Anda di halaman 1dari 19

NULAR SEKSUAL (PMS)

PengertianTrikomoniasis
Pengertian Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan istilah infeksi menular
seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang umumnya ditularkan melalui
hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran bisa melalui darah, sperma, cairan
vagina atau pun cairan tubuh lainnya.

Selain itu, penyebaran tanpa hubungan seksual juga bisa terjadi dari seorang ibu
kepada bayinya, baik saat mengandung atau melahirkan. Pemakaian jarum
suntik secara berulang atau bergantian di antara beberapa orang juga berisiko
menularkan infeksi.

Berikut ini adalah beberapa penyakit menular seksual yang umum terjadi.

Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Bakteri


Setidaknya terdapat tiga penyakit menular sosial yang akan akan dibahas pada
artikel ini, yaitu sifilis, gonore, dan chlamydia.

Sifilis

Sifilis atau raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Treponema pallidum. Gejala awal sifilis adalah munculnya lesi atau luka
pada alat kelamin atau pada mulut. Luka ini mungkin tidak terasa sakit, tapi
sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi ini akan bertahan antara
1-2.5 bulan.

Jika sifilis tidak ditangani, infeksi ini akan berlanjut ke tahap yang berikutnya.
Pada tahap berikutnya, ruam akan berlanjut dan gejala yang mirip gejala flu
seperti demam, nyeri pada persendian, dan sakit kepala akan muncul.
Kerontokan rambut hingga pitak juga bisa dialami penderita.

Jika dibiarkan, sifilis bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, demensia,


impotensi, masalah pendengaran dan bahkan kematian.

Untuk memastikan diagnosis sifilis, tes darah biasa bisa dilakukan. Terkadang
gejala yang muncul sulit dikenali sebagai penyakit sifilis, maka segera lakukan
tes darah jika mencurigai diri berisiko terkena sifilis.
Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang bernama
Treponema pallidum. Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS).
Penyebaran infeksi ini paling umum adalah melalui hubungan seksual dengan
orang yang terinfeksi. Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis
juga bisa menyebar melalui pajanan cairan tubuh penderitanya misalnya melalui
darah.

Pada umumnya kontak langsung terjadi melalui hubungan seksual. Hubungan


seksual ini bisa berbentuk seks vagina, anal, maupun oral. Selain itu, berbagi
jarum juga bisa menularkan infeksi penyakit ini, baik pada pengguna narkoba
suntik maupun pada penyuka seni merajah tubuh misalnya tato dan menindik
telinga.

Penularan sifilis bisa juga terjadi dari wanita yang hamil kepada bayi yang
dikandungnya. Kondisi ini dikenal sebagai kongenital sifilis. Kematian bayi di
dalam kandungan bisa terjadi karena infeksi ini.

Bakteri ini tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. Infeksi penyakit ini
tidak dapat ditularkan dengan cara-cara di bawah ini:

Memakai toilet yang sama.


Berbagi peralatan makan yang sama.
Memegang gagang pintu yang sama.
Berbagi kolam renang atau pun kamar mandi yang sama.

Gejala pertama sifilis muncul sekitar 3 minggu setelah bakteri memasuki tubuh.
Infeksi sifilis terbagi menjadi empat tahapan utama, antara lain:

Sifilis primer

Penderita sifilis mengalami gejala yang dimulai dengan lesi atau luka pada alat
kelamin atau di dalam dan sekitar di mulut. Luka yang terjadi berbentuk seperti
gigitan serangga tapi tidak menimbulkan rasa sakit. Pada tahap ini, jika orang
yang terinfeksi berhubungan seksual dengan orang lain, penularan sangat
mudah terjadi. Luka ini bertahan selama 1-2 bulan. Pada akhirnya, lesi ini akan
sembuh tanpa meninggalkan bekas.

Sifilis sekunder

Penderita sifilis sekunder akan mengalami ruam merah seukuran koin kecil dan
biasanya ruam ini muncul pada telapak tangan dan telapak kaki. Gejala lain yang
mungkin muncul adalah demam, turunnya nafsu makan, radang tenggorokan
dan kutil kelamin. Fase ini bisa bertahan selama satu hingga tiga bulan.

