Anda di halaman 1dari 3

Judul Makalah: Konservasi Terumbu Karang Berkelanjutan di Desa Pemuteran sebagai

Potensi Daya Saing Bangsa

Nama Penulis: Abellia Anggi Wardani / 0706164744

Diajukan sebagai Syarat Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ilmu Pengetahuan


Budaya, Universitas Indonesia

RINGKASAN

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan berpotensi


memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang melimpah. Sektor perikanan cukup
berpengaruh terhadap perekonomian bangsa. Namun, dibalik kekayaan laut Indonesia
tersebut, kehidupan para nelayan masih jauh dari kata sejahtera. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan, yang kemudian berimbas menjadi kemiskinan, keterpaksaan, dan
menjadi keserakahan. Desakan ekonomi dan keserakahan memicu masyarakat untuk
mengeksploitasi laut dengan cara yang destruktif sehingga berdampak pada kerusakan
ekosistem laut, khususnya terumbu karang.

Di mata dunia, Indonesia terkenal dengan potensi terumbu karangnya. Namun


hanya 6 persen dari seluruh luasan terumbu karang di Indonesia yang masih dalam keadaan
bagus. Sudah banyak upaya rehabilitasi yang dilakukan di bebapa wilayah Indonesia. Di
Pemuteran Bali, metode yang dipilih adalah menggunakan teknologi biorock dan telah
berhasil menjadikannya daerah konservasi berbasis kearifan lokal yang terbaik. Hal ini
menarik untuk dibahas karena konservasi tersebut memadukan antara unsur tradisional dan
teknologi modern, dan telah mendapat pengakuan baik dari lokal maupun internasional
lewat berbagai penghargaan yang berhasil diperoleh.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana
strategi konservasi terumbu karang berkelanjutan berbasis kearifan lokal di Desa
Pemuteran, Bali dengan menggunakan teknologi biorock yang telah memberikan hasil
membanggakan baik di kalangan lokal maupun internasional. Selain itu, makalah ini juga
ingin menunjukkan bahwa nilai-nilai lokal yang dianut masyarakat setempat masih relevan
untuk diterapkan di masa sekarang.
Metodologi penulisan makalah ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode
studi kasus konservasi terumbu karang berbasis kearifan lokal di Desa Pemuteran dengan
teknologi biorock. Penulisan makalah ini bersifat deskriptif yang dilakukan melalui
pengumpulan data dan telaah pustaka yang relevan.
Desa Pemuteran terletak di sebelah Utara Pulau Bali. Mayoritas penduduk Desa
Pemuteran berasal dari Suku Bali, beragama Hindu dan mengandalkan laut sebagai sumber
mata pencaharian. Masyarakat Desa Pemuteran masih memegang nilai-nilai budaya lokal
mereka, seperti pranata masyarakat, sistem religi, serta kearifan lokal.
Pada era tahun 1980-1990an, keadaan terumbu karang di Desa Pemutaran rusak
parah. Hal tersebut disebabkan eksploitasi laut dengan cara yang destruktif. Kemudian
mereka mulai menyadari keteledoran yang telah dilakukan. Mereka melakukan rehabilitasi
terumbu karang yang rusak parah dengan menerapkan teknologi modern (teknologi
biorock) serta tetap memperhatikan kearifan lokal sebagai nilai-nilai budaya mereka.
Suatu totalitas sikap masyarakat Desa Pemuteran dalam menerapkan salah satu
nilai-nilai budayanya adalah penerapakan konsep tri hita kirana yang mengatur tentang
keseimbangan antara Tuhan, manusia, dan alam. Setelah melakukan pemaknaan kembali
terhadap nilai-nilai budaya lokal, masyarakat Desa Pemuteran mulai menyusun strategi
dalam merehabilitasi terumbu karang mereka. Ada beberapa tahapan yang dilakukan, salah
satunya adalah pendirian Yayasan Karang Lestari yang bertindak sebagai motor penggerak
konservasi.
Teknologi yang mereka pilih adalah biorock. Meskipun terbilang masih baru,
teknologi ini dapat memberi hasil maksimal terhadap pertumbuhan terumbu karang.
Pemakaian teknologi modern dengan tetap menerapkan kearifan lokal membawa Desa
Pemuteran mendapat penghargaan dari berbagai pihak. Dampak positif lainnya adalah
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Desa Pemuteran, dimana sejak saat itu mulai marak
dibangun hotel, resort, dan dive shop di sepanjang pantai Pemuteran.
Keberhasilan konservasi terumbu karang berkelanjutan di Desa Pemuteran tidak
lepas dari keselarasan pemakaian teknologi modern yang tetap mempertahankan nilai-nilai
kearifan lokal. Dalam konservasinya, masyarakat Desa Pemuteran melakukan beberapa
tahapan yaitu pemaknaan terhadap nilai lokal, menyusun strategi konservasi baru kemudian
menerapkan teknologi biorock.

Anda mungkin juga menyukai