Anda di halaman 1dari 17

1

KATA PENGANTAR

Teiring puji serta syukur kami limpahkan kepada Sang Maha Pencipta Alam,
Allah SWT yang telah memberi kekuatan hingga terlaksananya pembuatan makalah
yang berjudul “Problematika Dana Pensiunan Lembaga Keuangan Syariah di
Indonesia” . Shalawat serta salam tidak lupa kami limpahkan kepada Nabi Muhamad
SAW, yang telah membawa kita penerangan ilmu pengetahuan di seluruh jagat raya
ini. Amien.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah
Tindak Pidana Pencucian Uang, karena atas bimbingan pembelajarannya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, dengan segenap kemampuan penulis, serta penulis
mengucapkan terima kasih pula kepada semua pihak yang membatu dalam
penyusunan makalah ini, baik langsung maupun tidak langsung serta pada keluarga
penulis yang tiada hentinya memberikan dorongan dalam bentuk apapun.
Penyusunan makalah ini menggunakan metode kepustakaan yang berdasarkan
pada UU yang sesuai dengan pembahasan dan buku-buku dan Internet serta beberapa
sumber yang di paparkan Dosen Tindak Pidana Pencucian Uang Bapak.
Bunyamin,Drs.,M.H.
Pada dasarnya apa yang di pahami oleh penulis tentang dana pensiunan
lembaga keuangan syariah, adalah kontibusi dari berbagai pihak, pada kesempatan kali
ini penyusun memohon maaf jika ada penempatan kata-kata yang tidak pada
tempatnya, harapan penulis makalah ini dapat memberika pengetahaun, kuhusunya
bagi penulis.

Bandung , 27 Mei 2010

Penulis
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan perbankan Islam merupakan fenomena yang menarik kalangan


akademisi maupun praktisi dalam 20 tahun terakhir. Tak kurang IMF juga telah
melakukan kajiankajian atas praktek perbankan Islam scbagai alternatif sistem
keuangan internasional yang memberikan peluang upaya penyempurnaan sistem
keuangan internasional yang belakangan dirasakan banyak sekali mengalami
goncangan dan ketidakstabilan yang menyebabkan krisis dan keterpurukan ekonomi
akibat lebih dominannya sektor financial dibanding sektor riil dalam hubungan
perekonomian dunia.
Beberapa kajian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan perdagangan uang dan
derivasinya tumbuh kurang lebih 800 kali lipat dibanding laju pertumbuhan sektor riil
dan semakin tidak terintegrasinya kegiatan sektor riil dengan sektor moneter sehingga
timbul berbagai distorsi dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi dunia karena
pengaruh yang sangat kuat dari perilaku ekonomi yang spekulatif dan tidak berbasis
pada kondisi riil potensi ekonomi yang ada.
Tidak lama sebelum terjadinya krisis mata uang di Asia khususnya Asia
Tenggara, kawasan ini masih dinilai sebagai kawasan yang mempunyai iaju
pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan oleh sebagian besar pakar dan lembaga
keuangan internasional namun sebenarnya telah ada pula yang mengingatkan bahwa
pertumbuhan tersebut lebih bersifat semu seperti gelembung sabun atau balon karena
tidak mencerminkan fundamental ekonomi yang kuat, yang tidak lain adalah kekuatan
riil ekonomi dengan tingkat produktifitas yang tinggi dan efisiensi ekonomi yang
optimal.
Meskipun tidak semua mengakui secara terus terang tetapi disadari sepenuhnya
bahwa sistem ekonomi yang berbasis kapitalis dan interest base serta menempatkan
uang sebagai komoditi yang diperdagangkan bahkan secara besar-besaran ternyata
3