Sifilis laten

Setelah fase sifilis sekunder, sifilis seakan-akan menghilang dan tidak


menimbulkan gejala sama sekali. Masa laten ini bisa bertahan sekitar dua tahun
sebelum kemudian lanjut ke masa yang paling berbahaya dalam infeksi sifilis
yaitu sifilis tersier.

Sifilis tersier

Jika infeksi tidak terobati, sifilis akan berkembang ke tahapan akhir, yaitu sifilis
tersier. Pada tahap ini, infeksi bisa memberi efek yang serius pada tubuh.
Beberapa akibat dari infeksi pada tahapan ini adalah kelumpuhan, kebutaan,
demensia, masalah pendengaran, impotensi, dan bahkan kematian jika tetap
tidak ditangani.

Sifilis paling mudah menular pada fase sifilis primer dan sekunder. Jika Anda
merasa terinfeksi sifilis, segera periksakan diri ke dokter atau klinik spesialis
penyakit kelamin untuk memastikan diagnosis terhadap sifilis. Makin cepat sifilis
diobati, maka makin kecil kemungkinan sifilis berkembang menjadi penyakit
yang serius.

Pengobatan Yang Dilakukan Terhadap Sifilis


Pengobatan sifilis sangat mudah dilakukan dengan memakai antibiotik. Biasanya
dengan menggunakan suntikan penisilin. Jika tidak diobati, sifilis bisa menjadi
penyakit yang berbahaya dan bisa berujung kepada kematian.

Penderita yang sedang ditangani untuk sifilis harus menghindari hubungan


seksual hingga infeksi pada dirinya hilang. Pasangan seksual dari penderita sifilis
harus diuji dan ada kemungkinan besar juga perlu diobati.
Antibiotik seperti suntikan penisilin digunakan untuk mengobati sifilis. Jika sifilis
diobati dengan benar, tahapan sifilis yang lebih parah bisa dicegah. Hindari
hubungan seksual sebelum memastikan infeksi sifilis benar-benar hilang.
Pastikan juga untuk memeriksakan kesehatan pasangan Anda saat ini atau orang
yang pernah berhubungan seksual dengan Anda jika Anda terdiagnosis sifilis.
Pengobatan Sifilis

Penisilin cukup berhasil dan bisa digunakan untuk mengobati sifilis primer dan
sekunder. Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis antibiotik
lain yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi terhadap
penisilin.

Satu suntikan penisilin bisa menghentikan perkembangan penyakit jika Anda


terinfeksi kurang dari satu tahun. Untuk infeksi yang lebih dari satu tahun, Anda
mungkin perlu penambahan dosis. Pengobatan biasanya diberikan selama
kurang lebih 14 hari, tapi bisa berjalan lebih lama pada beberapa kasus.

Untuk sifilis tersier, pengobatan memakan waktu lebih lama dan antibiotik
diberikan melalui infus. Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan infeksi
tapi tidak bisa memperbaiki kerusakan yang disebabkan sifilis tersier.

Sifilis pada kehamilan juga diobati dengan antibiotik. Obat-obatan antibiotik


tidak memiliki pengaruh pada bayi.

Pada awam pengobatan antibiotik dimulai, beberapa penderita sifilis bisa


merasakan reaksi Jarisch-Herxheimer. Reaksi ini muncul akibat tersebarnya racun
dari sel-sel bakteri yang dibunuh oleh obat-obatan antibiotik. Gejala yang muncul
berupa demam, sakit kepala, dan nyeri pada otot dan persendian. Ini bukan
kondisi yang serius, biasanya hanya bertahan selama satu hari. Parasetamol bisa
digunakan untuk mengatasi rasa sakit, tapi jika gejala memburuk, segera
hubungi dokter.

Bagi wanita, beberapa obat-obatan antibiotik untuk sifilis bisa mengganggu


metode kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Alat
kontrasepsi lainnya seperti kondom bisa digunakan saat sedang menjalani
pengobatan antibiotik.

Memastikan Kesembuhan Dari Infeksi


Setelah menyelesaikan pengobatan antibiotik, Anda akan diminta untuk
menjalani tes darah untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh total. Ingat
bahwa Anda masih bisa terinfeksi sifilis lagi, meski sudah pernah terobati dan
sembuh.

