Anda di halaman 1dari 4

MEDIA MASSA DAN LOBI POLITIK

Senin dini hari pekan lalu itu kapal Mavi Marmara baru saja masuk di tengah Laut
Mediterania. Sekitar pukul empat pagi, empat fregat-kapal tempur cepat-parakomando
Israel memepet Mavi di kanan-kirinya. Di atas Mavi, dua helikopter tempur berputar
mengangkut tentara mengenakan balaclava alias penutup wajah dan menyandang
senjata siap bidik1.

Lalu rentetan senjata menyemarakan sunyinya pagi itu. Gemuruh ombakpun tak
mengalahkan rasa takut akan suara timah-timah panas yang dimuntahkan membabi
buta. Beberapa orang secara refleks melawan dan berontak. Ada yang memukul tetapi
ada juga yang melerai. Tetapi apalacur timah-timah panas itu memerahkan laut gaza
dipagi itu2.

Itu mungkin sekilas kejadian hangat yang baru terjadi di daerah konflik Palestina, tanggal
31 Mei 2010. Semua perhatian dunia seketika itu langsung tertuju ke negara Zionis itu.
Semua terperangah dan marah. Terjadi aksi demo dimana-mana mulai dari negeri Israel
sendiri Indonesia hingga Paris. Bahkn di Paris terjadi bentrokan dengan aparat 3.

Banyak Negara mengutuk tindakan Israel yang sewenang-wenang termasuk Indonesia,


Autralia dan banyak lagi Negara lain. Hingga akhrinya sebuah rapat darurat yang
pertama kali di dewan HAM PBB dilakukan. Rapat yang disebut “Urgent Debate”. Yang
akhrinya membaut beberapa resolusi yang langsung disetujui dan memutuskan dua
resolusi Yakni meminta Presiden Dewan HAM  membentuk dan memilih (anggota) Misi
Pencari Fakta Independen Internasional guna  melakukan penyelidikan (terhadap insiden
Marvi Marmara, Red),  serta melaporkan hasilnya ke Dewan HAM pada September 2010.
Dan, meminta Israel—sebagai Occupying Power— bekerja sama dengan Komite Palang
Merah Internasional untuk  memastikan status, kondisi, serta keberadaan para relawan
yang ditahan  Israel4.

1
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/06/07/ITR/mbm.20100607.ITR133741.id.html
2

http://lipsus.kompas.com/topikpilihan/read/2010/05/31/11314249/Pasukan.Israel.Menyerbu.ke.Dalam.Kap
al
3
http://lipsus.kompas.com/topikpilihan/read/2010/06/01/08451819/Demo.di.Paris.Diikuti.1.200.Orang
4
http://www.tempointeraktif.com/hg/eropa/2010/06/07/brk,20100607-253376,id.html
Akan tetapi negeri Israel termasuk kronik utamanya hanya diam saja ketika ada pihak
yang terluka dan meninggal. Mereka terdiam acuh tak acuh ketika semua orang
mengecam mereka. Bahkan pihak Israel membuat pernyataan bahwa merekalah
sebenarnya yang merupakan korban, karena mereka hanya membela diri 5. Bahkan Israel
sampai menayangkan cuplikan pernyerbuan itu, dan yang di-blowup yaitu ketika para
relawan bergumul dengan tentara menggunakan kursi atau tongkat.

Sudah jelas sekarang yang terjadi secara fakta, bahwa ketika pihak Israel dan sekutunya
Amerika yang menjadi korban. Sikap dan reaksi dunia begitu cepat. Seperti kejadian 11
September, dimana tidak lama setelah peristiwa itu Irak dan Afganistan langsung
diserbu dibawah komando NATO dan PBB, untuk digulingkan. Atau ketika seorang
palestina melepar batu ke aparat Israel, maka langsung dihujani peluru dan roket. Tetapi
semua diam, kenapa ini ada semua ini?.

Mungkin jawaban yang paling utama adalah karena mereka semua memiliki Loby Politik
yang Kuat. Semua media penting yang berpengaruh seperti CNN, CBN semua dikuasai
oleh mereka. Sehingga isu-isu yang berkembang ketika mempengaruhi kuasasan dan
kepentingan mereka, maka mereka akan meredamkannya hingga tidak berdampak
besar bagi kekuasaan.

dalam bentuk komunikasi politik, propaganda politik yang bagus dan kuat adalah melalui
media massa. Karena dalam komnukasi massa, komnuikannya sangat banyak. Sedang isi
pesan bisa saja dimanipulasi sesuai dengan kepentingan politiknya. Sehingga ada sebuah
istilah berita politik.

Berita adalah “apa yang oleh pers diterbitkan, dipancarkan, atau disebarkan dengan cara
lain”6. Ketika berbicara berita maka erat kaitannay dengan profesi jurnalis. Seorang
jurnalis ideal dituntut untuk selalu bertindak Objektif ketika mencari atau menyajikan
berita. Berita adalah “laporan fakta secara apa adanya (das sein), dan bukan laporan
tentang fakta yang seharusnya (das Sallen)7. Tetapi dalam realnya, wartawan atau
jurnalis adalah manusia juga dimana manusia selalu memiliki keyakinan dan

5
http://lipsus.kompas.com/topikpilihan/read/2010/05/31/16225019/Israel.Aktivis.Memiliki.Senjata
6
Dan Nimmo. Komunikasi Politik: Komunikator Pesan dan Media. 2005:215
7
Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia : menulis berita dan feature panduan praktis jurnalis.
2006:73
kepentingan. Hingga tidak luput dari bentuk-bentuk subjektifitas. Sehingga terkadang
terjadi pemanipulasian fakta, karena informasi yang disajikan bisa direkayasa. Seperti
pengertian berita dari sudut pandang Komunikasi politik adalah “proses (pembuatan
berita) mengosiasikan laporan yang bermakna tentang kejadian” 8.

