Universitas Indonesia
Biografi
Charles Darwin lahir pada tahun 1809 di kota Shrewsburry, putra dari Dr. Robert Darwin,
seorang dokter terkenal di Inggris. Dia menghabiskan hidupnya di luar London dan meninggal
pada tahun 1882, dia disemayamkan di Westminster Abbey. Darwin adalah seorang ahli biologi
dan ilmuwan alam. Dia menentang pandangan Bibel tentang kedudukan manusia dalam
penciptaan dengan cara yang sangat blak-blakan. Dari mulai sekolah dasar, darwin sudah mulai
suka mengumpulkan tawon-tawon di pepohonan ketimbang belajar bahasa Yunani ataupun
bahasa Latin. Dia sempat mengenyam pendidikan Teologi di Cambridge. Setelah lulus dia
melanjutkan pendidikan ke North Wales untuk mempelajari formasi batuan dan mencari fosil
karena dulunya dia memang pernah berhasil nilai terbaik sebagai seorang ilmuwan alam pada
bidang geologi.
Pada usianya yang ke 20 tahun, dia diajak berlayar oleh kapten Fitzroy untuk melakukan
penelitian di pantai-pantai selatan di Amerika selatan. Mereka berlayar kurang lebih 5 tahun
dengan menggunakan kapal bernama Beagle. Setelah perjalanannya mengelilingi dunia, dia
kembali ke Inggris. Selang beberapa tahun, dia menerbitkan karya-karyanya. Salah satu karyanya
yang banyak diperdebatkan adalah The Origin of Species, di dalam buku itu, Darwin
mengemukakan dua teori utamanya, yaitu, yang pertama, dia menyatakan bahwa semua bentuk
tanaman dan binatang diturunkan dari bentuk-bentuk yang telah ada sebelumnya yang lebih
primitif melalui evolusi biologi. Yang kedua, bahwa evolusi merupakan hasil seleksi alam,
dengan kata lain, siapa kuat, dia menang.
Aliran Naturalistik
Darwin adalah salah seorang penganut aliran naturalistik. Aliran naturalistik berkembang
dari pertengahan abad 19 hingga sekarang. Aliran ini menyatakan suatu realitas yang tidak
menerima realitas lain selain alam dan dunia indra, dan manusia merupakan bagian dari alam.
Contoh: seorang ilmuwan naturalis akan menggantungkan diri sepenuhnya pada fenomena alam,
tidak percaya takhayul maupun bentuk wahyu ilahi. Tokoh: Marx, Darwin, dan Freud. Namun
Darwin sendiri mempunyai ketidaksepahaman dengan pemikiran Karl Marx.
Teori evolusi Darwin pada awalnya mulai mempertanyakan kekekalan doktrin Bibel yang
merupakan ajaran Plato dan Aristoteles, dimana Plato menyebutkan bahwa semua spesies
binatang itu kekal sebab mereka dibuat sesuai dengan pola-pola gagasan atau bentuk yang abadi.
Aristoteles menyebutkan bahwa kekekalan spesies binatang itu juga merupakan salah satu dasar
filsafatnya. Darwin, lebih lanjut, menjauhkan diri dari pandangan gereja yang telah sebelumnya
menguasai tentang proses penciptaan menusia dan binatang.
Upaya mencari penjelasan alami tentang proses-proses alam telah dirintis mulai dari
Socrates dengan meminimalkan argumen-argumen yang merujuk kepada mitos-mitos Yunani
kuno. Teori evolusi bukan semata-mata lahir dari pemikiran Darwin saja, tetapi sudah mulai
dirintis sejak awal tahun 1800 oleh ahli zoologi Prancis bernama Lamarck serta kakek Darwin
sendiri Erasmus Darwin. Namun kelemahan teori mereka adalah bahwa mereka tidak dapat
menjelaskan proses terjadinya evolusi secara menyeluruh.
Darwin membuktikan bahwa manusia merupakan hasil dari suatu evolusi biologis yang
berlangsung lambat. Dalam usaha menguatkan argumentasi teori evolusinya, dia melakukan
sejumlah penelitian dan penyelidikan baik di darat maupun di laut. Pada awalnya dia
menemukan banyak fosil binatang-binatang, salah satu contohnya adalah fosil binatang laut yang
ditemukannya di pegunungan. Hal tersebut membuat banyak persepsi. Bagi para ahli geologi,
peristiwa tersebut diyakini merupakan akibat dari bencana alam yang melanda bumi sehingga
terjadi banjir besar yang menghancurkan kehidupan diatas bumi ini.
Dalam merumuskan teorinya, dia mengacu pada beberapa tokoh, yang antara lain seorang
ahli biologi Inggris bernama Sir Charles Lyell dengan bukunya yang berjudul Principles of
Geology. Lyell berpendapat bahwa geologi bumi yang sekarang, dengan gunung-gunung dan
lembah-lembahnya merupakan hasil evolusi yang amat sangat lama dan berlangsung secara
perlahan-lahan. Kelemahan teori Lyell adalah dia memprediksikan usia bumi sekitar 6000 tahun
yang lalu dengan menghitung generasi-generasi sejak Adam dan Hawa. Namun, bagi Darwin
sendiri, dalam waktu yang sesingkat itu tidak akan terjadi sebuah evolusi, sedangkan menurut dia
usia bumi adalah 300 juta tahun.
Oleh sebab itu, Darwin percaya bahwa perubahan-perubahan kecil yang terjadi perlahan-
lahan dapat mengakibatkan timbulnya perubahan-perubahan dramatis jika berlangsung dalam
waktu yang cukup lama. Teori inilah yang mendasarinya beranggapan bahwa penjelasan yang
sama berlaku untuk evolusi binatang.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, Darwin banyak menemukan fauna-fauna yang
mirip dengan yang dilihatnya di Amerika Selatan. Dia semakin meragukan bahwa semua spesies
itu kekal, dan dia pun mulai mempertanyakan apakah Tuhan benar-benar telah menciptakan
semua binatang itu sedikit berbeda satu sama lain atau apakah telah terjadi sebuah evolusi. Tapi
Darwin belum menemukan penjelasan yang masuk akal tentang cara terjadinya evolusi semacam
itu. Masih ada satu faktor lagi yang menunjukkan bahwa semua binatang di atas bumi mungkin
saling berhubungan, yaitu perkembangan janin pada mamalia. Seperti yang kita tahu, janin
anjing, kelelawar, kelinci ataupun manusia memiliki kesamaan bentuk pada tahap awal
perkembangannya, hal ini menunjukkan adanya suatu kekerabatan jauh diantara sesama
mamalia.
Namun Darwin menolak teori ‘ciri-ciri perolehan’ yang dinyatakan oleh Lamarck yang
menyebutkan bahwa spesies yang berbeda mengembangkan ciri-ciri yang mereka butuhkan,
karena tidak ditemukannya bukti yang representatif terhadap teori tersebut. Dia lebih tertarik
mengembangkan teori seleksi alam dalam waktu yang sangat lama bisa menghasilkan spesies
flora dan fauna yang baru.
Setelah dikuatkan pernyataan dari Benjamin Franklin, orang Amerika yang menemukan
konduktor petir, dalam bukunya berjudul An Essay On Principle of Population, menyatakan
bahwa jika tidak ada faktor pembatas di alam, satu spesies tanaman atau binatang akan menyebar
ke seluruh permukaan bumi. Tapi karena ada banyak spesies, keseimbangan di antara mereka
pun tetap terjaga.
Teori evolusi Darwin, secara umum menyebutkan bahwa di balik evolusi kehidupan
diatas bumi adalah variasi individu-individu yang terus berkembang di dalam spesies yang sama,
ditambah keturunan dalam jumlah besar, yang berarti bahwa hanya sebagian saja diantara
mereka yang bertahan hidup. “Mekanisme” sesungguhnya, atau daya dorong, dibelakang evolusi
karenanya adalah seleksi alam dalam perjuangan untuk mempertahankan diri. Seleksi ini
memastikan bahwa yang paling kuat, atau “yang paling cocok”, itulah yang menang.
Karya-karya Darwin
Selama hidupnya, Darwin telah banyak menerbitkan buku dalam bidang biologi, ada
beberapa diantaranya yang menuai kontroversi seperti bukunya yang berjudul The Origin of
Species. Buku ini diterbitkan pada tahun 1859, berisikan teori-teorinya tentang evolusi.
Kontroversi datang baik dari kalangan gereja maupun dunia ilmu pengetahuan. Dia dianggap
telah memisahkan Tuhan dari tindak penciptaan suatu makhluk dengan teori evolusinya.
Dalam bukunya yang lain, The Descent of Man, yang diterbitkan pada tahun 1871, dia
memperlihatkan kesamaan yang sangat besar antara manusia dan binatang, dengan
mengemukakan teori bahwa manusia dan kera antropoid pada suatu masa telah berkembang dari
nenek moyang yang sama.
Teori Neo-Darwinisme
Kelemahan teori Darwin adalah penjelasan tentang bagaimana cara timbulnya variasi-
variasi yang acak seperti yang telah disebutkan diatas. Gagasan Darwin tentang keturunan masih
sangat kabur. Oleh karena itu, muncullah teori neo-Darwinisme yang menyebutkan bahwa
seluruh kehidupan dan seluruh reproduksi pada dasarnya adalah pembagian sel. Ketika sebuah
sel terbagi menjadi dua, dua sel yang sama dihasilkan dengan faktor-faktor keturunan yang persis
sama. Dalam pembagian sel, terjadi penggandaan terhadap setiap sel itu sendiri. Tapi kadang-
kadang terjadi kesalahan-kesalahan kecil dalam proses penggandaannya, sehingga sel salinan itu
tidak persis sama dengan sel induknya, atau biasa disebut dengan mutasi. Mutasi yang terjadi
pada diri suatu makhluk bisa berdampak positif maupun negatif. Mutan-mutan yang gagal bisa
berubah menjadi penyakit, sedangkan mutan yang mengalami perubahan secara sempurna dapat
memberikan ciri positif tambahan pada individu yang berguna dalam usaha untuk
mempertahankan hidup.
Dalam menjawab pertanyaan tentang asal mula kehidupan, Darwin memberikan sebuah
pengandaian bahwa kehidupan dimulai dalam suatu kolam kecil panas dimana terdapat segala
macam garam amoniak dan fosfor, cahaya, panas, listrik, dan sebagainya, dan bahwa suatu
senyawa protein dapat dibentuk secara kimiawi di dalamnya, kemudian siap untuk menjalani
perubahan-perubahan yang jauh lebih rumit lagi, begitulah proses terbentuknya sel primal. Sel
primal inilah yang menjadi dasar terbentuknya sel-sel lain baik tumbuhan maupun binatang.
Namun sebenarnya Darwin tidak benar-benar dapat memahami kenyataan bahwa sesuatu
yang begitu halus dan peka seperti mata merupakan hasil seleksi alam. Konsekuensi teori Darwin
menjadikan kita bagian dari sesuatu yang mencakup segalanya, dimana setiap bentuk kehidupan
yang sangat kecil mempunyai makna dalam gambar besar.