Berbagi Kisah Pada Pasangan


Jika Anda merasa malu untuk membicarakan penyakit ini dengan pasangan atau
mantan pasangan Anda, tanyakan kepada dokter atau klinik kesehatan spesialis
penyakit kelamin. Lebih baik bagi Anda untuk memberitahu pasangan tentang
sifilis. Jika penyakit ini tidak ditangani, pada akhirnya bisa berujung kepada
kematian.

Jika Anda terbukti menderita sifilis, segera beri tahu pasangan atau mantan
pasangan Anda agar dia bisa melakukan pemeriksaan dan menerima
pengobatan.
Anda bisa mengetahui informasi selengkapnya mengenai penyakit sifilis di laman
ini.

Gonore atau kencing nanah

Gonore atau kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Beberapa penderita penyakit ini tidak
menunjukkan gejala apa pun sehingga bisa tidak diketahui sama sekali.

Gejala gonore pada pria:

Pada ujung peniskeluar kotoran berwarna putih, kuning, atau hijau


Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil
Sering buang air kecil
Rasa sakit di sekitar testikel
Gejala gonore pada wanita:

Cairan vagina yang encer dan berwarna kuning atau hijau


Sering buang air kecil
Sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil
Rasa sakit pada perut bagian bawah pada saat berhubungan seks atau
setelahnya
Pendarahan pada saat berhubungan seks atau setelahnya, atau pendarahan
berlebihan ketika mengalami menstruasi
Siklus menstruasi yang terganggu
Gatal di sekitar kelamin
Demam
Kelelahan
Infeksi gonore juga bisa berdampak pada bagian rektum, tenggorokan, atau
mata. Diagnosis untuk memastikan apakah Anda terinfeksi gonore adalah
dengan melakukan tes urin. Selain itu, pengambilan sampel cairan dari bagian
yang terinfeksi juga bisa dilakukan.

Sama seperti sifilis, infeksi gonore atau kencing nanah bisa dengan mudah
diobati dengan antibiotik. Sangat penting untuk minum obat antibiotik sesuai
dosis dan jangka waktu yang dianjurkan agar infeksi benar-benar lenyap. Jika

tidak ditangani dengan baik, gonore atau kencing nanah bisa menyebabkan
kemandulan.

Chlamydia (klamidia)

Chlamydia atau klamidia adalah jenis penyakit seksual umum yang disebabkan
oleh bakteri Klamidia trachomatis. Beberapa orang tidak merasakan gejala sama
sekali, jadi penularan bisa terjadi tanpa disadari oleh orang yang sudah
terinfeksi.

Gejala klamidia pada wanita:

Cairan vagina tidak normal dan mengeluarkan bau yang tidak biasa
Sensasi terbakar atau sakit saat buang air kecil
Menstruasi yang sakit
Sakit saat melakukan hubungan seksual
Rasa gatal atau sensasi terbakar di sekitar vagina
Gejala klamidia pada pria:

Pada ujung penis keluar kotoran berwarna jernih atau putih


Sakit pada saat buang air kecil
Rasa gatal atau panas sekitar lubang penis
Rasa sakit dan pembengkakan di sekitar testikel
Infeksi klamidia juga bisa menyerang rektum, tenggorokan, atau mata. Untuk
mendiagnosis klamidia bisa dengan cara tes urin atau pengambilan sampel
cairan dari alat kelamin.

Pengobatan infeksi ini adalah dengan cara mengonsumsi antibiotik. Pastikan


untuk menghabiskan obat yang sudah diresepkan oleh dokter, meski kondisi
terasa sudah membaik. Lakukan tes urin atau sampel cairan alat kelamin sekali
lagi setelah pengobatan selesai untuk memastikan infeksi benar-benar telah
sembuh.

Jika tidak dirawat pada wanita, klamidia bisa menyebabkan kemandulan dan juga
kelahiran prematur. Infeksi ini juga bisa ditularkan saat melahirkan. Bayi bisa
mengalami infeksi mata dan bahkan kebutaan. Sedangkan pada pria, klamidia
bisa menyebabkan peradangan pada saluran kencing, infeksi pada kandung
kemih dan epididymitis, serta infeksi pada rektum.

Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Virus


Herpes genital, kutil kelamin, dan HIV adalah contoh-contoh penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh virus.

Herpes Genital

Herpes genital adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks atau sering disebut HSV. Gejala herpes genital akan muncul beberapa
hari setelah terinfeksi HSV. Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit
pada wilayah genital menjadi gejala herpes awal yang muncul. Mungkin akan
terasa gatal atau sakit saat membuang air kecil.

Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di dalam tubuh
tanpa menyebabkan gejala. Tapi ketika virus ini kembali aktif, luka akan muncul
kembali. Tapi luka yang terjadi biasanya lebih kecil dan tidak terlalu sakit karena
tubuh telah menghasilkan antibodi terhadap virus ini setelah pertama kali
terinfeksi. Antibodi yang sudah ada akan melawan kemunculan kembali virus ini.

Diagnosis herpes genital bisa dilakukan dengan pengambilan sampel cairan dari
luka yang muncul atau dengan melakukan tes darah. Hingga kini, belum ada
obat yang bisa menyembuhkan herpes genital. Tapi gejala yang terjadi bisa
dikendalikan dengan obat-obatan antivirus.

Anda bisa mengetahui informasi selengkapnya mengenai herpes genital di laman


ini.
Pengertian Herpes Genital (Herpes Simplex)

Herpes genital adalah infeksi pada alat kelamin yang bisa menulari pria dan
wanita. Penyakit ini salah satu dari Infeksi Menular Seksual atau IMS karena
umumnya ditularkan melalui hubungan seksual (vagina, anal, dan oral).

Infeksi yang terjadi disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut
sebagai HSV. Ketika aktif, virus ini akan berkembang dan bergerak di antara selsel saraf. HSV dapat menular dan masuk ke dalam tubuh melalui berbagai
membran mukosa. Membran mukosa adalah jaringan lunak basah yang melapisi
bagian terbuka tubuh. Membran mukosa berada di beberapa bagian tubuh dan
bersinggungan langsung dengan kulit, yaitu pada dinding mulut, bagian dalam
kelopak mata, di dalam telinga, dalam saluran urin, di dinding vagina dan anus.

Gejala herpes genital yang pertama kali muncul adalah luka melepuh yang
kemerahan dan terasa sakit di sekitar daerah genital. Luka ini bisa pecah dan
menjadi luka terbuka.

Penyebab Herpes Genital


Penyebab herpes genital adalah virus herpes simpleks. Virus ini terbagi menjadi
dua macam, Tipe 1 (HSV-1) dan Tipe 2 (HSV-2). Kedua jenis virus ini sangat
mudah menular dan penularannya terjadi dari kontak langsung dari orang yang
terinfeksi. Herpes terkadang tidak menimbulkan gejala tertentu, tapi orang yang
terinfeksi tetap bisa menularkan virus itu. Karena gejalanya yang cukup ringan,
sekitar 80 persen orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa mereka telah
menderita herpes.

Pengobatan Herpes Genital


Tidak ada obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan infeksi HSV. Obatobatan antivirus yang digunakan hanya dapat mengendalikan gejala yang
muncul akibat infeksi virus ini.Obat-obatan antiherpes yang paling sering
digunakan adalah:

Asiklovir
Famsiklovir
Valasiklovir

Kutil Kelamin

Kutil kelamin atau kutil genital adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh virus yang dikenal sebagai human papillomavirus (HPV). Kutil kelamin
adalah kutil yang muncul di sekitar alat kelamin atau di area dubur. Kutil ini
mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, tapi biasanya akan muncul rasa gatalgatal, memerah dan bahkan bisa berdarah.

Kutil akan muncul sekitar satu hingga tiga bulan setelah terjadinya infeksi HPV.
Tapi ada sebagian orang yang sudah terinfeksi, tapi tidak pernah mengalami
kemunculan kutil. Kutil dapat muncul pada mulut atau tenggorokan orang yang
melakukan seks oral. Jadi kutil tidak hanya muncul di area genital atau dubur
saja.

