1207220014
1207220022
1207220083
1207220001
Telah Selesai Melakukan Praktek Kerja Lapanagan Pada Tanggal 15 Juni Sampai
dengan 12 Juli 2015 pada PT PLN (Persero) Pembangkitan SUMBGUT Sektor
Pembangkitan Belawan
Dosen Pembimbing
Ketua
ROHANA, ST.MT
Rohana, ST.MT
1207220014
1207220022
1207220083
1207220001
Telah Selesai Melakukan Praktek Kerja Lapanagan Pada Tanggal 15 Juni Sampai
dengan 12 Juli 2015 pada PT PLN (Persero) Pembangkitan SUMBGUT Sektor
Pembangkitan Belawan
Leonardus Sitinjak
Pembimbing Lapangan
Hendri Prianto
NIP: 6895007E
NIP: 70930084
ABSTRAK
PT PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara adalah sebuah Badan
Usaha Milik Negara yang menangani semua aspek kelistrikan yang ada di
Indonesia. PLN terbagi dari beberapa unit yang tersebar diseluruh penjuru
Indonesia. Unit-unit PLN terbagi lagi menjadi beberapa kelompok, antara lain
kelompook unit wilayah, kelompok unit pembangkit, kelompok unit distribusi,
kelompok unit penyaluran dan pusat pengaturan beban, kelompok unit
pembangkit, kelompok induk proyek, dan kelompok unit pusat dan jasa. PT PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan
adalah salah satu kelompok unit pembangkit yang ada di Sumatera Utara. Sektor
Pembangkitan Belawan terdiri dari 4 unit PLTU (PLTU Unit 1, Unit 2, Unit 3,
dan Unit 4) 2 blok PLTGU(PLTGU Blok I dan Blok II), dan 1 Unit PLTG (PLTG
Lot 3). Diantara pembangkit di Sektor Pembangkitan Belawan, PLTGU menjadi
penyumbang daya terbesar dengan 400 MW setiap bloknya. Pusat Listrik Tenaga
Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan
peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya. Turbin gas
dirancang dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanis dan
selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi yang lainnya sesuai dengan
kebutuhan.
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kelancarkan kepada penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek di PT. PLN
(Persero) Pembangkit Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan.
Melalui kerja praktek ini mahasiswa dapat membandingkan ilmu yang
diperoleh dari perkuliahan dengan yang diperoleh dari pengalaman langsung
dengan kenyataan yang ada dengan melihat, memperhatikan dan membantu
pelaksanaan perawatan dari suatu PLTG.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menjalankan Kerja Praktek, antara
lain :
1. Orang Tua saya yang memberikan dukungan dan semangat untuk terus
belajar dan berprestasi.
2. Bapak Rahmatullah ST, Msc selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Ibu Rohana ST, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara selaku pembimbing kerja praktek.
4. Para dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah
mengajarkan ilmu yang berharga bagi kami.
5. Bapak Leonardus Sitinjak selaku Menejer di PT PLN Sektor Pembangkitan
Belawan.
6. Bapak Asep selaku Asman keuangan,SDM dan Administrasi PT PLN
(Persero) Sektor Belawan.
7. Bapak Hendri Prianto selaku pembimbing umum di PT PLN Sektor
Pembangkitan Belawan.
8. Bapak M. Haris, Ramses BP Manalu, S.Amri selaku pembimbing lapangan di
PT PLN Sektor Pembangkitan Belawan.
