Anda di halaman 1dari 21

Maret 2004 Bab 10

The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

Bab 10. The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

10.1. Apakah FCTC itu?

10.1.1. Pengertian

FCTC adalah suatu konvensi atau treaty, yaitu suatu bentuk hukum internasional
dalam pengendalian masalah tembakau, yang mempunyai kekuatan mengikat secara
hukum (internationally legally binding instrument) bagi negara-negara yang
meratifikasinya. Naskah FCTC dirancang sejak tahun 1999 dan selesai disusun oleh
WHO pada bulan Februari 2003 setelah melalui enam kali pertemuan negosiasi
internasional dan beberapa kali pertemuan-pertemuan regional. Pemerintah Indonesia
berperan aktif dalam semua pertemuan internasional yang diselenggarakan oleh
Intergovernmental Negotiating Body (INB) di Geneva (sebanyak enam kali), maupun
dalam pertemuan regional antara negara-negara anggota WHO Kawasan Asia Tenggara
(WHO SEARO) dan ASEAN. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Departemen
Kesehatan, Departemen Luar Negeri, Departemen Perindustrian dan Perdagangan,
Departemen Keuangan, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Naskah FCTC telah disepakati secara aklamasi dalam sidang WHA (World
Health Assembly), yaitu forum pengambilan keputusan tertinggi WHO pada bulan Mei
2003. FCTC dinyatakan efektif apabila telah ada minimal 40 (empat puluh) negara yang
meratifikasinya.

FCTC juga akan dilengkapi dengan beberapa protokol yang diperlukan, dan
dengan proses yang sama protokol-protokol tersebut akan dinegosiasi, diadopsi dan
diratifikasi oleh masing-masing negara.

10.1.2. Tujuan

Tujuan dari Konvensi dan protokol-protokolnya adalah untuk melindungi


generasi sekarang dan mendatang terhadap kerusakan kesehatan, konsekuensi sosial,
lingkungan dan ekonomi karena konsumsi tembakau dan paparan kepada asap tembakau,
dengan menyediakan suatu kerangka bagi upaya pengendalian tembakau untuk
dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait di tingkat nasional, regional dan internasional guna
mengurangi secara berkelanjutan dan bermakna prevalensi penggunaan tembakau serta
paparan terhadap asap rokok

“The objective of this Convention and its protocols is to protect present and
future generations from the devastating health, social, environmental and
economic consequences of tobacco consumption and exposure to tobacco smoke
by providing a framework for tobacco control measures to be implemented by the
Parties at the national, regional and international levels in order to reduce
continually and substantially the prevalence of tobacco use and exposure to
tobacco smoke” (Article 3 FTCF)

120
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

10.1.3. Proses Ratifikasi

Setelah disepakati secara aklamasi dalam sidang World Health Assembly pada
bulan Mei 2003, FCTC memasuki proses penandatanganan oleh negara-negara anggota.
Secara keseluruhan, urutan proses yang harus dilalui sampai FCTC menjadi perangkat
hukum internasional yang mengikat adalah sebagai berikut:

Langkah 1. Mei 2003. Adopsi oleh Majelis Kesehatan Dunia (World


Health Assembly)
Pada bulan Mei 2003, Majelis Kesehatan Dunia dengan suara bulat mengadopsi
FCTC

Langkah 2. Penandatanganan perjanjian


FCTC mulai dapat ditandatangani sejak 16 Juni 2003. Penandatanganan bukan
merupakan langkah yang mengikat secara hukum, tapi memberikan indikasi
bahwa negara tersebut berniat serius untuk menentukan posisinya dengan
memperhatikan isi FCTC.

Penandatanganan FCTC tidak serta merta mengikat negara tersebut untuk


meratifikasi. Tapi penandatanganan tersebut berarti kewajiban untuk
menghindari kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan FCTC atau tindakan yang
akan melemahkannya. Pada akhir Februari 2004, 95 negara, termasuk European
Community, telah menandatangani FCTC. Negara-negara masih bisa
menandatangani FCTC di markas besar PBB di New York sampai 29 Juni 2004.

Langkah 3. Ratifikasi
Ratifikasi terdiri dari dua langkah. Pertama, lembaga negara yang berwenang
(misalnya parlemen) sepakat untuk menindak lanjuti kewajiban dalam perjanjian
yang bersangkutan, sesuai dengan prosedur konstitusi yang berlaku.

Kedua, pemerintah menyerahkan instrumen ratifikasi kepada Sekretaris Jendral


PBB. Setelah ratifikasi maka sebuah negara menjadi negara anggota resmi dari
perjanjian. FCTC memerlukan ratifikasi 40 negara sebelum dapat diundangkan
dan dinyatakan berlaku. Negara anggota dapat meratifikasi FCTC pada periode
waktu yang tidak ditentukan setelah penandatanganan. Sampai dengan akhir
Februari 2004, 9 negara telah meratifikasi FCTC. Sesudah 29 Juni 2004, yakni
batas akhir penandatanganan dokumen FCTC, negara-negara yang belum
menandatangani masih bisa tetap mengikatkan diri kepada perjanjian tersebut
melalui prosedur yang disebut accession atau aksesi, tanpa harus didahului
dengan penandatanganan. Jadi negara yang melakukan aksesi harus segera
melaksanakannya. Pada prinsipnya, aksesi sama dengan ratifikasi.

Langkah 4. Protokol-protokol

121
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

Perjanjian terpisah yang lebih khusus, yang disebut sebagai protokol, dapat
disusun untuk melengkapi konvensi. Protokol merupakan pengaturan kewajiban
khusus untuk melaksanakan tujuan konvensi. Beberapa protokol yang dapat
diterapkan untuk FCTC meliputi penyelundupan dan iklan yang melintasi batas
negara. Protokol perlu diratifikasi secara tersendiri. Menurut teks perjanjian
yang berlaku saat ini, hanya negara yang telah meratifikasi konvensi yang dapat
meratifikasi protokol. Dalam Sidang Kesehatan Sedunia pada bulan Mei 2003,
dikatakan bahwa protokol-protokol akan dinegosiasikan dalam Conference of
the Parties setelah FCTC efektif.

