PENDAHULUAN
anemia berat, pasien dengan kelainan darah bawaan, pasien yang mengalami
kecederaan parah, pasien yang hendak menjalankan tindakan bedah operatif
dan pasien yang mengalami penyakit liver ataupun penyakit lainnya yang
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI
C.
F.
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
FUNGSI DARAH
Fungsi umum darah adalah :
1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)
2.3.
2.4.
2.5
2.6.
Sistem ABO
komplemen ini akan melepaskan anafilatoksin C3a dan C5a yang akan
membebaskan sitokin seperti TNF, IL1 Dan IL8, dan menstimulasi
degranulasi sel mast dengan mengsekresikan mediator vasoaktif. Semua
substansi ini bisa menyebabkan inflamasi, peningkatan permeabilitas
vaskular, dan hipotensi yang akan mengarah ke shock dan gagal ginjal.
Mediator juga akan menyebabkan agregasi platelet, edema paru
peribronchial, dan kontraksi otot kecil (5)
Golongan
A
B
AB
O
Antigen di RBC
Antibodi dalam
Antigen A
Antigen B
Antigen A&B
Tidak ada
plasma
Anti-B
Anti-A
Tidak ada
Anti-A &B
kompatibel
A, O
B, O
A, B, AB, O
O
Sistem Rh
Golongan darah Rh ini termasuk keturunan (herediter) yang diatur
oleh satu gen yang terdiri dari 2 alel, yaitu R dan r. R dominan terhadap r
sehingga terbentuknya antigen-Rh ditentukan oleh gen dominan R. Orang
Rh+ mempunyai genotip RR atau Rr, sedangkan orang Rh- mempunyai
genotip rr .
Pemeriksaan Darah
1. Tes ABO-Rh Reaksi Transfusi yang paling berat adalah yang
berhubungan dengan inkompatibilitas ABO. antibodi yang
didapat secara alami dapat bereaksi melawan antigen dari
transfusi, mengaktifkan komplemen, dan mengakibatkan
hemolisis intravaskular. Sel darah merah pasien diuji dengan
serum yang dikenal mempunyai antibodi melawan A dan B untuk
menentukan jenis darah. Oleh karena prevalensi secara umum
antibodi ABO alami, konfirmasi jenis darah kemudian dibuat
dengan menguji serum pasien melawan sel darah merah dengan
antigen yang dikenal (5).
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI
10
11
12
Tes Kompatibilitas
Tujuan tes ini adalah untuk memprediksi dan untuk mencegah
reaksi antigen-antibodi sebagai hasil transfusi sel darah merah. Sebelum
dilakukan transfusi darah, perlu dilakukan penentuan tipe ABO-Rh darah
donor maupun resipien, pemeriksaan kecocokan silang (cross match) dan
pemeriksaan antibodi (antibodi screening)
Pemeriksaan kecocokan silang merupakan transfusi percobaan
didalam tabung reaksi, dimana eritrosit donor dicampurkan dengan
serum resipien untuk mendeteksi kemungkinan reaksi transfusi berat.
Pemeriksaan kecocokan silang dilakukkan dalam 3 tahap, yaitu ;
1. Tahap antara ( intermediate ) Dilakukan dalam suhu kamar
untuk memeriksa ulang adanya kesalahan dalam penentuan
tipe ABO. Tahap ini mendeteksi ketidakcocokan ABO dan
memerlukan waktu 1-5 menit.
2. Tahap inkubasi Tahap ini mendeteksi antibodi dan
memerlukan waktu 30-45 menit.
3. Tahap uji anti globulin tak langsung ditambahkan anti
globulin ( serum coombs) ke dalam tabung yang telah
diinkubasi. Tahap ini memerlukan waktu 10-15 menit.
2.7. MACAM BENTUK SEDIAAN DARAH DAN KOMPONEN-NYA
A. DARAH LENGKAP (WHOLE BLOOD)
Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit,
darah lengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor
pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai kantong darah
yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat
bertahan dalam suhu 42C. Darah lengkap berguna untuk
meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Hb
meningkat 0,90,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi
450 ml darah lengkap.(6)
[ PRINSIP TRANSFUSI DARAH DAN KOMPONEN DARAH ] SMF
ANESTESI
13
14
Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali
dengan saline, sisa plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita yang
tak bisa diberi human plasma. Kelemahan washed red cell yaitu bahaya
infeksi sekunder yang terjadi selama proses serta masa simpan yang
pendek (4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired
hemolytic anemia dan exchange transfusion.(3)
15
16
Macam sediaan
17
Plasma cair
Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada
tahun).
Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII atau
18
Heated plasma
Plasma dipanaskan pada suhu 60C selama 10 jam. Bahaya hepatitis
Albumin
19
20
21
22
23
24
2.8.
2.9.
25
26
27
28
Transfusi raksasa(masive)
defisiensi kongenital
defisiensi yang didapat ( misalnya DIC)
- kekurangan Faktor XIII
- Uremia, dengan perdarahan yang tak bereaksi dengan therapy
non-transfusion ( misalnya, dialisis, desmopressin)
- Dysfibrinogenemia ( disfungsi fibrinogen)
2.10.
Reaksi-reaksi transfusi.
29
2.11.
Sensitisasi imunologis
Transfusi haemochromatosis.
Reaksi imunologi
REAKSI IMUNOLOGI
A. REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK
Reaksi transfusi hemolitik merupakan reaksi yang jarang
terjadi tetapi serius dan terdapat pada satu diantara dua puluh ribu
penderita yang mendapat transfusi. Lisis sel darah donor oleh
antibodi resipien. Hal ini bisa terjadi dengan cara reaksi transfusi
hemolitik segera dan reaksi transfusi hemolitik lambat . Reaksi ini
sering terjadi akibat kesalahan manusia sebagai pelaksana,
misalnya salah memasang label atau membaca label pada botol
darah.
Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas,
kemerahan pada muka, bendungan vena leher , nyeri kepala, nyeri
dada, mual, muntah, nafas cepat dan dangkal, takhikardi, hipotensi,
hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak bisa diterangkan
asalnya, dan ikterus. Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar
untuk dideteksi dan memerlukan perhatian khusus dari ahli
anestesi, ahli bedah dan lain-lain.
30
31
32
33
c. Infeksi CMV
Penularan CMV terutama berbahaya bagi neonatus yang lahir
premature atau pasien dengan imunodefisiensi. Biasanya virus ini
menetap di leukosit donor, hingga penyingkiran leukosit merupakan
cara efektif mencegah atau mengurangi kemungkinan infeksi virus
ini. Transfusi sel darah merah rendah leukosit merupakan hal terbaik
mencegah CMV
d. Penyakit infeksi lain yang jarang
Beberapa penyakit walaupun jarang, dapat juga ditularkan
melalui transfusi adalah malaria, toxoplasmosis, HTLV-1,
mononucleosis infeksiosa, penyakit chagas (disebabkan oleh
trypanosoma cruzi), dan penyakit CJD (Creutzfeldt Jakob Disease)
Pencemaran oleh bakteri juga mungkin terjadi saat
pengumpulan darah yang akan ditransfusikan. Pasien yang terinfeksi
ini dapat mengalami reaksi transfusi akut, bahkan sampai mungkin
renjatan. Keadaan ini perlu ditangani seperti pada RTHA ditambah
dengan pemberian antibiotik yang adekuat
BAB III
KESIMPULAN
34
35
DAFTAR PUSTAKA
11.
12.
http://www.medicinenet.com/blood_transfusion/.htm
http://www.healthline.com/health/transfusion-reaction-
hemolytic#Overview
13.
Silly, Syarat Donor darah.Diunduh pada tanggal 1 November
2013. Available at http://bloodforlife.wordpress.com/syarat-donor-darah.
14. Available at http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/19/ragam1.htm
36