Anda di halaman 1dari 36

ANALISA JURNAL

ABDOMINAL MASSAGE FOR THE TREATMENT OF IDIOPATHIC


CONSTIPATION IN CHILDREN WITH PROFOUND LEARNING
DISABILITIES: A SINGLE CASE STUDY DESIGN

Oleh
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2014

ANALISA JURNAL
ABDOMINAL MASSAGE FOR THE TREATMENT OF IDIOPATHIC
CONSTIPATION IN CHILDREN WITH PROFOUND LEARNING
DISABILITIES: A SINGLE CASE STUDY DESIGN

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik IIIA
dengan dosen: Ns. Nur Widayati, MN.

Oleh:
Hidayatus Sholeha

NIM 122310101002

Ikbar Nur Kholisah I.

NIM 122310101004

Sungging Pandu Wijaya

NIM 122310101026

Zulfa Makhatul Ilmi

NIM 122310101024

Firta Maafiyah D.R.

NIM 122310101046

Lidatu Nara Sheila

NIM 122310101048

Cholil Albarizi

NIM 122310101068

Fina Fitriani

NIM 122310101078

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2014
ii

PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karuni-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan analisa jurnal yang
berjudul Abdominal Massage For The Treatment Of Idiopathic Constipation In
Children With Profound Learning Disabilities: A Single Case Study Design.
Analisa jurnal ini disusun berdasarkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Keperawatan Klinik IIIA Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Penyusunan analisa jurnal ini tentunya tidak lepas dari kontribusi berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.

Ns. Nur Widayati, MN., selaku fasilitator mata kuliah Ilmu Keperawatan
Klinik IIIA Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember;

2.

Ayah dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan perhatian dan dukungannya

3.

baik secara materil maupun non materil;


Rekan-rekan satu kelompok yang sudah bekerjasama dan berusaha

4.

semaksimal mungkin sehingga makalah ini dapat terealisasi dengan baik;


Semua pihak yang secara tidak langsung membantu terciptanya makalah ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempurnaan analisa jurnal

ini. Akhirnya penulis berharap, semoga analisa

jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jember, April 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
PRAKATA....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Judul Jurnal..................................................................................... 1
1.2 Penulis Jurnal................................................................................. 1
1.3 Nama Jurnal.................................................................................... 1
BAB 2. ISI JURNAL....................................................................................... 2
BAB 3. PEMBAHSAN.................................................................................... 6
3.1 Analisis Isi Jurnal............................................................................ 6
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal............................................... 8
3.3 Implikasi Keperawatan................................................................... 9
BAB 4. KESIMPULAN.................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
LAMPIRAN JURNAL LENGKAP............................................................... 13
LAMPIRAN JURNAL PENDUKUNG......................................................... 18

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 JUDUL JURNAL

Abdominal Massage For The Treatment Of Idiopathic Constipation In


Children With Profound Learning Disabilities: A Single Case Study Design

1.2 PENULIS
1.

Lucy Moss

2. Melanie Smith
3. Sarah Wharton
4. Annette Hames

1.3 NAMA JURNAL


World Journal of Abdominal Massage for Constipation Treatment

BAB 2. ISI JURNAL


Konstipasi adalah keluhan subjektif penbuangan tinja yang tertunda,
terkadang kering dan disertai rasa sakit. Konstipasi pada anak-anak mencapai 3 %

pada permasalahan pediatrik. Konstipasi disebakan oleh: pola makan yang buruk,
asupan cairan yang tidak mencukupi, kurang olahraga, mobilitas berkurang,
pengobatan, kecemasan, depresi, terus mengabaikan dorongan untuk buang air
besar, dan penyebab organik seperti cerebral palsy. Sembelit diyakini lebih umum
pada populasi ketergantungan, termasuk ketidakmampuan belajar. Anak-anak
dengan konstipasi idiopatik direkomdasikan untuk mengubah pola diet, dan
meningkatkan aktifitas. Namun untuk kostipasi persisten berlanjut,digunakan
terapi pencahar jangka panjang, dan operasi. Salah satu terapi alternatif non infasif
yang digunakan untuk konstipasi yaitu pijat perut.
Penelitian tentang keefektifan pijat perut pada anak ketidakmampuan
belajar dengan konstipasi ideopatik menggunakan partisipan sebanyak lima orang
anak dengan ketidakmampuan belajar. Terapi pemijatan dilakukan di rumah sekali
di malam hari, dua kali di akhir pekan dan selama liburan oleh orang tua, dan pada
setiap hari di sekolah dengan asisten untuk anak kebutuhan khusus. Intervensi
pertama dilakukan pada hari sekolah, intervensi kedua pada saat libur sekolah.
Hasil yang diukur adalah frekuensi buang air besar dan dan jenis tinja (skala
Briston). Selama intervensi untuk memastikan bahwa perubahan fungsi usus dapat
dikaitkan dengan pijat dan tidak berubah dalam penggunaan pencahar.