Langkah 5. Perjanjian menjadi hukum internasional


Sembilan puluh hari setelah FCTC diratifikasi oleh sedikitnya 40 negara, maka
ia menjadi hukum internasional dengan aturan dan prosedur tersendiri.
Perjanjian hanya mengatur hubungan antar negara-negara yang telah
meratifikasinya.

Langkah 6. Konperensi anggota


Dalam satu tahun setelah perjanjian diundangkan, Konperensi Negara Anggota
yang Meratifikasi ”Conference of Parties” (COP) akan diselenggarakan. COP
akan memantau pelaksanaan perjanjian dan membantu pendayagunaan sumber
daya keuangan dan menegosiasikan protocol-protokol tambahan.

10.2. Peraturan-Peraturan yang Ada di Indonesia

10.2.1. Peraturan Pemerintah (PP) 81/1999

PP 81/1999 diterbitkan oleh pemerintah sebagai peraturan perundang-undangan untuk


membantu pelaksanaan upaya pengendalian tembakau sesuai dengan UU Kesehatan No.
23/1992. Pasal-pasal didalamnya mencantumkan pengaturan tentang iklan, peringatan
kesehatan, pembatasan kadar tar dan nikotin, penyampaian pada mayarakat tentang isi
produk tembakau, sanksi dan hukuman, pengaturan otoritas, peran serta masyarakat dan
kawasan bebas asap rokok. Industri rokok yang sudah ada diharuskan mengikuti
peraturan ini dalam waktu 2 tahun setelah peraturan diberlakukan.

10.2.2. Peraturan Pemerintah (PP) 38/2000

PP 38/2000 pada dasarnya merupakan revisi dari PP 81/1999, dan berkaitan dengan iklan
rokok (mengizinkan penayangan iklan rokok di media elektronik sebagai tambahan
terhadap iklan di media cetak dan luar ruangan) serta memperpanjang batas waktu bagi
industri rokok untuk mengikuti peraturan baru ini menjadi 5-7 tahun setelah dinyatakan
berlaku, tergantung dari jenis industrinya.

10.2.3. Peraturan Pemerintah (PP) 19/2003

122
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

PP 19/2003 merupakan peraturan pemerintah pengganti PP 81/1999 dan PP 38/2000


tentang pengendalian tembakau. PP 19/2003 mencakup aspek yang berkaitan dengan
ukuran dan jenis pesan peringatan kesehatan, pembatasan waktu bagi iklan rokok di
media elektronik, pengujian kadar tar dan nikotin. PP ini tidak memuat pembatasan kadar
maksimum tar dan nikotin.

10.3 Pokok-pokok Isi FCTC i dan Persandingannya dengan PP 19/2003 ii

a) Pengendalian Harga dan Pajak

Isyu FCTC PP 19/2003


Kebijakan “Implementing tax policies and, where Tidak ada pasal mengenai kebijakan
Harga dan appropriate, price policies, on tobacco harga dan pajak
Pajak products so as to contribute to the
health objectives aimed at reducing
tobacco consumption” (6:2a)

Penjualan “Prohibiting or restricting, as Tidak ada pasal mengenai penjualan


bebas cukai appropriate, sales to and/or bebas cukai
importations by international travelers
of tax-and duty-free tobacco products”
(6:2b)

Besarnya “The Parties shall provide rates of Tidak ada ketentuan pemantauan
Pajak taxation for tobacco products and besarnya pajak dan tren konsumsi
trends in tobacco consumption in their tembakau
periodic reports to the Conference of
the Parties, in accordance with Article
21” (6:3)

FCTC memuat pasal-pasal tentang pengaturan harga dan pajak untuk produk-produk
tembakau, sedang PP 19/2003 tidak memuat pasal-pasal semacam itu.

b) Lingkungan Bebas Asap Rokok

123
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

Isyu FCTC PP 19/2003


Legislasi “Each Party shall adopt and Pemerintah daerah wajib mewujudkan
implement in areas of existing kawasan tanpa rokok sebagaimana
national jurisdiction as determined dimaksud dalam pasal 22 di wilayahnya (ps
by national law and actively 25)
promote at the other jurisdictional
levels the adoption and
implementation of effective
legislative, executive,
administrative and/or other
measures//.” (8:2)

Ketentuan //..”providing for protection from Tempat umum, sarana kesehatan, tempat
kawasan bebas exposure to tobacco smoke in kerja dan tempat yang secara khusus
rokok indoor workplaces, public digunakan sebagai tempat proses belajar
transport, indoor public places mengajar, arena kegiatan anak, tempat
and, as appropriate, other public ibadah dan angkutan umum dinyatakan
places” (8:2) sebagai kawasan tanpa rokok (ps 22)

Dalam angkutan umum dapat disediakan


tempat khusus untuk merokok yang
terpisah secara fisik dan tempat khusus
untuk merokok dilengkapi alat penghisap
udara yang memenuhi standar. (ps.24a,b)

Tanggung jawab - Pimpinan atau penanggung jawab tempat umum


yang menyediakan tempat khusus untuk
merokok harus menyediakan alat penghisap
udara untuk melindungi mereka yang tidak
merokok. (ps.23)

Persamaan PP 19/2003 dengan FCTC adalah: perlindungan terhadap paparan asap rokok
di perkantoran dan tempat-tempat umum termasuk sarana angkutan umum. Tanggung
jawab pelaksanaannya dibebankan pada Pemda untuk mewujudkan kawasan bebas rokok
dan pada pimpinan atau penanggung jawab tempat umum tersebut untuk penyediaan
sarana perlindungan fisik untuk perokok pasif.