Penyebaran virus ini tidak hanya melalui hubungan seksual. HPV bisa menyebar
melalui kontak langsung dari kulit ke kulit. Untuk memastikan diagnosis apakah
terdapat kutil kelamin, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian
yang terinfeksi. Selain itu bisa dilakukan tes khusus untuk mendiagnosis HPV.

Tidak ada pengobatan atau penanganan yang bisa melenyapkan virus HPV dari
tubuh sepenuhnya. Kutil yang muncul di area kelamin atau dubur bisa ditangani
dengan prosedur pembekuan, terapi laser, atau memakai krim. Operasi juga bisa
dilakukan untuk mengangkat kutil yang besar.

Orang yang terinfeksi virus HPV lebih berisiko terkena kanker serviks, kanker
penis, dan juga kanker rektum. Meski tidak semua jenis virus HPV berkaitan
dengan kanker, disarankan untuk melakukan pemeriksaan sel kanker melalui
secara teratur jika terinfeksi HPV.

HIV

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Virus ini dapat tertular melalui hubungan seks yang tidak
aman, berbagi alat suntik atau pun jarum, dari ibu kepada bayinya, maupun
melalui transfusi darah.

Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan infeksi
maupun penyakit akibat virus ini. Hingga kini, belum ada obat untuk sepenuhnya
melenyapkan HIV dari tubuh. Pengobatan HIV umumnya dilakukan untuk
memperpanjang usia dan meredakan gejala yang muncul akibat HIV.

HIV tidak memiliki gejala yang jelas. Gejala awal yang terjadi adalah gejala flu
ringan disertai demam, sakit tenggorokan, maupun ruam. Seiring virus HIV
menyerang sistem kekebalan tubuh, tubuh penderita akan makin rentan
terhadap berbagai infeksi.

Jika merasa berisiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahui
diagnosisnya adalah dengan melakukan tes HIV beserta konselingnya. Tes HIV
bisa dilakukan di klinik Voluntary Counseling and Testing atau VCT (KTS=
Konseling dan Tes HIV Sukarela).

Anda bisa mengetahui informasi selengkapnya mengenai penyakit HIV/AIDS di


laman ini.
Pengertian HIV Dan AIDS

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang
sistem kekebalan tubuh. Virus ini melemahkan kemampuan tubuh dalam
melawan infeksi dan penyakit.

Beberapa cara penularan virus HIV/AIDS adalah sebagai berikut:

Hubungan seks tanpa kondom


Berbagi alat suntik dengan orang yang positif mengidap HIV, terutama di
kalangan pengguna narkotika suntik
Ibu hamil positif HIV kepada bayinya selama masa kehamilan, persalinan
dan/atau waktu menyusui
Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV

Tidak ada obat untuk HIV, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk
memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini akan membuat orang
yang terinfeksi untuk hidup lebih lama sehingga bisa menjalani hidup dengan
normal.

Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak
akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV.
Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.

HIV/AIDS di Indonesia
Secara global, infeksi HIV/AIDS mengalami penurunan. Semua ini dikarenakan
oleh intervensi yang menyebabkan perubahan pola komunikasi, pemakaian
kondom, pencegahan transmisi dari Ibu-Anak, kampanye khitan dan pencegahan
lainnya. Infeksi HIV baru sudah menurun dalam satu dekade terakhir. Tahun
2013, infeksi HIV dunia mencapai 2,3 juta. Mengalami penurunan sebanyak 33%
sejak tahun 2001.

Sejak pertama kali ditemukannya infeksi HIV pada tahun 1987 sampai dengan
Desember 2013, HIV tersebar di 368 dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi
di Indonesia. Bali adalah provinsi pertama tempat ditemukannya infeksi
HIV/AIDS.

Setiap 25 menit di Indonesia, satu orang akan terinfeksi HIV. Satu dari lima
orang yang terinfeksi berusia di bawah 25 tahun. Proyeksi Kementerian
Kesehatan Indonesia memperlihatkan, tanpa adanya percepatan program
pencegahan HIV, lebih dari 500.000 orang Indonesia akan positif terinfeksi HIV
pada tahun 2014. Papua, Jakarta dan Bali yang berada paling depan dalam
tingkat penyebaran kasus HIV baru per 100.000 orang. Jakarta memiliki angkat
terbesar untuk kasus baru pada tahun 2011 yaitu sebesar 4.012 kasus.