memberikan implikasi yang serius terhadap kerusakan hubungan ekonomi yang adil
dan produktif.
Pidato PM Malaysia DR. Mahathir pada sidang IMF di Hongkong tentang hal-
hal tersebut diatas dianggap sangat fenomenal dan menggugah kesadaran berbagai
pihak untuk setidak-tidaknya tergerak mempelajari lebih jauh kebenaran argumentasi
yang muncul tentang kerusakan sistem keuangan dunia, bahkan belakangan Soros pun
sudah mulai mengkritik sistem kapitalis yang kelewat bebas dalam pengaturan arus
keuangan dunia. Secara politis dan praktis upaya memperkenalkan sistem keuangan
berdasarkan pandangan Islam tersebut masih harus melewati jalan panjang tidak saja
dari segi pemantapan fondasi teoritis dan praktis tetapi iebih dari itu diperlukan
kekuatan untuk meyakinkan kelompok pelaku utama keuangan internasional dan
negara maju bahwa sistem keuangan yang berbasis pada prinsip ekonomi Islam dapat
menjamin terselenggaranya perekonomian dunia yang lebih adil dan membawa
kesejahteraan umat manusia sesuai dengan konsep Islam "rahmatan lil alamin.

B. Identifikasi Masalah
Merujuk dari pemaparan latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu
rumusan masalah berupa pertanyaan yaitu:
1. Jelaskan pengertian, tujuan dan fungsi dana pensiun?
2. Apakah kelebihan dan keuntungan penggunaan dana pensiun lembaga keuangan
syariah dibandingakan dengan lembaga keuangan konvensional?
3. Bagaiman hambatan perkembangan dana pensiun lembaga keuangan syariah di
Indonesia?

C. Maksud dan Tujuan


1. Untuk mengetahui pengertian,tujuan serta fungsi dari dana pensiun itu sendiri.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan keuntungan dana pensiun lembaga keuangan
syariah dibandingkan dengan lembaga keuangan konvemsional.
3. Untuk mengetahui hambatan perkembangan dana pensiun lembaga keuangan
syariah di Indonesia
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Tujuan dan Funsi Dana Pensiun


a. Pengertian Dana Pensiun
Menurut UU No. 11 tahun 1992 Dana Pensiun ialah badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Menurut
Abdul Kadir Muhammad dan Rita Murniati (2000) : Dana Pensiun adalah yang secara
khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada peserta ketika
mencapai usia pensiun, mengalami cacat, atau meninggal dunia. Program dana
pensiun adalah dana yang dibentuk untuk pembayaran karyawan setelah tidak bekerja
lagi karena memasuki masa pensiun. Dengan adanya dana pensiun karyawan peserta
kelak akan tetap memperoleh jumlah penghasilan tertentu, sekalipun sudah tidak
bekerja lagi.
b. Tujuan dan Funsi Dana Pensiun

Tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja,


karyawan dan lembaga pengelola pensiun dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemberi Kerja Kewajiban Moral, dimana perusahaan mempunyai kewajiban moral
untuk memberikan rasa aman kepada karyawan terhadap masa yang akan datang
karena tetap memiliki penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun. Loyalitas,
karyawan diharapkan mempunyai loyalitas terhadap perusahaan serta meningkatkan
motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Kompetisi pasar tenaga
kerja, dimana perusahaan akan memiliki daya saing dalam usaha mendapatkan
karyawan yang berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja. Memberikan
penghargaan kepada karyawannya yang telah mengabdi terhadap perusahaan. Agar di
usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang diperoleh setelah
bekerja di perusahaannya. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan
pemerintan.
2. Karyawan
Rasa aman bagi karyawan terhadap masa yang akan datang karena tetap memiliki
5

penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun. Kompensasi yang lebih baik
yaitu karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada
saat mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja
3. Penyelenggara Dana Pensiun Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan,
Turut membantu dan mendukung program pemerintah., Sebagi bakti sosial terhadap
karyawan.
Adapun fungsi program dana pensiun antara lain: Asuransi, yaitu peserta yang
meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat diberikan uang
pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun. tabungan, yaitu himpunan iuran
peserta dan iuaran pemberi kerja merupakan tabungan untuk dan atas nama pesertanya
sendiri. Pensiun, yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta
hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan
pertama, sejak mencapai usia pensiun, selama seumur hidup peserta, dan janda/duda
peserta
pengolahan dana pensiun dapat dilakukan oleh pemberi kerja (DPPK) atau
lembaga keuangan (DPLK). Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Dana pensiun
pemberi kerja adalah unit organisasi dalam suatu perusahaan yang khusus menangani
dana pensiun bagi pegawai perusahaan tersebut.[5] DPPK dibentuk oleh orang atau
badan yang memperkerjakan karyawan, untuk menyelenggarakan program pensiun.
Pendirian dan penyelenggaraan program pensiun melalui dana pensiun oleh pemberi
kerja sifatnya tidak wajib. Akan tetapi, mengingat dampak dan peranan yang positif
dari program dana pensiun kepada para karyawan, pemerintah sangat menganjurkan
kepada setiap pemberi kerja untuk mendirikan dana pensiun. Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) Menurut UU No. 11 tahun 1992 pasal 1 butir 4 mengatakan bahwa
Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh Bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi
perorangan, baik karyawan, maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun
pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi yang bersangkutan. Pihak
yang diperkenankan untuk mendirikan dana pensiun hanyalah bank umum dan
perusahaan asuransi jiwa. Dana pensiun lembaga keuangan hanya dapat menjalankan
program pensiun iuran pasti. Program ini terutama diperuntukkan bagi para pekerja
6