FCTC menyatakan pelaksanaan upaya legislatif, eksekutif, administratif dan/atau aturan


lainnya yang efektif, serta langkah-langkah untuk menyediakan perlindungan dari
paparan asap rokok di tempat kerja tertutup, tempat umum tertutup dan tempat umum
lainnya serta transportasi umum.

c) Pengaturan Pengujian dan Pencantuman Isi Produk

124
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

Isyu FCTC PP 19/2003


PANDUAN “The Conference of the Parties Pemeriksaan kadar kandungan nikotin dan tar
pengujian (COP), in consultation with dilakukan di laboratorium yang sudah
kandungan dan competent international bodies, shall terakreditasi sesuai ketentuan peraturan
emisi produk propose guidelines for testing and perundang-undangan yang berlaku. (4:2)
tembakau measuring the contents and
emissions of tobacco products, and
for the regulation of these contents
and emissions//..” (9)

LEGISLASI //..”Each Party shall, where Setiap produksi rokok wajib melakukan
pengujian approved by competent national pemeriksaan kadar kandungan nikotin dan tar
kandungan isi authorities, adopt and implement pada setiap hasil produksinya. (ps4:1)
dan emisi effective legislative, executive and
produk administrative or other measures for
tembakau such testing and measuring, and for
such regulation”(9)

“Each Party shall, in accordance Setiap orang yang memproduksi rokok wajib
PEMBERITAHU with its national law, adopt and memberikan informasi kandungan kadar nikotin
AN kandungan implement effective legislative, dan tar setiap batang rokok yang diproduksinya
dan emisi executive, administrative or other (ps 5)
produk KEPADA measures requiring manufacturers
PEMERINTAH and importers of tobacco products to
disclose to governmental authorities
information about contents and
emissions of tobacco products.//..”
(10)

PENCANTUMAN //..”Each Party shall further adopt Setiap orang yang memproduksi rokok wajib
kandungan and implement effective measures mencantumkan informasi tentang kandungan
beracun dan for public disclosure of information kadar nikotin dan tar setiap batang rokok pada
emisinya about toxic constituents of the label dengan penempatan yang jelas dan
KEPADA tobacco products and the emissions mudah terbaca (ps6:1)
PUBLIK that they may produce.” (10)

“Each unit packet and packages of Tidak ada ketentuan yang mengatur
tobacco products and any outside pencantuman informasi di bagian luar setiap
packaging and labeling of such kemasan dan pelabelan produk tembakau
products shall, in addition to the
warnings specified in paragraph 1(b)
of this article (11:1b), contain
information on relevant constituents
and emissions of tobacco products
as defined by national authorities”
(11:2)

Menurut PP 19/2003, Pemerintah Indonesia mengharuskan perusahaan tembakau untuk


melakukan pengujian, dan pemberitahuan pada pemerintah dan masyarakat dalam bentuk
pencantuman kandungan produk tembakau yang terbatas pada kadar tar dan nikotin
saja, bukan seluruh kandungan bahan beracun dan emisinya. (Pengujian dapat dilakukan
oleh laboratorium yang terakreditasi sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Setiap

125
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

perusahaan harus mengungkapkan kadar kandungan tar dan nikotinnya pada label dengan
penempatan yang jelas dan mudah terbaca). Tidak ada ketentuan tentang pencantuman di
bagian luar kemasan selain pada bungkus rokok.

FCTC menegaskan perlunya pemberitahuan tentang isi dan emisi produk tembakau
kepada pejabat yang berwenang serta pencantuman informasi tentang kandungan bahan
beracun dari produk tembakau dan emisi yang dihasilkannya kepada umum.
Pencantuman kandungan isi juga dilakukan di bagian luar setiap kemasan dan pelabelan
produk tersebut. Setiap negara anggota diharapkan melaksanakan ketentuan ini dalam
waktu 3 tahun setelah negara tersebut memberlakukan Konvensi ini (within a period of
three years after entry into force of this Convention for that Party).

d) Kemasan dan Pelabelan

Isyu FCTC PP 19/2003


Peringatan “Each unit packet and package of Peringatan kesehatan pada setiap
kesehatan pada tobacco products and any outside label harus berbentuk tulisan. Tulisan
kemasan produk packaging and labeling of such tersebut berupa “merokok dapat
tembakau products also carry health warnings menyebabkan kanker, serangan
describing the harmful effects of jantung, impotensi dan gangguan
tobacco use, and may include other kehamilan dan janin” (ps8:1,2)
appropriate messages. The messages
shall be approved by the competent Tulisan peringatan kesehatan
national authority, shall be rotating, dicantumkan dengan jelas pada label
shall be large, clear, visible and legible, di bagian kemasan yang mudah dilihat
should be 50% or more of the principal dan dibaca. Dicantumkan pada salah
display areas but shall be no less than satu sisi lebar setiap kemasan rokok,
30% of the principal display areas, may dibuat kotak dengan garis pinggir 1
be in the form of or include pictures or (satu) mm, warna kontras antara
pictograms” (11: 1b) warna dasar dan tulisan, ukuran
sekurang-kurangnya 3 (tiga) mm,
sehingga jelas dibaca. (ps9:1,2)
“For the purpose of this article, the term
“outside packaging and labeling” in
relation to tobacco products applies to
any packaging and labeling used in the
retail sale of the product.” (11:4)

Informasi dan istilah “Tobacco product packaging and Tidak ada ketentuan tentang informasi
yang menyesatkan labeling do not promote a tobacco dan istilah yang menyesatkan seperti
product by any means that are false, rendah tar, light, ultra-light, mild.
misleading, deceptive or likely to create
an erroneous impression about its
characteristics, health effects, hazards
or emissions, including any term….
….that directly or indirectly creates the
false impression that a particular
tobacco product is less harmful than
other tobacco products. These may
include terms such as “low tar”, “light”,
ultra-light”, or “mild” (11:1a)

126
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

PP 19/2003 mewajibkan pencantuman peringatan kesehatan pada produk rokok dengan


pesan tunggal yang tidak berganti-ganti, dicantumkan pada sisi lebar dan bagian
kemasan yang mudah dilihat dan dibaca dengan ukuran tulisan 3 mm di dalam kotak
yang garis pinggirnya 1 mm. Peringatan harus berbentuk tulisan. Tidak diberikan aturan
tentang proporsi label peringatan (dalam lampiran Penjelasan PP pasal 18 ayat (2)
tertulis peringatan kesehatan adalah sekurang-kurangnya 15% (lima belas persen) dari
luas total iklan). Tidak ada ketentuan yang mengatur informasi yang keliru dan
menyesatkan.

