“INTERAKSI OBAT”
DISUSUN OLEH:
2009
PENDAHULUAN
Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya obat di
keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme
(biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan
secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi
dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.
Interaksi yang terjadi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu interaksi
farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi
antar obat (yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada reseptor yang sama sehingga
menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi farmakokinetik adalah interaksi antar 2
atau lebih obat yang diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi dalam proses ADME
(absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau
menurunkan salah satu kadar obat dalam darah. Selanjutnya akan dibahas lebih lanjut tentang
interaksi farmakokinetik.
Interaksi Famakokinetik
Contoh: interaksi tetrasiklin dengan ion Ca2+, Mg2+, Al2+ dalam antasid yang
menyebabkan jumlah absorpsi keduanya turun.
Perubahan pH
Interaksi dapat terjadi akibat perubahan harga pH oleh obat pertama, sehingga
menaikkan atau menurukan absorpsi obat kedua.
Di dalam darah senyawa obat berinteraksi dengan protein plasma. Seyawa yang asam
akan berikatan dengan albumin dan yang basa akan berikatan dengan α1-glikoprotein. Jika
2 obat atau lebih diberikan maka dalam darah akan bersaing untuk berikatan dengan
protein plasma,sehingga proses distribusi terganggu (terjadi peingkatan salah satu
distribusi obat kejaringan).
Hambatan metabolisme
Pemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain yang enzim pemetabolismenya
sama dapat terjadi gangguan metabolisme yang dapat menaikkan kadar salah satu
obat dalam plasma, sehingga meningkatkan efeknya atau toksisitasnya.
Pemberian suatu obat bersamaan dengan obat lain yang enzim pemetabolismenya
sama dapat terjadi gangguan metabolisme yang dapat menurunkan kadar obat dalam
plasma, sehingga menurunkan efeknya atau toksisitasnya.
jika suatu obat yang ekskresinya melalui ginjal diberikan bersamaan obat-obat yang
dapat merusak ginjal, maka akan terjadi akumulasi obat tersebut yang dapat
menimbulkan efek toksik.
Contoh: digoksin diberikan bersamaan dengan obat yang dapat merusak ginjal
(aminoglikosida, siklosporin) mengakibatkan kadar digoksin naik sehingga timbul
efek toksik.
Jika di tubulus ginjal terjadi kompetisi antara obat dan metabolit obat untuk sistem
trasport aktif yangsama dapat menyebabkan hambatan sekresi.
Perubahan pH urin
Bila terjadi perubahan pH urin maka akan menyebabkan perubahan klirens ginjal. Jika
harga pH urin naik akan meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat asam lemah,
sedangkan jika harga pH turun akan meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat
basa lemah.
Contoh: pemberian pseudoefedrin (obat basa lemah) diberikan bersamaan ammonium
klorida maka akan meningkatkan ekskersi pseudoefedrin. Terjadi ammonium klorida
akan mengasamkan urin sehingga terjadi peningkatan ionisasi pseudorfedrin dan
eliminasi dari pseudoefedrin juga meningkat
I.2. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah mengenal dan memahami interaksi yang mungkin terjadi
pada resep polifarmasi.
BAB II
PELAKSANAAN
Resep-resep polifarmasi dari dokter gigi atau copy resep dokter gigi yang sah dari
apotek.
1. Mengenal
- Nama dagang dan nama generik sediaan dari tiap item yang diresepkan
- Bentuk formula dari sediaan yang diresepkan
2. Mengkaji
a. Interaksi farmaseutik
- Obat yang tidak tercampurka bila digerus
- Obat yang tidak tercampurkan bila dicampur sebagai larutan injeksi
b. Interaksi farmakokinetik
- Absorbsi
- Ikatan protein
- Distribusi
- Biotransformasi/metabolisme
- Ekskresi
Apakah menggunakan jalur atau mekanisme yang sama?
c. Interaksi farmakodinamik
- Sinergis (adisi/summasi atau potensiasi/supra adisi)
- Antagonisme (kompetitif atau non kompetitif)
BAB III
PEMBAHASAN
RESEP DOKTER GIGI
R/ Trichodazol 500 mg tab No. V
S3 dd 1/2
R/ Amoxsan 500 mg cap No.X
S3 dd I
R/ Analsik tab No. VII
S3 dd I
· Infeksi saluran
pernafasan bagian
bawah yang berat
atau berulang : 2
kali sehari 3 gram.
· Abses gigi : 2 kali
sehari 3 gram
dengan jarak
pemberian 8 jam.
FARMAKOKINETIK
Tabel 1. Interaksi antara Amoxsan dengan Analsik
III.1. KESIMPULAN
Interaksi obat dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Interaksi obat
dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan atau mengurangi
efek obat yang berinteraksi, jadi terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan
yang sempit (indeks terapi yang rendah atau slope log DEC yang curam). Demikian juga
dengan obat-obatan yang sering diberikan bersama tentu lebih penting daripada obat yang
jarang dipakai.
Sangatlah penting bagi calon-calon dokter baik dokter gigi maupun dokter umum
untuk mengetahui interaksi obat-obat yang akan diresepkan kepada pasien, oleh karena dari
inraksi tersebut bisa meningkatkan atau menurunkan efektifitas atau efek samping dari obat-
obatan tersebut dan mungkin juga menghasilakn efek samping baru.
III.2. SARAN
Dalam pemberian obat harus berhati-hati teruatam dalam memberikan beberapa obat
sekaligus karena okemungkinan obat-obat tersebut akan berinteraksi. Kita harus mengetahui
apakah interaksi tersebut menguntungkan atau malah merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://old.medicastore.com/med/caridatapilih.php?
cari=ANALSIK&pilih=1&UID=2008122102183566.249.71.236
http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/654/