11.2014.084
Tugas
1. Campak dapat menimbulkan diare pada 4 minggu terakhir ? bagaimana caranya ?
Pada campak dapat menyebabkan diare parenteral.
Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar usus yang memacu aktivitas saraf
parasimpatis sehingga dapat mempengaruhi saluran cerna berupa peningkatan sekresi
sehingga terjadi diare. Beberapa infeksi yang sering disertai diare adalah infeksi saluran
nafas, infeksi saluran kemih, campak dan lain-lain. Infeksi saluran nafas dapat
disebabkan oleh virus dari saluran napas atas, dapat juga oleh bakteri yang ikut makanan
atau minuman, atau udara pernapasan. Pada campak, diare terjadi selama fase akut
campak dan selama 2-3 bulan sesudahnya karena daya tahan terhadap infeksi menurun.
Infeksi parenteral dapat menyebabkan diare diperkirakan melalui jalur susunan syaraf
vegetatif yang mempengaruhi sistem saluran cerna. Saraf vegetatif terdiri dari syaraf
simpatis dan parasimpatis yang bila mendapat rangsangan akan memberikan respon yang
berbeda pada saluran cerna. Akibat adanya pirogen dari infeksi parenteral akan
menimbulkan rangsangan pada saraf parasimpatis, yang akan menstimuli otot polos
untuk berkontraksi sehingga menimbulkan hipermotilitas usus yang menyebabkan
berkurangnya fungsi usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Oleh karena
itu, kuman penyebab diare tidak selalu ditemukan dalam feses penderita.
2. Apa hubungan antara diare dengan genetic ? keasaman lambung ? gizi buruk ?
Diare pada gizi buruk
Penderita gizi buruk akan mengalami penurunan produksi antibodi serta terjadinya atropi
pada dinding usus yang menyebabkan berkurangnya sekresi berbagai enzim sehingga
memudahkan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh terutama penyakit diare
3. Apa perbedaan diare e.coli? Shigella ? Salmonella ? Cholera ?
Gejala klinik
Masa tunas
Panas
Mual muntah
Nyeri perut
Rotavirus
17-72 jam
+
Sering
Tenesmus
Salmonella
6-72 jam
++
Sering
Tenesmus
Kolik
+
3-7 hari
Kolera
48-72 jam
Sering
Kramp
5.7 hari
Shigella
24-48 jam
++
Jarang
Tenesmus
Kramp
+
>7 hari
Nyeri kepala
Lamanya sakit
Sifat tinja
Volume
Frekuensi
Konsistensi
Darah
Sedang
5-10x/hari
Lembek
-
Sedikit
>10x/hari
Lembek
Sedikit
Sering
Lembek
Kadang
Banyak
Terus menerus
Cair
-
3 hari
Bau
Warna
Langu
Kuning hijau
Merah-hijau
Busuk
Kehijauan
Leukosit
Lain-lain
Anorexia
+
Kejang
+
Sepsis
Amis khas
Seperti air cucian
beras
1
2
3
4
5
Oralit lama
(WHO / UNICEF 1978)
NaCl : 3,5 g
NaHCO3 : 2,5 g
KCl : 1,5 g
Glucose : 20 g
Osmolaritas : 331 mmol/l
Oralit lama
(WHO / UNICEF 1978)
Na+ : 90 mEq/l
K+ : 20 mEq/l
HCO3+ : 30 mEq/l
Cl- : 80 mEq/l
Glucose : 111 mEq/l
Osmolaritas : 331 mmol/l
elektrolit oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus, meningkatkan jumlah
brush border apical, dan meningkatkan respon imun yang mempercepat pembersihan pathogen
dari usus. Pemberian zinc menurunkan frekuensi dan volume buang air besar sehingga dapat
menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.
8. Bagaimana cara membuat bubur tempe dan bubu preda ?
Bubur tempe
siapkan tempe 3 - 4 potong
siapkan tepung beras
masak tempe seperti memasak tempe bacem
setelah tempe matang lalu diblender dan disaring
lalu sari-sarinya dibuang
hasil saringan ditambahkan dengan tepung beras lalu dimasak dengan api kecil
tambahkan sedikit vanili
diaduk terus hingga matang
siap untuk diberikan pada bayi atau anak anda yang terserang diare
Bubur preda :
Bahan:
15 g tepung beras
15 g tepung maizena
5 g minyak kelapa
5 g minyak kacang/jagung/kedelai
Cara membuat:
Campuran tersebut dibuat bubur bersama tepung beras dan tepung maizena sampai
masak.
