Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN F5

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

SCREENING, PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT TIDAK


MENULAR MELALUI KEGIATAN POSBINDU DI DESA JIPANG

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Program Internship

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


DOKTER INTERNSHIP INDONESIA

Disusun oleh :
dr. Bethari pusponing fadli

Pusat Kesehatan Masyarakat Kapuan


Kabupaten Blora Jawa Tengah
Periode Maret 2016 Juli 2015

LATAR
BELAKANG

Penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan


masyarakat secara global, regional,nasional dan lokal. Global status
report on NCD World Health Organization (WHO) tahun 2010
melaporkan bahwa 60% penyebab kematian semua umur di dunia
adalah karena PTM. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah
dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang
berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan
di negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi
penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari 70
tahun. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang
terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua
pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular.
Kemenkes RI 2012, disebutkan bahwa saat ini peningkatan
prevalensi penyakit tidak menular telah menjadi ancaman yang serius,
khususnya dalam perkembangan kesehatan masyarakat. Salah satu
strategi yang dikembangkan pemerintah untuk mengendalikan
penyakit tidak menular ini, kemudian dikembangkan model
Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis masyarakat
melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM
merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian
faktor risiko secara mandiri dan berkesinambungan. Pengembangan
Posbindu PTM dapat dipadukan dengan upaya
terselenggara

di masyarakat.

Melalui

yang

telah

Posbindu PTM, dapat

sesegeranya dilakukan pencegahan faktor risiko PTM sehingga


kejadian PTM di masyarakat dapat ditekan.
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM
Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor
risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi
minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik,
obesitas,

stres,

hipertensi,

hiperglikemi,

hiperkolesterol

serta

menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui


konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan

kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus


(DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit
paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan
tindak kekerasan.
Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM.
Sasaran utama kegiatan adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko
dan penyandang PTM berusia 15tahun-usia 60 tahun.
Hal ini yang mendasari dilakukannya screening pencegahan dan
pemberatansan penyakit tidak menular melalui kegiatan posbindu di
desa Jipang Berdasarkan kondisi di atas dapat kita lihat PTM yang
meningkat, dan penderita berada di usia produktif. Meningkatnya
kejadian PTM disebabkan perilaku daripada masyarakat, perubahan
pola makan, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas dan masih
PERMASALAHAN

banyak lagi.
Direktorat Jendral P2PL mengelompokkan prioritas PTM pada
tahun 2009 dan 2010 adalah Hipertensi, Jantung dan Diabetes. Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian
besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini
terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke
atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%,
dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki
hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi.
Menurut Khancit, pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar orang
yang terkena hipertensi. Di Indonesia, angka penderita hipertensi
mencapai 32 persen pada 2008 dengan kisaran usia di atas 25 tahun.
Jumlah penderita pria mencapai 42,7 persen, sedangkan 39,2 persen
adalah wanita. Pada tahun 2005, secara global diestimasikan 17,5 juta
penduduk meninggal karena Penyakit Jantung Pembuluh Darah
(PJPD),dan 7,6 juta disebabkan serangan jantung. Penyakit (Diabetes
Melitus) DM merupakan ancaman serius bagi pembangunan
kesehatankarena dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki
diabetes (gangrene) sehingga harus diamputasi, penyakit jantung dan
stroke. DM menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian.

Sekitar

1,3

juta

orang

meninggal

akibat

diabetes

dan

persenmeninggal sebelum usia 70 tahun. Pada Tahun 2030


diperkirakan DM menempati urutan ke-7 penyebab kematian dunia.
Sedangkan untuk di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan
PERENCANAAN
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI

memiliki penyandang DM (diabetis) sebanyak 21,3 juta jiwa.


Posbindu PTM adalah Pos Pembinaan Terpadu untuk monitoring
(tekanan darah, obesitas, merokok, diet) dan konseling faktor risiko
PTM yang dilakukan oleh dan untuk masyarakat secara rutin dan
periodik . Posbindu PTM merupakan UKBM untuk mawas diri
terhadap faktor risiko PTM pada populasi sehat (mengingat sebagian
besar Faktor Resiko PTM tidak memberikan gejala), kemudian Kasus
faktor risiko PTM yang ditemukan tetapi tidak dapat dikendalikan
melalui konseling akan dirujuk ke fasilitas pelayanan dasar di
masyarakat (Puskesmas dan dokter keluarga).Salah satu cara yang
dilakukan dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular adalah
dengan melakukan konseling, screening dan pengobatan dalam
kegiatan posbindu yang dilakukan secara rutin. Dengan melakukan
kegiatan seperti ini diharapkan kesadaran dan perhatian masyarakat
untuk memantau kesehatanya dapat meningkat, sehingga angka
kesakitan dan kematian dapat menurun dan terkendali.
Intervensi terhadap pencegahan dan pembertantasan dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Memberikan konseling terhadap masyarakat tentang bahaya
penyakit tidak menular, macam-macam penyakit tidak
menular,akibatnya jika terlambat mendeteksi secara dini
tentang PTM , dan cara hidup sehat agar tidak terkena
penyakit tidak menular
2. Pengukuran TB, BB, IMT, lingkar perut, analisa lemak tubuh
pematauan tekanan darah pasien
3. Pengobatan PTM dan gejala yang menyertai serta pemberian
edukasi

PELAKASANAAN

Penyelenggaraan Posyandu lansia diadakan di puskesmas


kapuan,pada selasa 12 april 2016.

Sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :


Meja I : Pendaftaran, pengukuran dan penimbangan berat
badan dan atau tinggi badan, lingkar perut, analisa lemak

tubuh
Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan,
indeks massa tubuh (IMT), analisa lemak tubuh dan lingkar
perut. Pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan tekanan darah,
pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di

meja II ini.
Meja III : Melakukan kegiatan penyuluhan atau edukasi dan
pengobatan.Diharapkan masyarakat akan selalu menerapkan
pola makan dan pola hidup yang tepat dan bisa cara hidup
yang sehat untuk mencegah terjadinya PTM.

MONITORING
DAN EVALUASI

Pemantauan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat


badan,IMT<analisa lemak tubuh, lingkar perut dan tekanan darah
harus tetap dilakukan untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan.
Oleh karena itu diharapkan kelompok masyarakat sehat, berisiko dan
penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas ke posbindu untuk dapat
memantau perkembangan, penemuan dini faktor risiko PTM dan
mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh.

Komentar / Umpan Balik :

Peserta,

Kapuan, Juni 2016


Dokter Pendamping,

dr. Bethari Pusponing F

dr. Budy Cahayany Halimatun N

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai