Anda di halaman 1dari 7

Kewirausahaan dan motivasi diri: Sukses mengenali potensi diri

berdasar kepribadian

Mampu memotivasi diri  yang baik menuju sukses dalam bisnis, kewirausahaan dan
kerja merupakan impian banyak orang. Namun semua usaha apapun ketika berangkat
dari ketidak tahuan, maka nilai efektifitas menuju terwujudnya sebuah kesuksesan
sangat kecil. Peluang sukses akan rendah.Hal ini berbeda jika setidaknya kita mampu
mengenal potensi diri kita sejak awal, sehingga banyak terjadi dan kita dengar,
seseorang dengan usaha yang minimalis dan sederhana namun begitu cepat menjadi
sukses dalam bisnisnya, kerjanya, wirausaha nya.Mengenali diri merupakan modal
dan kekuatan, terutama kekuatan untuk membangun kekuatan berikutnya menuju
sukses menangkap peluang bisnis, peluang kerja, peluang sukses, peluang
peningkatan reputasi.Secara umum dan singkat tipe kepribadian manusia menurut
Psikolog dari Amerika yang terkenal dengan JL Holland dapat dibedakan dengan 6
macam: Tipe Kepribadian Konvensional Ciri ciri dari kepribadian konvensional
adalah :
Bersikat hati-hati, mengikuti arus , metodis, efisien, cermat, tidak fleksibel , pemalu,
tidak mau menonjolkan diri, patuh, teratur , tekun, praktis, cermat, sopan, tidak
imajinatif.Pekerjaan yang cocok untuk tipe konvensional adalah : resepsionis,
sekretaris, klerek, operator komputer dan akuntan. Tipe Kepribadian Sosial
Ciri-ciri kepribadian konvensional adalah: menyukai orang, menikmati pergaulan,
ramah, dermawan, suka menolong, baik hati, mudah berempati, persuasif, sabar, suka
bekerja sama, bertanggungjawab bijaksana, hangat Pekerjaan yang cocok untuk tipe
ini adalah: Guru, ibu rumah tangga, konsultan manajemen Tipe Kepribadian
Investigative rciri-ciri Kepribadian investigative adalah rasional, analitis, kompleks,
selalu ingin tahu, teliti, senang menyendiri, instrospektif, pemalu, penuh kehati-
hatian, tidak terburu-buru, tidak terbawa emosi, tidak terlalu disukai orang.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini: ilmuwan, dokter, penerjemah, surveyor, peneliti,
dosen Tipe Kepribadian Artisitik iri-ciri Tipe Kepribadian artisitik adalah tidak
rapi, emosional, impulsive, tiakpraktis, mandiri, instrospektif, imajinatif, orisional,
tidak senang, mengikuti arus, intuitif, peka, terbuka, disukai banyak orang. Pekerjaan
yang cocok untuk tipe ini adalah: penulis, musisi, jurnalis, seniman, disainer, actor,
kritikus seni.t tipe Kepribadian Realistis
Ciri-ciri kepribadian realistis adalah tidak suka omong kosong, tidak suka mengumbar
janji atau kata-kata , keras kepala, materialistis, praktis, menjauhi diri dari pergaulan
social, sedikit bergaul, bersikap wajar tidak dibuat-buat, berterus terang, cenderung
mengikuti arus, fleksibel, tekun dan cermat.Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini antara
lain : sopir, pilot, mekanik, juru masak, petani. Tipe Kepribadian Pengusaha
Ciri-ciri tipe kepribadian pengusaha adalah gigih, ambisius, menyenangkan,
mendominasi, menyukai petualangan, suka coba-coba, terkadang bertindak
berlebihan, suka berbicara, penuh rasa percaya diri, sangat optimis, siap mencoba
apapun Pekerjaan yang cocok untuk kepribadian ini adalah : penjual, eksekutif,
manajer, wiraswasta
Kewirausahaan dan motivasi diri: Usaha Beternak Burung Puyuh
Makin Diminati

Minat sejumlah masyarakat pedesaan di Kabupaten Cianjur bagian Selatan untuk beternak
burung puyuh mengalami kegairahan sejak setahun terakhir. Perkembangan ini menyusul
meningkatnya pangsa pasar komoditas tersebut ke pasar Jakarta dan sekitarnya, sehingga
harga telur burung puyuh relatif stabil baik kepada para peternak.

