Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis


darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah
besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ
pembentuk sel darah merah.
Pada tahun 1901, Landsteiner menemukan golongan darah sistem ABO
dan kemudian system antigen Rh (rhesus) ditemukan oleh Levine dan
Stetson di tahun 1939. Kedua system ini menjadi dasar penting bagi transfusi
darah modern. Meskipun kemudian ditemukan berbagai sistem antigen lain
seperti Duffy, Kell dan lain-lain, tetapi sistem- sistem tersebut kurang
berpengaruh. Tata cara transfusi darah semakin berkembang dengan
digunakannya anti koagulan pada tahun 1914 oleh Hustin (Belgia), Agote
(Argentina), dan Lewisohn (1915). Sekitar tahun 1937 dimulailah sistem
pengorganisasian bank darah yang terus berkembang sampai kini.(2,3)
Transfusi darah

secara universal dibutuhkan untuk menangani pasien

anemia berat, pasien dengan kelainan darah bawaan, pasien yang mengalami
kecederaan parah, pasien yang hendak menjalankan tindakan bedah operatif
dan pasien yang mengalami penyakit liver ataupun penyakit lainnya yang
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

mengakibatkan tubuh pasien tidak dapat memproduksi darah atau komponen


darah sebagaimana mestinya. Pada negara berkembang, transfusi darah juga
diperlukan untuk menangani kegawatdaruratan melahirkan dan anak-anak
malnutrisi yang berujung pada anemia berat (WHO, 2007). Tanpa darah yang
cukup, seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan bahkan kematian.
Oleh karena itu, tranfusi darah yang diberikan kepada pasien yang
membutuhkannya sangat diperlukan untuk menyelamatkan jiwa. Angka
kematian akibat dari tidak tersedianya cadangan tranfusi darah pada negara
berkembang relatif tinggi.
Hal tersebut dikarenakan ketidakseimbangan perbandingan ketersediaan
darah dengan kebutuhan rasional. Di negara berkembang seperti Indonesia,
persentase donasi darah lebih minim dibandingkan dengan negara maju
padahal tingkat kebutuhan darah setiap negara secara relatif adalah sama.
Indonesia memiliki tingkat penyumbang enam hingga sepuluh orang per
1.000 penduduk. Hal ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan sejumlah
negara maju di Asia.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa definisi dari darah dan fungsi darah


B.

Apa definisi dan indikasi dari transfusi darah ?

C.

Apa saja langkah-langkah rasionalisasi transfusi darah?

D. Apa saja macam bentuk sediaan darah ?


E.

Apa saja manfaat dan macam komponen darah ?

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

F.

Apa indikasi pemberian transfusi darah ?

G. Apa saja komplikasi transfusi darah ?


H. Mengetahui dari reaksi transfusi darah dan pencegahannya ?

1.3 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
menggunakan metode kepustakaan, yaitu mencari sumber dari buku-buku
maupun media elektronik (internet).

BAB II
PEMBAHASAN TEORI

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

2.1 . DARAH SEBAGAI ORGAN


Darah yang semula dikategorikan sebagai jaringan tubuh, saat ini telah
dimasukkan sebagai suatu organ tubuh terbesar yang beredar dalam system
kardiovaskular, tersusun dari (1)komponen korpuskuler atau seluler,
(2)komponen cairan. Komponen korpuskuler yaitu materi biologis yang
hidup dan bersifat multiantigenik, terdiri dari sel darah merah, sel darah
putih dan keping trombosit, yang ke-semuanya dihasilkan dari sel induk
yang senantiasa hidup dalam sumsum tulang. Ketiga jenis sel darah ini
memiliki masa hidup terbatas dan akan mati jika masa hidupnya berakhir.
Agar fungsi organ darah tidak ikut mati, maka secara berkala pada waktuwaktu tertentu, ketiga butiran darah tersebut akan diganti, diperbaharui
dengan sel sejenis yang baru.
Komponen cair yang juga disebut plasma, menempati lebih dari
50 % volume organ darah, dengan bagian terbesar dari plasma (90%)
adalah air, bagian kecilnya terdiri dari protein plasma dan elektrolit.
Protein plasma yang penting diantaranya adalah albumin, berbagai fraksi
globulin serta protein untuk factor pembekuan dan untuk fibrinolisis.
2.2.

FUNGSI DARAH
Fungsi umum darah adalah :
1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)

2.3.