Dalam proses pencarian berita seorang jurnalis tidak lepas dari narasumber. Sedangkan
narasumber yang bisa mengakses seluruh informasi adalah narasumber yang
mempunyai kekuasaan dalam hal ini adalah pemerintah. Tetapi ketika narasumbernya
pemerintah maka kemungkinan besar ada agenda tersembunyi dibalik pernyataanya.
seperti yang terjadi pada kasus Susno Duaji ketika akan mengunkapkan kasus Markus
khalayak dibuat kebingungan dengan berbagai informasi yang terus berkembang.
Informasi yang bersumber dari Susno dan Polri, semua seakan ingin mendikte media
massa dan masyarakat. Atau ketika semua sedang terpaku terhadap sidang kasus bank
Century, mendadak terdengar kabar penggerebegan Teroris. Atau yang terjadi pada
masa Orde Baru terhadap peristiwa G30 S/PKI, dimana pemerintah sampai membuat
film dokumenternya dan kemudian menyiarkan secara berkala tiap tahun pada tanggal
30 September.

Semua kejadian itu memang benar, bahwa terjadi penangkapan teroris atau kejadian
G30 S/PKI. Tetepi yang mesti diperhatikan adalah scenario apa dibalik semua informasi
itu. Ketika seseorang dalam hal ini pemerintah berbicara, maka selalu akan
berdampingan dengan motif dan kepentingan politik.

Untuk membuat berita politik ini ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan oleh
pemerintah menurut Dan Nimo (2005) adalah : 9.

Pertama, Pembuatan berita kepresidenan. Adalah berita yang dibuat dan disajikan
langsung dari pihak kepresidenan. Untuk hal ini amerika mempunyai contoh yang kuat.
Di Negara ini presiden memunyai akses yang kuat terhadap pers, presiden dapat
sewaktu-waktu membuat pernyataan. Dan hal ini kemudian mulai diikuti oleh presiden
kita, bahkan terkadang menjadi sesi curhat dadakan.

8
Dan Nimmo. Komunikasi Politik: Komunikator Pesan dan Media. 2005:217
9
Ibid : 242
Kedua, pembuatan berita oleh kongres. Adalah bentuk berita yang dibuat oleh para
pejabat kongres atau DPR. Hal ini biasanya sebgai control terhadap kebjikakan-kebijkan
yang dilakukan oleh pemerintah.

Ketiga, pembuatan berita oleh Birokrasi. Adalah bentuk berita yang dibuat dan disajikan
oleh pemerintah tapi bukan mengatasnamakan sebagai presiden. Atau bisanya
menyangkut dinas-dinas tertentu, daerah atau suatau jabatan tertentu dalam
pemerintahan. Seperti yang terjadi ketika terjadi Pro Kontra terhadap UN (ujian
nasional). Maka Dinas pendidikan sebagai dinas yang terkait. Membuat berita-berita
yang berhubungan dengan masalah UN tersebut.

Keempat, pembuatan berita oleh Mahkamah Agung. Pembuatan berita oleh mahkamah
agung ini dikarenakan beberapa hal. Seperti bentuk keputusan hakim yang rumit dan
sangat teknis, atau perbeda keputusan antara hakim, dank arena dead line yang
ditanggung oleh jurnalis. Sehingga untuk merangkum informasi yang terjadi di wilayah
peradilan maka terkadang dilakukan pemberitaan langsung oleh mahkamah.

Selain dilakukan sebagai pemberitaan langsung, sering kali pemerintah atau para politisi
melakukan berbagai anjuran politik-politiknya melalui iklan-iklan. Seperti untuk iklan
pajak, atau ketika iklan kampanye. Semua hal bercampur menjadi satu di media masaa.
Dan para khlayak langsung di cekok dan dipaksa menerima semua informasi entah itu
fakta atau proganda. Semua menjadi ambigu. Maka disinilah pentingnya sebuah literasi
media bagi masyarakat sehingga tidak langsung ditipu atau dihasut oleh orang-orang
yang berkepentingan. Dan kepada para jurnalis untuk selalu mengedapankan sisi
profesionalisnya selaku Jurnalis.

Dan terakhir sungguh sudah sangat penting dimana saatnya media massa berdiri sendiri
tanpa campur tangan penguasa. Sehingga press bisa lebih objektif dan masyrakat bisa
mendapat informasi-informasi yang sesuai dengan fakta. Ketika kita ingin membersihkan
dari perselisihan seperti yang terjadi antara Israel dan Palestina. Maka salah satu solusi
pertama adalah bersihkan perss dari kepentingan politik sepihak, walau memang secara
realnya setiap manusia tidak akan terlepas dari bentuk-bentuk politik.

Anda mungkin juga menyukai