Peternak burung puyuh dari Kecamatan Campaka, Cianjur, Eman, Jumat (14/5) mengatakan,
perkembangan ini tak terlepas dari serapan konsumen yang menggemari keragaman menu
makanan berbahan telur puyuh. Selain itu, makan telur puyuh kembali menjadi keunikan,
karena ukurannya kecil dan rasanya gurih.

Beberapa peternak lain, mengatakan melihat adanya tren di kalangan anak muda yang
senang bepergian, yang belakangan banyak membawa bekal telur puyuh. Makan burung
puyuh rebus dirasakan praktis dimakan, misalnya sambil camping, atau dibakar membuat
sate telur.

Oleh sejumlah pedagang asong, telur puyuh sering dijual Rp 1.000,00/lima butir, sedangkan
dalam bentuk kemasan, sering dijual Rp 6.000,00-8.500,00/kemasan plastik. Beberapa
karyawan toko ritel mengatakan, permintaan telur puyuh relatif stabil, namun pada waktu-
waktu tertentu sering meninggi. (A-81/kur) ***
Inovasi, Kunci Tumbuhkan Semangat
Kewirausahaan

jAKARTA - Dalam menghadapi tantangan global, diperlukan inovasi untuk


menumbuhkan semangat kewirausahaan. Apalagi saat ini pasar global sedang
menghadapi perbaikan yang akan memberikan banyak peluang bagi para
wirausahawan di pasar perdagangan yang baru.

Hal tersebut dikatakan CEO Ernst & Young Giuseppe Nicolosi kepada wartawan
dalam konferensi pers Entrepreneur Of the Year 2010, di Graha Niaga, Jakarta,
kemarin.
"Pada saat perekonomian dunia dan sektor-sektor utama bisnis sedang menghadapi
tantangan yang luar biasa, kita perlu terus berinovasi dan menumbuhkan semangat
kewirausahaan," ujarnya.
Menurutnya, walaupun beberapa negara di Eropa masih menghadapi sejumlah
tantangan ekonomi, bisa dipastikan bahwa perekonomian global sedang menuju ke
arah perbaikan yang tentunya akan memberikan banyak peluang bagi para
wirausahawan di pasar perdagangan yang baru.
"Agar sukses dalam era globalisasi, wirausahawan harus siap menghadapi
bertambahnya kompetisi global dalam pasar global dalam pasar lokal dan pada saat
yang sama siap memanfaatkan peluang untuk masuk ke pasar global," tambah
Presiden Direktur PT Citra Tubindo Tbk, Kris Taenar Wiluan.
Penerim penghargaan Indonesia Ernst & Young Entrepreneur Of the Year 2009 ini
melanjutkan, wirausahawan dapat mendapatkan keuntungan dari pasar-pasar yang
baru terbuka dengan mendapatkan pengertian yang mendalam atas pasar global,
menggunakan presentasi online dan menyesuaikan produk dan jasa untuk pasar-pasar
ini.
"Terakhir, pelatihan manajemen secara berkesinambungan untuk mendapatkan
pengetahuan teknologi baru akan mempersiapkan wirausahawan dengan keahlian-
keahlian yang diperlukan untuk sukses dalam membuka pasar baru dan dalam
globalisasi," tukasnya.(ade)
kewirausahaan : Merintis Kaya dari Abon Tuna
24 Desember 2004, tsunami menerjang Aceh tanpa ampun. Merduati merupakan
salah satu daerah yang mengalami kerusakan cukup parah. Nurdin dan keluarga juga
tak luput dari musibah tersebut. Seluruh harta bendanya musnah, bahkan dua anak
tercinta ikut menjadi korban. Pasrah dan putus asa, itu yang dirasakan Nurdin dan
Salawati. Mereka tidak tahu lagi mesti berbuat apa. Salawati yang biasanya sibuk
meracik abon tuna terpaksa beralih menjadi penjual nasi gurih dan lontong. Cukup
lama juga dia melakoni usaha tersebut sampai setahun kemudian, rumahnya
didatangi orang dari Kantor Walikota Banda Aceh, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), dan Badan Pemberdayaan Masayarakat (BPM) Provinsi, yang
menawarkan agar usahanya dibuka kembali. Meski awalnya enggan, namun Salawati
menyanggupi untuk membuka usaha abon tuna kembali setelah LIPI menawarkan
bantuan peralatan. Alat dimaksud tiba pada tahun 2006 yang diserahkan dalam
bentuk kredit. Sedangkan pembayaran cicilan baru dilakukan saat usaha telah benar-
benar berkembang. Mulailah abon tuna diproduksi kembali walau dalam jumlah
terbatas. Nurdin maupun Salawati juga mulai sering diundang mengikuti kegiatan
pelatihan dan studi banding ke berbagai daerah di Indonesia. Antara lain oleh Bank
Dunia, World Vision, termasuk kerjasama antara BRR NAD-Nias dengan Dinas
Perikanan dan Kelautan Aceh. Termasuk mengikuti kegiatan kuliner yang dibuka
langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2008 lalu. ang saku yang
didapat dari setiap kegiatan digunakan untuk menambah modal usaha. Sementara
untuk kemasan dibantu oleh Klinik Kemasan dan Merek (KKM) senilai Rp 5 juta.
Bantuan lainnya juga didapat dari Swisscontac beruba hibah peralatan pengering
ikan kayu, penggoreng abon, dan kompor. amun yang paling berkesan adalah saat
mengikuti mengikuti lomba UKM yang diselenggarakan Dinas Kelautan dan
Perikanan Aceh tanggal 22 Juli 2009 lalu, yang berhasil meraih juara I pengelola hasil
laut terbaik se-Aceh. Nurdin dan Salawati juga berhasil meraih juara III nasional pada
lomba Adi Bina Bahari tak lama kemudian. Inilah prestasi yang cukup
membanggakan bagi Nurdin dan Salawati. Tidak hanya di tingkat lokal, produk usaha
mereka juga berhasil meraih juara di tingkat nasional. Total hadiah yang didapat dari
kedua event tersebut mencapai Rp 20 juta dan seluruhnya digunakan sebagai modal
usaha. Akses permodalan dari perbankan baru digarap saat pemerintah
mengucurkan kredit subsidi bunga untuk pengusaha korban tsunami di Aceh yang
pelaksanaannya oleh PT Bank BPD Aceh. Nurdin dan Salawati lantas mengajukan
permohonan dan berhasil mendapat kucuran kredit sebesar Rp 70 juta. Uang itu
sepenuhnya digunakan untuk perluasan pabrik yang terletak di belakang rumah. Saat
ini, rata-rata abon tuna yang mampu diproduksi sebanyak 200 kilogram per bulan
dengan rata-rata penjualan sebesar Rp 20 juta. “Pemasaran sudah kita lakukan di
Banda Aceh, Medan, dan Jakarta. Tanggapan pasar cukup bagus dan sekarang kita
sedang menjajaki pasar souvenir. Kendala hanya satu, kami tidak memiliki kendaraan
operasional,” ucap Salawati. Aroma gurih abon tuna kini kembali semerbak di Jalan
Twk Raja Keumala. Sebuah plang nama bertuliskan “Abon Tuna dan Ikan Kayu
Saputra” terpajang jelas di atas pintu kios depan rumahnya. Saputra, itulah merek
dagang abon tuna ini yang diambil dari nama anak semata wayang mereka, yang
lahir dari sebuah keinginan kuat hasil pelatihan 12 tahun silam.
Kewirausahaan : Rahasia Sukses Wirausaha Muda Mandiri