Teks FCTC mewajibkan 50% atau lebih, tetapi tidak kurang dari 30% dari area lebar
pada bungkus rokok yang tampak, dipakai untuk mencantumkan peringatan kesehatan
dalam bentuk teks, gambar atau kombinasi keduanya. Peringatan kesehatan juga
diharuskan ada di setiap kemasan pelabelan dari produk tembakau yang dijual eceran.
Persyaratan pembungkusan dan label juga melarang tulisan yang memberikan kesan
yang memperdayai bahwa produk tertentu adalah lebih “aman” dari yang lainnya.
Termasuk istilah seperti “light”, “mild” atau “low tar”.

e) Edukasi, Komunikasi, Pelatihan dan Kesadaran Masyarakat

Isyu FCTC PP 19/2003


LEGISLASI “Each Party shall promote and Tidak ada pasal khusus tentang
tentang strengthen public awareness of Edukasi, Komunikasi, Pelatihan dan
Edukasi, tobacco control issues, using all Kesadaran Masyarakat.
Komunikasi, available communication tools, as Isyu ini merupakan bagian dari
Pelatihan dan appropriate. Towards this end, each
Kesadaran Party shall adopt and implement 1) Peran Serta Masyarakat (Bab III):
Masyarakat effective legislative, executive, “keikut sertaan dalam pemberian
administrative or other measures to bimbingan dan penyuluhan serta
promote: ..//” (12) penyebar luasan informasi kepada
masyarakat berkenaan dengan
penyelenggaraan pengamanan rokok
bagi kesehatan” (ps 29:d)
Dalam rangka meningkatkan peran serta
masyarakat, Menteri bekerjasama
dengan instansi terkait lainnya
menyebarluaskan informasi dan
pengertian penyelenggaraan
pengamanan rokok bagi kesehatan (ps
31)

2) Pembinaan (Bab IV): “Pembinaan atas


penyelenggaraan pengamanan rokok
bagi kesehatan dilaksanakan melalui
pemberian informasi dan penyuluhan,
dan pengembangan kemampuan
masyarakat untuk berprilaku hidup sehat”
(ps33)

CAKUPAN “a) broad access to effective and Masyarakat termasuk setiap orang yang
KEGIATAN comprehensive educational and public memproduksi rokok dan/atau yang
Edukasi, awareness programs; b) public memasukkan rokok ke dalam wilayah

127
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

Pelatihan, awareness about the health risks of Indonesia, memiliki kesempatan untuk
Kesadaran tobacco consumption and exposure to berperan serta seluas-luasnya dalam
Masyarak tobacco smoke, and about the benefits rangka mewujudkan derajat kesehatan
of the cessation of tobacco use and yang optimal melalui terbentuknya
tobacco-free life style; c) public access, kawasan tanpa rokok. (ps26)
in accordance to national law, to a ikut serta dalam pemberian bimbingan
wide range of information on the dan penyuluhan serta penyebar luasan
tobacco industry as relevant to the informasi kepada masyarakat (ps 29b);
objectives of this Convention; d)
effective and appropriate training or Pasal yang tidak secara langsung
sensitization and awareness programs berkaitan dengan isi materi Edukasi,
on tobacco control addressed to Pelatihan dan Kesadaran Masyarakat
persons such as health workers, yang ada dalam Bab Peran Serta
community workers, social workers, Masyarakat adalah:
media, professionals, educators,
decision makers, administrators and Peran masyarakat dilaksanakan melalui
other concerned persons; e)awareness a) pemikiran dan pertimbangan untuk
and participation of public and private penentuan kebijakan dan/atau
agencies and NGOs not affiliated with pelaksanaan program pengamanan
the tobacco industry in developing and rokok bagi kesehatan; b) bantuan dan
implementing intersectoral program atau kerjasama di bidang penelitian dan
and strategies for tobacco control; f) pengembangan penanggulangan bahaya
public awareness of and access to merokok; c) bantuan sarana/prasarana
information regarding the adverse bagi penyelenggaraan pengamanan
health, economic, and environmental rokok bagi kesehatan; d) ikut serta dalam
consequences of tobacco production pemberian bimbingan dan penyuluhan
and consumption” (12a-f) serta penyebar luasan informasi kepada
masyarakat; e) pengawasan
penyelenggaraan pengamanan rokok
bagi kesehatan. (ps.29)

PP 19/2003 tidak ada pasal khusus mengenai Edukasi, Informasi dan Kesadaran
Masyarakat.
Tanggung jawab aspek tersebut dibebankan pada Peran Serta Masyarakat (ps 29).
Pemerintah berfungsi meningkatkan dan mendukung peran serta masyarakat dan
membina pelaksanaan pengamanan rokok bagi kesehatan (ps 31, 33).

Pasal 26 menyatakan bahwa MASYARAKAT TERMASUK INDUSTRI ROKOK


MEMPUNYAI KESEMPATAN BERPERAN seluas-luasnya untuk meningkatkan
derajat kesehatan MELALUI terbentuknya KAWASAN TANPA ROKOK. Beberapa
aspek dalam pasal ini adalah: 1) tidak ada kewajiban, tetapi diberikan kesempatan
seluas-luasnya; 2) bersama industri rokok meningkatkan derajat kesehatan dengan (satu)
cara yaitu melalui terbentuknya kawasan tanpa rokok.

Cakupan Kegiatan Edukasi, Informasi dan Kesadaran masyarakat terbatas pada kawasan
tanpa rokok serta penyebar luasan informasi kepada masyarakat berkenaan dengan
penyelenggaraan pengamanan rokok bagi kesehatan.