Tabel berikut mendeskripsikan hasil observasi pada ke lima partisipan.


No. Peserta

Frekuensi buang air besar

Jenis buang air besar (skala


Briston)

1.

Frekuensi buang air mingguan cukup Berbeda dengan apa yang mungkin
stabil

dalam

fase

intervensi,

ada

signifikan

secara

frekuensi

dasar.

penurunan
statistik
buang

Selama diharapkan,
yang menyebabkan
pada yang

keras,

tindakan

perawatan

peningkatan
bukan

tinja
tinja

air yang. Tidak ada perbedaan antara

mingguan. Meskipun frekuensi tinja keadaan dasar, pertama dan kedua


meningkat

menuju

selanjutnya,

efek

stabil

di

pengobatan

hal

ini

keseluruhan menunjukkan bahwa fungsi usus

pengobatan. Penggunaan
relatif

minggu bagian

pencahar tidak berubah signifikan selama

keadaan

tanpa intervensi.

perlakuan dan intervensi

2.

Frekuensi

buang

baik. Selama
frekuensi

air

intervensi,

buang

meskipun

air

perbedaan

awal

telah Ada umumnya tidak ada perbedaan

mingguan dalam jenis tinja antara dasar dan


meningkat, pengobatan,
ini

tidak normal

meskipun

meningkat

kotoran

pada

paruh

signifikan secara statistik. Tidak ada kedua dari perawatan.


perubahan dalam pencahar gunakan.

3.

Secara

keseluruhan,

perbedaan

yang

tidak

signifikan

ada Tinja

yang

dalam selama

normal

meningkat

intervensi. Ketika

frekuensi tinja antara keadaan dasar pengobatan dibagi menjadi dua


dan intervensi. Frekuensi buang air bagian,
stabil

selama

awal. Ketika

diperkenalkan, frekuensi

Analisis

pijat bahwa pengobatan menyebabkan

meningkat peningkatan tinja normal selama

sedikit. Selama minggu 12-20, pijat fase kedua.


tidak diberikan karena liburan sekolah
musim panas. Kapan intervensi mulai
kembali, frekuensi buang air sangat
bervariasi.

Secara

menunjukkan

keseluruhan,

periode ini menghasilkan tinja paling


sedikit per minggu. Bersamaan selama
minggu 12-20, obat pencahar juga
digunakan secara teratur. Peserta ini
belum digunakan setiap obat pencahar
selama keadaan dasar atau intervensi

hingga 11 minggu.
5

4.

Frekuensi tinja meningkat selama Secara


perekaman

dasar. Hal

ini

keseluruhan,

tidak

ada

muncul perbedaan statistik dalam jenis tinja

bertepatan dengan sedikit peningkatan antara dasar dan perawatan, atau


penggunaan pencahar di minggu ke 4 antara dasar dan fase perawatan
dan 5. Intervensi selama minggu 6-10 satu dan dua.
menunjukkan peningkatan jelas dalam
frekuensi

tinja,

tapi

ada

juga

peningkatan jumlah obat pencahar


digunakan selama minggu ini. Ini,
bersama-sama dengan tren kenaikan
selama periode dasar, membuat sulit
untuk menilai efek dari intervensi
yang diteliti. Sekali lagi, data yang
hilang selama liburan sekolah musim
panas. Ketika pijat dimulai kembali,
ada peningkatan besar dalam frekuensi
tinja mingguan, meskipun tidak ada
pencahar digunakan selama periode
ini. Secara keseluruhan, tidak ada
perbedaan

yang

signifikan

dalam

frekuensi buang air.


5.

Secara

keseluruhan,

perbedaan

yang

tidak

signifikan

ada Kotoran normal meningkat

secara

dalam signifikan dengan intervensi, efek

frekuensi tinja. Frekuensi buang air ini menjadi lebih besar selama
bervariasi sebelum intervensi, yang tahap pertama pengobatan.
mungkin merupakan cerminan dari
variabilitas

dalam

pencahar. Selama
pencahar

yang

penggunaan

intervensi,
sedikit

obat

dikurangi,

dengan sedikit efek dilihat pada


frekuensi buang air sebelum minggu
22,

mungkin

karena

hilang. Setelah

data

minggu

yang
22,

peningkatan cukup stabil di frekuensi


buang air diamati.

