10.1.1. Pengertian
FCTC adalah suatu konvensi atau treaty, yaitu suatu bentuk hukum internasional
dalam pengendalian masalah tembakau, yang mempunyai kekuatan mengikat secara
hukum (internationally legally binding instrument) bagi negara-negara yang
meratifikasinya. Naskah FCTC dirancang sejak tahun 1999 dan selesai disusun oleh
WHO pada bulan Februari 2003 setelah melalui enam kali pertemuan negosiasi
internasional dan beberapa kali pertemuan-pertemuan regional. Pemerintah Indonesia
berperan aktif dalam semua pertemuan internasional yang diselenggarakan oleh
Intergovernmental Negotiating Body (INB) di Geneva (sebanyak enam kali), maupun
dalam pertemuan regional antara negara-negara anggota WHO Kawasan Asia Tenggara
(WHO SEARO) dan ASEAN. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Departemen
Kesehatan, Departemen Luar Negeri, Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
Departemen Keuangan, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Naskah FCTC telah disepakati secara aklamasi dalam sidang WHA (World
Health Assembly), yaitu forum pengambilan keputusan tertinggi WHO pada bulan Mei
2003. FCTC dinyatakan efektif apabila telah ada minimal 40 (empat puluh) negara yang
meratifikasinya.
FCTC juga akan dilengkapi dengan beberapa protokol yang diperlukan, dan
dengan proses yang sama protokol-protokol tersebut akan dinegosiasi, diadopsi dan
diratifikasi oleh masing-masing negara.
10.1.2. Tujuan
“The objective of this Convention and its protocols is to protect present and
future generations from the devastating health, social, environmental and
economic consequences of tobacco consumption and exposure to tobacco smoke
by providing a framework for tobacco control measures to be implemented by the
Parties at the national, regional and international levels in order to reduce
continually and substantially the prevalence of tobacco use and exposure to
tobacco smoke” (Article 3 FTCF)
120
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
Setelah disepakati secara aklamasi dalam sidang World Health Assembly pada
bulan Mei 2003, FCTC memasuki proses penandatanganan oleh negara-negara anggota.
Secara keseluruhan, urutan proses yang harus dilalui sampai FCTC menjadi perangkat
hukum internasional yang mengikat adalah sebagai berikut:
Langkah 3. Ratifikasi
Ratifikasi terdiri dari dua langkah. Pertama, lembaga negara yang berwenang
(misalnya parlemen) sepakat untuk menindak lanjuti kewajiban dalam perjanjian
yang bersangkutan, sesuai dengan prosedur konstitusi yang berlaku.
Langkah 4. Protokol-protokol
121
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
Perjanjian terpisah yang lebih khusus, yang disebut sebagai protokol, dapat
disusun untuk melengkapi konvensi. Protokol merupakan pengaturan kewajiban
khusus untuk melaksanakan tujuan konvensi. Beberapa protokol yang dapat
diterapkan untuk FCTC meliputi penyelundupan dan iklan yang melintasi batas
negara. Protokol perlu diratifikasi secara tersendiri. Menurut teks perjanjian
yang berlaku saat ini, hanya negara yang telah meratifikasi konvensi yang dapat
meratifikasi protokol. Dalam Sidang Kesehatan Sedunia pada bulan Mei 2003,
dikatakan bahwa protokol-protokol akan dinegosiasikan dalam Conference of
the Parties setelah FCTC efektif.
PP 38/2000 pada dasarnya merupakan revisi dari PP 81/1999, dan berkaitan dengan iklan
rokok (mengizinkan penayangan iklan rokok di media elektronik sebagai tambahan
terhadap iklan di media cetak dan luar ruangan) serta memperpanjang batas waktu bagi
industri rokok untuk mengikuti peraturan baru ini menjadi 5-7 tahun setelah dinyatakan
berlaku, tergantung dari jenis industrinya.
122
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
Besarnya “The Parties shall provide rates of Tidak ada ketentuan pemantauan
Pajak taxation for tobacco products and besarnya pajak dan tren konsumsi
trends in tobacco consumption in their tembakau
periodic reports to the Conference of
the Parties, in accordance with Article
21” (6:3)
FCTC memuat pasal-pasal tentang pengaturan harga dan pajak untuk produk-produk
tembakau, sedang PP 19/2003 tidak memuat pasal-pasal semacam itu.