DEFINISI TRANSFUSI DARAH


Transfusi darah ialah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah
donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan.(2)

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

Transfusi darah adalah suatu pengobatan yang bertujuan menggantikan


atau menambah komponen darah yang hilang atau terdapat dalam jumlah
yang tidak mencukupi (4)
Berdasarkan sumber darah atau komponen darah, transfusi darah
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Homologous atau allogenic transfusion, yaitu transfusi
menggunakan darah dari orang lain;
2. Autologousn transfusion, yaitu transfusi dengan menggunakan
darah resipien itu sendiri yang diambil sebelum transfusi
dilakukan.
Darah tersusun dari komponen-komponen eritrosit, leukosit, trombosit
dan plasma yang mengandung faktor pembekuan . Kesesuaian golongan
darah antara resipien dan donor merupakan salah satu hal yang mutlak.(3).
Pada masa ini, transfusi darah telah dikerjakan langsung dari arteri donor
ke dalam vena resipien. Pemikiran dasar pada transfusi adalah cairan
intravaskuler dapat diganti atau disegarkan dengan cairan pengganti yang
sesuai dari luar tubuh.(3)
Transfusi bukan lah tanpa risiko, meskipun telah dilakukan berbagai
upaya untuk memperlancar tindakan transfusi, namun efek samping, reaksi
transfusi, atau infeksi akibat transfusi tetap mungkin terjadi. Maka bila
diingat dan dipahami mengenai keamanannya, indikasinya perlu
diperketat. Apabila memungkinkan, masih perlu dicari alternatif lain untuk
mengurangi penggunaan transfusi darah.. Pemberian komponenkomponen darah yang diperlukan saja lebih dibenarkan dibandingkan
dengan pemberian darah lengkap (whole blood).
Banyak hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sehingga
transfusi dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu, salah satu
tugas besar di masa yang akan datang adalah meningkatkan pemahaman
akan penggunaan transfusi darah sehingga penatalaksanaannya sesuai
dengan indikasi dan keamanannya dapat ditingkatkan.
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

2.4.

TUJUAN TRANSFUSI DARAH


Tujuan dari transfusi darah atara lain :
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan
kadar hemoglobin pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi (misalnya:
faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada
pasien hemofilia).
4. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
5. Memperbaiki fungsi hemostatis.

2.5

LANGKAH LANGKAH RASIONALISASI TRANSFUSI DARAH


1. Menetapkan batas awal dan akhir transfusi yang tepat
2. Menggunakan komponen dan dosis yang tepat
3. Transfusi autologus
Menetapkan batas awal dan akhir transfusi yang tepat
- Konsep penggunaan whole blood sudah tidak tepat
- Pada perdarahan akut >30% akan mengancam jiwa
- Penggantian volume harus didahulukan daripada penggantian
Hb
TIDAK SEMUA PERDARAHAN HARUS
DITRANSFUSI!!
-

Terapi diprioritaskan mengembalikan volume sirkulasi


dengan cairan RL, Na Cl atau pengganti plasma
Setelah pemberian cairan Hb masih <8 gr%, hematrokit
<20% maka transfusi baru diberikan.
Pemberian transfusi tidak usah sanpai mencapai Hb normal

Menggunakan komponen dan dosis yang tepat


[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

PRC: packed red cell, digunakan pada anemia kronis dan

Perdarahan akut. Dosis 10 cc/ kgbb


PRP: Platelete rich plasma. Plasma kaya trombosis. 50 cc

PRP berasal dari 250 cc Whole blood


TC: trombosit concentrat. Diberikan sampai perdarahan
berhenti atau Bleeding time mendekati 2x normal Tidak usah

menunggu jumlah trombosit normal


Plasma segar beku ( FFP) digunakan untuk mengatasi
defisiensi faktor pembekuan. Dosis 10cc/ kgbb diberikan

sampai PTT dan aPTT mencapai < 1,5 x normal


Transfusi autolog
- Darah pasien sendiri diambil pada masa pra bedah,disimpan

2.6.

dan digunakan pada waktu pembedahan elektif


Menabung darah sendiri sebelum operasi, sebelumnya pasien

diberi tablet Fe dan makanan bergizi


Mengurangi resiko efek samping transfusi

GOLONGAN DARAH DAN TES KOMPABLITAS


Golongan Darah
Sedikitnya 20 antigen golongan darah terpisah dapat dikenal, tanda
dari masing-masing adalah di bawah kontrol genetik dari kromosom loci.
Sistem ABO dan Rh merupakan Sistem yang penting pada transfusi darah.
Setiap orang biasanya menghasilkan antibodi (alloantibodies). Antibodi
bertanggung jawab untuk reaksi-reaksi dari transfusi. Antibodi dapat
menjadi alami atau sebagai respon atas sensitisasi dari suatu kehamilan
atau transfusi sebelumnya (5).