mandiri atau perorang, misalnya dokter, pengacara, pengusaha yang bukan merupakan
karyawan dari lembaga atau orang lain. Biasanya mereka memiliki penghasilan yang
berasal dari pemberi kerja tetapi dari usahanya.
Jenis Program Dana Pensiun Program pensiun yang umumnya digunakan
diperusahaan swasta dan perusahaan milik negara maupun bagi karyawan pemerintah
terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan) Program pensiun
manfaat pasti adalah program pension yang memberikan formula tertentu
atas manfaat yang akan diterima peserta saat mencapai usia pensiun.
Program manfaat pasti merupakan program pensiun yang besar manfaatnya
yang akan diterima oleh peserta pada saat pensiun telah dapat ditetapkan
terlebih dahulu. Penetapan ini didasarkan pada formula tertentu yang
ditetapkan pada peraturan dana pensiun. Dalam program ini, jangka waktu
pada saat seorang karyawan mulai bekerja sampai dimulainya program
pensiun menjadi masa kerja yang diakui. Pengakuan masa kerja yang lalu
dari karyawan oleh pemberi kerja ini dihitung berdasarkan rumus aktuaria
tertentu dan menjadi kewajiban dari pemberi kerja (past service
liability).Dari sisi karyawan atau peserta, program pensiun manfaat pasti
akan lebih menarik sebab manfaat pensuin yang diterimanya akan
mendekati jumlah penerimaan (gaji) terakhir yang ia peroleh. Manfaat
yang diperoleh pada saat pensiun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dari sudut pandang pemberi kerja yang terjadi adalah
sebaliknya.
2. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan), Program
Pensiun Iuran Pasti yaitu program pensiun yang menetapkan besarnya
iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja). Sementara itu, manfaat
yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran
ditambah dengan hasil pengembangan atau investasinya. Program dan
pensiun pada dasarnya dilakukan dengan cara peseta pensiun menyetor
sejumlah uang kedalam dana pensiun dan iuran beserta hasil
pengembangannya (akumulasi dana), yang dibukukan dalam rekening
7

peserta yang bersangkutan, dan akan digunakan sebagai manfaat pensiun


apabila peserta tersebut telah mencapai usia tertentu1.
Besarnya iuran peserta dapat ditetapkan terlebih dahulu, tetapi hasilnya atau
manfaat pensiun yang akan diperolehnya belum dapat diketaui sebab hal tersebut akan
sangat bergantung kepada lamanya seseorang menyetor dari hasil pengembangan iuran
tersebut. Disamping itu manfaat pensiun yang diterimanya juga bergantung pada
tingkat kenaikan gaji karyawan. Sistem pembayaran hak pensiun Untuk dapat
memahami peran dana pensiun perlu dilihat pada konsideran UU No. 11/1992 sebagai
berikut :
o Bahwa sejalan dengan hakikat pembangunan nasional
diperlukan penghimpunan dan pengelolaan dana guna
memilahara keseimbangan penghasilan pada hari tua dalam
rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
o Bahwa dana pensiun merupakan sarana penghimpunan dana
guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan
pembangunan nasional yang meningkat dan berkelanjutan.
o Bahwa adanya dana pensiun dapat meningkatkan motivasi dan
ketenangan kerja untuk meningkatkan produktifitas.
o Berperan secara aktif dalam pembiayaan pembangunan sebagai
salah satu lembaga keuangan penghimpun dana sekaligus
membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penyediaan
lapangan kerja dan memperbesar produksi nasional.
Dana pensiun sebagai suatu organisasi yang memiliki struktur organisasi yang
formal dan di lengkapi dengan uraian tugas masing-masing organ yang terdapat di
dalam struktur tersebut.
1. Pengurus
Pengurus dana pensiun merupakan organ pelaksana atas organ eksekutif dari
dana pensiun. Pengurus dana pensiun bertanggung jawab atas pelaksanaan peraturan