FCTC mengharapkan Pemerintah setiap negara anggota bertanggung jawab


mempromosikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penanggulangan
masalah tembakau dengan menggunakan semua perangkat komunikasi yang ada,

128
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

didukung oleh upaya legislative, eksekutif, administratif dan aturan lainnya yang efektif.
Cakupan kegiatan edukasi, informasi dan kesadaran masyarakat sangat luas dan
melibatkan berbagai kelembagaan: sekolah, fasilitas kesehatan, petugas masyarakat,
pekerja sosial, pengambil keputusan, akademisi dan lintas sektor.

f) Larangan Komprehensif Terhadap Iklan, Promosi dan Pemberian Sponsor

Isyu FCTC PP 19/2003


Larangan “Each Party shall, in accordance with Iklan dan promosi rokok hanya dapat
Iklan, Sponsor, its constitution or constitutional dilakukan oleh setiap orang yang
dan Promosi principles, undertake a comprehensive memproduksi rokok dan/atau yang
ban of all tobacco advertising, memasukkan rokok ke wilayah Indonesia
promotion and sponsorship. This shall (ps 16:1)
include, subject to the legal
environment and technical means Iklan sebagaimana dimaksud dalam ps
available to that Party, a 16(1) dapat dilakukan di media
comprehensive ban on cross-border elektronik, media cetak atau media luar
advertising, promotion and ruang.
sponsorship originating from its
teritory.” (13:2) Kegiatan sponsor dalam rangka iklan dan
promosi yang dilakukan oleh setiap orang
“A party that is not in a position to yang memproduksi rokok dan/atau yang
undertake a comprehensive ban due to memasukkan rokok ke dalam wilayah
its constitution or constitutional Indonesia hanya dapat dilakukan dengan
principles shall apply restrictions on all tetap mengindahkan ketentuan
tobacco advertising, promotion and periklanan dan promosi sebagaimana
sponsorship. This shall include, subject diatur dalam PP ini (ps 20)
to legal environment and technical
means available to that Party,
restrictions or a comprehensive ban on
advertising, promotion and
sponsorship originating from its
territory with cross-border effects”
(13:3)

“…..within a period of five years after


entry into force of this Convention for
that Party, each Party shall undertake
appropriate legislative, executive,
administrative and/or other measures
and report accordingly in conformity
with Article 21” (13:2)
Isi dan desain “prohibit all forms of tobacco Materi iklan dalam ps 16(2) dilarang:
iklan advertising, promotion and merangsang dan mendorong orang untuk
sponsorship that promote tobacco merokok, menggambarkan atau
products by any means that are false, menyarankan bahwa merokok
misleading or deceptive or likely to memberikan manfaat bagi kesehatan,
create an erroneous impression about memperagakan bungkus rokok,rokok
its characteristics, health effects, atau orang yang sedang merokok atau
hazards or emissions” (13:4a) mengarah pada orang yang sedang
merokok, ditujukan terhadap atau
menampilkan gambar/bentuk tulisan,
anak, remaja atau wanita hamil,

129
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

mencantumkan nama produk yang


bersangkutan, bertentangan dengan
norma dalam masyarakat. (ps 17)
Peringatan “require that health or other Setiap iklan media elektronik, cetak dan
kesehatan appropriate warnings or messages media luar ruangan harus
pada iklan accompany all tobacco advertising mencantumkan peringatan kesehatan
and, as appropriate, promotion and (ps18:1)
sponsorship” (13:4b)

Ketentuan tidak berlaku Iklan pada media elektronik dibatasi


waktu iklan antara pukul 21.30-05.00 waktu setempat
(16:3)
(kemungkinan bertentangan dengan UU
Penyiaran)

Produk rokok “Each Party shall prohibit or promote Setiap orang yang memproduksi rokok
yang gratis the prohibition of the distribution of free dan/atau memasukkan rokok ke dalam
tobacco products to the public and wilayah Indonesia dilarang melakukan
especially minors” (16:2) promosi dengan memberikan secara
Cuma-Cuma atau hadiah berupa rokok
atau produk lainnya dimana dicantumkan
bahwa merek dagang tersebut
merupakan rokok. (ps 19)

Menurut PP 19/2003, iklan dan promosi rokok diizinkan di media elektronik, media cetak
dan media luar ruang. Demikian pula kegiatan sponsor dalam rangka iklan dan promosi
dapat dilakukan dengan tetap mengindahkan ketentuan untuk periklanan dan promosi.
Iklan di media elektronik dibenarkan selama jam tayang tertentu (21.30-05.00). Pasal ini
bertentangan dengan UU Penyiaran yang tidak mencantumkan larangan tentang jam
tayang bagi iklan rokok dan hanya memberikan larangan iklan rokok memperlihatkan
wujud rokok.iii

Menurut FCTC, diberikan tenggang waktu 5 tahun setelah Konvensi ini berlaku bagi
negara bersangkutan, agar negara tersebut melakukan upaya legislatif, eksekutif,
administratif dan atau upaya lain yang efektif serta melaporkannya sesuai dengan Article
21 FCTC.

(Teks ini juga secara eksplisit meminta negara-negara yang menandatangani


Konvensi untuk memberikan keterangan yang rinci mengenai iklan lintas-batas,
termasuk aspek teknis dari pencegahan atau penghambatan iklan pada media
seperti TV satelit dan Internet).

Walaupun semua negara setuju bahwa suatu larangan menyeluruh akan mempunyai
dampak yang berarti untuk mengurangi konsumsi produk tembakau, beberapa catatan -
seperti misalnya yang menyangkut kebebasan bicara dalam hal komersil - membuat
beberapa negara tidak dapat menerapkan larangan menyeluruh untuk semua jenis media
iv
.

130
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

FCTC pasal 13 butir 3 memberikan catatan bagi negara-negara yang tidak dapat
menerapkan larangan menyeluruh terhadap iklan, promosi dan kegiatan sponsor rokok
berdasarkan konstitusi atau prinsip-prinsip konstitusional negara tersebut dengan
melakukan pembatasan pada semua iklan tembakau, promosi dan kegiatan sponsor.

g) Upaya Penurunan Ketergantungan pada Tembakau dan Berhenti Merokok

Isyu FCTC PP 19/2003


Pedoman dan “Each Party shall develop and Tidak ada pasal tentang Berhenti
Promosi dessiminate appropriate, Merokok
Berhenti comprehensive and integrated
Merokok guidelines based on specific evidence
and best practices, taking into account
national circumstances and priorities,
and shall take effective measures to
promote cessation to tobacco use and
edquate treatment for tobacco
dependence” (14:1)

Kegiatan “a) design and implement effective Tidak ada ketentuan tentang hal ini
program aimed at promoting cessation
of tobacco use, in such locations as
educational institutions, health care
facilities, workplaces and sporting
environments; b) include diagnosis and
treatment of tobacco dependence and
counseling services on cessation of
tobacco use in national health and
education programs, with the
particiupation of health workers,
community workers and social workers
as appropriate; c) establish in health
care facilities and rehabilitation centers
programs for diagnosing, counseling,
preventing and treating tobacco
dependence..//” (14:2a-c)