9. Serta seluruh pihak-pihak yang terkait dalam penulisan yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Abstrak....................................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Daftar Gambar.......................................................................................................vii
Daftar Tabel..........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Waktu dan Lokasi Kerja Praktek............................................................1
1.3 Tujuan Kerja Praktek..............................................................................1
1.4 Manfaat Kerja Praktek...........................................................................2
1.5 Batasan Masalah.....................................................................................3
1.6 Metode Penulisan Laporan.....................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan Laporan..............................................................4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................................6
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan..................................................................6
2.2 Lokasi Perusahaan.................................................................................7
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan............................................................7
2.4 Profil Bisnis Unit.................................................................................10
BAB III PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS........................................14
3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)..............................................14
3.1.1 Siklus Brayton...................................................................................17
3.2 Komponen Utama PLTG......................................................................19
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Gambar Layout PLTU dan PLTGU Sektor Belawan..........................7
Gambar 2.3 Bagan Susunan Organisasi PT PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Belawan.......................................................................9
Gambar 3.1 Open Cylce.......................................................................................15
Gambar 3.2 Closed Cycle.....................................................................................15
Gambar 3.3 Combined Cycle...............................................................................16
Gambar 3.1.1 (a) Skema Siklus Brayton. (b) Diagram P-V Siklus
Brayton. (c) Diagram T-s Siklus Brayton (Sumber)......................17
Gambar 3.2.1 Komponen Utama Turbin Gas.......................................................20
Gambar 3.2.2 Generator.......................................................................................22
Gambar 3.2.4 Kompresor.....................................................................................24
Gambar 3.2.5 Skema Bagian-Bagian Kombustor.................................................25
Gambar 3.2.5.1 Combustion Chamber.................................................................27
Gambar 3.2.6 Turbin Gas Aksial vs Sentripugal..................................................27
Gambar 3.2.7 Jurnal Bearing Pada Gas Turbin....................................................28
Gambar 3.2.8 Macam-macam Desain Labyrinth Seal Pada Turbin Gas..............30
Gambar 3.3.1 Prinsip Kerja Lube Oil System......................................................31
Gambar 3.3.2 Prinsip Kerja Fuel Oil System.......................................................33
Gambar 3.3.3 Prinsip Kerja Fuel Gas System......................................................34
Gambar 3.3.6 Prinsip Kerja Cooling Generator...................................................36
Gambar 4.1 Proses Starting Gas Turbin...............................................................39
Gambar 4.2 Proses Produksi Gas Turbin..............................................................40
Gambar 4.7 Diagram P-V dan T-S Turbin Gas45
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Unit Pembangkit Sektor Pembangkit Belwan.......................................11
Tabel 2.4.1 Data Awal Operasi Unit Daya Pembangkit Sektor Belawan..............13
Tabel 4.8 Data operasi gas turbin unit 1.1.................................45
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kerja Praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus
Waktu
1.3
Batasan Masalah
Industri pembangkit listrik yang terdapat di PT. PLN (Persero)
laporan kerja praktik. Sistematika penulisan ini merupakan urutan bab demi bab
beserta gambaran tiap bab nya. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah
sebagai berikut:
BAB I
: PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai latar belakang dan permasalahan, waktu dan
lokasi kerja pratek, tujuan kerja praktek, batasan masalah,
metodologi penyusunan laporan dan sistematika penulisan laporan.
BAB II
mengenai
Sejarah
PT.
PLN
(Persero)
Sektor
Pembangkitan Belawan.
BAB IV
BAB VI
: PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran mengenai pokok-pokok penting yang
diperoleh selama pelaksanaan kerja praktek di PT. PLN (Persero)
Sektor Pembangkitan Belawan serta sumbangan saran-saran.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
unit pembangkit di PT. PLN (Persero) KITSBU yang didirikan sesuai dengan SK
Direksi PLN No. 125/DIR/83, pada tanggal 24 juli 1983 dengan tugas pokok
mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit. Pada tahun 1973 dilakukan
studi kelayakan oleh pemerintah jepang ( OCTA ) yang dilanjutkan pada tahun
1974 oleh Tim Survey Direktoran Bina Program.
Pada tanggal 31 Oktober 1974 diusulkan lokasi sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Kampong Belawan II
Kampong Belawan III
Muara Sungai Dua
Pulau Naga Putri
PLN bersama-sama dengan Energoinvest Yughoslavia melakukan
survey menentukan lokasi yang diusulkan pembangunan PLTU unit 1 dan 2 pada
lokasi yang diusulkan tersebut, yang akhirnya ditentukan lokasi Pulau Naga Putri.
Pada tanggal 2 April 1977 ditandatangani kontrak pembangunan PLTU unit 1 dan
2 dengan kapasitas 2 x 65 MW antara PLN dengan Energoinvest dengan nomor
kontrak PJ.005/PST/1977.
Pada tanggal 30 Mei 1984 unit 1 paralel dengan sistem Medan kemudian
diusul dengan PLTU unit 2 paralel pada tanggal 14 November 1984. Seiring
dengan pertumbuhan beban di sistem Sumatera Utara maka untuk memenuhi
kebutuhan listrik Sumatera Utara maka diperlukan pembangkit yang lebih banyak
lagi.
