Dana : DanaRizky RizkyFitria FitriaJannah Jannah P1337434115048 : P1337434115048 I: Reguler I RegulerB B II: II
KEBIJAKAN NASIONAL PROMOSI KESEHATAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1193/MENKES/SK/10/2004 Kesehatan adalah hak azasi manusia, dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam mewujudkan hal tersebut, tentu perlu diadakan promosi kesehatan untuk mencapai Indonesia sehat. Promosi kesehatan menurut WHO adalah the process of enabling individuals and communities to increase control over the determinants of health and thereby improve their health atau proses mengupayakan indivisu-indivisu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Sedangkan pengertian promosi kesehatan di Indonesia adalah Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Semenjak mulai dilaksanakannya konsep promosi kesehatan di Indonesia, banyak upaya telah dilakukan seperti telah diterbitkannya kebijakan teknis promosi kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan program promosi kesehatan baik di pusat maupun di daerah. Adapula beberapa kebijakan lain yang telah berhasil dikembangkan seperti kebijakan tentang kawasan tanpa rokok, kebijakan penyelenggaraan kabupaten/kota sehat, kebijakan program langit biru, dan lain-lain. Kebijakan-kebijakan tersebut juga ditindaklanjuti dengan diterbitkannya peraturan perundang-undangan setempat dan meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan. Di tingkat masyarakat, keberhasilan promosi kesehatan ini ditandai dengan perubahan perilaku individu / keluarga, berkembangnya kelompok-kelompok yang peduli kesehatan, dan terbentuknya berbagai upaya kesehatan bersumber masyarakat. Namun, dalam dasawarsa terakhir, upaya pemberdayaan masyarakat dan advokasi menjadi kurang mendapat perhatian. Yang lebih dilaksanakan dalam promosi kesehatan adalah kegiatan bina suasana, yakni penyuluhan kesehatan melalui media massa, pemasangan spanduk, billboard, poster, dan lain-lain. Sementara itu, kalaupun diselenggarakan pemberdayaan masyarakat, kegiatannya pun kurang dapat membangkitkan gerakan masyarakat untuk membangun (community development). Walaupun telah mulai berkembang kesadaran masyarakat untuk detekis dini gejala penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, tetapi secara umum
masyarakat belum menganggap pemeriksaan kesehatan (check up) sebagai
kebutuhan. Selain itu, sebagian besar masyarakan juga belum mengetahui secara pasti dan benar gejala-gejala dini berbagai penyakit dan masalah kesehatan. Selain itu, masih banyak lagi masalah-masalah yang timbul seperti munculya penyakit-penyakit infeksi baru (HIV/AIDS, SARS, dan lain-lain) dan penyakit-penyakit infeksi yang sebelumnya mulai surut ternyata kembali merebak (kusta, frambusia, dan lain-lain). Penyakit-penyakit tidak menular telah menduduki peringkat tinggi sebagai penyebab kematian. Menyimak keadaan tersebut di atas, dapat ditetapkan beberapa isu strategis sebagai berikut: 1. Kebijakan Promosi Kesehatan. Isu ini berkaitan dengan pentingnya ditetapkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan di bidang promosi kesehatan yang dapat digunakan sebagai landasan peningkatan promosi kesehatan. 2. Sumber Daya Promosi Kesehatan. Isu ini berkaitan dengan perlunya dikembangkan sumber daya untuk penyelenggaraan promosi kesehatan yang meilupi SDM, dana, dan sumber daya lainnya. 3. Pengembangan Organisasi Promosi Kesehatan. Isu ini berkaitan dengan perlunya diupayakan posisi unit-unit pengelola promosi kesehatan yang tepat baik di garis depan, di daerah maupun di pusat, serta ditingkatkannya manajemen dan kinerja unit-unit tersebut. 4. Integrasi dan Sinkronisasi Promosi Kesehatan. Isu ini berkaitan dengan perlunya dikembangkan dan dilaksanakan integrasi promosi kesehatan ke dalam program-program kesehatan serta diupayakannya sinkronisasi antara pemberdayaan masyarakat, bina suasana, dan advokasi. 5. Landasan Fakta. Isu ini berkaitan dengan pentingnya perencanaan dan perancangan promosi kesehatan dengan mendayagunakan data atau fakta. 6. Kerjasama dan kemitraan. Isu ini berkaitan dengan perlunya dikembangkan terus kerjasama dan kemitraan. 