Anda di halaman 1dari 8

Atrial Septal Defect

1.

PENGERTIAN
Atrial Septal Defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang
memisahkan atrium kaan dan atrium kiri.Pengertian lain ASD adalah suatu defek jantung
kongenital asianotik,dimana terdapat lubang abnormal pada septum abnormal. Kelainan
jantung bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium.
Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri
melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus
venousus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale terbuka pada umumnya
menutup spontan setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan pembentukan
septum sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan septum primum
yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek
sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran darah
melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrom Eisenmenger. Bila
sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan. Tindakan
bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau dengan
menambal defek dengan sepotong dakro
Defek septum atrial atau Atrial Septum Defect adalah gangguan septum atau sekat
antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak menuup secara sempurna dan
membuat aliran darah atrium kiri dan kanan bercampur. Angka kejadian ASD berkisar 1 dari
1500 kelahiran hidup. Lubang septum tersebut dapat terjadi di bagian mana saja dari
septum namun bagian tersering adalah pada bagian foramen ovale yang disebut dengan
ostium sekundum ASD.
Kelainan ini terjadi akibat dari resorpsi atau penyerapan berlebihan atau tidak
adekuatnya pertumbuhan dari septum.Patent Foramen Ovale (PFO) yang terjadi pada 20%
yang populasi bukanlah ASD yang sebenarnya.Foramen ovale merupakan lubang pada
janin yang terdapat diantara rongga atrium.Pada saat lahir,lubang ini akan menutup secara
alami dan secara anatomis akan menutup sempurna pada bayi usia 6 bulan dengan cara
bergabung dengan septum atrial. PFO terjadi apabila didapatkan kegagalan penutupan atau
penggabungan dengan septum atrial.

2.

ETIOLOGI
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD.

a.
-

Faktor Prenatal
Ibu menderita infeksi rubella

Ibu alkoholisme

Umur ibu lebih dari 40 tahun

Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

b.

Faktor Genetik

Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB

Ayah atau ibu menderita PJB

Kelainan kromosom misalnya sindrom Down

Lahir dengan kelainan bawaan lain.

3.

MANIFESTASI KILIK
Manifestasi klinis yang ditemukan adalah;

Sebagian besar bayi cenderung asimptomatik sampai masa anak-anak awal dan defek
menutup spontan pada usia 5 tahun.
Gejala-gejala bervariasi sesui ukuran defek,letih dan dispnea pada saat bergerak paling
banyak dtemukan.
Peningkatan berat badan yang lambat dan infeksi pernafasan yang sering dapat terjadi.
Mumur ejeksi sistolik dapat diauskultasi, biasanya paling jelas terdengar pada ruang
intrakosta kedua
Gambaran klinik antara lain :
1.

ASD

Pertumbuhan dan perkembangan biasa seperti tidak ada kelainan.

Pada stres; cepat lelah, mengeluh dispnea, sering mendapat infeksi saluran pernafasan

Pada palpasi; terdapat kelainan ventrikel kanan hiperdinamik di parasternal kiri

Pada auskultasi; photo torak, EKG, jelas terlihat ada kelainan

Ekhokardiografi; pasti ada kelainan jantung

2.

VSD

Pertumbuhan terhambat

Diameter dada bertambah terlihat adanya benjolan dada kiri

Pada palpasi dan auskultasi ,adanya VSD meningkat

Tekanan vena pulmonalis meningkat


Penutupan katub pulmonal teraba jelas pada sela iga 3 kiri dekat sternum
Kemungkinan teraba getaran bising pada dada.
4.

PATOFISIOLOGI
Patofisiologi yang terjadi adalah;

v Lubang abnormal diantara dua atrium yang mengakibatkan darah mengalir dari atrium kiri ke
atrium kanan (dari yang mengandung oksigen ke yang tidak mengandung oksigen) karena
tekanan pada sisi kiri jantung lebih tinggi.
v Peningkatan volume darah atrium kanan diejeksikan ke dalam ventrikel kanan dan akhirnya
terjadi hipertropi ventrikel kanan karena menampung banyak darah.
Pada kasus Atrial septal defect yang jarang terjadi komplikasi, darah yang
mengandung oksigen dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan tetapi tidak sebaliknya. Aliran
yang melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan complain dari
atrium tersebut.normalnya setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih besar
daripada ventrikel kiri yang menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kna berkurang.hal ini
berakibat volume serta ukuran atrium kana dan ventrikel kanan meningkat.jika complain
ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang meningkat shunt dari kiri ke kanan bisa
berkurang. Pada suatu saat sindroma Einsenmenger bisa terjadi akibat penyakit vaskuler
paru yang terus bertambah berat,arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan ke kiri
sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen
akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.
Perjalan yang terjadi adalah :
-

Darah

dari

atrium

kiri

masuk

ke

atrium

kanan

beban

pada

ventrikel

kanan,A,pulmonalis,kapiler paru,atrium kanan.


-

Tahanan A.pulmonalis naikperbedaan tekanan ventrikel kanan dan A,pulmonalisbising


sistolik (bising stenosis relatif katup pulmonal)

5.

Lama-kelamaan terjadi peningkatan ventrikel kana yang permanen.


PENGGOLONGAN ATRIUM SEPTUM DEFECT
Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi menjadi 3 tipe :

a.

ASD Sekundum,bila lubang terletak di daerah fossa ovallis

b.

ASD Primum,bial lubang terletak didaerah ostium primum(termasuk salah satu bentuk
defect septum atrioventrikulare)

c.

ASD sinus venosus,bila lubang terletak didaerah venosus (dekat muara vena kava superior
dan inferior)

6.

KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi :

Gagal jantung

Penyakit pembuluh darah paru

Endokarditis

Obstruksi pembuluh darah pulmonal(hipertensi pulmonal)

Aritmia

Henti jantung

ASD dan VSD

7.

A. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

v Bentuk tubuh; tinggi dan kurus dengan jari-jari tangan yang panjang
v Auskultasi jantung; aktivitas ventrikel kanan meningkat, bunyi jantung yang ke-1 mengeras,
bunyi jantung ke-2 terpisah lebar dan tidak mengikuti variasi pernafasan
v Palpasi; tak teraba,thrill(geratan karena adanya bunyi jantung)
v Pantau tekanan darah ; hipertensi pulmonal dimana bunyi jantung ke-2 mengeras dan
pemisahan kedua komponen tidak lagi lebar, terdengar bising sistol.
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
v Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya adalah foto rontgen dada dimana
didapatkan adanya pembesaran jantung karena pembesaran atrium dan ventrikel
kanan.pemeriksaan penunjang lainnya adalah elektrokardiografi (EKG)atau alat rekam
jantung,kateterisasi jantung,angiografi koroner serta ekokardiografi.
v Elektrokardiografi; menunjukkan aksis ke kanan akibat defek ostium primum.
v Foto rontgen dada;
Pada foto lateral terlihat daerah retrosternal terisi, akibat pembesaran ventrikel kanan
Dilatasi atrium kanan
Segemen pulmonal menonjol, corakan vaskular paru prominen
v Ekokardiografi ;

Dengan menggunakan kardiografi transtorakal (ETT) dan droppler berwarna dapat


ditentukan lokasi defek deptum, arah pirau, ukuran atrium dan ventrikel kanan,keterlibatan
katup mitral misalnya prolaps yang memang sering terjadi ASD.

Ekokardiografi transsesofageal (ETE) dapat melakukan pengukuran besar defek secara


pesisi dapat menbantu dalam tindakan penutupan ASD perkutan,juga kelainan yang
menyertai.
v Kateterisasi jantung ;
Melihat adanya peningkatan saturasi oksigen di atrium kanan
Mengukur rasio besarnya aliran pulmonal dan sistemik
Menetapkan tekanan dan resistensi arteri pulmonalis
Evaluasi abnormali aliran vena pulmonalis

Angiografi koroner selektif pada kelompok umur yang lebih tua, sebelum tindakan operasi
penutupan ASD.
8.

PENATALAKSANAAN

Berikan penyuluhan keluarga tentang pilihan pengobatan untuk ASD


-

Defek biasanya diperbaiki pada anak-anak perempuan akibat adanya kemungkinan


pembentukan bekuan selama masa-masa subur.

ASD yang kecil dibiarkan terbuka pada anak laki-laki; satu yang lebih besar diperbaiki

Penutupan secara pembedahan dengan jahitan atau penambalan memerlukan bifas


cardiopulmonal dan biasanya dilakukukan selama usia sekolah

Penutupan melalui kateterisasi jantung masih dalam percobaan.

Beri perawatan pra operasi dan pasca operasi :


Perawatan pra operasi:
Diskusikan tujuan pembedahan.
Persiapkan emosi emosi anak dan keluarga,beri penjelasan yang tepat secara bertahap
tentang apa yang diharapkan sebelum,selama,dan setelah pembedahan.
Lakukan pengkajian keperawatan praoperatif
Beri obat sesuai instruksi dokter.
Perawatan pasca operasi:
Pertahankan status pernafasan yang optimal
Pantau status jantung
Pantau suara paru
Pantau asupan dan haluaran cairan
Pantau adanya komplikasi pembedahan
Pertahankan integritas kulit dan cegah hipotermia pasca operasi.

A.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


PENGKAJIAN

a.

Lakukan pemeriksaan fidik dengan pemeriksaan yang mendetail terhadap jantung.

b.

Lakukan pengukuran tanda-tanda vital :

Pantau tekanan darah terhadap adanya hopertensi dan hipotensi.seharusnya tidak ada
perbedaan besar antara tekanan darah ekstremitas atas dan ekstremitas bawah.

Pantau denyut frekuensi irama dan kualitas denyut nadi harus teratur pada setiap
denyut.perhatikan

adanya

takikardia

atau

bradikardia,distrimia,denyut

perifer

yang

menghilang,denyut yang kuat,ketidak teraturan dapat menyatakan adanya gangguan


jantung.

Pantau frekuensi dan usaha nafas,takipnea dan dispena dapat menyatakan adanya gagal
jantung
Pantau suhu untuk adanya hipertermia,yang dapat menyatakan adanya infeksi misalnya
endokarditis
Kaji tinggi dan berat badan karena gagal tumbuh dapat terjadi pada penyakit jantung berat.
c.
a)

Kaji tampilan umum, perilaku, dan fungsi :


Inspeksi:
status nutrisi ; gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk berhubungan
dengan penyakit jantung

b)

warna; amati warna kuli untuk mengkaji adanya edema periorbital dan sianosis adalah
gambaran umum dari penyakit jantung kongenital, sedangkan pucat berhubungan dengan
anemia

c)

deformitasi dada;pembesaran jantung terkadang pulsasi yang dapat dilihat

d)

inspeksi leher untuk mengkaji adanya vena leher yang membesar

e)

inspeksi abdomen terhadap adanya distensi.

palpasi dan perkusi :

a)

dada;membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung

b)

abdomen;hepatomengali atau splenomegali mungkin terlihat

c)

nadi perifer;frekuensi,keteraturan,dan amplitudo (kekuatan )yang dapat menunjukkan


ketidaksesuaian.

d)

Palpasi ekstremitas terhadap adanya pitting

e)

Palpasi perikardium terhadap adanya thrill.

a)
b)

Auskultasi
jantung;mendeteksi adanya murmur jantung
)frekunsi dan irama jantung;menunjukkan deviasi bunyi dan intensitas jantung yang
membantu melokalisasi defek jantung

c)

paru-paru;menunjukkan ronki kering kasar, mengi

A.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur

2.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen

3.

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan


oksigen dan nutrien pada jaringan(isolasi sosial)

4.

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah

5.

Resiko tinggi cedera (komplikasi) berhubungan dengan kondisi jantung dan terapi

6.

Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan penyakit ASD.

B.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL


Diagnosa I
Intervensi

1.

Beri digoksin sesuai dengan program,dengan menggunakan kewaspadaan yang dibuat


untuk mencegah toxisitas.

2.

Beri obat penurunan afterload sesuai program.

3.

Beri diuretik sesui program.

Diagnosa 2
Intervensi

1.

Berikan periode istirahat yang sering dan periode tidur tanpa gangguan.

2.

Anjurkan permainan dan aktifitas yang tenang.

3.

Bantu anak memilih yang sesaui dengan usia, kondisi, dan kemampuan.

Diagnosa 3
Intervensi

1.

Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat

2.

Dapat memberikan suplemen besi untuk mengatasi anemia, bila dianjurkan

3.

Izinkan anak untuk menata ruangannya sendiri dan batasan aktifitas karena anak akan
beristirahat bila lelah

Diagnosa 4
Intervensi

1.

Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi

2.

Beri istirahat yang adekuat

3.

Beri nutrisi optimal untuk mendukung pertahanan tubuh alami

Diagnosa 5
Intervensi

1.

Ajari keluarga untuk mengenali tanda-tanda komplikasi, gagal jantung kongestif :

Takikardi,khususnya selama istirahat dan aktifitas ringan


Takipnea
Keringat banyak dikulit kepala,khususnya pada bayi
Keletihan
Mual
Muntah
Anoereksia
Bradikardi
Hipoksia-sianosis,gelisah.
2.

Ajari keluarga untuk melakukan intervensi selama serangan hipersianotik

Tempatkan anak pada posisi lutut-dada dengan kepala dan dada ditinggikan.

Tetap tenang
Beri oksigen 100% dengan masker wajah bila ada.
Hubungi praktisi
3.

Jelaskan atau klarifikasi informasi yang diberikan oleh praktisi dan ahli bedah pada
keluarga

4.

Siapkan anak dan orang tua untuk prosedur.

5.

Bantu membuat keputusan keluarga berkaitan dengan pembedahan

Diagnosa 6
Intervennsi

1.

Diskusikan dengan orang tua dan anak (bila tepat) tentang ketakutan mereka dan masalah
defek jantung dan gejala fisiknya pada anak karena hal ini sering menyebabkan anxietas

2.

Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak selama hospitalisasi untuk
memudahkan koping yang lebih baik di rumah

3.

Bantu keluarga untuk menentukan aktifitas fisik dan metide disiplin yang tepat untuk anak.

C. EVALUASI
Proses : langsung setelah setiap tindakan
Hasil : tujuan yang diharapkan
1.

Tanda-tanda vital anak berada dalam batas normal sesuai dengan usia.

2.

Anak berpartisipasi dalam aktifitas fisik yang sesuai dengan usia

3.

Anka bebas dari komplikasi pasca bedah

4.

Anak mempertahankan oksigenasi yang adekuat

5.

Anak mempertahankan status nutrisi yang adekuat

6.

Anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

Anda mungkin juga menyukai