1
rivai, veithzal dkk.2007. bank and financial institution management, raja grafindo persaka. Jakarta, hlm. 1072.
8

dana pensiun, pengelolaan dana pensiun dan melakukan tindakan hukum untuk dan
atas nama dana pensiun serta mewkili dana di dalam dan di luar pengadilan.
Pengurus menjalankan tugas dan kewajibannya menurut ketentuan yang telah
ditetepkan dalam UU dana pensiun. Beberapa kewajiban pengurus dana pensiun yang
dibebankan kepadanya oleh undang-undang antara lain:
 mengelola dana pensiun dengan mengutamakan
kepentingan peserta dan pihak lain yang berhak atas
manfaat pensiun;
 memelihara buku, catatan, dan dokumen yang
diperlukan dalam rangka pengelolaan dana pensiun;
 bertindak teliti,terampil, bijaksana dan cermat dalam
melaksanakan tanggung jawabnya mengelola dana
pensiun. Beberapa persyaratan khusus bagi pengurus
dana pensiun yang diatur dalam keputusan menteri
keuangan sebagai berikut:
a. Pengurus atau pelaksanaan tugas pengurus harus warga negara indonesia,
mempunyai akhlak dari moral yang baik; tidak pernah melakukan tindakan
tercela dibidang perekonomian; dan atau dihukum karena terbukti
melakukan tindak pidana di bidang perekonomian; pernah menduduki
jabatan manajemen yang menangani bidang keuangan dan atau personalia
pada suatu badan huku sekurang-kurangnya tiga tahun; serta mempunyai
pengetahuan di bidang dana pensiun.
b. Pengurus dan pelaksana tugas pengurus tidak dapat merangkap jabatan
sebagai pengurus di dana pensiun lain atau anggota direksi atau jabatan
eksekutif pada badan usaha lain. Penyampain Laporan Berkala Kepada
Menteri Keuangan Peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun
mewajibkan pengurus untuk menyampaikan laporan berkala kepada
menteri keuangan. Laporan berkala yang harus disampaikan adalah laporan
keuangan, laporan investasi, laporan aktuaris (khusus bagi DPPK dengna
program manfaat pasti), dan laporan teknis. Laporan keuangan dan laporan
invesasi disampaikan secara semesteran maupun tahunan (untuk yang
9

diaudit) laporan aktuaris di sampaikan sekurang-kurangnya tiga tahun


sekali dan laporan teknis disampaikan setahun sekali.
2. Dewan Pengawas
Dewan pengawas bertugas mengawasi pengelolaan dana pensiun oleh
pengurus. Adanya lembaga dewan pengawas ini dimaksudkan agar dalam pengurus
melakukan kegiatan pengurusan dana pensiun sebaik mungkin.
Disamping itu dengan adanya pengawasan ini paling tidak diharapkan hal-hal yang
merugikan yang mungkin terjadi dapat direduksi. Dewan pengawas hanya
berkewajiban melaporkan kegiatan pengawasannya kepada pendiri.
3. Peserta
Peserta merupakan setiap orang yang telah memenuhi persyaratan sebagai
peserta dana pensiun.
A. Peserta Dana Pensiun Pemberi Kerja
Pada perinsipnya dana pensiun pemberi kerja dapat di kelompokkan menjadi
dua, yaitu:
1. Karyawan
Pada dasarnya setiap karyawan dari pemberi kerja atau pendiri dana pensiun
yang telah berusia delapan belas tahun atau telah kawin dan memiliki masa kerja
minimal satu tahun serta memiliki persyaratan yang dietapkan dalam peraturan dana
pensiun.
2. Pensiunan
Pensiunan adalah karyawan yang telah menjadi anggota dana pensiun dan telah
memasuki usia pensiun. Pensiun dengan demikian telah mendapat manfaat pensiun
dari kekayaan yang terhimpun dalam dana pensiun.
Kepesertaan dana pensiun lembaga keuangan terbuka bagi perorangan, baik
karyawan, maupun pekerja mandiri. Kepesertaan dana pensiun ditentukan oleh
peraturan dana pensiun yang bersangkutan. Peserta berkewajiban untuk menyetor ke
dalam dana pensiun. Besarnya iuran maksimum peserta yang di perbolehkan di
tetapkan oleh menteri keungan. Peserta berhak atas iurannya yang dilakukan ke dalam
dana pensiun beserta hasil pengembangannya.
10