7. Metode, Teknik, dan Media. Isu ini berkaitan dengan perlu dikembangkan terus metode, teknik, dan media promosi kesehatan yang sesuai untuk masyarakat dengan ciri-ciri tertentu. 8. Kemampuan Daerah. Isu ini berkaitan dengan perlunya pengembangan kemampuan daerah kabupaten dan kota, dalam penyelenggaraan promosi kesehatan arena daerah ini adalah sebagai ujung tombak bagi keberhasilan promosi kesehatan secara nasional. VISI PROMOSI KESEHATAN Visi nasional dari Promosi Kesehatan ditetapkan sebagai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 atau PHBS 2010, yang artinya keadaan dimana individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka: 1. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain,
2. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan, 3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan, serta 4. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat. MISI PROMOSI KESEHATAN Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, maka Misi Nasional Promosi Kesehatan adalah: 1. Memberdayakan indivisu, keluarga, dan kelompok-kelompok dalam masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga, maupun melalui pengorganisasian dan penggerakan masyarakat. 2. Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. 3. Mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta pihak-pihak lain yang berkepentingan (skateholders) dalam rangka: a. Mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan perundangundangan yang berwawasan kesehatan. b. Mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan masyarakat, dalam program-program kesehatan. c. Meningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta antara pemerintah dengan masyarakat (termasuk LSM) dan dunia usaha. d. Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada khususnya dan bidang kesehatan pada umumnya. TUJUAN DAN SASARAN PROMOSI KESEHATAN Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk hidup sehat, dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut. Sedangkan sasaran atau tujuan khusus dari Promosi Kesehatan adalah: 1. Individu dan keluarga a. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik langsung maupun media massa. b. Mempunyai pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya. c. Mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), enuju keluarga atau rumah tangga sehat. d. Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader kesehatan bagi keluarganya. e. Berperan aktif dalam upaya/kegiatan kesehatan. 2. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum a. Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan. b. Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan sehat. 3. Organisasi kemasyarakatan / organisasi profesi / LSM dan media massa a. Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat masyarakat.
b. Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.
c. Menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung perubahan perilaku masyarakat. 4. Program / petugas kesehatan a. Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan kegiatan kesehatan. b. Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga, dan atau kelompo yang menjadi kliennya. c. Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat. 5. Lembaga pemerintah / politisi / swasta a. Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat. b. Membuat kebijakan dan peratuan perundang-undangan dengan memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan. KEBIJAKAN PROMOSI KESEHATAN 1. Promosi kesehatan diselenggarakan dalam kerangka desentralisasi untuk mewujudkan otonomi daerah di bidang kesehatan guna mendapai Visi Desa Sehat, Kecamatan Sehat, Kabupaten/Kota Sehat, Provinsi Sehat, dan Indonesia Sehat 2010. 2. Promosi kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan terdepan yang harus terpadu dengan kegiatan-kegiatan program kesehatan. 3. Promosi kesehatan harus mengutamakan terciptanya perilaku masyarakat untuk mencegah timbulnya masalah-masalah kesehata melalui upayaupaya promotif dan preventif, tanpa mengabaikan terciptanya perilaku masyarakan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi melalui upaya kuratif dan rehabilitatif. 