123
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
Ketentuan //..”providing for protection from Tempat umum, sarana kesehatan, tempat
kawasan bebas exposure to tobacco smoke in kerja dan tempat yang secara khusus
rokok indoor workplaces, public digunakan sebagai tempat proses belajar
transport, indoor public places mengajar, arena kegiatan anak, tempat
and, as appropriate, other public ibadah dan angkutan umum dinyatakan
places” (8:2) sebagai kawasan tanpa rokok (ps 22)
Persamaan PP 19/2003 dengan FCTC adalah: perlindungan terhadap paparan asap rokok
di perkantoran dan tempat-tempat umum termasuk sarana angkutan umum. Tanggung
jawab pelaksanaannya dibebankan pada Pemda untuk mewujudkan kawasan bebas rokok
dan pada pimpinan atau penanggung jawab tempat umum tersebut untuk penyediaan
sarana perlindungan fisik untuk perokok pasif.
124
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
LEGISLASI //..”Each Party shall, where Setiap produksi rokok wajib melakukan
pengujian approved by competent national pemeriksaan kadar kandungan nikotin dan tar
kandungan isi authorities, adopt and implement pada setiap hasil produksinya. (ps4:1)
dan emisi effective legislative, executive and
produk administrative or other measures for
tembakau such testing and measuring, and for
such regulation”(9)
“Each Party shall, in accordance Setiap orang yang memproduksi rokok wajib
PEMBERITAHU with its national law, adopt and memberikan informasi kandungan kadar nikotin
AN kandungan implement effective legislative, dan tar setiap batang rokok yang diproduksinya
dan emisi executive, administrative or other (ps 5)
produk KEPADA measures requiring manufacturers
PEMERINTAH and importers of tobacco products to
disclose to governmental authorities
information about contents and
emissions of tobacco products.//..”
(10)
PENCANTUMAN //..”Each Party shall further adopt Setiap orang yang memproduksi rokok wajib
kandungan and implement effective measures mencantumkan informasi tentang kandungan
beracun dan for public disclosure of information kadar nikotin dan tar setiap batang rokok pada
emisinya about toxic constituents of the label dengan penempatan yang jelas dan
KEPADA tobacco products and the emissions mudah terbaca (ps6:1)
PUBLIK that they may produce.” (10)
“Each unit packet and packages of Tidak ada ketentuan yang mengatur
tobacco products and any outside pencantuman informasi di bagian luar setiap
packaging and labeling of such kemasan dan pelabelan produk tembakau
products shall, in addition to the
warnings specified in paragraph 1(b)
of this article (11:1b), contain
information on relevant constituents
and emissions of tobacco products
as defined by national authorities”
(11:2)
125
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
perusahaan harus mengungkapkan kadar kandungan tar dan nikotinnya pada label dengan
penempatan yang jelas dan mudah terbaca). Tidak ada ketentuan tentang pencantuman di
bagian luar kemasan selain pada bungkus rokok.
FCTC menegaskan perlunya pemberitahuan tentang isi dan emisi produk tembakau
kepada pejabat yang berwenang serta pencantuman informasi tentang kandungan bahan
beracun dari produk tembakau dan emisi yang dihasilkannya kepada umum.
Pencantuman kandungan isi juga dilakukan di bagian luar setiap kemasan dan pelabelan
produk tersebut. Setiap negara anggota diharapkan melaksanakan ketentuan ini dalam
waktu 3 tahun setelah negara tersebut memberlakukan Konvensi ini (within a period of
three years after entry into force of this Convention for that Party).
Informasi dan istilah “Tobacco product packaging and Tidak ada ketentuan tentang informasi
yang menyesatkan labeling do not promote a tobacco dan istilah yang menyesatkan seperti
product by any means that are false, rendah tar, light, ultra-light, mild.
misleading, deceptive or likely to create
an erroneous impression about its
characteristics, health effects, hazards
or emissions, including any term….
