Anda di halaman 1dari 2

KENAPA SBY TIDAK TINGGAL DI ISTANA?

***

“...Pak SBY yang kami hormati, mohon pindahlah ke Istana Negara sebagai tempat
kediaman resmi Presiden. Betapa kami saban hari sengsara setiap anda dan
keluarga keluar dari rumah di Cikeas. Cibubur hanya lancar buat Presiden dan
Keluarga saja, tidak untuk kebanyakan warga.”
(Bpk HENDRA, Salah seorang tetangga SBY)

***
Petikan di atas saya ambil dari rubrik Surat pembaca harian KOMPAS hari ini (16
juli 2010), yang berisi keluhan dari seorang bapak yang mengeluhkan Patwal
(Patroli dan Pengawalan) dari iring-iringan kendaraan presiden RI kita yang menuju
ke Istana, dimana bapak tersebut dimaki dan digebrak mobilnya oleh oknum Patwal
tersebut.

Membaca surat pembaca tersebut saya jadi tertegun ternyata presiden kita
memang hobi menumpahkan air mata . Air mata siapa lagi kalau bukan
air mata rakyat biasa seperti kita.

***
Seperti diketahui bersama Presiden SBY bertempat tinggal di Cikeas, yang asli JAUH
BANGET dari istana negara. Beliu lebih memilih tinggal di rumah pribadi daripada di
istana negara. Konsukensinya sudah pasti terjadi kemacetan di jalan-jalan yang
dilalui presiden manakala saban hari bolak-balik Bogor-Jakarta. Sudah pasti banyak
pengguna jalan lain (semisal pak Hendra di atas) yang harus rela mengalah,
terganggu, gigit jari, bahkan dimaki oleh Polisi Patwal gara-gara ‘telat’
mendahulukan sang Presiden. Sudah pasti juga disini banyak sekali pemborosan
fasilitas negara, bensin, biaya patwal, dll.

Sebenarnya jika Presiden kita itu cerdas dan memiliki rasa empati terhadap
kesusahan rakyat maka pasti beliau akan memilih untuk tinggal di Istana. Dengan
tinggal di Istana, sebetulnya banyak sekali kemudahan dan pengiritan yang bisa
dilakukan. Misalnya pengiritan Bensin, biaya patwal, biaya perawatan kendaraan,
dan sebagainya. Dan yang terpenting bisa mengurangi penderitaan dan gangguan
terhadap rakyat yang seringkali direpotkan oleh ditutupnya jalan raya karena para
pejabat hendak lewat.

Akan tetapi sepertinya mengambil kebijakan cerdas serta peduli dengan


kesengsaraan rakyat bukanlah sifat presiden kita ini. Terbukti sudah 6 tahun lebih
Presiden kita melakukan pemborosan biaya dan tenaga, ‘penyiksaan’ kepada
pengguna jalan lain, dan pemacetan jalan.

Dan beliau sepertinya sudah terbiasa melakukan itu semua. []

Anda mungkin juga menyukai