4. Upaya mengubah dan atau menciptakan perilaku sehat melalui promosi kesehatan harus didukung oleh upaya-upaya lain yang berkaitan seperti pemberlakuan kebijakan dan peraturan perundang-undangan, peningkatan keterjangkauan dan mutu pelayanan kesetahan, dan lain-lain. 5. Strategi dasar utama promosi kesehatan adalah Pemberdayaan Masyarakat yang diperkuat dengan Bina Suasana dan Advokasi. Dengan demikian, Pemberdayaan Masyarakat harus mendapat perhatian memadai sebagai ujung tombak keberhasilan promosi kesehatan. 6. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan penanggung jawab promosi kesehatan di tingkat kabupaten/kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertugas mengkoordinasikan, meningkatkan dan membina Pemberdayaan Masyarakat yang diselenggarakan oleh sara kesehatan di wilayahnya, mendukung gerakan Pemberdayaan Masyarakat yang diselenggarakan dengan menyelenggarakan Bina Suasana dan Advokasi di tingkat kabupaten/kota. 7. Dinas Kesehatan Provinsi merupakan penanggup jawab promosi kesehatan di tingkat provinsi. Dinas Kesehatan Provinsi bertugas mengkoordinasikan, meningkatkan dan memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kot di bidang promosi kesehatan, memperkuat Pemberdayaan Masyarakat yang diselenggarakan di tingkat kabupaten/kota, serta mendukungnya melalui Bina Suasana dan Advokasi di tingkat provinsi.
8. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan merupakan penanggup
jawab promosi kesehatan secara nasional, yang bertugas mengembangkan kebijakan, pedoman, dan standar di bidang promosi kesehatan, memfasilitasi dan mengkoordinasikan penyelenggaraan dan pengembangan promosi kesehatan daerah, serta mendukungnya melalui Bina Suasana dan Advokasi di tingkat nasional. 9. Dalam rangka promosi kesehatan, kemitraan harus dikembangkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan (skateholders), baik dari unsur-unsur pemerintah, maupun unsur-unsur masyarakat dan dunia usaha (swasta), dan harus diarahkan guna mewujudkan penyelenggaraan pengelolaan yang baik (good governance). 10.Guna meningkatkan promosi kesehatan dengan berlandaskan fakta (evidence-based), harus dikembangkan pendayaguaan data dan informasi dalam perencanaan dan perancangan promosi kesehatan, pencacatan dan pelaporan, serta sistem informasi di biang promosi kesehatan. 11.Profil Promosi Kesehatan selain merupakan sarana penyedia data di bidang promosi kesehatan, juga diarahkan sebagai saran untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian perilaku sehat sebagai komponen dariIndonesia sehat, Provinsi Sehat, dan Kabupaten/Kota Sehat. Profil Promosi Kesehatan diarahkan sebagai sarana perbandingan antara satu daerah atau institusi dengan daerah atau institusi lainnya. 12.Peningkatan kemampuan promosi kesehatan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan dengan mendayagunakan kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). 13.Peningkatan kemampuan promosi kesehatan dilakukan dengan mengembangkan sumber daya dan infranstruktur, dengan mengutamakan pengembangan sumber daya manusia (SDM). 14.Pengembangan SDM pelaksana promosi kesehatan dilaksanakan secara terpadu dengan pengembangan SDM kesehatan pada umumnya serta diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan. 15.Dalam rangka mewujudkan paradigma sehat dan memperkuat promosi kesehatan, perlu diupayakan pengorganisasian promosi kesehatan yang memadai, sehingga mampu menampung tugas-tugas yang dibebankan, mengelola sumber yang dibutuhkan, dan mengakses seluruh program kesehatan yang didukungnya. STRATEGI Agar kebijakan nasional dapat diterapkan, maka perlu ditetapkan strategi peningkatan promosi kesehatan sebagai berikut: 1. Pengembangan Kebijakan Promosi Kesehatan Daerah. Stratgei ini dilaksanakan dalam rangka mengupayakan adanya landasan hukum yang memperkuat penyelenggaraan promosi kesehatan di daerah. 2. Peningkatan Sumber Daya Promosi Kesehatan. Strategi ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan SDM, dana, dan sumber daya lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan promosi kesehatan. Peningkatan SDM dilaksanakan dengan mengutamakan peningkatan kemampuan tenaga-tenaga kesehatan. Peningkatan dana dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pembiayaan untuk kegiatan promosi kesehatan. 3. Pengembangan Organisasi Promosi Kesehatan.