Hasil penelitian ini, pemberian pijat perut pada anak berkebutuhan khusus
(ketidakmampuan belajar) menunjukkan tidak adanya peningkatan frekuensi
buang air besar. Tetapi ada perubahan pada konsistensi tinja. Penggunaan
pencahar pada partisipan menjadi salah satu variable yang tidak dapat dikontrol,
sehingga mempengaruhi hasil observasi. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya
dapat menggunakan ukuran sampel yang lebih besar.

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Analisis Isi Jurnal


Konstipasi adalah masalah pencernaan yang sering kita temui yang dapat
menyerang segala umur terutama pada anak-anak, wanita dan lansia. Konstipasi
adalah kesusahan buang air besar akibat feses yang kering, mengeras, dan ringan.
Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya konstipasi, mulai dari stres, pola
makan, kebiasaan, dan lain sebagainya. Pada jurnal Abdominal massage for the

treatment of idiopathic constipation in children with profound learning


disabilities: a single case study design sembelit diyakini lebih umum pada
populasi ketergantungan, termasuk ketidakmampuan belajar. Anak-anak dengan
konstipasi idiopatik direkomdasikan untuk mengubah pola diet, dan meningkatkan
aktifitas. Namun untuk kostipasi persisten berlanjut,digunakan terapi pencahar
jangka panjang, dan operasi.
Salah satu terapi alternatif noninfasif yang digunakan untuk konstipasi
yaitu pijat perut. Penelitian pijat perut yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
apakah pijat perut dapat meningkatkan frekuensi buang air besar dan jenis tinja.
Hasil penelitian ini, pemberian pijat perut pada anak berkebutuhan khusus
(ketidakmampuan belajar) menunjukkan tidak adanya peningkatan frekuensi
buang air besar. Tetapi ada perubahan pada konsistensi tinja. Penggunaan
pencahar pada partisipan menjadi salah satu variable yang tidak dapat dikontrol,
sehingga mempengaruhi hasil observasi. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya
dapat menggunakan ukuran sampel yang lebih besar. Penelitian tentang pijat perut
yang dilakukan untuk mengurangi konstipasi terutama pada anak memberikan
hasil yang kurang jelas dimana pijat perut tidak terlalu berpengaruh terhadap
pengeluaran tinja sehingga hasil untuk pencegahan konstipasi tidak terlalu
berpengaruh.

Namun pada penelitian jurnal penunjang yang lain dikatakan bahwa pijat
perut sangat berpengaruh terhadap frekuensi buang air besar dan bekerja fektif
dalam penanganan konstipasi. Pijat yang dilakukan secara mandiri atau dengan
fisioterapis memberikan sensasi rasa nyaman pada klien. Pijatan lembut yang
dilakukan selama 15 menit pada perut memberi konstribusi yang baik untuk
meningkatkan frekuensi buang air besar. Ada beberapa langkah-langkah dalam
pijat perut yang dapat dilakukan oleh individu atau fisioterapis dimana setiap
langkah memiliki kegunaan masing-masing dalam merangsang sistem pencernaan
untuk melakukan fungsinya sehingga dapat memengaruhi proses defekasi yang
diinginkan dan terhindar dari masalah konstipasi.
Klien diposisikan terlentang dengan kepala dan bahu didukung dan
awalnya perut dinilai untuk flatus, rasa sakit dan kelompok kotoran dalam usus.

Pijat dimulai dengan santai pijatan yang lembut sampai dinding perut. Empat
dasar pijatan kemudian disediakan-membelai, effleurage (serangkaian gerakan
pijat yang panjang, halus, pijatan berirama di atas kulit, baik menggunakan ujung
jari atau telapak tangan), meremas dan getaran. Pemijatan dimulai dari punggung
dan mengikuti dermatom dari saraf vagus, yang lebih iliaka puncak, dan turun
kedua sisi panggul menuju pangkal paha. Ini diulang beberapa kali. Pijatan
Effleurage pijatan diikuti arah kolon ascending seluruh melintang usus besar dan
bawah usus menurun. Ini diulang beberapa kali dengan tekanan yang meningkat
untuk merangsang austral dan kontraksi segmental dari usus besar dengan
bertujuan untuk mendorong materi fekal sepanjang usus. Melemaskan dengan
telapak tangan adalah inti dari pijat dan trek bawah usus turun, naik usus naik, dan
bawah usus menurun sekali lagi. Pengocok assist dalam mendorong materi fekal
sepanjang usus untuk memuat rectum. Melemaskan jari mungkin diperlukan
untuk memecah massa feses. Ini bagian dari pijat kadang-kadang mungkin tidak
nyaman karena kompresi yang mendalam diperlukan. Effleurage diulang dan
dilanjutkan dengan santai melintang pukulan atas perut. Getaran atas dinding
perut untuk meringankan flatus menyimpulkan sesi pijat. Langkah-langkah inilah
8
yang memberikan konstribusi besar terhadap sistem pencernaan klien sehingga

terhindar dari masalah konstipasi.