….that directly or indirectly creates the
false impression that a particular
tobacco product is less harmful than
other tobacco products. These may
include terms such as “low tar”, “light”,
ultra-light”, or “mild” (11:1a)
126
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
Teks FCTC mewajibkan 50% atau lebih, tetapi tidak kurang dari 30% dari area lebar
pada bungkus rokok yang tampak, dipakai untuk mencantumkan peringatan kesehatan
dalam bentuk teks, gambar atau kombinasi keduanya. Peringatan kesehatan juga
diharuskan ada di setiap kemasan pelabelan dari produk tembakau yang dijual eceran.
Persyaratan pembungkusan dan label juga melarang tulisan yang memberikan kesan
yang memperdayai bahwa produk tertentu adalah lebih “aman” dari yang lainnya.
Termasuk istilah seperti “light”, “mild” atau “low tar”.
CAKUPAN “a) broad access to effective and Masyarakat termasuk setiap orang yang
KEGIATAN comprehensive educational and public memproduksi rokok dan/atau yang
Edukasi, awareness programs; b) public memasukkan rokok ke dalam wilayah
127
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
Pelatihan, awareness about the health risks of Indonesia, memiliki kesempatan untuk
Kesadaran tobacco consumption and exposure to berperan serta seluas-luasnya dalam
Masyarak tobacco smoke, and about the benefits rangka mewujudkan derajat kesehatan
of the cessation of tobacco use and yang optimal melalui terbentuknya
tobacco-free life style; c) public access, kawasan tanpa rokok. (ps26)
in accordance to national law, to a ikut serta dalam pemberian bimbingan
wide range of information on the dan penyuluhan serta penyebar luasan
tobacco industry as relevant to the informasi kepada masyarakat (ps 29b);
objectives of this Convention; d)
effective and appropriate training or Pasal yang tidak secara langsung
sensitization and awareness programs berkaitan dengan isi materi Edukasi,
on tobacco control addressed to Pelatihan dan Kesadaran Masyarakat
persons such as health workers, yang ada dalam Bab Peran Serta
community workers, social workers, Masyarakat adalah:
media, professionals, educators,
decision makers, administrators and Peran masyarakat dilaksanakan melalui
other concerned persons; e)awareness a) pemikiran dan pertimbangan untuk
and participation of public and private penentuan kebijakan dan/atau
agencies and NGOs not affiliated with pelaksanaan program pengamanan
the tobacco industry in developing and rokok bagi kesehatan; b) bantuan dan
implementing intersectoral program atau kerjasama di bidang penelitian dan
and strategies for tobacco control; f) pengembangan penanggulangan bahaya
public awareness of and access to merokok; c) bantuan sarana/prasarana
information regarding the adverse bagi penyelenggaraan pengamanan
health, economic, and environmental rokok bagi kesehatan; d) ikut serta dalam
consequences of tobacco production pemberian bimbingan dan penyuluhan
and consumption” (12a-f) serta penyebar luasan informasi kepada
masyarakat; e) pengawasan
penyelenggaraan pengamanan rokok
bagi kesehatan. (ps.29)
PP 19/2003 tidak ada pasal khusus mengenai Edukasi, Informasi dan Kesadaran
Masyarakat.
Tanggung jawab aspek tersebut dibebankan pada Peran Serta Masyarakat (ps 29).
Pemerintah berfungsi meningkatkan dan mendukung peran serta masyarakat dan
membina pelaksanaan pengamanan rokok bagi kesehatan (ps 31, 33).
Cakupan Kegiatan Edukasi, Informasi dan Kesadaran masyarakat terbatas pada kawasan
tanpa rokok serta penyebar luasan informasi kepada masyarakat berkenaan dengan
penyelenggaraan pengamanan rokok bagi kesehatan.
128
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
didukung oleh upaya legislative, eksekutif, administratif dan aturan lainnya yang efektif.
Cakupan kegiatan edukasi, informasi dan kesadaran masyarakat sangat luas dan
melibatkan berbagai kelembagaan: sekolah, fasilitas kesehatan, petugas masyarakat,
pekerja sosial, pengambil keputusan, akademisi dan lintas sektor.
