Anda di halaman 1dari 34

MEDIA HKI Pembaca terhormat,

Buletin Informasi dan Keragaman HKI Walau terlambat, mengingat media HKI terbit awal tahun
di bulan Februari, namun tak salah bila kami mengucapkan
Penanggung Jawab / Penasehat “Selamat Tahun Baru 2007 bagi pembaca Media HKI
Prof. Abdul Bari Azed, S.H., M.H. tercinta!”. Bagaimana kabar Anda semua? Kami berharap
semoga Anda semua dalam keadaan baik dan siap untuk
Pengarah meretas langkah dan harapan baru di tahun 2007 ini. Ini
Drs. Ahmad Hossan, S.H. adalah edisi perdana kami di tahun keempat terbitnya
Media HKI. Berbagai rencana untuk perbaikan Media HKI
Emawati Junus, S.H., M.H. telah kami siapkan. Doakan ya Pembaca semoga rencana
Drs. Azmi Dahlan, M.Si tersebut bisa terealisasi segera.
Ansori Sinungan, S.H., LLM Masih hangat dalam ingatan kita serentetan bencana di
Ir. Arry Ardanta Sigit., M.Sc penghujung tahun 2006 seperti merebaknya virus flu
burung (H5N1) sampai sekarang dan menurut data
Dr. Ir. Andi N. Sommeng, DEA Departemen Kesehatan telah mencapai 81 kasus dan 63 di
antaranya meninggal dunia. Kemudian musibah transportasi
seperti tenggelamnya KM Senopati Nusantara di Kepulauan
Pemimpin Redaksi : Tosin Junansyah, S.H., M.H.
Mandalika Jepara yang juga menelan banyak korban. Awal
Sekretaris Redaksi : Slamet Yuswanto, S.H., M.H. tahun 2007 ini pun kita disambut dengan musibah dan
bencana. Hilangnya pesawat Adam Air, anjloknya kereta
Redaktur Pelaksana : Dra.Sri Lastami, S.T., MIP
api dan yang paling baru adalah musibah banjir yang
Drs. Yasmon, MLS ~ Meilia Witri B. Utami, S.H melanda Ibukota. Lebih kurang 70% wilayah ibukota
Reporter : Ira Deviani S.Si., M.Si. terendam yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar
karena lumpuhnya berbagai kegiatan perekonomian
Netri Nasrul, S.S.~ Agus Dwiyanto, S.H masyarakat. Apa yang harus kita lakukan? Barangkali
Sampul dan Tata Letak : . jawabannya: introspeksi, lakukan perbaikan dan langkah
tepat serta tak lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha
Nandang Koharudin Kuasa.
Promosi, Produksi & Sirkulasi :
Pembaca, pada edisi awal tahun ini kami mengangkat fokus
Anton Susilo, S.Kom .~ Tomy Kurniawan, A.Md. utama bertajuk “Peluang Penerapan Indikasi Geografis
Penerbit Pada Tembakau di Indonesia”. Artikel yang menggugah
kita untuk melihat peluang tembakau sebagai komoditas
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang layak dilindungi dengan indikasi geografis ini ditulis
Departemen Hukum dan HAM RI oleh Suwarso, Peneliti Utama dari Balai Penelitian Tanaman
Tembakau dan Serat Malang. Pada rubrik opini, kami
menyajikan bagian terakhir dari dua bagian tulisan Peter
Alamat Redaksi Drahos yang mengulas mengenai Free Trade Agreement
dan sebuah tulisan dari Kusnaka Adhimiharja mengenai
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
Jenis pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Folklor Serta
Jl. Daan Mogot Km. 24, Tangerang - 15119 Banten Karakteristiknya. Di samping itu jangan lewatkan rubrik
Telepon & Faksimile : (021) 5517921 tetap kami lainnya yang, kami harap, tak kalah menarik
yang selalu menghiasi Media HKI pada setiap edisi dari
Laman: http:// www.dgip.go.id satu edisi ke edisi lainnya.
Pos-el: mediaHKI@dgip.go.id
Pembaca yang berbahagia,
Semoga edisi kali ini memberikan informasi HKI yang
Media HKI terbit dua bulan sekali. Redaksi cukup berarti bagi pembaca semua. Selamat membaca dan
menerima sumbangan karya tulisan, jangan lupa, kami selalu menunggu kritik dan saran serta
kartun/karikatur dan humor. Tulisan diketik sumbangan tulisan dari pembaca sekalian. Kirimkan ke
1,5 spasi pada kertas kuarto maksimal 10
halaman baik dalam bentuk hardcopy dan redaksi Media HKI, Jl. Daan Mogot KM.24 Tangerang
softcopy. Redaksi berhak meringkas tanpa atau melalui pos-el:mediaHKI@dgip.go.id
merubah makna tulisan.
Vol. IV/No.1/Februari 2007 i
Daftar Isi Vol. IV/No.1/Februari 2007

