OLEH :
OKTOBER 2007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keunggulan manusia memang sangat mencolok yaitu dengan otaknya manusia
dapat mengembangkan tenologi yang sangat canggih ini dengan berbagai
pemikiran yang ilmiah tentunya. Namun ketika manusia dihadapkan dengan suatu
permasalahan yang kelihatannya kecil tetapi itu sangat rumit, contohnya adalah
untuk melihat benda yang sangat jauh maupun sangat dekat manusia tidak mampu
untuk melakukannya. Hal itu disebabkan karena mata pada manusia mempunyai
batas tertentu (Gabriel,1988).
Mikroorganisme terdapat dimana-mana, semuanya tesebar dimuka bumi dari
dasar laut sampai kepuncak gunung yang diselimuti dengan es sekalipun
mikroorganisme tetap berada di tempat itu, dimata air belerang yang panas, dalam
tanah dan debu, diudara maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri
mikro organisme terdapat didalamnya. Sungguh kekuasan tuhan meliputi
segalanya. Bukan hanya itu, sebenarnya tubuh manusia sendiri disusun oleh
jaringan yang paling sederhana dan ukurannya sangat kecil pula (Fahn , 1991).
Karena mikroorganisme sangat kecil ukurannya dan dapat menimbulkan
penyakit maka timbullah pemikiran para Ilmuan untuk memecahkan masalah
tersebut. Setelah ditemukannya suatu alat untuk melihat benda yang sangat kecil
dalam hal ini adlah mikroorganisme atau sel-sel penyusun mahluk hidup.
Kemudian alat tersebut diberi nama mikroskop (Fahn , 1991).
Dari sini lah praktikan merasa perlu untuk melakukan percobaan yang
dianggap sangat penting ini karena praktikan berharap banyak dengan adanya
teknologi ini untuk mengamati suatu mikrooragnisme maupun sel penyusun
mahluk hidup yang ukurannya sangat kecil ini. Permasalahan inilah yang melatar
belakangi praktikan untuk melakukan percobaan ini (Gabriel, 1988).
1.2. Tujuan
Pada praktikum kali ini tujuan yang ingin dicapai oleh praktikan adalah, agar
praktikan dapat mengetahui bagian-bagian dari mikroskop dan fungsi-fungsinya
serta cara mempergunakannya secara terampil. Praktikan dapat mengamati
bagian-bagian dari tumbuhan seperti sel dan jaringan tubuh lain pada hewan dan
tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroskop
Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan mikroskop
disebut mikroskopis atau disebut juga dengan mikroskopik yang berarti sangat
kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Fungsi mikroskop adlah untuk
membantu dan meningkatkan daya pisah mata seseorang dalam mengamatu
organisme atau objek lain yang sangat kecil (Syamsuri. I, 2000).
Mikroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat benda-benda
yang sangat kecil karena tidak terlihat oleh mata biasa. Mikroskop dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, tetapi mekanisme kerjanya pada prinsipnya
adalah sama yaitu terdiri dari sistem optik, sistem perbesaran dan sistem iluminasi
yang menyebabkan terlihatnya suatu objek
Perbesaran yang dicapai suatu mikroskop cahaya adalah hasil kerja dua
sistem lensa yaitu lensa objektif yang terdekat dengan spccmin dan lensa okuler
terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Sistem lensa objektif
memberikan perbesaran mula-mula dan mengahasilkan bayangan nyata, pada
gilirannya diperbesar oleh lensa okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang
kita lihat (Zemansky & Sears, 1991)
Bila kita menginginkan perbesaran yang lebih besar daripada perbesaran
yang didapat dari lup, maka perlu memakai mikroskop cahaya. Mikroskop
tersebut terdiri atas dua lensa. Oleh karena itu mikroskop dikatakan sebagai alat
yang menggunakan kombinasi antara lensa-lensa yang berguna untuk mengamati
benda-benda yang berukuran kecil (Zemansky & Sears, 1991)
Mikroskop adalah alat bantu yang berfungsi untuk membesarkan ukuran
benda dari yang sesungguhnya. Mikroskop terdiri dari dua lensa yaitu lensa okuler
dan lensa objektif. Lensa okuler berfungsi sebagai lup pada mikroskop. Bayangan
yang dihasilkan adalah maya, terbalik dan diperbesar (Sutrisno, 1984).
Dalam pengembangannya, mikroskop terdiri dari dua jenis yaitu mikroskop
cahaya yang dalam penggunaannya memerlukan cahaya dan mikroskop elektron
yang memerlukan sinar-sinar electron seperti sinar gamma, sinar X dan lain-lain.
Mikroskop cahaya terdiri dari mikroskop streo, bidang gelap, flourensi, fase
kontras, interferensi dan polariasi serta mikroskop ultraviolet. Sedangkan
mikroskop elektron terdiri atas mikroskop elektron transmisi dan mikroskop
elektron scanning (Sutrisno, 1984).
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan
penggunaan tertentu dan dengan berbagai kelengkapannya pula. Mikrskop yang
sering digunakan dalam biologi adalah mikroskop cahaya, baik yang berlensa
okuler tunggal atau dikenal dengan mikroskop monokuler maupun yang berlensa
okuler ganda atau yang dikenal dengan mikroskop binokuler. (Anonim, 2005)
Benda atau organisme yang akan diamati dengan mikroskop cahaya harus
berukuran kecil dan tipis, agar dapat ditembus oleh cahaya (sinar matahari atau
lampu). (Kelly, 1995)
Jenis-jenis dari mikroskop cahaya antara lain :
1. Mikroskop lapangan terang
Mempergunakan lensa-lensa dan kondensor standart dan memberikan
bayangan yang terbatas sekitar 0,3µm.
2. Mikroskop fase kontras
Mempergunakan lensa-lensa objektif dan kondensor yang telah
dimodifikasi sehingga dapat dilakukan pengamatan langsung pada sel-sel
hidup tanpa diksasi atau pulasan. Keistimewaannya adalah mikroskop fase
kontras mempunyai kondensor dan objektif yang mengubah sedikit
perbedaan pada indeks refraksi struktur jaringan dan memberikan
perbedaan dalam intensitas cahaya. Alat ini dipakai terutama untuk
mempelajari sel-sel hidup dan jaringan-jaringan yang tidak dipulas.
3. Mikroskop kontras interferensi diferensial (Mikroskop cahaya Nomanski)
Menggunakan lensa kondensor dan lensa objektif khusus untuk mengubah
perbedaan indeks refraksi menjadi suatu bayangan yang menampakkan
sifat tiga dimensi.
4. Mikroskop cahaya fluoresensi
Digunakan untuk menentukan zat fluoresensi yang ada dalam sel atau
yang dilabel dengan fluoresen. Mikroskop fluoresensi mempunyai sumber
cahaya dengan intensitas tinggi dan dua filter khusus.
a. Filter eksitasi
Terletak diantara sumber cahaya dan jaringan , menghalangi semua
sumber cahaya kecuali yang memancarkan fluoresensi.
b. Filter barrier
Terletak diantara jaringan dan okuler, menghalangi semua gelombang
cahaya kecuali yang memancarkan fluoresensi (Junquera, 1998).
Berdasarkan konstruksi dan kegunaan, mikroskop cahaya dapat dibagi atas
4 macam yaitu mikroskop biologi, stereo, metalurgi, dan fotografi. Sedangkan
mikroskop elektron dibagi atas mikroskop elektron transmisi dan skaning. Bagian
mikroskop yang berperan penting dalam penggunaan adalah bagian yang
mengatur perbesaran dan mengatur cahaya. (Gabriel, 1995).
Berdasarkan perkembangan fisika dan elektronika sekarang ini, maka
mikroskop dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu :
1. Mikroskop cahaya, terdiri dari mikroskop stereo, mikroskop medan gelap,
mikroskop fluorentasi, mikroskop polarisasi, dan mikroskop ultraviolet.
2. Mikroskop elektron, terdiri dari mikroskop elektron transisi dan mikroskop
elekton scanning (Gabriel, 1995).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.2. Alat dan Bahan yang Digunakan Pada Percobaan Sel-Sel Penyusun
Jaringan Tumbuhan
Dalam praktikum biologi kali ini alat-alat dan bahan yang digunakan
adalah penampang melintang sel gabus batang ubi kayu (Manihot
utilissima), rambut buah kapuk (Ceiba pentandra), kapas (Gossypium sp.),
penampang melintang daun Ficus elastica, daun Hidrylla verticillata,
selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah (Allium cepa), silet tajam,
cover dan objek gelas, pinset dan pipet tetes, dan aquades.
4. Memelihara Mikroskop
1. Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak, dengan
satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain
menyangga pada dasar atau kakinya.