Menjadi seorang entrepreneur tidaklah mudah, banyak yang mencoba banyak pula yang
gagal.

VIVAnews - Sejumlah wirausahawan muda mandiri berbagi pengalaman dan kunci agar bisa
sukses dalam menjalankan bisnis.

Mereka yang berbagi adalah Brian Arfi Faridhi, Tririan Arianto, Iin Budianto, dan Zainal
Abidin di acara seminar “Berbisnis Bisa! Saya Bisa Anda pun Bisa!” di Elemen Café Surabaya
beberapa waktu lalu. Keempatnya adalah wirausahawan yang sukses di bidangnya masing-
masing dan mendapatkan penghargaan dari Bank Mandiri pada 2009.

Menurut Brian, CEO PT DheZign Online Solution, menjadi seorang entrepreneur tidaklah
mudah, banyak yang mencoba banyak pula yang gagal. Namun dengan fokus, keuletan dan
ketekunan, persoalan itu akan teratasi dan jalan pun akan terbuka.

“Dalam bisnis hanya satu yang pasti, yaitu kegagalan. Namun kegagalan tersebut akan
menghasilkan ketika kita terus mencoba dan mencoba,” tutur Juara Wirausaha Muda
Mandiri kategori industri kreatif mahasiswa ini.

Tririan, pemilik PT Mushroom Indonesia yang memenangkan kategori kuliner mengaku


memulai usaha dari nol. "Namun dengan ketekunan, kerja keras, doa dan berbagi kepada
sesama mampu mengantarkan saya hingga ke titik ini.”