B. Kelebihan dan Keuntungan Penggunaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan


Syariah Dibandingakan Dengan Lembaga Keuangan Konvensional

Sampai sekarang, baru beberapa perusahaan yang mengelola dana pensiun


syariah di antaranya; Bank Muamalat Indonesia (BMI), Manulife (Principal Indonesia)
dan Allianz.
Perkembangan dana pensiun syariah relatif tertinggal bila dibandingkan
dengan industri keuangan syariah yang lain. Hal ini terjadi di antaranya disebabkan
minimnya dukungan strategi dan regulasi. Hal ini dapat terlihat dalam beberapa hal:
Pertama, dalam konteks strategi pengembangan industri. Ketika perbankan,
asuransi dan pasar modal syariah sudah memiliki dan masuk dalam road map strategi
pengembangan masing-masing industri, dana pensiun syariah belum disentuh
sedikitpun dalam Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Dana Pensiun Tahun
2007-20112.
Kedua, dalam konteks regulasi. Jika perbankan, asuransi, obligasi dan
reksadana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-
MUI, maka dana pensiun syariah belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang
mendukung. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah
hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga
umum, tidak bersifat khusus.
Ketiga, ketentuan investasi langsung dalam UU No.11/1992 tentang Dana
Pensiun. Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah mengeluhkan
tentang produk investasi terikat (mudharabah mukayyadah/restricted investemnet)
yang berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah. Produk mudharabah
mukayyadah merupakan produk bank syariah berupa investasi di bidang properti atau
infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar.
Dana pensiun syariah tersebut tetap perlu diperkuat lebih jauh lagi sehingga
memungkinkan untuk terus berekspansi secara cepat dan penerimaan masyarakat juga
semakin meningkat. Dalam konteks pengembangan Dana Pensiun Syariah, dibutuhkan
tindakan–tindakan penting yang harus diambil untuk memperkuat kelembagaanya.

2
Manurung mandala, dkk. 2004. uang, perbankan dan ekonomi moneter. Jakarta: FEUI.
11

Tindakan yang paling mendasar adalah menegakkan Good Islamic Pension Fund
Governance (GIPFG). Tanpa GIPFG yang efektif, kecil kemungkinan untuk
memperkuat dana pesiun syariah dan memungkinkan mereka untuk berekspansi secara
cepat serta menjalankan perannya secara efektif.
Peserta dana pensiun telah berinvestasi dan mengambil bagian dalam untung
atau rugi pada sistem syariah, sehingga kepentingan mereka harus dilindungi. Para
pegawai juga memiliki kepentingan. Kontribusi mereka terhadap kinerja dana pensiun
syariah yang efisien dan imbalan mereka keduanya ditentukan oleh struktur insentif
perusahaan.
Dalam rangka menyongsong ketentuan Bapepam-LK bagai dana pensiun untuk
menyusun sekaligus menerapkan Pedoman dan Tata Kelola Dana Pensiun sejak 1
Januari 2008, maka industri dana pensiun syariah perlu segera mempersiapkan diri.
Untuk membangun sistem tata kelola yang efektif bagi dana pensiun syariah dalam
konteks ke-Indonesiaan saat ini, ada sejumlah pilar yang mesti ditegakkan dalam
mekanisme GIPFG. Beberapa pilar mendasar tersebut diantaranya:
Pertama, peran strategis Dewan Pengawas Syariah (Sharia Supervisory Board). DPS
memiliki peran dan tanggung jawab sentral melalui mekanisme kerjanya untuk
memberikan keyakinan bahwa seluruh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tidak
melanggar kaidah-kaidah syariah.
Kedua, dana pensiun syariah juga harus memiliki sistem internal kontrol dan
manajemen risiko yang tangguh. Dengan sistem ini, dana pensiun syariah dapat
mendeteksi dan menghindari terjadinya mis-management dan fraud maupun kegagalan
sistem dan prosedur pada lembaga dana pensiun syariah. Ketiga, peningkatan sistem
transparansi pengelolaan dana pensiun syari’ah. Keempat, peran yang lebih luas
auditor eksternal. Kelima, transformasi budaya korporasi yang Islami dan peningkatan
kualitas SDM Keenam, perangkat hukum dan peraturan dari Bapepam-LK yang sesuai
dengan karakteristik dana pensiun syariah.
Pengelolaan dana pensiun yang sesuai dengan ajaran Islam akan memiliki
banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang loyal terhadap syariah.
Al-Quran sendiri mengajarkan umatnya untuk tidak meninggalkan keturunan yang
lemah dan menyiapkan hari esok agar lebih baik. Ajaran tersebut dapat dimaknai
12