Kerjasama “Collaborate with other Parties to facilitate Tidak ada ketentuan tentang hal ini
accessibility and affordability for treatment
of tobacco dependence including
pharmaceutical pursuant to Article 22. Such
products and their constituents may include
medicines, products used to administer
medicines and diagnostics where
appropriate” (14:2d)

131
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

h) Perdagangan Ilegal Produk Tembakau


Isyu FCTC PP 19/2003
Legislasi dan “Each Party shall adopt and implement
Peraturan effective legislative, executive, Tidak ada pasal yang menyebutkan
Perizinan administrative or other measures to tentang perdagangan illegal produk
ensure that all unit packets and tembakau
packages of tobacco products and any
outside packaging of such products
are marked to assist Parties in
determining the origin of tobacco
products, and in accordance with
national law and relevant bilateral and
multilateral agreements, assist Parties
in determining the point of diversion
and monitor, document and control the
movement of tobacco products and
their legal status.” (15:2)
Setiap orang yang memproduksi rokok wajib
memiliki izin di bidang industri (ps 10)
“Each Party shall endeavour to adopt
and implement further measures
including licensing, where appropriate,
to control or regulate the production
and distribution of tobacco products in
order to prevent illicit trade” (15:7)

Pemantauan / “Consider, as appropriate, developing Menteri dan Menteri terkait melakukan


Pengawasan a practical tracking and tracing regime pengawasan atas pelaksanaan upaya
that would further secure the pengamanan rokok bagi kesehatan (ps
distribution system and assist in the 35:1) Dalam rangka pengawasan
investigation of illicit trade” (15:2b) sebagaimana dimaksud dalam (ps 35:1),

“Monitor and collect data on cross- Menteri dan Menteri terkait dapat
border mengambil tindakan administrative
trade in tobacco products, including terhadap pelanggaran ketentuan dalam
illicit trade, and exchange information Peraturan Pemerintah ini sesuai dengan
among customs, tax and other tugas pokok dan fungsinya. (ps 35:2)
authorities, as appropriate, and in
accordance with national law and (ps 35 tidak relevan untuk FCTC article
relevant applicable bilateral or 15 karena ketentuan PP yang diacu tidak
multilateral agreements” (15:4a berkaitan dengan perdagangan illegal)

Pengawasan terhadap produk rokok


yang beredar dan iklan dilaksanakan oleh
“Enact or strengthen legislation, with Kepala Badan Pengawas Obat dan
appropriate penalties and remedies, Makanan. (ps36:1).
against illicit trade in tobacco products, Dalam rangka pengawasan produk rokok
including counterfeit and contraband yang beredar dan iklan sebagaimana
cigarettes” (15:4b) dimaksud dalam (ps36:1), Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan dapat

132
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

memberikan teguran tertulis dan/atau


membuat rekomendasi untuk melakukan
penghentian sementara kegiatan atau
pencabutan izin industri kepada instansi
terkait (ps 36:2)

(ps 36 tidak relevan untuk FCTC article


15 karena Penjelasan PP 19/2003
menyebutkan: Pengawasan Kepala
Badan POM dalam ketentuan ini
berkaitan dengan kandungan tar dan
nikotin, peringatan kesehatan, ketaatan
terhadap iklan dan promosi rokok)

Kerjasama “The parties shall, as appropriate and Tidak berlaku


antar lembaga in accordance with national law,
promote cooperation between national
agencies, as well as relevant regional
and international intergovernmental
organizations as it relates to
investigations, prosecutions and
proceedings, with a view to eliminating
illicit trade in tobacco products. Special
emphasis shall be placed on
cooperation at regional and
subregional levels to combat illicit trade
of tobacco products.” (15:6)

Tidak ada pasal dalam PP 19/2003 yang menyebutkan tentang perdagangan ilegal.
Walapun pasal 10 menyatakan bahwa setiap orang yang memproduksi rokok wajib
memiliki izin (lisensi) di bidang industri, tetapi tidak ada ketentuan tentang izin distribusi
untuk distributor.

Aspek pemantauan/pengawasan yang dibebankan pada Menteri dan Menteri terkait untuk
mengambil tindakan administratif terhadap pelanggaran ketentuan dalam PP 19/2003
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya tidak mencakup pengawasan terhadap
perdagangan ilegal karena tidak ada pasal mengenai perdagangan illegal dalam PP
19/2003. Sesuai penjelasan PP 19/2003, pengawasan oleh Kepala Badan POM yang
diberi wewenang untuk mencabut izin industri, hanya terbatas pada kebenaran
kandungan tar dan nikotin, peringatan kesehatan, ketaatan terhadap iklan dan promosi
rokok. Dengan demikian, pasal 35 dan 36 tidak relevan untuk dibandingkan dengan
ketentuan FCTC yang berkaitan dengan pengawasan perdagangan ilegal.

Artikel 15 FCTC menekankan pentingnya menghapus perdagangan ilegal produk


tembakau dalam semua bentuk termasuk penyelundupan, pengolahan ilegal dan
pemalsuan, tidak saja menyangkut kepentingan negara bersangkutan tetapi berkaitan pula
dengan kepentingan negara lain. Karena itu, disamping perlunya melakukan upaya
legislatif, eksekutif dan administratif yang efektif sesuai undang-undang nasional dan
persetujuan bilateral serta multilateral, mutlak dibutuhkan kerjasama regional,

133
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

subregional dan global sebagaimana tercantum dalam pasal 15 ayat 1 FCTC, serta
melakukan pengawasan dan memberikan sanksi.