Selain tekun dan ulet, rahasia lainnya adalah saling berbagi lewat komunitas seperti
komunitas Tangan Di Atas (TDA) yang menjadi kumpulan para pengusaha UKM. Di sini,
setiap orang bisa saling berbagi baik kesuksesan maupun kegagalan.

Keduanya, juga aktif dan bergabung di komunitas ini untuk mengembangkan bisnis. "Outlet
bisnis saya meroket dari 3 outlet menjadi 10 outlet dalam 3 bulan," kata Tririan.

Iin Budianto, pengusaha makanan dan pengusaha komputer ini mengaku pendapatannya
meningkat hingga Rp 40 juta per bulan. Awalnya Iin adalah seorang karyawan dengan gaji
yang tetap.
Kewirausahaan : Tips Sukses Wirausaha Peluang usaha
Modal Kecil
Wirausaha sukses modal usaha kecil, disarankan sekali memiliki “Anu” yang besar.
Apa saja “anu” besar yang dibutuhkan untuk sukses berwirausaha peluang usaha
modal kecil :

Saya akan babarkan berikut ini :

1. Miliki Visi Yang Besar. Kenapa? Namanya usaha modal kecil, resiko kecil,
haruslah ada penyeimbang atau penyemangat untuk membuat seseorang
bertahan dalam membangun sukses wirausaha. Nah, apalagi kalau bukan Visi?
Miliki visi yang besar dalam membangun usaha. Kalau usaha modal besar,
tidak ada visi pun, pasti akan bertahan, kan modal yang dikeluarkan sudah
besar, apalagi kalau modalnya boleh ngutang di bank. Mungkin tuntutan untuk
mengembalikan utangan usaha jauh lebih besar daripada tuntutan visi, apalagi
kalau banyak jaminannya. Nah untuk wirausaha modal kecil, agar sukses,
miliki visi yang besar. Dan sesuai seperti yang sering saya sharingkan, miliki
Visi yang bukan Uang. Loh, kok bukan uang? Bukannya usaha itu untuk
mencari Uang. Saya seringkali ditanyakan hal ini. Usaha kok bukan untuk
mencari uang. Ini pendapat saya loh. Usaha bukan untuk mencari uang, tapi
membangun sumber aliran uang. Haha.. Nah, namanya sumber aliran, ibarat
jaringan saluran pipa, tentulah butuh proses, butuh waktu, butuh tenaga, butuh
investasi baik modal maupun pikiran. So, apabila pembaca ingin membangun
sebuah usaha dan menjadi wirausaha sukses, coba tanyakan pada diri sendiri,
apa Visi anda? Duhh..kok saya campur tangan tanyanya apa visi anda. Ya,
kalau begitu, saya balik aja, apa Visi Saya dalam membangun
UniversitasBisnis.com? Saya ingin agar banyak rakyat Indonesia membangun
usaha alias menjadi wirausaha atau kerennya entrepreneur. Awalnya ini
hanyalah sebuah web online yang menyebarkan segala hal tentang bisnis atau
wirausaha, namun suatu hari beberapa tahun ke depan, ini akan menjadi besar
dan ramai, dan akhirnya visi saya dan saya yakin juga tentunya visi beberapa
orang khusus yang luar biasa (apakah itu Anda juga pembaca?) akan menjadi
Universitas beneran yang mencetak pebisnis atau wirausahawan sukses di
tanah air ini. Inilah visi saya. Nah, saya yakin pemirsa pun pasti punya Visi.
Saya ada kata-kata bijak motivasi tentang ini : Maju tidaknya sebuah bangsa
tergantung pada Pemimpinnya. Dan besar tidaknya seorang Pemimpin
ditentukan oleh Visinya. Jadi dari kata bijak mutiara itu, dapatlah diartikan,
maju tidaknya sebuah Bangsa tergantung dari Visi Bangsa itu. Maukah
pemirsa atau pembaca, kita menyamakan Visi lewat artikel ini, Visi :
Mencetak 1000 Wirausaha alias Pebisnis Sukses di 2011. Ya, 1000 wirausaha
sukses di 2011 lewat UniversitasBisnis.com.
2. Untuk yang kedua, saya sambung lagi ya di artikel berikutnya, ini sudah
lumayan panjang juga artikelnya..
Kewirausahaan : Pengusaha Lele Sangkuriang dari Bogor