kandungan laktosa yang lebih sedikit7. Penderita alergi protein susu umumnya terjadi pada bayi
dan anak-anak, sedangkan intoleransi laktosa lebih umum terjadi pada orang dewasa
Shigella
Antibiotic pilihan
Tetracycline
12,5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari
Ciprofloxacin
15 mg/kgBB
2x sehari selama 3 hari
Alternative
Eritromisin
12.5 mg/kgBB
4x sehari selama 3 hari
Pivmecilinam
20 mg/kgBB
4x sehari selama 5 hari
Ceftriaxone
50-100 mg/kgBB
1x sehari Im selama 2-5 hari
Amoebiasis
Giardiasis
Metronidazole
10 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari (10 hari pada kasus berat)
Metronidazole
5 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari
Model tinja 1 Tinja ini mempunyai ciri berbentuk bulat-bulat kecil seperti kacang, sangat
keras, dan sangat sulit untuk dikeluarkan. Biasanya ini adalah bentuk tinja penderita
konstipasi kronis.
Model tinja 3 Tinja ini mempunyai ciri berbentuk sosis, dengan permukaan yang kurang
rata, dan ada sedikit retakan. Tinja seperti ini adalah tinja penderita konstipasi ringan.
Model tinja 4 Tinja ini mempunyai ciri berbentuk seperti sosis atau ular. Tinja ini adalah
bentuk tinja penderita gejala awal konstipasi.
Model tinja 5 Tinja ini mempunyai ciri berbentuk seperti bulatan-bulatan yang lembut,
permukaan yang halus, dan cukup mudah untuk dikeluarkan. Ini adalah bentuk tinja
seseorang yang ususnya sehat.
Model tinja 6 Tinja ini mempunyai ciri permukaannya sangat halus, mudah mencair, dan
biasanya sangat mudah untuk dikeluarkan. Biasanya ini adalah bentuk tinja penderita
diare.
Model tinja 7 Tinja mempunyai ciri berbentuk sangat cair (sudah menyerupai air) dan
tidak terlihat ada bagiannya yang padat. Ini merupakan tinja penderita diare kronis.
Model 1 dan model 7 adalah tinja seseorang yang menderita gangguan pada saluran cerna
bisa gangguan fungsional , infeksi atau gangguan organik
Hijau
Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Meskipun begitu, warna ini tidak
boleh terus muncul karena artinya cara ibu memberi ASI-nya belum benar. Yang terisap
oleh bayi hanyaforemilk saja, sedangkan hindmilk-nya tidak. Kasus demikian umumnya
terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah.
Di dalam payudaranya, ibu memiliki ASI depan (foremilik) dan ASI belakang (hindmilk).
Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu mengisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini
mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang
mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar. Sedangkan, ASI belakang
(hindmilk) akan terisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah
habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. Lemak ini yang membuat tinja menjadi
kuning. Nah, kalau bayi hanya mendapat foremilk yang mengandung sedikit lemak dan
banyak gula, terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat feses
bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak,
sehingga bayi merasa tak nyaman (kolik).
Jika warna feses hijau dan kuning, berarti bayi mendapat ASI yang komplet, dari
foremilk sampai hindmilk.
Merah
Warna merah pada kotoran bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai.
Namun dokter tetap akan melihat, apakah merah itu disebabkan darah dari tubuhnya
sendiri atau dari ibunya.
Jika bayi sempat mengisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya
akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul
selama satu sampai tiga hari. Bila darah itu tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun
bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut.
Kemungkinannya hanya dua, yaitu alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya,
dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi. Dua-duanya butuh penanganan.
Kalau ternyata invaginasi, bayi harus segera dioperasi.
Darah sangat jarang berasal dari disentri amuba atau basiler, karena makanan bayi belum
banyak ragamnya. Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain,
seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.
Putih/Keabu-abuan
Waspadai segera jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat atau putih keabuabuan. Baik yang encer ataupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling
riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. Ini
berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai tinja. Bila bayi sampai mengeluarkan tinja
berwarna putih, saat itu juga ia harus dibawa ke dokter. Jangan menundanya sampai
berminggu-minggu karena pasti ada masalah serius yang harus diselesaikan sebelum bayi
berumur tiga bulan. Sebagai langkah pertama, umumnya dokter akan segera melakukan
USG pada hati dan saluran empedunya.