Sistem ABO

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

Golongan darah sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen


permukaan eritrosit, yang disebut juga sebagai aglutinogen. Molekul
sebagai penentu golongan darah dalam sistem ABO ada 4 macam, yaitu (5)
1. D-galactose
2. N-acetylgalactosamine
3. N-acetylglucosamine
4. L-fucose
Ada 4 macam golongan darah yaitu ;
1. Golongan darah A memiliki antigen permukaan A.
Antigen A tersusun dari 1 molekul fukosa, 2 molekul
galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul
N-asetil glukosamin.
2. Golongan darah B memiliki antigen permukaan B.
Antigen B tersusun dari 1 molekul fukosa, 3 molekul
galaktosa, dan 1 molekul N-asetil galaktosa.
3. Golongan darah AB memiliki dua macam antigen
permukaan, yang merupakan kombinasi dari antigen A dan
antigen B.
4. Golongan darah O semula dianggap tidak memiliki
antigen permukaan, namun terbukti bahwa golongan darah
O masih memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan
eritrositnya yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul
N-asetil glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus ini
tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan golongan
darah O tidak memiliki antigen permukaan masih bisa
diterima.
Bila sel darah merah (SDM) yang ditransfusikan tidak kompatibel,
antibodi dalam plasma resipien akan mengikat reseptor khusus di dinding
SDM donor. Hal ini akan mengaktifkan jalur komplemen yang akan
menyebabkan lisis dinding SDM (intravaskular hemolisis). Jalur
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

komplemen ini akan melepaskan anafilatoksin C3a dan C5a yang akan
membebaskan sitokin seperti TNF, IL1 Dan IL8, dan menstimulasi
degranulasi sel mast dengan mengsekresikan mediator vasoaktif. Semua
substansi ini bisa menyebabkan inflamasi, peningkatan permeabilitas
vaskular, dan hipotensi yang akan mengarah ke shock dan gagal ginjal.
Mediator juga akan menyebabkan agregasi platelet, edema paru
peribronchial, dan kontraksi otot kecil (5)
Golongan
A
B
AB
O

Antigen di RBC

Antibodi dalam

Golongan donor yang

Antigen A
Antigen B
Antigen A&B
Tidak ada

plasma
Anti-B
Anti-A
Tidak ada
Anti-A &B

kompatibel
A, O
B, O
A, B, AB, O
O

Sistem Rh
Golongan darah Rh ini termasuk keturunan (herediter) yang diatur
oleh satu gen yang terdiri dari 2 alel, yaitu R dan r. R dominan terhadap r
sehingga terbentuknya antigen-Rh ditentukan oleh gen dominan R. Orang
Rh+ mempunyai genotip RR atau Rr, sedangkan orang Rh- mempunyai
genotip rr .
Pemeriksaan Darah
1. Tes ABO-Rh Reaksi Transfusi yang paling berat adalah yang
berhubungan dengan inkompatibilitas ABO. antibodi yang
didapat secara alami dapat bereaksi melawan antigen dari
transfusi, mengaktifkan komplemen, dan mengakibatkan
hemolisis intravaskular. Sel darah merah pasien diuji dengan
serum yang dikenal mempunyai antibodi melawan A dan B untuk
menentukan jenis darah. Oleh karena prevalensi secara umum
antibodi ABO alami, konfirmasi jenis darah kemudian dibuat
dengan menguji serum pasien melawan sel darah merah dengan
antigen yang dikenal (5).
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

Reagen golongan darah A, B, O, AB ini terdiri dari invitro


kultur supernatants dari immunoglobulin sel tikus, kemudian
dicampur dengan buffer phosphate, sodium chloride, dimana terjadi
Anti serum A berwarna biru, Antiserum B berwarna kuning,
Antiserum AB tidak berwarna.
Setelah darah ditetesi serum maka akan terjadi beberapa
kemungkinan yang akan menunjukkan golongan darah tersebut.
Beberapa kemungkinan tersebut yaitu (5)
a. Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada
tetes darah, maka individu tersebut memiliki
aglutinogen tipe A (golongan darah A)
b. Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi,
individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B
(golongan darah B)
c. Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan
aglutinasi induvidu tersebut memiliki aglutinogen
d.

tipe A dan tipe B (golongan darah AB).


Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak
mengakibatkan aglutinasi,maka individu tersebut
tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O).

Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah


manusia dibedakan atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah
kelompok orang dengan Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki
antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi positif atau terjadi
penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi
Rh). Kelompok satunya lagi adalah kelompok orang dengan Rh-negatif
(Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan
reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan
anti-Rh (antibodi Rh) (5)
2. Pemeriksaan lain terhadap infeksi.

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

10

Resiko transmisi agen-agen infeksi sehingga perlu


dilakukan pemeriksaan rutin terhadap produk-produk
darah (5,6,12).