Penyebaran HIV
HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh
manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi.
Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah,
dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urin.

Di Indonesia faktor penyebab dan penyebaran virus HIV/AIDS terbagi menjadi


dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman dan
bergantian jarum suntik saat menggunakan narkotika.

Berikut ini adalah beberapa cara penyebaran HIV lainnya:

Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau
menyusui.
Melalu seks oral.
Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
Memakai jarum, suntikan dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah
terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya.
Tes Infeksi HIV
Jika Anda merasa memiliki risiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk
mengetahuinya adalah dengan melakukan tes HIV yang disertai konseling.
Segeralah mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat (klinik VCT) untuk tes HIV.
Dengan tes ini akan diketahui hasil diagnosis HIV pada tubuh Anda.

Layanan tes HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling
and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela). Tes ini bersifat sukarela
dan rahasia. Sebelum melakukan tes, konseling diberikan terlebih dahulu.
Konseling bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dan juga pola hidup
keseharian. Setelah tahap ini, dibahaslah cara menghadapi hasil tes HIV.

Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap
HIV di dalam sampel darah. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem
kekebalan tubuh untuk menyerang kuman atau bakteri tertentu.

Ada beberapa tempat untuk melakukan tes HIV. Anda bisa menanyakan pada
rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat. Di Indonesia, terdapat beberapa
yayasan dan organisasi yang fokus untuk urusan HIV/AIDS, di antaranya:

Komunitas AIDS Indonesia


ODHA Indonesia

Himpunan Abiasa
Yayasan Spiritia
Yayasan Orbit
Sedangkan lembaga pemerintah yang dibentuk khusus untuk menangani
HIV/AIDS adalah Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN).

Jika hasilnya positif, Anda akan dirujuk menuju klinik atau rumah sakit spesialis
HIV. Beberapa tes darah lainnya mungkin akan diperlukan. Tes ini untuk
memperlihatkan dampak dari HIV kepada sistem kekebalan Anda. Anda juga bisa
membicarakan tentang pilihan penanganan yang bisa dilakukan.

Langkah Pengobatan Bagi Penderita HIV


Meski belum ada obat untuk sepenuhnya melenyapkan HIV, tapi langkah
pengobatan HIV yang ada pada saat ini cukup efektif. Pengobatan yang
dilakukan bisa memperpanjang hidup bagi penderita HIV dan mereka bisa
menjalani pola hidup yang sehat.

Terdapat obat-obatan yang dikenal dengan nama antiretroviral (ARV) yang


berfungsi menghambat virus dalam merusak sistem kekebalan tubuh. Obatobatan diberikan dalam bentuk tablet yang dikonsumsi tiap hari. Anda akan
disarankan melakukan pola hidup sehat. Misalnya makanan sehat, tidak
merokok, vaksin flu tahunan, dan vaksin pneumokokus lima tahunan. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi risiko terkena penyakit berbahaya.

Tanpa pengobatan, orang dengan sistem kekebalan yang terserang HIV akan
menurun drastis. Dan mereka cenderung menderita penyakit yang
membahayakan nyawa seperti kanker. Hal ini dikenal sebagai HIV stadium akhir
atau AIDS.

Cara Pencegahan HIV


Cara terbaik untuk mencegah HIV adalah dengan melakukan hubungan seks
secara aman, dan tidak pernah berbagi jarum atau peralatan menyuntik apa
pun. Semua yang pernah berhubungan seks tanpa kondom dan berbagi jarum
atau suntikan, berisiko untuk terinfeksi HIV.
Penyebab Penyakit Menular Seksual yang Lainnya

Selain penyakit-penyakit di atas, terdapat pula beberapa penyakit lain yang bisa
menjadi penyebab penyakit menular seksual, antara lain:

Kudis atau scabies

Kudis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau
yang sulit terlihat oleh mata ini menggali dan hidup di dalam kulit. Parasit ini bisa
ditularkan melalui kontak tubuh secara langsung, melalui baju, peralatan tidur,
atau handuk yang terinfeksi.