sebagai pentingnya pencadangan sebagian kekayaan untuk hari depan. Hal ini sangat
penting, mengingat setelah pensiun manusia masih memiliki kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Dengan pencadangan tersebut ketika seseorang memasuki masa
kurang produktif, masih memiliki sumber pendapatan.
Dana pensiun syariah memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia
dengan sejumlah alasan. Pertama, masih sedikit sekali proporsi masyarakat yang mau
mengikuti program dana pensiun. Kedua, dengan berkembangnya lembaga keuangan
dan bisnis syariah, tentunya SDM yang bekerja dalam institusi tersebut menjadi
segmented target atau captive market yang jelas bagi dana pensiun syariah. Dan
ketiga, rasa percaya (trust), rasa memiliki, dan awarness masyarakat terhadap
pentingnya industri keuangan dan bisnis syariah yang terus membaik
Program dana pensiun syariah Manulife yang berkembang relatif cukup baik. Dana
pensiun syariah Manulife Indonesia awalnya merupakan program Principal Indonesia,
dan tahun 2002 diambil alih oleh Manulife Indonesia. Sampai dengan tahun 2005,
dana pensiun syariah yang sudah dikelola telah mencapai Rp15 miliar.
Dengan demikian dana pensiun syariah masih merupakan pilihan masyarakat
yang dianggap menarik dan trennya memang akan bergerak demikian.Untuk itu
kebijakan dan program akselerasi sangat dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan
dana pensiun syariah3.
Untuk memperoleh uang pensiun setelah purna tugas merupakan harapan yang
ideal bagi setiap pekerja. Apalagi setelah sekian tahun mencurahkan tenaga, waktu dan
pikirannya bagi perkembangan dan kemajuan perusahaan tempatnya bekerja, dan
wajar kiranya saat usianya sudah lanjut dan tidak produktif lagi perusahaannya masih
mengingat jasanya dalam bentuk pemberian pensiun. Namun tidak semua perusahaan
menyediakan pensiun dan hanya sedikit sekali perusahaan memberikannya.
Di Indonesia jumlah perusahaan yang membentuk dana pensiun masih sedikit
sekali. Dari sekitar 47.000 perusahaan yang memiliki lebih dari 25 pekerja dan
mengeluarkan gaji 1 juta perbulan, hanya 700 perusahaan  saja yang membentuk dana
pensiun. Padahal pemerintah sudah menentukan dua model dana pensiun untuk

3
Simorangkiu, O.P.2004. pengantar lembaga keuangan bank dan non bank. Ghalia indonesia: bagor selatan. Hlm. 189.
13

mendorong perusahaan untuk membentuk program pensiun.  Yaitu Dana Pensiun


Lembaga Keuangan (DPLK) dan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPKK)

Keunggulan dana yang dikelola oleh DPLK dibandingkan dengan


tabungan yang disimpan di bank adalah :