129
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
Produk rokok “Each Party shall prohibit or promote Setiap orang yang memproduksi rokok
yang gratis the prohibition of the distribution of free dan/atau memasukkan rokok ke dalam
tobacco products to the public and wilayah Indonesia dilarang melakukan
especially minors” (16:2) promosi dengan memberikan secara
Cuma-Cuma atau hadiah berupa rokok
atau produk lainnya dimana dicantumkan
bahwa merek dagang tersebut
merupakan rokok. (ps 19)
Menurut PP 19/2003, iklan dan promosi rokok diizinkan di media elektronik, media cetak
dan media luar ruang. Demikian pula kegiatan sponsor dalam rangka iklan dan promosi
dapat dilakukan dengan tetap mengindahkan ketentuan untuk periklanan dan promosi.
Iklan di media elektronik dibenarkan selama jam tayang tertentu (21.30-05.00). Pasal ini
bertentangan dengan UU Penyiaran yang tidak mencantumkan larangan tentang jam
tayang bagi iklan rokok dan hanya memberikan larangan iklan rokok memperlihatkan
wujud rokok.iii
Menurut FCTC, diberikan tenggang waktu 5 tahun setelah Konvensi ini berlaku bagi
negara bersangkutan, agar negara tersebut melakukan upaya legislatif, eksekutif,
administratif dan atau upaya lain yang efektif serta melaporkannya sesuai dengan Article
21 FCTC.
Walaupun semua negara setuju bahwa suatu larangan menyeluruh akan mempunyai
dampak yang berarti untuk mengurangi konsumsi produk tembakau, beberapa catatan -
seperti misalnya yang menyangkut kebebasan bicara dalam hal komersil - membuat
beberapa negara tidak dapat menerapkan larangan menyeluruh untuk semua jenis media
iv
.
130
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
FCTC pasal 13 butir 3 memberikan catatan bagi negara-negara yang tidak dapat
menerapkan larangan menyeluruh terhadap iklan, promosi dan kegiatan sponsor rokok
berdasarkan konstitusi atau prinsip-prinsip konstitusional negara tersebut dengan
melakukan pembatasan pada semua iklan tembakau, promosi dan kegiatan sponsor.
Kegiatan “a) design and implement effective Tidak ada ketentuan tentang hal ini
program aimed at promoting cessation
of tobacco use, in such locations as
educational institutions, health care
facilities, workplaces and sporting
environments; b) include diagnosis and
treatment of tobacco dependence and
counseling services on cessation of
tobacco use in national health and
education programs, with the
particiupation of health workers,
community workers and social workers
as appropriate; c) establish in health
care facilities and rehabilitation centers
programs for diagnosing, counseling,
preventing and treating tobacco
dependence..//” (14:2a-c)
Kerjasama “Collaborate with other Parties to facilitate Tidak ada ketentuan tentang hal ini
accessibility and affordability for treatment
of tobacco dependence including
pharmaceutical pursuant to Article 22. Such
products and their constituents may include
medicines, products used to administer
medicines and diagnostics where
appropriate” (14:2d)
131
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
“Monitor and collect data on cross- Menteri dan Menteri terkait dapat
border mengambil tindakan administrative
trade in tobacco products, including terhadap pelanggaran ketentuan dalam
illicit trade, and exchange information Peraturan Pemerintah ini sesuai dengan
among customs, tax and other tugas pokok dan fungsinya. (ps 35:2)
authorities, as appropriate, and in
accordance with national law and (ps 35 tidak relevan untuk FCTC article
relevant applicable bilateral or 15 karena ketentuan PP yang diacu tidak
multilateral agreements” (15:4a berkaitan dengan perdagangan illegal)
132
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
Tidak ada pasal dalam PP 19/2003 yang menyebutkan tentang perdagangan ilegal.
Walapun pasal 10 menyatakan bahwa setiap orang yang memproduksi rokok wajib
memiliki izin (lisensi) di bidang industri, tetapi tidak ada ketentuan tentang izin distribusi
untuk distributor.
Aspek pemantauan/pengawasan yang dibebankan pada Menteri dan Menteri terkait untuk
mengambil tindakan administratif terhadap pelanggaran ketentuan dalam PP 19/2003
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya tidak mencakup pengawasan terhadap
perdagangan ilegal karena tidak ada pasal mengenai perdagangan illegal dalam PP
19/2003. Sesuai penjelasan PP 19/2003, pengawasan oleh Kepala Badan POM yang
diberi wewenang untuk mencabut izin industri, hanya terbatas pada kebenaran
kandungan tar dan nikotin, peringatan kesehatan, ketaatan terhadap iklan dan promosi
rokok. Dengan demikian, pasal 35 dan 36 tidak relevan untuk dibandingkan dengan
ketentuan FCTC yang berkaitan dengan pengawasan perdagangan ilegal.