Suatu hari, Muchtar yang beralih profesi menjadi pembenih ikan lele ini memperoleh
keterangan tentang ”pendekar lele sangkuriang” Nasrudin, di Kampung Sukabirus, Desa
Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Maka, dia pun mendatangi Nasrudin
untuk mencari tahu atau ”berguru” ilmu perlelean. Namun, Muchtar tidak lantas berguru
secara langsung. Setelah pertemuan dengan Nasrudin dan mendapat gambaran mengenai
usaha itu, Muchtar kemudian mengutus Ade untuk mengikuti pelatihan kepada Nasrudin.
Setelah itu, Muchtar menyusul bersama dua anaknya yang lain, Wawan dan Trimulyana,
untuk menimba ilmu mengenai pembenihan lele. Ternyata, untuk menimba ilmu tentang
lele tidak perlu waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun. Ade
mengikuti pelatihan hanya selama 3 hari di pusat pelatihan lele Nasrudin di Kampung
Sukabirus. Dia sudah memperoleh ”jurus-jurus” jitu cara memelihara, memberikan pakan,
dan mengatasi penyakit ikan secara tepat. Tanpa menunggu waktu lagi, bekal pengetahuan
itu langsung diterapkan di lapangan. Kolam-kolam pun dibuat tidak dengan menggali tanah,
sebagaimana layaknya kolam ikan yang kita kenal selama ini. Mereka menggunakan terpal
untuk membuat ”kolam-kolam” itu, dan kemudian diisi benih ikan lele sangkuriang. Rupanya
tanda-tanda keberhasilan usaha lele itu mulai tampak. ”Berangsur-angsur usaha kami itu,
berhasil,” kata Ade, akhir Maret lalu. Kematian benih lele seperti yang terjadi saat
mengembangkan lele dumbo bisa mereka atasi. Perlakuan khusus bisa menekan angka
kematian benih. Saat ini, usaha mereka sudah jauh berkembang. Siang itu, misalnya, Ade
baru saja melayani pembeli benih lele sangkuriang ukuran 4-6 cm sebanyak 4.000 ekor.
Kewalahan
Diawali dari 10 kolam terpal ukuran 2 x 4 meter untuk pembenihan, kini Ade yang
mengembangkan usaha bersama ayah dan adiknya memiliki sekitar 100 kolam pembenihan
ikan lele sangkuriang. Muchtar sendiri juga memiliki sekitar 10 kolam pembesaran ukuran 10
x 10 meter. Satu paket induk lele sangkuriang terdiri dari 10 betina dan 5 jantan. Ade
membeli induk lele pada Nasrudin seharga Rp 800.000 per paket. Sejak menetas sampai
dipanen, usia benih ikan lele sangkuriang ukuran 4-6 cm butuh waktu sekitar 50 hari. Setiap
ekor induk lele sangkuriang bisa menghasilkan 70.000–100.000 ekor benih. ”Saat ini, setiap
bulan kami baru bisa menjual 300.000 benih dengan harga Rp 150 per ekor,” kata Ade.
Pesanan benih lele memang terus mengalir. Namun, tidak semua pesanan itu mampu
dipenuhi. Ade mencontohkan, adanya permintaan benih sebanyak 1 juta ekor setiap bulan
dari pembeli warga Tangerang, Banten, tetapi permintaan itu tidak sanggup mereka penuhi.
”Untuk melayani peternak ikan lele sangkuriang di daerah Kabupaten/Kota Bogor dan
sekitarnya saja, kami masih kewalahan,” kata Ade. Melihat kondisi seperti itu, Ade mencari
jalan keluar dengan menyiapkan 10 orang binaan sebagai pembenih ikan lele sangkuriang.
Sementara Muchtar yang memiliki 10 kolam pembesaran mengisi kolamnya dengan 10.000
ekor benih ukur 4–6 cm. Dari 10.000 benih ini, setelah 45 hari dapat dipanen 1 ton ikan lele
ukuran 6–7 ekor per kg. Harga jualnya saat ini Rp 10.500 per kg. ”Dari panen 1 ton ikan itu,
dipotong pakan dan biaya pemeliharaan, masih ada keuntungan sekitar Rp 3 juta,” kata
Muchtar.Ade dan ayahnya, sebagai keluarga pelopor usaha pembenihan ikan lele di sentra
Perajin Sandal Cibeureum ini, sekarang sering menerima kunjungan tamu yang ingin belajar
budidaya ikan lele sangkuriang, baik untuk pembenihan maupun pembesaran. ”Kami dengan
senang hati menjelaskan bagaimana caranya menjadi pembudidaya ikan lele sangkuriang,”

Anda mungkin juga menyukai