Secara rinci, ayat 2a menyebutkan bahwa setiap paket dan kemasan produk tembakau
untuk penjualan eceran (retail) dan grosir (wholesale) di pasar domestik perlu menuliskan
pernyataan: “Hanya diperkenankan untuk dijual di (masukkan nama negara, daerah
(propinsi), regional atau unit federal)” atau cantumkan tanda efektif lain yang
menunjukkan tujuan akhir yang akan membantu petugas untuk menentukan apakah
produk ini legal untuk dijual di pasar domestik.

i) Penjualan kepada dan oleh Anak dibawah Umur (minors)

Isyu FCTC PP 19/2003


Penjualan “Each Party shall adopt and implement Tidak ada larangan penjualan/distribusi
kepada anak di effective legislative, executive, kepada anak di bawah umur.
bawah umur administrative or other measures at the
appropriate government level to
prohibit the sales of tobacco products
to persons under the age set by
domestic law, national law or eighteen”
(16:1)

Penjualan “Ensuring that tobacco vending Penjualan rokok dengan menggunakan


dengan mesin machines under its jurisdiction are not mesin layan diri hanya dapat dilakukan di
layan diri accessible to minors and do not tempat-tempat tertentu (ps15:1)
promote the sale of tobacco products Ketentuan lebih lanjut tentang tempat-
to minors” (16:1d) tempat tertentu sesuai (ps 15:1)
ditetapkan oleh pemerintah daerah (ps
15:2)

Penjualan “Each Party shall endeavour to prohibit Tidak ada larangan penjualan batangan
Batangan/ the sale of cigarettes individually or in atau jumlah minimal per bungkus
Jumlah Kecil small packets which increase the
affordability of such products to
minors” (16:3)

PP19/2003 tidak memuat larangan penjualan/distribusi kepada anak di bawah umur,


ataupun aturan mengenai jumlah rokok minimal per bungkus yang dijual. Ketentuan
yang ada hanya mengenai penempatan mesin layan diri pada lokasi tertentu, walaupun
lokasi tersebut akan mudah diakses anak di bawah umur dan harganya terjangkau.

FCTC secara jelas mencantumkan larangan penjualan kepada anak di bawah umur, dan
larangan penjualan rokok batangan. FCTC juga melarang promosi penjualan pada anak di
bawah umur.

134
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

j) Sumber Dana

Isyu FCTC PP 19/2003


Sumber Dana “Each Party shall provide financial Tidak ada pasal yang menyebut sumber
support in respect of its national dana untuk kegiatan pengendalian
activities intended to achieve the tembakau
objectives of the Convention, in
accordance with its national plans,
priorities and programs” (26:2)

“ To assist Parties in meeting their


obligations under the Convention, all
relevant potential and existing
resources, financial, technical, or
otherwise, both public and private that
are available for tobacco control
activities, should be mobilized and
utilized for the benefit of all Parties,
especially developing countries and
countries with economics in transition:
(26:5a)

Kerjasama “…..the utilization of bilateral, regional, Menteri dan Menteri terkait dalam
antar negara subregional and other multilateral melakukan pembinaan penyelenggaraan
channels to provide funding for the upaya pengamanan rokok bagi
development and strengthening of kesehatan dapat: bekerjasama dengan
multisectoral comprehensive tobacco badan atau lembaga internasional atau
control programs of developing country organisasi kemasyarakatan untuk
Parties and Parties with economics in menyelenggarakan pengamanan rokok
trasition..// “(26:3) bagi kesehatan.
(ps 34: 1b)

Pembangunan //..” Accordingly, economically viable Menteri yang bertanggung jawab di


yang alternatives to tobacco production, bidang pertanian mendorong
berkelanjutan including crop diversification should be dilaksanakannya diversifikasi tanaman
(sustainable addressed and supported in the tembakau ke jenis tanaman lain (ps 34:2)
development) context of nationally developed
strategies of sustainable development”
(26:3).

Dukungan “the Secretariat shall advice Tidak berlaku


Sekretariat dan developing country Parties and Parties
“COP” with economics in transition, upon
request, on available sources of
funding to facilitate the implementation
of their obligations under the
Convention” (26:5b)

“the Conference of the Parties in its


first session shall review existing and
potential sources and mechanisms of

135
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

assistance based on a study


conducted by the Secretariat and other
relevant information, and consider their
adequacy; and” (26:5c)

“the results of this review shall be


taken into account by the Conference
of the Parties in determining the
necessity to enhance existing
mechanisms or to establish a voluntary
global fund or other appropriate
financial mechanisms to channel
additional financial resources, as
needed, to developing country Parties
and Parties with economies in
transition to assist them in meeting the
objectives of the Convention” (26:5d)

PP 19/2003 tidak menyebutkan sumber-sumber keuangan untuk upaya pengendalian


tembakau.

FCTC secara jelas mendorong langkah-langkah mobilisasi semua sumber daya potensial
untuk mencapai tujuan Konvensi. Pihak-pihak terlibat diwajibkan menyediakan
dukungan finansial untuk program-program pengendalian tembakau. Sejumlah negara
dan badan yang bergerak di bidang pembangunan, telah membuat komitment untuk
memasukkan usaha pengendalian tembakau sebagai prioritas pembangunan.

Negara berkembang dan negara dalam transisi ekonomi, atas permintaan Sekretariat
dapat memberikan saran sumber dana yang dapat dimobilisasi setelah terlebih dahulu
melakukan telaah dan mengajukannya ke COP (Konperensi Negara Anggota yang telah
Meratifikasi). COP akan menentukan apakah akan menambah anggaran dengan
meningkatkan mekanisme yang sudah ada atau merintis “voluntary global funds” atau
mekanisme penyaluran dana lain.

k) Penelitian, Surveilance dan Pertukaran Informasi

Isyu FCTC PP 19/2003


Penelitian “Initiate and cooperate in, directly or Tidak ada ketentuan tentang penelitian
through competent international and berkaitan dengan pengendalian
regional intergovernmental tembakau
organizations and other bodies, the
conduct of research and scientific
assessment, and in so doing promote
and encourage research that
addresses the determinants and
consequences of tobacco consumption
and exposure to tobacco smoke as
well as research for identification of
alternative crops;” (20:1a)

136
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

“Promote and stengthen, with the


support of competent international and
regional intergovernmental
organizations and other bodies,
training and support for all those
engaged in tobacco control activities,
including research, implementation and
evaluation” (20:1b)