Berdasarkan hasil penelitian jurnal diatas, dapat diketahui bahwa pijat
perut adalah salah satu cara yang efektif dalam mengatasi masalah konstipasi yang
sering dialami oleh kebanyakan orang. Pijat perut adalah salah satu metode
noninvasif yang efektif dalam mengatasi permasalah pencernaan seperti
konstipasi. Pijat perut dapat mengoptimalkan kerja sistem pencernaan sehingga
proses defekasi yang diinginkan dapat terjadi. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam pijat perut memiliki bagian-bagian tersendiri dalam merangsang kerja atau
fungsi dari organ-organ pencernaan sehingga didapatkan hasil yang maksimal.
Pemijatan yang dilakukan secara halus dan lembut juga dapat memberikan efek
rileks pada klien dan rasa nyaman. Pijat perut adalah metode yang mudah dan
murah dimana dapat dilakukan secara mandiri sehingga memungkinkan bahwa
pijat perut dilakukan secara mandiri dan rutin di rumah.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Kelebihan Jurnal
1. Manfaat dan hasil dari jurnal dapat diaplikasikan pada bidang keperawatan

pediatrik.
2. Memperkaya ilmu dalam bidang keperawatan terutama yang bersifat terapi
non medikasi.
3. Jurnal dapat digunakan sebagai terapi tambahan dalam keperawatan.
4. Aplikasi jurnal dapat diteliti tingkat lanjut sehingga terdapat kemungkinan
apabila diaplikasikan bukan pada anak yang berkebutuhan khusus saja.
Kekurangan Jurnal
1. Tidak disertai penelitian efek dari pijat perut mungkin saja terdapat
kontraindikasi atau komplikasi pemijatan.
2. Kurang dijelaskan cara pemijatan yang berurut atau strep-step yang harus
dilakukan.
3. Tidak dicantumkan apabila jurnal diterapkan pada orang dewasa apakah
kemungkinan berhasil dapat didapat.
4. Tidak dicantumkan indikasi khusus apabila jurnal akan diterapkan.
5. Tidak dijelaskan kapan waktu yang tepat dalam memijat perut.

3.3 Implikasi Keperawatan


Keperawatan adalah bidang ilmu yang sangat berpengaruh terhadap
perawatan pasien, khususnya seperti pada penanganan pasien dengan konstipasi.
Adanya jurnal terkait Abdominal Massage ini sangat menunjang ilmu dan
praktik keperawatan. Sehingga dapat menambah wawasan kita terkait manfaat
pijat perut ketika seseorang mengalami konstipasi. Terapi pijat perut ini
merupakan tindakan nonfarmakologi yang sangat penting diberikan oleh perawat
kepada klien agar mengatasi masalah konstipasi.
Jika ditinjau dari segi ilmu, mahasiswa keperawatan dapat mendalami
bagaimana cara dan tekhnik pemijatan perut yang benar. Pada jurnal dibahas
terkait langkah-langkah yang dapat dilakukan pada terapi pijat perut untuk pasien
dengan konstipasi. Jurnal membahas dengan spesifik area mana yang dilakukan
pemijatan dan bagaimana caranya. Jadi dengan adanya pemaparan terkait cara
atau tekhnik pijat perut ini dapat menambah wawasan kita dalam melakukan
Abdominal Massage.

Adanya berbagai informasi terkait cara melakukan pijat perut pada jurnal
dapat membantu perawat mengenali bagaimana seharusnya ketika akan
memberikan asuhan keperawatan. Ketika pasien datang dengan keluhan
konstipasi, perawat yang memiliki pengetahuan terkait cara melakukan
Abdominal Massage tentu dapat membuat pasien merasa puas dengan pelayanan
yang telah diberikan. Hal ini dikarenakan jika tekhnik yang dilakukan benar dan
klien mengikuti apa yang telah disarankan perawat untuk menunjang proses
penyembuhan, maka efek yang akan dihasilkan setelah melakukan treatment ini
dapat diperoleh secara maksimal.
Berbagai penelitian yang telah dipaparkan jurnal, setelah pasien diberikan
7
tindakan Abdominal Massage tidak membuktikan adanya peningkatan frekuensi

BAB pada pasien yang mengalami konstipasi. Akan tetapi efek dari dilakukannya
terapi ini dapat menimbulkan perubahan pada konsistensi feses yang dikeluarkan
oleh pasien. Sehingga setelah pasien dilakukan pijat perut, konsistensi feses yang
awalnya sangat padat akan berubah menjadi agak lembek namun tidak sampai
mengakibatkan diare.