4.
5.
6.
7.
8.
Strategi ini dilaksanakan dalam rangka mengupayakan posisi yang
sesuai bagi unit pengelola promosi kesehatan agar mampu menampung tugas-tugas yang dibebankan, mampu mengelola sumber daya yang dibutuhkan, dan mampu mengakses seluruh program kesehatan yang didukungnya. Integrasi dan Sinkronisasi Promosi Kesehatan. Strategi ini dilaksanakan dengan terlebih dahulu menyusun petunjuk pelaksanaan Integrasi Promosi Kesehatan. Juklak ini sedapat mungkin jelas merinci rancangan (design) promosi kesehatan untuk berbagai tatanan (setting) yang sesuai dari antara tatanan yang ada (tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan tatanan sarana kesehatan). Pendayagunaan Data dan Pengembangan Sistem Informasi Promosi Kesehatan. Strategi ini dilaksanakan dalam rangka pemberdayaan kualitas perencanaan dan perancangan promosi kesehatan, guna mewujudkan promosi kesehatan yang berdasar pada fakta (evidence-based). Peningkatan Kerjasama dan Kemitraan. Strategi ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan promosi kesehatan dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang memerlukan kerjasama lintas sektor khususnya HIV/AIDS, penyalahgunaan napza, masalah rokok, dan masalah-masalah kesehatan akibat bencana / pengungsian. Strategi ini juga untuk meningkatkan kemitraan terutama dengan tokoh-tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, serta kalangan wartawan, jurnalis, dan reporter. Pengembangan Metode, Teknik, dan Media. Strategi ini dilaksanakan dalam rangka menemukan metodemetode, teknik, dan media pemberdayaan masyarakat, bina suasana, dan advokasi serta kemitraan yang sesuai dengan ciri-ciri tertentu masyarakat. Strategi ini juga untuk meningkatkan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam promosi kesehatan. Fasilitasi Peningkatan Promosi Kesehatan. Strategi ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan daerah kabupaten/kota, yang merupakan titik berat otonomi daerah, dalam penyelenggaraan promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bukanlah proses yang mudah dan sederhana.
Keberhasilan promosi kesehatan terletak pada prakarsa, inovasi, dan kesungguhan para penyelenggara dalam merencanakan dan melaksanakan promosi kesehatan. Kunci keberhasilan dari promosi kesehatan terletak pada koordinasi dan integrasi kegiatan antara program-program kesehatan dengan program promosi kesehatan, khususnya dalam hal: 1. Menetapkan waktu atau jadwal pelaksanaan promosi kesehatan dan program-program kesehatan. 2. Melatih dan membimbing petugas-petugas kesehatan di puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lain dalam melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat. 3. Mendukung petugas-petugas kesehatan dengan peralatan dan media komunikasi yang sesuai guna penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat. Melaksanakan bina suasana dan advokasi, bekerjasama dengan organisasi profesi, LSM, dan lain-lain.
Upaya promosi kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, bukan
hanya sektor kesehatan semata melainkan juga lintas sektor, masyarakat, dan dunia usaha. Kebijakan kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan. Kesamaan pengertian, efektivitas kerja sama dan sinergi antara aparat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota menjadi penting dalam rangka mencapai Visi serta Tujuan dan Sasaran promosi kesehatan secara nasional. Oleh karena itu, Kebijakan Promosi Kesehatan Nasional perlu segera ditindak lanjuti dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyelenggaraan Promosi Kesehatan di Daerah atau bentuk dasar hukum lain yang setara dengan itu.