Surveillance “The Parties shall establish, as Tidak ada ketentuan tentang Surveillance
appropriate programs for national,
regional, and global surveillance of the
magnitude, patterns, determinants and
consequences of tobacco consumption
and exposure to tobacco smoke.
Towards this end, the Parties should
integrate tobacco surveillance
programs into national, regional and
global health surveillance program so
that the data are comparable and can
be analyzed at the regional and
international levels, as appropriate.”
(20:2)

“Establish progressively a national


system for epidemiological surveillance
of tobacco consumption and related
social, economic and health indicators”
(20:3a)

“Cooperate with WHO in the


development of general guidelines or
procedures for defining the collection,
analysis and dissemination of tobacco-
related surveillance data” (20-3c)

Pertukaran “The Parties shall, subject to national Tidak ada ketentuan tentang publikasi
Informasi law, promote and facilitate the dan pertukaran informasi berkaitan
exchange of publicly available dengan pengendalian tembakau.
scientific, technical, socioeconomic,
commercial and legal information, as
well as information regarding practices
of the tobacco industry and the
cultivation of tobacco, which is relevant
to this Convention, and so doing shall
take into account and address the
special needs of developing country
Parties and Parties with economics in
transition” (12:4)

137
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

l) Pertanggung Jawaban (Liability)

Isyu FCTC PP 19/2003


Pertanggung “For the purpose of tobacco control, Menteri dan Menteri terkait --secara
jawaban the Parties shall consider taking sendiri atau bekerja sama
legislative action or promoting their menyelenggarakan berbagai kegiatan
existing laws, where necessary, to deal untuk pembinaan dalam upaya
with criminal and civil liability, including pengamanan rokok bagi kesehatan;
compensation where appropriate. “ bekerjasama dengan badan internasional
(19:1) atau organisasi kemasyarakatan—
menyelenggarakan pengamanan rokok
“The Parties shall, as appropriate and bagi kesehatan. (ps 34: 1a,b)
mutually agreed, within the limits of
national legislation, policies, legal Dalam rangka pengawasan, Menteri dan
practices and applicable existing treaty Menteri terkait dapat mengambil tindakan
arrangements, afford one another administrative terhadap pelanggaran
assistance in legal proceedings ketentuan dalam PP ini sesuai dengan
relating to civil and criminal liability tugas dan fungsi masing-masing, berupa
consistent with this Convention”. (19:3) teguran lisan, teguran tertulis,
penghentian sementara kegiatan dan
pencabutan izin industri. (ps 35: 2,3)

Tanggung Jwb Ketentuan lebih lanjut tentang penetapan


di bidang tempat-tempat tertentu mesin layan diri
Penjualan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Rokok (ps15:2)

Tanggung Jwb Pimpinan atau penanggung jawab tempat


di bidang umum dan tempat kerja yang
Kawasan menyediakan tempat khusus untuk
Bebas Rokok merokok harus menyediakan alat
penghisap udara sehingga tidak
menggangu kesehatan bagi yang tidak
merokok (ps 23)
Dalam angkutan umum disediakan
tempat khusus untuk merokok (ps 24)

Tanggung Jwb Menteri yang bertanggung jawab di


di bidang bidang pertanian berkewajiban
Produksi menggerakkan, mendorong dan
menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk menghasilkan produk
tanaman tembakau dengan resiko
kesehatan seminimal mungkin (ps 12)

Menteri yang bertanggung jawab di


bidang perindustrian berkewajiban
menggerakkan, mendorong dan
menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam rangka proses produksi

138
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

rokok untuk menghasilkan produk rokok


dengan resiko kesehatan seminimal
mungkin (ps 13)

Tanggung Jwb Pimpinan atau penanggung jawab suatu


di bidang kegiatan: wajib menolak bentuk promosi
Iklan, Promosi rokok yang tidak memenuhi ketentuan
dan Kegiatan jam tayang di media elektronik (ps 16),
Sponsor menggambarkan materi iklan yang
dilarang (ps 17), tidak memenuhi
ketentuan peringatan kesehatan (ps 18)
memberikan hadiah rokok Cuma-Cuma
(ps 19) dan melanggar ketentuan
periklanan (ps 20). (ps 21:2)

Kewajiban Pengawasan terhadap produk rokok


Pengawasan yang beredar dan iklan dilaksanakan oleh
Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan. (ps36:1)

Pengawasan terbatas pada aspek:


kebenaran kandungan tar dan nikotin,
peringatan kesehatan, ketaatan terhadap
iklan dan promosi rokok (penjelasan PP)
Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan dapat memberikan teguran
tertulis dan/atau membuat rekomendasi
untuk melakukan penghentian sementara
kegiatan atau pencabutan izin industri
kepada instansi terkait (ps 36:2)

PP 19/2003 menyebutkan kewajiban beberapa Departemen dan otoritas yang terkait


untuk menerapkan aturan serta regulasi untuk pelaksanaan lebih lanjut beberapa aspek
yang menyangkut pengendalian tembakau. Namun tidak dicantumkan sanksi yang kuat
seandainya ada pelanggaran pada pasal-pasal dalam PP. Pasal 37 menegaskan bahwa
pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1), pasal 5,
6, 8, 9, 14, 15 ayat (1), 16, 17, 18, 19, 20, 21 ayat (2) dipidana sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal ini, hampir seluruh pasal
tersebut belum memiliki aturan undang-undang yang mungkin diberlakukan.

Pasal 41 PP 19/2003 menyebutkan bahwa dengan berlakunya PP ini, PP 81/1999 tentang


Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan PP 38/2000
dinyatakan tidak berlaku.

Menurut FCTC, negara-negara anggota dalam Konvensi didorong untuk menerapkan


tindakan legislatif dalam bilamana perlu “to deal with criminal and civil liability,
including compensation where appropriate”.
i
WHO Framework Convention on Tobacco Control, Fifty-Sixth World Health Assembly, 21 May 2003
(Diambil dari naskah asli FCTC tanpa terjemahan, sambil menunggu penerjemahan produk hukum oleh
penerjemah terdaftar (certified translator)

139
Maret 2004 Bab 10
The Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)

ii
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan, 10 Maret 2003
iii
http://www.kominfo.go.id/kebijakan_file/UU_PENYIARAN.pdf
iv
http://www.asil.org/insights/insigh100.htm

140

Anda mungkin juga menyukai