Dari Redaksi i

Surat Pembaca 2

Fokus Utama 3
“Peluang Penerapan Indik asi G eografis
Pada Tembak au di Indonesia”
S u w a r s o

Opini 9
“Perluasan Rezim HKI: Peran Perjanjian Perdagangan
Bebas (Free Trade Agreement/FTA)”
Pe t e r D r a h o s

Opini 22
“Jenis Pengetahuan tradisional dan Ekspresi Folklor
serta Karakteristiknya”
Kusnaka Adhimiharja

Tokoh 28
I r. N i e l s . P. L o u w a rrs

Sekilas Lintas 31

Vol. IV/No.1/Februari 2007 1


Surat Pembaca
Kami dari Balai Besar Tekstil (BBT) menyambut baik atas kiriman buletin Media HKI dan
berharap agar secara berkesinambungan tetap mendapat kiriman per dua bulan sesuai tanggal
terbit Media HKI
Perlu kami sampaikan bahwa, Balai Besar Tekstil (BBT) saat ini sedang merencanakan
Penguatan Balai Besar Tekstil Dalam Bidang HKI. Adapun tujuan yang ingin kami peroleh
diantaranya :
· Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan personil BBT dalam bidang HKI.
· Mendorong timbulnya motivasi bagi para peneliti BBT dalam melakukan inovasi,
pengalihan dan penyebarluasan teknologi.
· Menciptakan jasa pelayanan teknis baru bidang HKI.
Sasaran yang sedang kami rintis yaitu :
· Terbentuknya Tim atau Tenaga Ahli Bidang HKI di BBT.
· Sosialisasi HKI di internal BBT terutama kepada para peneliti dan tenaga fungsional
lainnya.
· Tersedianya jasa pelayanan teknis baru bidang HKI di BBT.
Hasil yang diharapkan antara lain :
· Adanya Tim atau Tenaga Ahli yang tangguh pada bidang HKI di BBT.
· Adanya pemahaman dan persepsi yang benar dan sama terhadap HKI oleh para peneliti
dan tenaga fungsional lainnya.
· Tersosialisasinya HKI pada para peneliti dan tenaga fungsional lainnya.
Sebagai sarana sosialisasi di BBT, kami telah men-download situs Ditjen HKI, tetapi alangkah
baiknya kami mendapatkan media interaktif berupa CD/VCD/DVD mengenai HKI yang
berkembang saat ini.

Dengan rencana di atas, kami berharap bisa menindaklanjuti misi Ditjen HKI di BBT dan
melakukan kerja sama serta membangun tersosialisasinya HKI.

Koordinator Kegiatan Penguatan HKI BBT 2007

Yan Heru Suseno, S.T.