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

11

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

12

Tes Kompatibilitas
Tujuan tes ini adalah untuk memprediksi dan untuk mencegah
reaksi antigen-antibodi sebagai hasil transfusi sel darah merah. Sebelum
dilakukan transfusi darah, perlu dilakukan penentuan tipe ABO-Rh darah
donor maupun resipien, pemeriksaan kecocokan silang (cross match) dan
pemeriksaan antibodi (antibodi screening)
Pemeriksaan kecocokan silang merupakan transfusi percobaan
didalam tabung reaksi, dimana eritrosit donor dicampurkan dengan
serum resipien untuk mendeteksi kemungkinan reaksi transfusi berat.
Pemeriksaan kecocokan silang dilakukkan dalam 3 tahap, yaitu ;
1. Tahap antara ( intermediate ) Dilakukan dalam suhu kamar
untuk memeriksa ulang adanya kesalahan dalam penentuan
tipe ABO. Tahap ini mendeteksi ketidakcocokan ABO dan
memerlukan waktu 1-5 menit.
2. Tahap inkubasi Tahap ini mendeteksi antibodi dan
memerlukan waktu 30-45 menit.
3. Tahap uji anti globulin tak langsung ditambahkan anti
globulin ( serum coombs) ke dalam tabung yang telah
diinkubasi. Tahap ini memerlukan waktu 10-15 menit.
2.7. MACAM BENTUK SEDIAAN DARAH DAN KOMPONEN-NYA
A. DARAH LENGKAP (WHOLE BLOOD)
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit,
darah lengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor
pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai kantong darah
yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat
bertahan dalam suhu 42C. Darah lengkap berguna untuk
meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Hb
meningkat 0,90,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi
450 ml darah lengkap.(6)
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

13

B. SEL DARAH MERAH

Packed red cell


Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran

plasma secara tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga


hematokrit menjadi 70-80%. Volume tergantung kantong darah
yang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 42C. Lama
simpan darah 24 jam dengan sistem terbuka.(3)
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit
yang telah dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen
yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam pengobatan anemia
terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena
keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk
memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh. Biasanya
tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%.
Dosis transfusi darah didasarkan atas makin anemis seseorang
resipien, makin sedikit jumlah darah yang diberikan per et mal di dalam
suatu seri transfusi darah dan makin lambat pula jumlah tetesan yang
diberikan. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi gagal
jantung. Dosis yang dipergunakan untuk menaikkan Hb ialah dengan
menggunakan rumus empiris:
Kebutuhan darah (ml) = 6 x BB (kg) x kenaikan Hb yang diinginkan.
Penurunan kadar Hb 1-2 hari pasca transfusi, maka harus
dipikirkan adanya auto immune hemolytic anemia. Hal ini dapat
dibuktikan dengan uji coombs dari serum resipien terhadap eritrosit
resipien sendiri atau terhadap eritrosit donor. Keadaan demikian
pemberian washed packed red cell merupakan komponen pilihan
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

14

disamping pemberian immuno supressive (prednison, imuran) terhadap


resipien.(2)

Red cell suspension

Dibuat dengan cara mencampur packed red cell dengan cairan


pelarut dalam jumlah yang sama.

Washed red cell

Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali
dengan saline, sisa plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita yang
tak bisa diberi human plasma. Kelemahan washed red cell yaitu bahaya
infeksi sekunder yang terjadi selama proses serta masa simpan yang
pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired
hemolytic anemia dan exchange transfusion.(3)

Darah merah pekat miskin leukosit


Kandungan utama eritrosit, suhu simpan 42C, berguna

untuk meningkatkan jumlah eritrosit pada pasien yang sering


memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk
mengurangi reaksi panas dan alergi.(6)

C. SUSPENSI GRANULOSIT/LEUKOSIT PEKAT.


Kandungan utama berupa granulosit dengan volume 50-80
ml. Suhu simpan 202C. Lama simpan harus segera
ditransfusikan dalam 24 jam.(6)
Transfusi granulosit diberikan bila penderita nutropenia
dengan panas tinggi telah gagal diobati dengan antibiotik yang
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

15

tepat lebih dari 48 jam. Transfusi granulosit diberikan kepada para


penderita leukemia, penyakit keganasan lainnya serta anemia
aplastik yang jumlah leukositnya 2000/mm3 atau kurang dengan
suhu 39C atau lebih.
Donor dari keluarga terdekat akan memperkecil
kemungkinan reaksi transfusi. Bila tidak diperoleh donor yang
cocok golongan ABO-nya maka dapat dipilih donor golongan O.
Komponen suspensi granulosit harus diberikan segera setelah
pembuatan dan diberikan secara intravena langsung atau dengan
tetesan cepat. Efek pemberian transfusi granulosit ini akan tampak
dari penurunan suhu, bukan dari hitung leukosit penderita.
Penurunan suhu terjadi sekitar 1-3 hari pasca transfusi.(2)
D. SUSPENSI TROMBOSIT
Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus
perdarahan yang disebabkan oleh kekurangan trombosit.
Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat menyebabkan
pembentukan thrombocyte antibody pada penderita.(3)
Transfusi trombosit terbukti bermanfaat menghentikan
perdarahan karena trombositopenia. Indikasi pemberian komponen
trombosit ialah setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar
dengan jumlah trombositnya kurang dari 50.000/mm3. misalnya
perdarahan pada trombocytopenic purpura, leukemia, anemia
aplastik, demam berdarah, DIC dan aplasia sumsum tulang karena
pemberian sitostatika terhadap tumor ganas. Splenektomi pada
hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal juga
memerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah. Komponen
trombosit mempunyai masa simpan sampai dengan 3 hari.(2)
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

16

Macam sediaan

Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)


Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah

segar. Penyimpanan 34C sebaiknya 24 jam.