BAB 4. KESIMPULAN
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar)
dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses
(kotoran) kurang, atau fesesnya keras dan kering. Semua orang dapat mengalami
konstipasi, terlebih pada lanjut usia (lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan
semacam memompa pada usus, red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain.
Kebanyakan terjadi jika makan kurang berserat, kurang minum, dan kurang
olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturutturut.
Konstipasi pada anak-anak mencapai 3 % pada permasalahan pediatrik.
Konstipasi disebakan oleh: pola makan yang buruk, asupan cairan yang tidak
mencukupi, kurang olahraga, mobilitas berkurang, pengobatan, kecemasan,
depresi, terus mengabaikan dorongan untuk buang air besar, dan penyebab

organik seperti cerebral palsy. Sembelit diyakini lebih umum pada populasi
ketergantungan, termasuk ketidakmampuan belajar. Anak-anak dengan konstipasi
idiopatik direkomdasikan untuk mengubah pola diet, dan meningkatkan aktifitas.
Namun untuk kostipasi persisten berlanjut,digunakan terapi pencahar jangka
panjang, dan operasi. Salah satu terapi alternatif non infasif yang digunakan untuk
konstipasi yaitu pijat perut.

DAFTAR PUSTAKA
D. McClurg & S. Hagen. 2011. Abdominal massage for the alleviation of
constipation in people with multiple sclerosis: a randomized controlled
feasibility study. https://www.google.com/search?newwindow= 1&client
=firefox-a&hs=xVd&rls=org.mozilla%3AenUS%3 Aofficial & channel
=fflb&q=Abdominal+massage+for+the+alleviation+of+constipation+in+
people+with+multiple+sclerosis
%3A+a+randomized+controlled+feasibilit+study&oq
=Abdominal
+massage+for+the+
alleviation+of+constipation
+in+people+with+multiple+sclerosis
%3A+a+randomized+controlled+feasibility+study&gs_l=serp.3...1386954
.1389131.0.1390464.1.1.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c..39.serp..1.0.0.XHRTNmy
Yu1s [diakses pada tanggal 20 Februaru 2014]
Lucy Moss, Melanie Smith, Sarah Wharton and Annette Hames. 2007. Abdominal
Massage For The Treatment Of Idiopathic Constipation In Children With
Profound Learning Disabilities:A Single Case Study Design.
https://www.google.com/search?
q=Abdominal+massage+for+thetreatment+of+idiopathicconstipation+in+c
hildren+withprofound+learning+disabilities

%3Aa+single+case+study+design&ie=utf-8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb
[diakses pada tanggal 15 Februari 2014]
McClurg, Lowe-Strong
& Hagen.____. Abdominal Massage to Treat
Constipation in People With Multiple Sclerosis.https://www.
google.com/search?q=Abdominal+Massage+to+reat+Constipation+in+
People+With+Multiple+Sclerosis&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=
org.mozilla:enUS:official &client =firefox-a&channel=fflb [diakses pada
tanggal 12 Maret 2014]
Nursing Practice Research review Gastroenterology. 2011. Does abdominal
massage relieve constipation?. https://www.google.com/search?q=Does
+abdominalmassage+relieveconstipation%3F&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=
&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb
[diakses pada tanggal 12 Maret 2014]
Sinclair, Marybetts. 2011. The use of abdominal massage to treat chronic
Constipation.https://www.google.com/search?
newwindow=1&client=firefoxa&hs=l9x&rls=org.mozilla%3AenUS
%3Aofficial&channel=fflb&q=The+use+of+abdominal+massage+to+treat
+chronic+constipation&oq=The+use+of+abdominal+massage+to+treat+c
hronic+constipation&gs_l=serp.3...83916.85750.0.87124.1.1.0.0.0.0.0.0..0
.0....0...1c.1.39.serp..1.0.0.dSZ1kd4F2qg [diakses pada tanggal 17 Februari
2014]

Smeltzer, Suzanne C.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih bahasa
Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta: EGC
Wong, Dona L., dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta:
EGC.

Lampiran Jurnal Lengkap

Lampiran Jurnal Pendukung

Anda mungkin juga menyukai