Jawaban:

Pertama-tama redaksi Media HKI mengucapkan terima kasih kepada Balai Besar Tekstil
(BBT) atas sambutan yang baik terhadap kiriman Media HKI. Kami berharap Media HKI dapat
dijadikan referensi pendukung dalam proses pengembangan potensi yang ada pada BBT dan
juga sebagi sarana penunjang sosialisasi HKI yang selama ini sedang digalakkan.
Sedangkan terkait dengan permintaan media interaktif berupa CD/VCD/DVD, dapat kami
sampaikan bahwa selama ini media tersebut masih sangat terbatas sehingga belum dapat
didistribusikan secara merata ke semua instansi yang terkait dengan HKI, termasuk BBT. Tentu
usul dari BBT akan kami tampung sebagai masukan yang akan ditindak lanjuti.

2 Vol. IV/No.1/Februari 2007


Foku s U t a ma

PELUAN G P E N E R APAN I N DI KA S I G EO GR A F I S
PADA T E M B A K A U D I I N D O N ES IA
oleh:
S U W A R S O
Penulis menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Pertanian Universitas Negeri Jember pada 1977,
S2 di Institut Pertanian Bogor pada 1982, dan S3 di Universitas Gadjah Mada pada 1995. Sejak
1977 menekuni bidang pemuliaan tembakau sebagai Asisten Peneliti. Pada 1999 sampai dengan
2005 menjadi Kepala Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat di Malang. Sejak 2006
kembali aktif sebagai Peneliti Utama di Balai Penelitian yang sama.

PENDAHULUAN menyebutkan tempat asalnya. Dalam


perdagangan, pencantuman nama tempat asal
Dalam dunia perdagangan, telah biasa tersebut sangat bermakna karena membawa
digunakannya merek untuk menunjukkan citra tentang sesuatu yang bersifat khas. Mutu
suatu produk. Sebagai contoh jam tangan produk yang khas tersebut terbentuk karena
merek Titus dari Swiss, Seiko dari Jepang. pengaruh lingkungan geografis dan
Untuk merek Mercedes Benz, kita ingat pengelolaannya. Produk tersebut bersifat khas
Jerman yang menghasilkannya, sedangkan karena ada pengaruh faktor alam dan manusia
Honda atau Toyota, kita ingat Jepang. yang berinteraksi di lingkungan tersebut.
Mawardi (2004) mencontohkan minuman Menurut Mawardi (2005), produk-produk
anggur (wine) yang terkenal di dunia yaitu tersebut belum mendapat perhatian dan belum
Champagne, Burgundy, atau Bordeaux adalah diidentifikasi secara mendalam untuk
buatan Perancis dan nama yang digunakan menjadikannya sebagai produk Indikasi
adalah nama tempat asal buah anggur tersebut Geografis.
dipanen dan diolah menjadi minuman. Perhatian terhadap Indikasi Geografis
Di Indonesia ada brem Bali, minuman sudah dirintis di Indonesia pada kopi agar
beralkohol yang khas berasal dari Bali. Ada mendapat perlindungan dan terhindar dari
juga lada putih Muntok, yaitu lada putih pemalsuan mutu di pasar dunia. Di dalam
bermutu tinggi yang dihasilkan dari Muntok, TRIPs Agreement, Indikasi Geografis (IG)
Pulau Bangka. Selain itu ada jeruk Pacitan, mendapat perlindungan dan kedudukan setara
beras Cianjur, mangga arumanis Probolinggo, dengan kekayaan intelektual. Pengertian
kopi Toraja, madu Sumbawa, kayumanis tentang indikasi geografis adalah “suatu
Sumatra Barat, dan masih banyak lagi yang indikasi untuk menunjukkan bahwa suatu
lain. Produk-produk tersebut jelas barang berasal dari suatu wilayah atau tempat