1. Penghematan pajak atas iuran peserta. Iuran peserta sampai jumlah tertentu dapat
dibebankan sebagai biaya yang akan mengurangi besarnya penghasilan kena pajak.
(Pasal 6 ayat (1) huruf c UU No.10 tahun 1994 tentang pajak penghasilan, dan Pasal 4
ayat (3) huruf g, UU NO.10 tahun 1994 )
2.  Prinsip penghematan pajak atas hasil investasi. Hasil investasi dana pensiun dalam
bidang penanaman modal tertentu memperoleh fasilitas penundaan pajak penghasilan.
(SK Menteri Keuangan No.651/KMK.04/1994, yang merupakan penjabaran lebih
lanjut dari pasal 4 ayat (3) huruf g, UU NO.10 tahun 1994)
3. Prinsip keamanan dana dari segala macam sitaan (creditor proof).       Pasal 20 UU
No.11/1992 ayat 1-2 yakni :
a.  Hak terhadap setiap manfaat pensiun yang dapat dibayarkan oleh Dana Pensiun
tidak dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman dan tidak dapat dialihkan
maupun disita;
b. Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan, pembebanan, pengikatan,
pembayaran manfaat pensiun sebelum jatuh tempo atau menjaminkan manfaat
pensiun yang diperoleh dari Dana Pensiun dinyatakan batal berdasarkan undang-
undang ini.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syari'ah selain memiliki tiga keunggulan diatas tentunya
memiliki keunggulan lainnya yaitu dana dikelola dengan konsep Syari'ah dan peserta dapat
mengatur sendiri tujuan investasi iurannya. Sampai sejauh ini baru ada satu DPLK Syari'ah yaitu
Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Muamalat atau DPLK Muamalat.

C. Hambatan Perkembangan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia

Perkembangan perbankan syariah dan BPRS di Indonesia sangatlah pesat.


Namun, ternyata perkembangan itu tidak diikuti oleh pengembangan Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) Syari’ah. Sampai bulan Februari 2010, Bank Indonesia
(BI) mencatat, setidaknya telah terdapat 7 Bank Umum Syari’ah (BUS), 25 Unit
14

Usaha Syariah (UUS) dan 142 Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS). Nilai asset
bank syariah nasional pun terus merangkak naik hingga mencapai angka Rp 48,71
Miliar. Melalui berbagai formulasi kebijakan dan program akselerasi, BI juga telah
menargetkan pangsa pasar bank syariah terus naik. Hingga 2010, target yang
terlaksana baru 2,4 persen dari seluruh pasar perbankan Indonesia.
Pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan syariah tersebut, seharusnya bisa
mendorong perkembangan dana pensiun syariah. Namun, hingga kini, baru beberapa
perusahaan yang menerbitkan produk dana pensiun syariah. Diantaranya adalah Bank
Muamalat, Manulife (Principal Indonesia), Allianz, BNI, dan PT Asuransi Takaful
Keluarga.
Selain itu, ia menambahkan, bahwa lambatnya perkembangan Dana Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah memang disebabkan karena produk ini tidak
berhubungan langsung dengan masyarakat. “Lebih sering atau cocok berhubungan
dengan perusahaan-perusahaan yang ingin mengikutkan karyawannya ke DPLK.
Bukan individu,” tuturnya.
Dalam konteks regulasi misalnya. Jika perbankan, asuransi, obligasi dan
reksadana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-
MUI, berbeda halnya dengan dana pensiun syariah. “Belum ada satupun peraturaan
dan fatwa yang mendukung”. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana
pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa
MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus.
Hambatan lain juga tertuang dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun.
Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) syariah mengeluhkan tentang
produk investasi terikat (mudharabah mukayyadah/restricted investemnet) yang
berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh DPLK Syariah.
Produk mudharabah mukayyadah merupakan produk bank syariah berupa
investasi di bidang properti atau infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar.
Selama ini bank syariah kesulitan membiayai proyek tersebut karena terbentur dengan
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). “Hal ini menjadi peluang investasi yang
menarik bagi DPLK Syariah. Jika dana pensiun syariah masuk, berpotensi mendapat
bagi hasil mencapai 20-30% dari return investasi jenis ini.
15