133
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
subregional dan global sebagaimana tercantum dalam pasal 15 ayat 1 FCTC, serta
melakukan pengawasan dan memberikan sanksi.
Secara rinci, ayat 2a menyebutkan bahwa setiap paket dan kemasan produk tembakau
untuk penjualan eceran (retail) dan grosir (wholesale) di pasar domestik perlu menuliskan
pernyataan: “Hanya diperkenankan untuk dijual di (masukkan nama negara, daerah
(propinsi), regional atau unit federal)” atau cantumkan tanda efektif lain yang
menunjukkan tujuan akhir yang akan membantu petugas untuk menentukan apakah
produk ini legal untuk dijual di pasar domestik.
Penjualan “Each Party shall endeavour to prohibit Tidak ada larangan penjualan batangan
Batangan/ the sale of cigarettes individually or in atau jumlah minimal per bungkus
Jumlah Kecil small packets which increase the
affordability of such products to
minors” (16:3)
FCTC secara jelas mencantumkan larangan penjualan kepada anak di bawah umur, dan
larangan penjualan rokok batangan. FCTC juga melarang promosi penjualan pada anak di
bawah umur.
134
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
j) Sumber Dana
Kerjasama “…..the utilization of bilateral, regional, Menteri dan Menteri terkait dalam
antar negara subregional and other multilateral melakukan pembinaan penyelenggaraan
channels to provide funding for the upaya pengamanan rokok bagi
development and strengthening of kesehatan dapat: bekerjasama dengan
multisectoral comprehensive tobacco badan atau lembaga internasional atau
control programs of developing country organisasi kemasyarakatan untuk
Parties and Parties with economics in menyelenggarakan pengamanan rokok
trasition..// “(26:3) bagi kesehatan.
(ps 34: 1b)
135
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
FCTC secara jelas mendorong langkah-langkah mobilisasi semua sumber daya potensial
untuk mencapai tujuan Konvensi. Pihak-pihak terlibat diwajibkan menyediakan
dukungan finansial untuk program-program pengendalian tembakau. Sejumlah negara
dan badan yang bergerak di bidang pembangunan, telah membuat komitment untuk
memasukkan usaha pengendalian tembakau sebagai prioritas pembangunan.
Negara berkembang dan negara dalam transisi ekonomi, atas permintaan Sekretariat
dapat memberikan saran sumber dana yang dapat dimobilisasi setelah terlebih dahulu
melakukan telaah dan mengajukannya ke COP (Konperensi Negara Anggota yang telah
Meratifikasi). COP akan menentukan apakah akan menambah anggaran dengan
meningkatkan mekanisme yang sudah ada atau merintis “voluntary global funds” atau
mekanisme penyaluran dana lain.
136
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
Surveillance “The Parties shall establish, as Tidak ada ketentuan tentang Surveillance
appropriate programs for national,
regional, and global surveillance of the
magnitude, patterns, determinants and
consequences of tobacco consumption
and exposure to tobacco smoke.
Towards this end, the Parties should
integrate tobacco surveillance
programs into national, regional and
global health surveillance program so
that the data are comparable and can
be analyzed at the regional and
international levels, as appropriate.”
(20:2)
Pertukaran “The Parties shall, subject to national Tidak ada ketentuan tentang publikasi
Informasi law, promote and facilitate the dan pertukaran informasi berkaitan
exchange of publicly available dengan pengendalian tembakau.
scientific, technical, socioeconomic,
commercial and legal information, as
well as information regarding practices
of the tobacco industry and the
cultivation of tobacco, which is relevant
to this Convention, and so doing shall
take into account and address the
special needs of developing country
Parties and Parties with economics in
transition” (12:4)
137
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
138
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
139
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
ii
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan, 10 Maret 2003
iii
http://www.kominfo.go.id/kebijakan_file/UU_PENYIARAN.pdf
iv
http://www.asil.org/insights/insigh100.htm
140