2. Apabila tabung perlu dicondongkan posisinya, maka cukup dengan
memutar engsel penggerak sebagai titik putar. Setelah selesai harus
ditegakkan kembali.
3. Usahakan agar lensa obyektif lemah (4X atau 10X) berada satu poros di
bawah lensa okuler. Atur kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga
ujung lensa obyektif lemah berjarak kurang lebih 1 cm dari alas meja
benda.
4. Kedudukan penjepit sediaan diatur dengan rapi dan cermin pada pisisi
tegak agar debu tidak banyak menempel.
5. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir,
bersihkan sisa minyak dengan menggunakan cairan xilol sesegera
mungkin, dan dikeringkan dengan kain lap yang bersih.
6. Selanjutnya setiap akan menggunakan mikroskop, bersihkan lensa atau
bagian lainnya dengan kain lap bersih dari bahan yang halus (flanel).
5. Pengukuran Mikroskopis/Mikrometri
Untuk mengetahui ukuran obyek yang diamati dengan mikroskop dapat
dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut mikrometer obyektif dan
mikrometer okuler.
4.1 Hasil
4.1.1 Mikroskop
Mikroskop dengan bagian-bagiannya
Keterangan :
1.
2. Lensa okuler.
3. Tabung.
4. Makrometer.
5. Mikrometer.
6. Lengan.
7. Lensa obyektif.
8. Penjepit.
9. Difragma.
10. Panggung.
11. Cermin.
12. Kaki dasar.
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Rongga sel
3. Gelembung sel
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Rongga sel
3. Ruang sel
Gambar 2. Penampang melintang sel gabus batang ubi kayu (Manihot utilissima)
dengan 100 kali perbesaran
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Rongga sel
3. Ruang sel
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Rongga sel
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Sitoplasma
Gambar 5. Sel Hydrilla verticillata denga perbesaran 100 kali.
Keterangan :
1. Lapisan kutikula.
2. Epidermis ganda.
3. Stomata
4. aringan tiang
5. Sklerenkim.
6. Epidermis bawah.
7. Floem
8. Xilem
Keterangan :
1. Lapisan kutikula.
2. Epidermis ganda.
3. Stomata
4. aringan tiang
5. Sklerenkim.
6. Epidermis bawah.
7. Floem
8. Xilem
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini antara lain :
1. Mikroskop merupakan suatu alat optik yang digunakan untuk melihat benda
benda yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
2. Mikroskop terdiri dari bagian-bagian yang memiliki fungsi yang berbeda-beda
dalam penggunaannya.
3. Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang
sehingga memungkunkan dapat mengamati obyek yang sangat halus
sekalipun.
4. Mikroskop terdapat dua bagian yaitu bagian mekanis (merupakan bagian
sekunder dari sebuah mikroskop) dan bagian optik (merupakan bagian primer
dari sebuah mikroskop).
5 .Mikroskop yang sering digunakan dalam biologi adalah mikroskop cahaya
(mikroskop monokuler maupun mikroskop binokuler).
6. Sel gabus ubi kayu (Manihot utilissima) merupakan sel mati karena hanya
terdiri dari ruang sel yang kosong dan dinding sel yang tebal.
7. Sel Hydrilla verticillata merupakan contoh sel hidup, terlihat dari dinding sel
yang tebal, kaya akan kloroplas yamng mengisi ruang selnya.
5.2 Saran
Praktikan hendaknya lebih meningkatkan keseriusan dan kedisiplinannya
dalam melaksanakan praktikum, dan kepada para asisten agar lebih memberikan
bimbingannya pada praktikan agar praktikan bisa lebih memahami praktikum
yang sedang dilaksanakan. Dalam menggunakan mikroskop sebaiknya kita hati-
hati agar tidak terjadi kerusakan. Sebaiknya mikroskop dipelihara dengan baik
agar dapat berfungsi dengan baik.
Daftar Pustaka
Anonim,2007. Sel
http://www.lablink.or.id/Bio/Sel/sel-dinding.htm.
Diakses tangggal 10 Oktober 2007
Anonim,2005.Sel Tumbuhan
http://www.lablink.or.id/Bio/Sel/sel-dinding.htm.
Diakses tangggal 5 Oktober 2007
Kelly, as all. 1955. Microbiology. Appleton Century Crofts, Inc. New York.
Junquera, I, Carlos, dkk. 1998. Histologi Dasar. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Jakarta.