2.2
Lokasi Perusahaan
PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan berada 24 Km
sebelah Utara Medan, tepatnya berada di Pulau Naga Putri dimana semua unit
pembangkit, kantor, bengkel, pengolah pemurnian air, switch yard dan peralatan
bantu lainnya ada di Pulau Naga Putri yang luasnya 47 Ha.
mana dengan struktur organisasi yang baik akan membuat pembagian tugas yang
jelas dan aktivitas kerja sama yang baik serta semangat kerja lebih tinggi sehingga
tercapailah mekanisme dan kinerja yang efisien dan efektif.
Gambar 2.3 Bagan Susunan Organisasi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan
10
2.4
11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pertambangan
dan
Energi
No.1034/KPTS/M/Pertamben /1983
Untuk kelancaran pengusahaannya, maka pada tanggal 24 Juli 1983
dibentuklah Sektor Belawan sesuai dengan SK Direksi PLN No. 125 / DIR / 1983
dengan tugas pokok mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit yang
terdiri dari PLTU, PLTGU, PLTG sebagai unit pengelolaan pengoperasiaan.
Tabel 2.4 Unit Pembangkit Sektor Pembangkitan Belawan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jenis Pembangkit
Kapasitas (MW)
Tanggal Operasi
PLTU Unit 1
65
30 Mei 1984
PLTU Unit 2
65
14 November 1984
PLTU Unit 3
65
3 Juli 1989
PLTU Unit 4
65
8 September 1989
PLTG Unit 1.1
117,5
6 Juli 1988
PLTG Unit 1.2
128,8
25 November 1992
ST Unit 1.0
149,0
5 November 1993
PLTG Unit 2.1
130
11 Oktober 1994
PLTG Unit 2.2
130
8 Desember 1994
ST Unit 2.0
162,58
8 Agustus 1995
PLTG Lot 3
115
27 Januari 2010
PLTU unit 1 mulai beroperasi pada tanggal 30 Mei 1984 dan paralel
dengan sistem Medan, dan kemudian disusul dengan PLTU unit 2 yang mulai
beroperasi pada tanggal 14 November 1984. Dimana dalam perjalanannya operasi
mengalami gangguan-gangguan serius, sehingga PLTU unit 2 stop untuk
perbaikan dan perawatan (Overhaul). Karena kerusakan mesin ditemui tidak
memungkinkan untuk diperbaiki, maka diusulkan agar dilakukan rehabilitasi total,
12
pembangkit
listrik
terus
dilaksanakan
berdasarkan
kebutuhan energi listrik yang terus meningkat. Karena banyaknya pembangkitpembangkit yang sudah ada, menyebabkan timbulnya pemikiran untuk
membangun tenaga kombinasi gas dan uap untuk memperoleh efisiensi thermal
yang lebih baik.
Pada tahap pertama dilakukan pembangunan pembangkit PLTGU Blok I
yang terdiri dari 2 pembangkit gas turbin (GT 11 dan GT 12) dan satu pembangkit
tenaga uap (ST 10). Pembangkit ini dinyatakan berhasil dikombinasikan dan
mulai beroperasi tanggal 5 November 1993.
Sementara pembangunan PLTGU Blok II yang terdiri dari dua unit
instalasi tenaga gas turbin (GT 21 dan GT 22) dan satu unit instalasi tenaga uap
(ST 20) mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun 1994. Pada tanggal 11
Oktober 1994, PLTG unit 21 (GT 21) mulai dioperasikan dalam siklus terbuka
(open cycle) dan kemudian tanggal 8 Desember 1994 PLTG unit 22 (GT 22) mulai
dioperasikan. Sementara pembangunan terus dilakukan untuk instalasi tenaga uap
(ST 20). Pembangkit tenaga kombinasi PLTG Blok II dinyatakan bekerja dalam
siklus tertutup (close cycle) mulai tanggal 8 Agustus 1995. Dan pada selanjutnya
13
Jenis Pembangkit
PLTU Unit 1
PLTU Unit 2
PLTU Unit 3
PLTU Unit 4
PLTG Unit 1.1
PLTG Unit 1.2
ST Unit 1.0
PLTG Unit 2.1
PLTG Unit 2.2
ST Unit 2.0
PLTG Lot 3
Kapasitas (mw)
65
65
65
65
117,5
128,8
149,0
130
130
162,58
115
Tanggal Operasi
30 Mei 1984
14 November 1984
3 Juli 1989
8 September 1989
6 Juli 1988
25 November 1992
5 November 1993
11 Oktober 1994
8 Desember 1994
8 Agustus 1995
27 Januari 2010
BAB III
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS
3.1
energi listrik yang menggunakan peralatan atau mesin turbin gas sebagai
penggerak generatornya. Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja
yang sederhana dimana energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar diubah menjadi energi mekanis dan selanjutnya diubah menjadi
energi listrik atau energi lainnya sesuai dengan kebutuhannya. Adapun
kekurangan dari turbin gas adalah sifat korosif pada material yang digunakan
untuk komponen-komponen turbinnya karena harus bekerja pada temperature
tinggi dan adanya unsur kimia bahan bakar minyak yang korosif (sulfur, vanadium
dan lain-lain) dan tingkat efisiensi yan rendah.
Pada suatu Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) terdapat dua siklus
yang berbeda yaitu:
1. Siklus terbuka (open cycle)
Pada siklus ini gas panas yang diekspansi didalam turbin akan
menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih cukup tinggi
dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang
atau dialirkan ke udara luar, yang ditunjukkan seperti pada gambar 3.1 berikut ini:
14
15
16
17
Siklus Brayton
Prinsip kerja dari sebuah PLTG didasarkan pada siklus Brayton karena
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga
saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbin atau
manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading.
Gambar 3.1.1 (a) Skema Siklus Brayton, (b) Diagram P-V Siklus Brayton,
(c) Diagram T-s Siklus Brayton (Sumber)
18
19
Pemampatan (compression)
Pembakaran (combustion)
Pemuaian (expansion)
Pembuangan gas (exhaust)
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti Generator,
kompresor, ruang bakar atau combustion chamber, turbin dan exhaust section.
Sedangkan komponen pendukung turbin gas adalah, Lube Oil System, Fuel Oil
System, Fuel Gas System, Ignition System, Flame Monitor, Cooling Generator dan
20
21
dan merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator. Rangka stator ini
berbentuk lingkaran dimana sambungan-sambungan pada rusuknya akan
menjamin generator terhadap getaran-getaran. Inti stator terbuat dari bahan
ferromagnetic atau besi lunak disusun berlapis-lapis tempat terbentuknya fluks
magnet. Sedangkan belitan stator terbuat dari tembaga disusun dalam alur-alur,
belitan stator berfungsi tempat terbentuknya gaya gerak listrik.
b. Rotor
Rotor adalah merupakan elemen yang berputar, pada rotor terdapat kutubkutub magnet dengan lilitan-lilitan kawatnya dialiri oleh arus searah. Kutub
magnet rotor terdiri dua jenis yaitu:
Rotor kutub menonjol (salient), adalah tipe yang dipakai untuk generatorgenerator kecepatan rendah dan menengah. Rotor kutub tidak menonjol atau rotor
silinder digunakan untuk generator-generator turbo atau generator kecepatan
tinggi.
Spesifikasi Generator
Type
: T 209-255
Kapasitas
: 81.250 kVA
Faktor Daya
: 0,8
Tegangan
: 11 kV (11000 V)
Frekuensi
: 50 Hz
22
23
24
combustion chamber, terjadi secara maksimal. Udara atmosfer masuk ke sisi inlet
kompresor setelah melewati filter udara. Pada sisi outlet kompresor, udara telah
berada pada rasio tekanan tertentu dan siap untuk masuk ke ruang bakar.
Kompresor sentrifugal dan axial menjadi dua tipe kompresor yang
diaplikasikan pada sistem turbin gas. Kompresor sentrifugal lebih banyak
digunakan pada sistem turbin gas yang berukuran kecil seperti mesin turbojet,
karena kemampuannya yang hanya mampu menghasilkan rasio kompresi hingga
3,5:1. Sedangkan kompresor axial lebih banyak digunakan pada turbin gas
berukuran besar. Hal tersebut dikarenakan satu stage sudu kompresor aksial
memiliki rasio kompresi 1,1:1 hingga 1,4:1. Dan jika menggunakan sistem
multistage sudu, rasio kompresi dapat mencapai hingga 40:1.
25
26
c. Dome/Swirler
Swirler menjadi tempat masuknya udara primer ke dalam ruang bakar.
Komponen ini didesain khusus sehingga dapat menciptakan aliran turbulen pada
saat udara primer masuk ke dalam dome.
d. Injektor Bahan Bakar
Injektor menjadi tempat masuknya bahan bakar ke dalam ruang bakar.
Bersama-sama dengan swirler, injektor bertugas menciptakan kondisi sehingga
terjadi pencampuran yang tepat antara udara dengan bahan bakar.
e. Ignitor
Komponen ini sama seperti busi pada mesin mobil atau sepeda motor. Ia
berfungsi sebagai pemantik api sehingga proses pembakaran dapat terjadi. Ignitor
ini menggunakan arus listrik untuk menciptakan percikan api. Dan biasanya hanya
digunakan pada proses awal penyalaan turbin gas, jika api di dalam ruang bakar
sudah menyala, maka ignitor akan otomatis mati.
f. Liner
27
28
aksial dan sentrifugal. Namun pada prakteknya, turbin gas tipe aksial lebih lazim
digunakan karena lebih efisien ketimbang tipe sentrifugal.
29
30
31
gas, seperti bearing generator, bearing compressor, dan bearing turbin. Sistem
kerja dari lube oil system di mulai dari oil tank, kemudian di pompa dengan
menggunakan main oil pump atau auxiliary oil pump, lalu didinginkan dengan
menggunakan cooler lalu masuk ke filter yang berfungsi membersihkan oil dari
kotoran kemudian masuk ke masing-masing bearing. Setelah itu oil tersebut di
kembalikan lagi ke oil tank.
32
Namun jika terjadi kesalahan pada main oil pump atau auxiliary pump
maka akan digantikan oleh emergency lube oil pump sebagai sistem minyak
pelumas darurat.
Secara garis besar prinsip kerja lube oil system dapat di jelaskan pada
gambar berikut.
adalah HSD (High Speed Diesel). Sistem pembakaran tersebut dimulai dari tangki
penimbunan HSD Oil Tank yang di pompakan menggunakan Boster Pump.
Selanjutnya untuk mendapatkan hasil dari pembakaran yang cukup baik
diperlukan minyak yang bersih dari kotoran. Untuk mendapatkan hasil tersebut
digunakan Filter Oil guna untuk menyaring seluruh kotoran pada minyak. Untuk
mengatur jumlah aliran bahan bakar yang masuk keruang bakar/Combustion
33
Chamber (CC) diatur dengan Control Valve (CV). Bahan bakar yang masuk
keruang bakar memerlukan tekanan yang diatur oleh Injection Pump.
Bagian-bagian dari Fuel Oil System adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Oil Tank
Boster Pump
Injection Pump
Control Valve
Emergency Stop Valve
Filter Oil
Secara garis besar prinsip kerja dari Fuel Oil System dapat dilihat pada
34
Fuel Gas System adalah sistem bahan bakar dengan menggunakan gas.
Gas tersebut sebelumnya di suplai dari PTGN, kemudian seiring waktu berubah
menjadi suplai dari PT Arun, dimana gas cair diregasifikasi .Kemudian disalurkan
dengan pipa sepanjang
Gas ini disalurkan masuk ke Pre filter yang berfungsi menangkap pertikel kotoran
yang besar dengan tekanan 25 bar, kemudian tekanan tersebut di turunkan menjadi
16 bar dengan menggunakan regulator gas sesuai dengan setting yang ditetapkan
pabrikan atau design mesin. Lalu masuk ke fine filter yang berfungsi menangkap
partikel kotoran yang lebih kecil dan juga partikel air. Kemudian masuk ke striner
dan masuk ke ruang bakar melalui ESV dan Fuel Gas Control Valve. Besar
kecilnya bahan bakar gas diatur atau dikontrol oleh Fuel Gas Control Valve.
Setelah itu diteruskan ke burner untuk menembakkan gas tersebut.
Bagian-bagian dari fuel gas system adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pre-filter
Regulator
Fine filter
Striner
Emergency stop valve
Control valve
Secara garis besar prinsip kerja dari Fuel Gas System dapat dilihat pada
35
36
proteksi dari Gas Turbin. Apabila terjadi gangguan atau gagal sistem pembakaran
diruang bakar.
Flame Monitor pada Gas Turbin PLN Sektor Belawan terdiri atas empat
buah sensor, dua buah terpasang pada Combustion Chamber sisi timur (Left), dan
dua buah terpasang pada Combustion Chamber sisi barat (Right).
Jika dua buah Flame Detector padam secara bersamaan pada satu sisi
Combustion Chamber, baik sisi timur atau sisi barat akan menyebabkan proteksi
trip Gas Turbin dengan indikasi Flame Off.
3.3.6 Cooling Generator
Cooling generator adalah sistem pendingin generator yang mendinginkan
sisi kumparan pada generator yang didinginkan oleh udara. Sistem pendinginnya
dengan menggunakan fan (kipas) yang terdapat pada poros generator. Prinsip
kerjanya yaitu air dipompa dengan menggunakan generator cooling pump masuk
ke generator. Air tersebut mendinginkan udara yang ada didalam generator, masuk
ke cooler dan air tersebut didinginkan oleh cooler. Pada sistem ini terdapat
ekspansi tank yang mana berfungsi untuk menambahkan air jika air mulai
berkurang pada sistem tersebut.
37
BAB IV
OPERASIONAL SISTEM GAS TURBIN
4.1
Frekuency Converter ( SFC ), dimana pada proses ini generator berubah fungsi
menjadi motor, adapun prosedur untuk starting Gas turbin dapat dilihat dari ruang
CCR (Central Control Room). Ketika koordinasi antara ruang CCR dengan
operator di lokal unit telah tercapai dalam arti telah siap untuk melakukan proses
start Gas Turbin, maka ruang CCR akan mengumumkan bahwa GT siap untuk
start. Apabila Status Indicator menunjukkan Ready To Start maka GT siap untuk
di start Indicator Turning Motor Run akan menyala yang artinya motor penyala
telah dihidupkan dan saat lampu status indikator menunjukkan Start maka Pony
Motor akan bekerja. Pony Motor berfungsi untuk mengurangi arus start pada
Motor Starting yang biasanya nilainya cukup besar dan ini tidak diinginkan. Tak
lama 10 menit kemudian, maka Starting Motor akan mulai bekerja untuk
membantu memutar poros generator dari 0 sampai kira-kira 2000 rpm. Setelah itu,
Control Oil Pump akan mulai bekerja menyediakan tekanan sebesar 100 kg/m3
pada control valve bahan bakar sehingga akan terdistribusi dengan baik.
Pada kecepatan 300 rpm dan Ignition Speed akan bekerja. Kira-kira
selama 5 menit, Ignition Speed bekerja dengan tujuan agar udara yang masuk ke
dalam Combuster dapat membuang sisa-sisa bahan bakar yang dapat mengganggu
proses Starting. Pada putaran 600 rpm, proses Ignition akan dimulai dimana
Igniter yang terdapat pada nozzle nomor 11 dan 12 akan mulai bekerja seperti busi
37
38
38
adalah ada api yang dihasilkan oleh Igniter, ada bahan bakar berupa HSD atau gas
alam yang masuk ditandai dengan menyalanya lampu indikator Fuel On dan ada
udara didalam Combuster. Pada proses ini GT sering mengalami gagal start,
dimana ignitor gagal menghasilkan
39
Pada putaran 2940 rpm, generator eksitasi akan bekerja, dimana selama 4
sekon pertama suplai DC akan diambil dari baterai aki sampai generator berhasil
menghasilkan tegangan sendiri dan suplai DC berikutnya akan diambil dari
keluaran generator sendiri setelah terlebih dahulu disearahkan oleh AVR.
Apabila kecepatan putaran poros generator telah mencapai nilai nominal yakni
3000 rpm, maka generator telah siap mensuplai daya ke dalam jaringan listrik
interkoneksi. Agar PLTG dapat menyalurkan dayanya ke jaringan terlebih dahulu
dilakukan proses sinkronisasi melalui Generator Circuit Breaker, dimana
tegangan, fasa dan frekuensi dari generator harus sama dengan jaringan. Apabila
telah sinkron maka daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit telah mampu
mensuplai kebutuhan listrik jaringan interkoneksi. Secara rinci proses start dari
gas turbin dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
40
41
4.3
sesuai pertimbangan ekonomis bahwa gas buang dari Gas Turbin masih sangat
panas untuk memanaskan uap pada PLTU, maka unit Gas Turbin 1.1, 12, 2.2 dan
2.3 sangatlah jarang untuk melakukan operasi open cycle sebab unit-unit tersebut
yang tergabung dalam Gas Turbin telah dirancang untuk mampu melakukan
operasi combined cycle.