UU tersebut menganggap produk tersebut sebagai investasi langsung. Sehingga


DPLK syariah diharuskan membuat anak perusahaan ketika hendak masuk ke
investasi seperti ini. Bagi dana pensiun syariah, hal tersebut tentunya menjadi terlalu
menyulitkan dan akan menghabiskan biaya yang besar.
Harus diakui bahwa perkembangan dana pensiun syariah relatif tertinggal bila
dibandingkan dengan industri keuangan syariah yang lain. Hal ini terjadi di antaranya
disebabkan minimnya dukungan strategi dan regulasi. Hal ini dapat terlihat dalam
beberapa hal:
Pertama, dalam konteks strategi pengembangan industri. Ketika perbankan,
asuransi dan pasar modal syariah sudah memiliki dan masuk dalam road map strategi
pengembangan masing-masing industri, dana pensiun syariah belum disentuh
sedikitpun dalam Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Dana Pensiun Tahun
2007-2011.
Kedua, dalam konteks regulasi. Jika perbankan, asuransi, obligasi dan
reksadana syariah sudah banyak memiliki peraturan dan juga dukungan fatwa DSN-
MUI, maka dana pensiun syariah belum ada satupun peraturaan dan fatwa yang
mendukung. Sehingga regulasi sebagai kerangka operasional dana pensiun syariah
hanya mengacu pada peraturan dana pensiun yang umum dan fatwa MUI yang juga
umum, tidak bersifat khusus.
Ketiga, ketentuan investasi langsung dalam UU No.11/1992 tentang Dana
Pensiun. Selama ini Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
syariah mengeluhkan tentang produk investasi terikat (mudharabah
mukayyadah/restricted investemnet) yang berpotensi besar, tidak dapat dimasuki oleh
DPLK Syariah. Produk mudharabah mukayyadah merupakan produk bank syariah
berupa investasi di bidang properti atau infrastruktur dengan nilai proyek sangat besar.
Selama ini bank syariah kesulitan membiayai proyek tersebut karena terbentur dengan
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Hal ini menjadi peluang investasi yang
menarik bagi DPLK Syariah. Jika dana pensiun syariah masuk, berpotensi mendapat
bagi hasil mencapai 20-30% darireturn investasi jenis ini.
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut UU No. 11 tahun 1992 Dana Pensiun ialah badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Menurut
Abdul Kadir Muhammad dan Rita Murniati (2000) : Dana Pensiun adalah yang secara
khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada peserta ketika
mencapai usia pensiun, mengalami cacat, atau meninggal dunia. Program dana
pensiun adalah dana yang dibentuk untuk pembayaran karyawan setelah tidak bekerja
lagi karena memasuki masa pensiun. Dengan adanya dana pensiun karyawan peserta
kelak akan tetap memperoleh jumlah penghasilan tertentu, sekalipun sudah tidak
bekerja lagi.
Dana pensiun syariah memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia
dengan sejumlah alasan. Pertama, masih sedikit sekali proporsi masyarakat yang mau
mengikuti program dana pensiun. Kedua, dengan berkembangnya lembaga keuangan
dan bisnis syariah, tentunya SDM yang bekerja dalam institusi tersebut menjadi
segmented target atau captive market yang jelas bagi dana pensiun syariah. Dan
ketiga, rasa percaya (trust), rasa memiliki, dan awarness masyarakat terhadap
pentingnya industri keuangan dan bisnis syariah yang terus membaik
Program dana pensiun syariah Manulife yang berkembang relatif cukup baik
B. Saran
Selama ini para pengelola DPLK Syariah sudah meminta pemerintah
memasukkan regulasi tentang instrumen investasi dana pensiun syariah ke dalam
revisi UU Dana Pensiun. DPLK syariah memerlukan regulasi itu untuk memperluas
instrumen investasi yang sesuai dengan karakternya. Padahal dengan potensi besar
masyarakat muslim dan dengan pasar yang sangat terbuka lebar tentunya dana pensiun
syariah memiliki harapan masa depan yang cerah.
17

Daftar Pustaka

 www.perbendaharaan.go.id
 rivai, veithzal dkk.2007. bank and financial institution management, raja
grafindo persaka. Jakarta, hlm. 1072.
 Manurung mandala, dkk. 2004. uang, perbankan dan ekonomi moneter.
Jakarta: FEUI.
 Soemitra, Andri. Diktat Lembaga Keuangan Non Bank. Hal 68-69.
  www.kopimaya.com
 Simorangkiu, O.P.2004. pengantar lembaga keuangan bank dan non bank.
Ghalia indonesia: bagor selatan. Hlm. 189.
 dalam UU No.11/1992 tentang Dana Pensiun.

Anda mungkin juga menyukai