Gejala utama dari kudis adalah munculnya rasa gatal yang hebat terutama pada
malam hari. Rasa gatal ini sering kali muncul di bagian jari, pergelangan tangan,
kaki, tubuh, atau bisa juga di area kelamin. Terkadang kudis juga bisa
mengakibatkan munculnya ruam.

Kondisi ini bisa ditangani dengan memakai krim atau sampo khusus. Setelah
pengobatan, terkadang rasa gatal masih tetap ada selama beberapa lama.

Kutu pada rambut kemaluan

Kutu pada rambut kemaluan adalah serangga parasit kecil yang hidup di antara
rambut tubuh yang kasar, seperti rambut kemaluan. Kutu ini bisa juga hidup
dibulu ketiak, rambut tubuh, jenggot,alis,dan bulu mata. Kutu ini hanya
memangsa darah manusia. Kutu ini hanya bisa merangkak dari rambut ke
rambut, tidak bisa melompat dari satu orang ke orang lainnya.

Gejala utama yang terjadi adalah rasa gatal pada bagian yang terinfeksi dan
terjadinya peradangan atau iritasi akibat garukan penderita. Jika merasakan
gejala ini, Anda bisa lihat secara langsung apakah ada kutu pada rambut
kemaluan atau pun rambut lain yang terasa gatal. Kutu ini bisa diatasi dengan
memakai krim atau sampo khusus. Anda tidak perlu mencukur rambut pada
kemaluan atau rambut tubuh yang terinfeksi.

Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit


bersel satu bernama Trichomonas vaginalis. Kondisi ini mudah sekali ditularkan
melalui hubungan seksual. Kebanyakan penderita pria tidak menyadari infeksi ini
karena tidak mengalami gejala apa pun sampai ketika pasangan wanitanya
terinfeksi dan mengalami gejala.

Gejala yang terjadi pada pria:

Iritasi di dalam penis


Sensasi rasa terbakar sesaat setelah buang air kecil atau ejakulasi
Cairan penis berwarna keputihan
Inflamasi pada kulup
Gejala yang terjadi pada wanita adalah:

Kotoran vagina encer atau berbuih warna kuning dengan bau tidak sedap
Rasa sakit dan gatal-gatal di sekitar vagina
Tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual
Sakit saat buang air kecil
Untuk mendiagnosis trikomoniasis bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes
urin, dan pengambilan sampel cairan. Parasit ini lebih sulit dideteksi pada pria
dibandingkan pada wanita. Antibiotik bisa digunakan untuk mengobati
trikomoniasis.
TRIKOMONIASIS
Pengertian Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah Penyakit Menular Seksual (PMS) yang menimbulkan rasa


tidak nyaman berupa gatal atau perih dan cairan berbau tidak sedap dari bagian
intim. Penyakit ini dapat menyerang pria atau pun wanita, namun wanita lebih
rentan tertular. Pria dapat terjangkit penyakit ini dan menularkannya kepada
pasangan melalui hubungan seks.

Trikomoniasis disebabkan oleh parasit yang disebut Trichomonas vaginalis (TV).


Tidak semua penderitanya akan mengalami gejala. Sekitar setengah dari mereka
yang terinfeksi parasit ini tidak mengalami gejala apa pun.

Gejala-gejala Trikomoniasis yang perlu Diwaspadai


Gejala trikomoniasis dapat berkembang dalam sebulan setelah terkena infeksi.
Pada wanita, trikomoniasis berdampak pada vagina dan saluran pembuangan
urine atau uretra. Sedangkan pada pria, trikomoniasis menyerang uretra, area
penis seperti kulup dan kelenjar prostat.

Gejala yang bisa dialami oleh wanita, antara lain:

Bagian perut bawah terasa sakit.