Vol. IV/No.1/Februari 2007 3


Fokus Utama
tertentu dari suatu wilayah yang dapat PELUANG TEMBAKAU SEBAGAI PRODUK
menghasilkan kualitas, reputasi, atau sifat- SPESIFIK LOKASI
sifat lain yang pada dasarnya merupakan Tembakau (Nicotiana tabacum L.)
pengaruh dari daerah asal tersebut”. termasuk genus Nicotiana bukan tanaman asli
Undang-undang Republik Indonesia Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek juga (Goodspeed, 1954). Benih tembakau pertama
memberikan perlindungan terhadap Indikasi kali ditanam di Indonesia sekitar 1860 (Jonge,
Geografis. Dalam pasal 56 ayat 1 disebutkan: 1989). Mula-mula ditanam di Malang,
“Indikasi Geografis dilindungi sebagai suatu Pasuruan, Bagelen, Priangan dan beberapa
tanda yang menunjukkan daerah asal suatu daerah lain, selanjutnya tersebar ke berbagai
barang, yang karena faktor lingkungan wilayah di Indonesia. Sejak saat itu tembakau
geografisnya, termasuk faktor alam, faktor ditanam di berbagai wilayah dan lingkungan
manusia, atau kombinasi dari kedua faktor yang berbeda-beda.
tersebut, memberi ciri khas dan kualitas Berbagai wilayah di Indonesia dari
tertentu pada barang yang dihasilkan”. dataran rendah sampai dataran tinggi, dari
Perlindungan IG terhadap suatu produk dapat daerah ber-iklim basah sampai daerah beriklim
diperoleh bila didaftarkan ke Kantor HKI. sangat kering kemudian menjadi habitat baru
Permohonan perlindungan IG dapat diajukan bagi tembakau. Tanaman tembakau “dipaksa”
oleh: menyesuaikan diri di setiap wilayah tersebut
a. Lembaga yang mewakili masyarakat di selama puluhan, bahkan ratusan generasi.
daerah yang memproduksi barang yang Selama itu, diperkirakan, terjadi proses
ber-sangkutan, terdiri atas: adaptasi dan pergeseran genetik akibat tekanan
1. pihak yang mengusahakan barang yang seleksi yang dialami. Hasilnya dapat dilihat
merupakan hasil alam atau kekayaan saat ini, penampilan dan morfologi tembakau
alam; di berbagai daerah Indonesia berbeda-beda,
2. produsen barang hasil pertanian; yang sangat menonjol adalah dalam hal
3. pembuat barang-barang kerajinan tangan mutunya. Beberapa contoh tembakau yang
atau hasil industri; khas dikemukakan di bawah ini.
4. pedagang yang menjual barang tersebut. a. Tembakau Temanggung
b. Lembaga yang diberi kewenangan untuk Tembakau ini dikembangkan di lereng
itu. Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing
c. Kelompok konsumen barang tersebut. pada ketinggian antara 800 sampai dengan
1.300 m dpl. Iklim wilayah tersebut agak
Sayang belum ada peraturan pemerintah basah, tanahnya cenderung masam.
yang menjabarkan UU Nomor 15/2001 tersebut Tembakau Temanggung mudah dikenali
sehingga produk dari Indonesia belum dapat karena mempunyai ciri morfologi yang
memperoleh perlindungan IG. khas, yaitu jumlah daunnya banyak, dapat
mencapai 25-28 lembar dan tepi daunnya
menggulung ke bawah. Produknya berupa