Platelet Concentrate (trombosit pekat)


Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu

simpan 202C. Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit.


Peningkatan post transfusi pada dewasa rata-rata 5.000-10.000/ul. Efek
samping berupa urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi Antigen
trombosit donor.(6)
Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada
Platelet Rich Plasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet
concentrate dan kemudian memisahkannya dari plasma yang diatas yang
berupa Platelet Poor Plasma. Masa simpan 48-72 jam.(3)
E. PLASMA
Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi
darah (hypovolemia, luka bakar), menggantikan protein yang terbuang
seperti albumin pada nephrotic syndrom dan cirhosis hepatis, menggantikan
dan memperbaiki jumlah faktor-faktor tertentu dari plasma seperti globulin.
(3)

Plasma diperlukan untuk penderita hiperbilirubinemia. Komponen


albumin di dalam plasma yang diperlukan untuk mengikat bilirubin bebas
yang toksis terhadap jaringan otak bayi. Tindakan ini biasanya mendahului
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

17

suatu tindakan transfusi tukar. Dosis yang diperlukan ialah 35 ml/kgbb.


Penggunaan sebagai plasma expander pada renjatan, substitusi protein pada
kesulitan masukan oral jarang dilakukan.(2)
Macam sediaan plasma adalah:

Plasma cair
Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada

pembuatan packed red cell.

Plasma kering (lyoplylized plasma)


Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3

tahun).

Fresh Frozen Plasma


Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung

dibekukan pada suhu -60C. Pemakaian yang paling baik untuk


menghentikan perdarahan (hemostasis).(3)
Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan labil, dengan
volume 150-220 ml. Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama
simpan 1 tahun. Berguna untuk meningkatkan faktor pembekuan labil bila
faktor pembekuan pekat/kriopresipitat tidak ada. Ditransfusikan dalam
waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa urtikaria, menggigil,
demam, hipervolemia.(6)

Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII atau

anti hemophilic globulin (AHG), faktor pembekuan XIII, faktor Von


[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

18

Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk menghentikan


perdarahan karena kurangnya AHG di dalam darah penderita hemofili A.
AHG tidak bersifat genetic marker antigen seperti granulosit, trombosit
atau eitrosit, tetapi pemberian yang berulang-ulang dapat menimbulkan
pembentukan antibodi yang bersifat inhibitor terhadap faktor VIII. Karena
itu pemberiannya tidak dianjurkan sampai dosis maksimal, tetapi sesuai
dosis optimal untuk suatu keadaan klinis.(2)
Pembuatannya dengan cara plasma segar dibekukan pada suhu -60C,
kemudian dicairkan pada suhu 4-6C. Akibat proses pencairan terjadi
endapan yang merupakan cryoprecipitate kemudian dipisahkan segera dari
supernatant plasma.(3)
Setiap kantong kriopresipitat mengandung 100-150 U faktor VIII. Cara
pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui
tetesan infus, pemberian segera setelah komponen mencair, sebab
komponen ini tidak tahan pada suhu kamar. (2)
Suhu simpan -18C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun,
ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan. Efek samping berupa
demam, alergi.

Heated plasma
Plasma dipanaskan pada suhu 60C selama 10 jam. Bahaya hepatitis

berkurang. Heated plasma mengandung albumin 88%, globulin 12%,


NaCL 0,06%, coprylic acid Na 0,02%, Na acetyl tuphtophen 0,02%,
natrium cone 50 mEq/L

Albumin

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

19

Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen


dipisahkan dari plasma. Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan
sampai menjadi cairan 5% atau 20% 100 ml albumin 20% mempunyai
tekanan osmotik sama dengan 400 ml plasma biasa

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

20

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

21

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

22

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

23

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

24

2.8.

MANFAAT KOMPONEN DARAH


Komponen darah diberikan melalui transfusi dimaksudkan
agar transfusi tepat guna, pasien memperoleh hanya komponen
darah yang diperlukan, mengurangi reaksi transfusi, mengurangi
volume transfusi, meningkatkan efisiensi penggunaan darah, serta
memungkinkan penyimpanan komponen darah pada suhu simpan
optimal.(6)

2.9.

INDIKASI TRANSFUSI DARAH


Secara garis besar Indikasi Tranfusi darah adalah :

Untuk mengembalikan dan mempertahankan suatu


volume peredaran darah yang normal, misalnya pada
anemia karena perdarahan, trauma bedah, atau luka
bakar luas.
Untuk mengganti kekurangan komponen seluler atau
kimia darah, misalnya pada anemia, trombositopenia,
hipotrombinemia, dan lain-lain.

Keadaan yang memerlukan Tranfusi darah ;


a. Anemia karena perdarahan, biasanya digunakan batas
Hb 7-8 g/dL. Bila telah turun hingga 4,5 g/dL, maka
penderita tersebut telah sampai kepada fase yang
membahayakan dan tranfusi harus dilakukan secara
hati-hati.
b. Anemia haemolitik, biasanya kadar Hb dipertahankan
hingga penderita dapat mengatasinya sendiri. Umumnya
digunakan patokan 5g/dL. Hal ini dipertimbangkan
untuk menghindari terlalu seringnya tranfusi darah
dilakukan.
c. Anemia aplastik
d. Leukimia dan anemia refrekter
e. Anemia karena sepsis

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

25

a. Sel darah merah


Indikasi satu-satunya untuk transfusi sel darah merah adalah
kebutuhan untuk memperbaiki penyediaan oksigen ke jaringan
dalam jangka waktu yang singkat.

kehilangan darah yang akut, jika darah hilang karena trauma


atau pembedahan, maka baik penggantian sel darah merah
maupun volume darah dibutuhkan.

Transfusi darah prabedah diberikan jika kadar Hb 80 g/L atau


kurang.

Anemia yang berkaitan dengan kelainan menahun, seperti


penderita penyakit keganasan, artritis reumatoid, atau proses
radang menahun yang tidak berespon terhadap hematinik perlu
dilakukan transfusi.

Gagal ginjal, anemia berat yang berkaitan dengan gagal ginjal


diobati dengan transfusi sel darah merah maupun dengan
eritropoetin manusia rekombinan.

Gagal sumsum tulang karena leukemia, pengobatan sitotoksik,


atau infiltrat keganasan membutuhkan transfusi sel darah
merah dan komponen lain.

Penderita yang tergantung transfusi seperti pada talasemia


berat, anemia aplastik dan anemia sideroblastik membutuhkan
transfusi secara teratur.

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

26

Penyakit sel bulan sabit, beberapa penderita ini juga


membutuhkan transfusi secara teratur, terutama setelah stroke.

Indikasi lain untuk transfusi pengganti pada penyakit hemolitik


neonatus, malaria berat karena plasmodium falciparum dan
septikemia meningokokus.

b. Indikasi untuk transfusi trombosit adalah :

Gagal sumsum tulang yang disebabkan oleh penyakit atau


pengobatan mielotoksik.

Kelainan fungsi trombosit, yaitu berupa kelainan fungsi


trombosit yang diturunkan seperti pada penyakit Glanzmann,
sindrom Bernard-Soulier, dan defisiensi tempat penyimpanan
trombosit. Penderita defek fungsi trombosit yang didapat,
sekunder terhadap mieloma, paraproteinemia dan uremia.

Trombositopenia akibat pengenceran yang sekunder terhadap


transfusi masif atau transfusi pengganti, dan penderita
mengalami perdarahan.

Pintas kardiopulmoner, baik selama atau setelahnya perdarahan


dapat terjadi karena trombositopenia akibat pengenceran,
begitu juga karena gangguan fungsi trombosit.

Purpura trombositopenia autoimun, walaupun kemungkinan


tidak efektif karena trombosit yang ditransfusikan hancur oleh
autoantibodi yang sirkulasi.

c. Indikasi transfusi granulosit


[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

27

Terbatas untuk kasus tertentu saja. Transfusi granulosit


harus dipertimbangkan hanya untuk alasan seperti :

Neutropenia persisten dan infeksi berat yang terdapat bukti


jelas infeksi bakteri atau jamur yang tidak dapat dikendalikan
dengan pengobatan dengan antibiotik yang tepat selama 48-72
jam.

Fungsi neutrofil abnormal dan infeksi persisten seperti pada


penyakit granulomatosa kronis dan sebagian kasus
mielodisplasia.