Muncul rasa sakit atau tidak nyaman saat buang air kecil atau berhubungan
intim.
Cairan vagina yang diproduksi dalam jumlah lebih banyak bisa kental, encer,
atau berbusa. Keputihan bisa berwarna kekuningan atau kehijauan dan berbau
amis.
Timbul rasa nyeri, bengkak dan gatal di area kewanitaan. Kadang gatal juga
muncul di bagian paha dalam.
Sedangkan gejala yang bisa dialami oleh pria meliputi:

Frekuensi buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan disertai rasa sakit.
Muncul cairan putih dari penis.
Muncul rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung penis. Rasa sakit ini
juga bisa muncul saat ejakulasi.
Penyebab Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh sejenis parasit berukuran kecil yang disebut
Trichomonas vaginalis. Parasit ini biasanya disebarkan melalui hubungan seks
tanpa kondom atau saling berbagai alat/mainan seks. Penyakit ini tidak bisa
ditularkan melalui:

Seks oral.
Seks anal.
Ciuman.
Berbagi pemakaian alat makan, dudukan toilet, dan handuk.
Langkah Diagnosis Melalui Tes Laboratorium
Agak sulit untuk mendiagnosis penyakit ini karena sebagian penderitanya tidak
menunjukkan gejala dan karena gejalanya hampir sama dengan penyakit
menular seksual lain. Namun untuk mendeteksinya, dokter akan melakukan
pemeriksaan di area genital, setelah itu langkah selanjutnya adalah tes
laboratorium. Pada tes laboratorium, dokter atau suster akan mengambil sampel
cairan dari area vagina atau penis. Sampel ini kemudian akan dikirim ke
laboratorium. Selain cairan pada organ intim, khusus untuk penderita laki-laki,
sampel urine juga bisa diperiksa untuk keberadaan trikomoniasis.

Dibutuhkan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasil tesnya. Jika dokter
atau suster menduga adanya trikomoniasis, Anda akan disarankan untuk
menjalani serangkaian perawatan sambil menunggu hasil tes. Alasannya adalah
untuk mengurangi risiko infeksi yang lebih parah sedini mungkin dan
menghindari tersebarnya infeksi.

Hal penting lain untuk diperhatikan adalah kesehatan pasangan Anda. Dorong
dia untuk memeriksakan diri agar segera menjalani pemeriksaan dan perawatan
jika terbukti positif juga.

Penanganan Trikomoniasis
Trikomoniasis bisa diatasi secara efektif dengan antibiotik. Metronidazole adalah
jenis antibiotik yang biasa dipakai untuk mengatasi infeksi ini. Antibiotik ini
diresepkan dalam dosis tertentu untuk dikonsumsi selama 5-7 hari. Selain
metronidazole, tinidazole juga bisa digunakan untuk pengobatan. Minum obat ini
setelah makan dan hindari mengonsumsi minuman keras selama 24 jam setelah
meminum metronidazole atau 72 jam setelah meminum tinidazole karena bisa
menyebabkan mual parah dan muntah-muntah.

Jika antibiotik telah dikonsumsi sampai habis dan gejalanya masih terlihat, atau
hasil laboratorium menyatakan hasil negatif terhadap trikomoniasis, maka Anda
membutuhkan tes lebih lanjut untuk mengetahui apakah gejala ini disebabkan
oleh penyakit infeksi menular seksual yang lain.

Anda juga sebaiknya melakukan tes ulang jika Anda muntah setelah minum
antibiotik karena kemungkinan antibiotik tidak diserap dan Anda akan
memerlukan antibiotik lebih atau metode perawatan lain.

Penting untuk menghabiskan semua antibiotik yang diresepkan agar infeksi tidak
kembali. Hindari hubungan intim hingga infeksi teratasi secara sempurna

Langkah Pencegahan Trikomoniasis


Untuk mengurangi risiko infeksi trikomoniasis, Anda disarankan untuk melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:

Setia kepada pasangan Anda, jangan berganti-ganti.


Gunakan kondom saat berhubungan intim agar terhindar dari penyakit menular
seksual.
Pastikan alat/mainan seks yang digunakan bersih dan terbungkus kondom.
Hindari berbagi alat/mainan seks dengan orang lain.
Jika Anda curiga telah terinfeksi, hentikan berhubungan seksual dan langsung
hubungi dokter untuk menjalani pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai