotik ke
dlm sirkulasi sementara digunakan pd serangan
berat dan membatasi keadaan yg memburuk
Pantau EKG perubahan kecepatan ritme jantung
Propanolol mencegah takikardi dan hipertensi
Atropin episode takikardi saat penghisapan
endotrakial
Pemberian imunoglobulin secara berkala (0,4 g/kg
selama 5 hari)

PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dengan GBS
difokuskan pada adanya gangguan
sistem pernafasan, fungsi jantung, dan
neurologi

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang mungkin
muncul :
1. Pola nafas tidak efektif b/d kelemahan otot
diafragma dan intercostal progresif dan
ancaman gagal nafas.
2. Kerusakan mobilisasi fisik b/d paralisis
3. ketidakseimbangan nutrisi, kurang dr
kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
menelan,akibat disfungsi saraf kranial

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
3. Kerusakan komunikasi vebal b/d
disfungsi saraf kranial
4. Ansietas b/d kahilangan kontrol atau
paralisis
PK: Gagal Napas
PK: disfungsi otonomik

TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Respirasi
Monitoring ketat RR dan pola napas
Monitor oksimetri dan AGD
Perawatan pasien dengan ventilator mekanik
2. Kardiovaskuler
Monitor ketat nadi: frekuensi, irama, kekuatan
Monitor TD
3. Manajemen cairan, elektrolit, dan nutrisi
4. Kolaborasi sedasi dan analgetik

Lanjut..
5. Perawatan umum:
Fisioterapi napas
Perawatan bagian-bagian tubuh yang tertekan
Latihan ROM
Kultur urin dan sputum tiap 2 minggu
Pencegahan tromboemboli
Pertahankan suasana lingkungan yang tenang
dan nyaman

EVALUASI

Bersihan jalan nafas efektif


Pertukaran gas adekuat
Mobilisasi membaik
Nutrisi adekuat
Komplikasi tidak terjadi

kesimpulan

Alhamdulillah
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai