education,
health
and
I. INTRODUCTION
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi makro adalah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi disamping dua tujuan lainnya yaitu stabilitas dan
pemerataan. Indikator ini penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan
ekonomi yang terjadi disuatu negara, karena dapat memberikan gambaran makro
atas kebijakan pemerintah yang telah dilakukan. Indikator keberhasilan
pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi,
struktur ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya yang tinggi.
Pembangunan ekonomi sebagai proses perbaikan yang berkelanjutan dari
suatu masyarakat secara totalitas agar lebih baik, proses pembangunan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan, harkat dan martabat masyarakat yang meliputi
aktivitas
proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa
terhadap faktor produksi yang dimiliki oIeh masyarakat (Basri, 2002), dengan
adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat
sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.
Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan jika seluruh balas jasa riil
terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada
tahun sebelumnya. Dengan kata lain perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan jika pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar
daripada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya (Basri, 2002).
Dengan perkataan lain bahwa pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk kepada
perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative change) dan biasanya diukur
dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (GDP) atau pendapatan
atau nilai akhir pasar (total marketvalue) dari barang-barang akhir dan jasa-
jasa (final goods and services) yang dihasilkan dari suatu perekonomian
selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun).
2. Teori Pengeluaran Pemerintah
Teori ini dapat digolongkan menjadi dua bagian, diantaranya yaitu Teori
Makro yang terdiri dari: (Mangkoesoebroto, 2001)
a. Rostow dan Musgrave, dimana mereka menghubungkan pengeluaran
pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap
awal perkembangan ekonomi, menurut mereka rasio-rasio pengeluaran
pemerintah terhadap pendapatan nasional relative besar.
Hal
itu
investasi
pemerintah
tetap
diperlukan
guna
memacu
misalnya
pembangunan,
pencemaran
menurut
lingkungan.
Musgrave
rasio
Dalam
investasi
suatu
total
proses
terhadap
perilaku
perkembangan
pemerintah.
Mereka
Tingkat
Menurut
Peacock-Wiseman,
perkembangan
ekonomi
nasional
menaikkan
pula
baik
penerimaan
maupun
untuk investasi dan modal kerja menjadi berkurang. Efek ini disebut efek
penggantian (displacement effict). Postulat yang berkenaan dengan efek ini
menyatakan, gangguan sosial dalam perekonomian menyebabkan aktivitas
swasta digantikan oleh aktivitas pemerintah. Pengatasan gangguan acap
kali tidak cukup dibiayai semata-mata dengan pajak sehingga pemerintah
mungkin harus juga meminjam dana dari luar negeri. Setelah gangguan
teratasi, muncul kewajiban melunasi utang dan membayar
bunga.
Investasi (Y1)
intah Sektor Infrastruktur (X2)Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan (X1)
Variabel
Keterangan:
Koefisien
Critical
Ratio
Probabilitas
Keterangan
Investasi
0,140
1,890
0,059
Not
Significant
Investasi
0,544**
5,318**
0,000**
Significant
0,544*
2,546*
0,011*
Significant
0,224
1,160
0,246
0,236
1,722
0,085
Pertumbuhan
ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi
Not
Significant
Not
Significant
variabel
pengeluaran
pengeluaran
pemerintah
sektor
infrastruktur (X2) terhadap investasi (Y1) sebesar 0,544 dengan nilai critical ratio
sebesar 5,318 pada taraf signifikansi 0,000. Koefisien tersebut menunjukkan
variabel
pengeluaran
pengeluaran
pemerintah
sektor
10
[8] Gordon, A., Sharpe, W., Beily, J.V. (1993). Fundamentals of Dividen IIAER.
Vol. 9, No. 3.
[9] Green, R. (2000). Unemployment: perspectives and policies. International
Journal of Manpower. Vol, 21. Iss 5.
[10] Haider, Syed Adnan., Bukhari, Ali Shah., Ali, Liaqat., Saddaqat, M.
(2007). Public investment and economic growth in the three dragons:
Evidence from heterogeneous dynamic panel data. International Journal of
Business and Information. Vol. 2, No. 1.
[11] Jones, C.P. (2004). Investment. New York. Prentice-Hall.
[12] Loizides, J., Vamvoukas, G. (2005). Government expenditure and
economic growth: Evidence from trivariate causality testing. Journal of
Applied Economics. Vol. VIII. No. 1.
[13] Mangkoesoebroto, G. (2001). Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE.
[14] Maruthappu, M., Zhou, Charlie Da., Williams, C., Zeltner, T., Atun, R.
(2015). Unemployment, public-sector health care expenditure and HIV
mortality: An analysis of 74 countries, 1981-2009. Journal of Global Health.
Vol. 5 No. 1.
[15] Mihaiu, Diana Marieta., Opreana, A. (2013). The analysis of the
relationship between the level of the public expenditure for investment and de
degree of development of the society in Romania. Procedia Economics and
Finance 6: 654-661.
[16] Njuru, Stephen Gitahi., Ombuki, C., Wawire, N., Okeri, S. (2014). Impact
of
government
expenditure
on
private
investment
in
Kenya.
11
[20] Sukirno,
Sadono,
2000,
Makro
Ekonomi
Modem:Perkembangan
Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru . Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
[21] Todaro, M.P., Smith, S.C. (2006). Pembangunan Ekonomi (alih bahasa:
Haris Munandar; Puji A.L.). Jakarta: Erlangga.