Sepsis neonatus, terutama pada bayi prematur dengan sepsis


dapat mengalami manfaat transfusi granulosit, walaupun
keefektifannya tidak terbukti.

d. .Indikasi Fresh Frozen Plasma


- Untuk mengoreksi defisiensi faktor pembekuan/pengentalan di
(dalam) suatu pendarahan pasien dengan berbagai defisit faktor
pembekuan atau pengentalan (penyakit hati, DIC, transfusi masive)
- Warfarin yang berlebihan atau kekurangan vitamin K, proses
perbaikan coagulopathy yang diperlukan di dalam 12-24 jam
pasien dengan perdarahan atau pasien dengan resiko pendarahan
tinggi
- Penggantian defisiensi dalam Faktor V dan XI
e. Cryoprecipitate
- Hypofibrinogenemia - Fibrinogen

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

28

Transfusi raksasa(masive)
defisiensi kongenital
defisiensi yang didapat ( misalnya DIC)
- kekurangan Faktor XIII
- Uremia, dengan perdarahan yang tak bereaksi dengan therapy
non-transfusion ( misalnya, dialisis, desmopressin)
- Dysfibrinogenemia ( disfungsi fibrinogen)

2.10.

KOMPLIKASI TRANSFUSI DARAH


Komplikasi transfusi terbagi menjadi lokal dan umum.
Komplikasi lokal yaitu :

Kegagalan memilih vena.

Fiksasi vena yang tidak baik.

Problem ditempat tusukan.

Vena pecah selama menusuk.

Komplikasi umum yaitu :

Reaksi-reaksi transfusi.

Penularan atau transmisi penyakit infeksi.

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

29

2.11.

Sensitisasi imunologis

Transfusi haemochromatosis.

REAKSI TRANSFUSI DAN PENCEGAHANNYA


Pada umumnya komplikasi transfusi ini dibagi menjadi :

Reaksi imunologi

Reaksi non imunologi

REAKSI IMUNOLOGI
A. REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK
Reaksi transfusi hemolitik merupakan reaksi yang jarang
terjadi tetapi serius dan terdapat pada satu diantara dua puluh ribu
penderita yang mendapat transfusi. Lisis sel darah donor oleh
antibodi resipien. Hal ini bisa terjadi dengan cara reaksi transfusi
hemolitik segera dan reaksi transfusi hemolitik lambat . Reaksi ini
sering terjadi akibat kesalahan manusia sebagai pelaksana,
misalnya salah memasang label atau membaca label pada botol
darah.
Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas,
kemerahan pada muka, bendungan vena leher , nyeri kepala, nyeri
dada, mual, muntah, nafas cepat dan dangkal, takhikardi, hipotensi,
hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak bisa diterangkan
asalnya, dan ikterus. Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar
untuk dideteksi dan memerlukan perhatian khusus dari ahli
anestesi, ahli bedah dan lain-lain.

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

30

Tanda-tanda yang dapat dikenal ialah takhikardi,


hemoglobinuri, hipotensi, perdarahan yang tiba-tiba meningkat,
selanjutnya terjadi ikterus dan oliguri.
Terapi reaksi transfusi hemolitik : pemberian cairan intravena
dan diuretika. Cairan digunakan untuk mempertahankan jumlah
urine yang keluar. Diuretika yang digunakan ialah :
1. Manitol 25 %, sebanyak 25 gr diberikan secara intravena
kemudian diikuti pemberian 40 mEq Natrium bikarbonat.
2. Furosemid
Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer
laktat, albumin dan darah yang cocok. Bila volume darah sudah
mencapai normal penderita dapat diberi vasopressor. Selain itu
penderita perlu diberi oksigen. Bila terjadi anuria yang menetap
perlu tindakan dialysis.

B. REAKSI TRANSFUSI NON HEMILITIK


1. Reaksi transfusi febrile
Tanda-tandanya adalah sebagai berikut : Menggigil, panas,
nyeri kepala, nyeri otot, mual.
2. Reaksi alergi

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

31

a. Anafilaksis : Keadaan ini terjadi bila terdapat protein


asing pada darah transfusi.
b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa
gatal-gatal. Biasanya muka penderita sembab.
Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan
transfusi harus di stop
REAKSI NON IMUNOLOGI
a. Reaksi yang disebabkan oleh volume yang berlebihan.
b. Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi
c. Virus hepatitis, Malaria, sifilis, virus CMG dan virus
Epstein-Barr parasit serta bakteri.
d. AIDS
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi
selama transfusi, dilakukan beberapa tindakan
pencegahan. Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan
diberikan memang ditujukan untuk resipien yang akan
menerima darah tersebut, petugas secara perlahan memberikan
darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk
setiap unit darah.
Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi
dalam15 menit pertama, , maka pada awal prosedur, resipien
harus diawasi secara ketat.
Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

32

jika terjadi reaksi ketidakcocokan, maka transfusi harus


dihentikan.
Efek samping lain dan resiko lain transfusi
Komplikasi dari transfusi masif
Transfusi masif adalah transfusi sejumlah darah yang telah disimpan,
dengan volume darah yang lebih besar dari pada volume darah resipien
dalam waktu 24 jam.
Pada keadaan ini dapat terjadi hipotermia bila darah yang digunakan
tidak dihangatkan, hiperkalemia, hipokalsemia dan kelainan koagulasi
karena terjadi pengenceran dari trombosit dan factor-factor pembekuan.
Penggunaan darah simpan dalam waktu yang lama akan menyebabkan
terjadinya beberapa komplikasi diantaranya adalah kelainan jantung,
asidosis, kegagalan hemostatik,acute lung injury
Penularan penyakit infeksi
a. Hepatitis virus
Penularan virus hepatitis merupakan salah satu bahaya/
resiko besar pada transfusi darah. Diperkirakan 5-10 % resipien
transfusi darah menunjukkan kenaikan kadar enzim transaminase,
yang merupakan bukti infeksi virus hepatitis. Sekitar 90%
kejadian hepatitis pasca transfusi disebabkan oleh virus hepatitis
non A non B. Meski sekarang ini sebagian besar hepatitis pasca
transfusi ini dapat dicegah melalui seleksi donor yang baik dan
ketat, serta penapisan virus hepatitis B & C, kasus tertular masih
tetap terjadi. Perkiraan resiko penularan hepatitis B sekitar 1 dari
200.000 dan hepatitis C lebih besar yaitu sekitar 1 : 10.000
b. AIDS ( Acquired Immune Deficiency syndrome)
Penularan retrovirus HIV telah diketahui dapat terjadi melalui
transfusi darah, yaitu dengan rasio 1:670.000, meski telah diupayakan
penyaringan donor yang baik dan ketat
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI

33

c. Infeksi CMV
Penularan CMV terutama berbahaya bagi neonatus yang lahir
premature atau pasien dengan imunodefisiensi. Biasanya virus ini
menetap di leukosit donor, hingga penyingkiran leukosit merupakan
cara efektif mencegah atau mengurangi kemungkinan infeksi virus
ini. Transfusi sel darah merah rendah leukosit merupakan hal terbaik
mencegah CMV
d. Penyakit infeksi lain yang jarang
Beberapa penyakit walaupun jarang, dapat juga ditularkan
melalui transfusi adalah malaria, toxoplasmosis, HTLV-1,
mononucleosis infeksiosa, penyakit chagas (disebabkan oleh
trypanosoma cruzi), dan penyakit CJD (Creutzfeldt Jakob Disease)
Pencemaran oleh bakteri juga mungkin terjadi saat
pengumpulan darah yang akan ditransfusikan. Pasien yang terinfeksi
ini dapat mengalami reaksi transfusi akut, bahkan sampai mungkin
renjatan. Keadaan ini perlu ditangani seperti pada RTHA ditambah
dengan pemberian antibiotik yang adekuat

BAB III
KESIMPULAN

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

34

1. Transfusi darah ialah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran


darah penerima.
2. Macam-macam bentuk sediaan darah dan komponen darah yaitu darah
lengkap (whole blood), sel darah merah, suspensi granulosit/leukosit
pekat, suspensi trombosit dan plasma.
3. Manfaat komponen darah agar pasien memperoleh hanya komponen darah
yang diperlukan.
4. Komplikasi transfusi terbagi menjadi lokal dan umum.
5. Reaksi transfusi terdiri dari reaksi pyrogenik, reaksi alergi, sirkulasi yang
overload, reaksi hemolitik, reaksi darah yang terkontaminasi dan reaksi
intoksikasi citrat.

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

35

DAFTAR PUSTAKA

1. Contreras, M., Penerjemah Oswari, J., Petunjuk Penting Transfusi, Ed. 2,


Jakarta EGC 1995.
2. Sejarah Transfusi dalam www.google.com
3. Transfusion Guidelines dalam www.google.com
4. Pelatihan Teknologi Transfusi Darah Bagi Dokter Unit Transfusi Darah,
Angkatan XX, Jakarta 2005.
5. http://dr-medical.blogspot.com/2008/12/transfusi.html
6. Clinical Resource Efficiency Support Team.Guidelines for blood
transfusion practice Irlandia 2001. Didapat dari:URL:http:
//www.crestni.org.uk/publications/blood_transfusion.pdf
7. http://scholar.google.com/scholar?
q=related:nREiQKZKaQIJ:scholar.google.com/&hl=id&as_sdt=0,5
8. http://indonesiaindonesia.com/f/13695-transfusi-darah/
9. http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bt/
10.
Oxford American Handbook of
Anesthesiologi:Anesthesiologi for high risk patient

11.
12.

http://www.medicinenet.com/blood_transfusion/.htm
http://www.healthline.com/health/transfusion-reaction-

hemolytic#Overview
13.
Silly, Syarat Donor darah.Diunduh pada tanggal 1 November
2013. Available at http://bloodforlife.wordpress.com/syarat-donor-darah.
14. Available at http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/19/ragam1.htm

[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF


ANESTESI

36

Anda mungkin juga menyukai