Proses pembangkitan diawali dengan menjalankan motor starter sebagai
penggerak mula sampai udara masuk ruang compressor dan mengalami proses
pemampatan sehingga menjadi udara bertekanan. Bersamaan dengan proses
pemampatan udara, di ruang bakar diinjeksikan bahan bakar. Setelah udara
bertekanan dan bahan bakar masuk , dinyalakan igniter yang berfungsi sebagai
busi sehingga terjadi pembakaran yang mengakibatkan kenaikan temperatur dan
tekanan dalam ruang bakar. Tekanan ini kemudian akan menekan sudu-sudu
turbin gas sehingga timbul energi mekanis untuk memutar turbin dan generator
yang nantinya akan merubah energi tersebut menjadi energi listrik. Kembali ke
motor starting, pada putaran 2100 rpm, motor ini akan otomatis mati/lepas, yakni
setelah hasil pembakaran di combuster mampu memutar compressor, turbin dan
generator. Sementara itu, putaran compressor, turbin dan generator terus naik
sampai putaran nominalnya 3000 rpm. Kemudian keluaran generator mengalami
sinkronisasi dengan jaringan listrik. Adapun gas buang hasil pembakaran akan
langsung dibuang ke udara melalui cerobong (Stack) yang sebetulnya masih
memiliki nilai kalor yang tinggi untuk dimanfaatkan.
4.4
42
43
Sisa uap dari LP steam turbine akan masuk ke dalam condenser untuk
mengalami proses kondensasi yang di tampung di hotwell. Apabila level air
hotwell belum memenuhi maka dilakukan penambahan dengan air tambahan
(make up water). Proses kondensasi dilakukan dalam ruang vakum agar terjadi
perpindahan panas dari steam ke air. Kondensat yang dihasilkan akan
disirkulasikan kembali ke HRSG untuk menjalani proses pemanasan sehingga
menjadi uap kembali dan siap untuk menggerakkan steam turbine.
4.5
diinjeksikan ke dalam ruang bakar, dan diikuti dengan proses pembakaran bahan
44
bakar tersebut. Energi panas hasil pembakaran diserap oleh udara (qin),
meningkatkan temperatur udara, dan menambah volume udara. Proses ini tidak
mengalami kenaikan tekanan udara, karena udara hasil proses pembakaran bebas
berekspansi ke sisi turbin. Karena tekanan yang konstan inilah maka proses ini
disebut isobarik.
Pada tahap 2-3 yaitu tahapan proses pembakaran di ruang bakar. Pada
proses pembakaran, terjadi penurunan tekanan karena adanya gesekan panas
dengan bagian bagian dari ruang bakar. Nilai kalor pada hasil pembakaran bisa
dihitung dengan menggunakan tahapan rumus - rumus dibawah ini :
Qin = mf . LHV
mf . LHV = (ma + mf ) . (h3) ma . h2
ma = (Qin mf . h3 ) / (h3-h2)
4.7
45
lebih tinggi dari pada gas ideal (isentropis). Jumlah kerja pada turbin dapat
dihitung dengan menggunakan tahapan rumus - rumus dibawah ini :
Wta = (ma + mf ) . (h3-h4) . (Efisiensi Turbin)
Apabila digambar dalam diagram P-V dan T-S, siklus turbin gas akan
terlihat seperti gambar dibawah ini:
siklus Brayton ideal, udara yang keluar dari turbin ini masih menyisakan sejumlah
energi panas. Panas ini diserap oleh udara bebas, sehingga secara siklus udara
tersebut siap untuk kembali masuk ke tahap 1-2 lagi.
Data operasi gas turbin unit 1.1 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8: Data operasi gas turbin unit 1.1
1
117,5
46
Bahan bakar
Rasio kompresi
6
7
8
9
10
36
Gas
1
11,5
1011
503
116
1000
3000
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pada pelaksanaan Kerja Praktek yang telah dilakukan oleh mahasiswa
Saran
Dari pelaksanaan Praktek Kerja lapangan telah diperoleh beberapa
saran yang bertujuan agar menjadi masukan yang baik bagi mahasiswa yang
melakukan Praktek Kerja Lapangan dan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
46
47
Dokumentasi