4 Vol. IV/No.1/Februari 2007


Fokus Utama
tembakau rajangan dengan sistem tembakau srintil, selain itu, dari waktu ke
pengeringan menggunakan panas waktu, tembakau yang dapat menjadi srintil
matahari, tembakau rajangan yang berasal dari petak lahan yang berbeda.
dihasilkan berwarna coklat kehitaman.
Tembakau temanggung mempunyai rasa b. Tembakau Madura
berat karena kadar nikotinnya tinggi, Dari dataran rendah beriklim sangat
berkisar antara 3-8%. kering dikenal tembakau rajangan
Salah satu tempat di kabupaten madura. Akehurst (1983) menyebut
Temanggung, yaitu Desa Tlilir di lereng G. Tembakau Madura sebagai tembakau
Sumbing pada ketinggian sekitar 1.300 m dpl semi oriental karena mempunyai ciri
dapat menghasilkan mutu jauh lebih baik khas aroma harum dan gurih yang tidak
dibanding tembakau sejenis dari daerah di dimiliki tembakau lain. Hampir semua
sekitarnya. Petani setempat selalu menjaga rokok kretek meng-gunakan tembakau
mutunya, antara lain tidak mau mencampur madura dalam racikan (blend)
dengan tembakau dari daerah di sekitarnya, tembakaunya, terutama industri rokok
apalagi dengan tembakau dari daerah lain. kretek besar. Bahkan salah satu rokok
Faktor varietas dan lingkungan tumbuh, kretek dengan merek terkenal
budidaya dan cara memroses serta tradisi mencantumkan dalam bungkusnya antara
petani untuk selalu menjaga kemurnian dan lain “... dibuat dari Tembakau Virginia
keaslian tembakau menghasilkan mutu tinggi bermutu tinggi dan Tembakau Madura
sehingga mendapat penghargaan khusus dari …”. Secara umum, harga jual Tembakau
konsumen, yaitu harga yang tinggi. Madura yang lebih tinggi dibanding
Pada saat-saat tertentu, kondisi tembakau rajangan lainnya
lingkungan sangat ideal, antara lain sepanjang mengindikasikan bahwa Tembakau
musim yang iklimnya kering, di beberapa Madura mempunyai mutu yang khas.
tempat desa Tlilir dapat dihasilkan mutu yang Secara fisik, penampilan Tembakau
sangat khas. Pada saat demikian itu, daun Madura sangat berbeda dengan Tembakau
tembakau yang diperam mengalami fermentasi Temang-gung. Tanaman Tembakau Madura
oleh sejenis kapang sehingga daun menjadi relatif kecil, jumlah daunnya sedikit, rata-rata
lunak. Saat dirajang, daun menjadi hancur berkisar antara 17-20 lembar. Pemrosesan
dan menggumpal, tidak menjadi potongan- daun adalah dirajang dan dijemur, produk
potongan tipis seperti biasanya. Setelah rajangan keringnya berwarna coklat
dijemur dan kering, tembakaunya akan kekuningan dan cerah. Bila tembakau lain
berwarna hitam dan muncul aroma seperti memerlukan masa penuaan 2—3 tahun
alkohol; para petani menyebutnya sebagai sebelum digunakan untuk rokok, Tembakau
“tembakau srintil”. Tembakau tersebut Madura dapat lebih cepat digunakan untuk
mempunyai harga yang sangat tinggi, beberapa rokok tanpa ada rasa pahit atau rasa “mentah”.
puluh tahun yang lalu dapat mencapai Rp. Di kabupaten Sumenep terdapat sebuah
120.000,-/kg. Tidak setiap tahun dapat muncul dusun bernama Jambangan, terletak di atas

Vol. IV/No.1/Februari 2007 5


Fokus Utama
bukit kecil di desa Bakeong, kecamatan Guluk- Sulawesi Selatan. Tembakau Payakumbuh
guluk. Dari dua petak lahan di bawah Pohon banyak dipasarkan ke Malaysia.
Campalok dapat dihasilkan tembakau rajangan
yang sangat spesifik, aromanya sangat harum d. Tembakau cerutu
dan gurih. Setiap tahun produksi dari petakan Di pasar dunia, kita mempunyai
tersebut hanya sekitar 20-25 kg tembakau tembakau yang sangat terkenal, yaitu
rajangan. Karena mutu dan aroma yang sangat Tembakau Deli. Tembakau ini
khas, pada 2005 harganya dapat mencapai Rp. merupakan penghasil bahan pembalut
500.000,-/kg dan pada 2006 harganya Rp. (wrapper, dekblad) cerutu yang bermutu
700.000,-/kg. Masyarakat biasa menyebut sangat tinggi. Krosok tembakau deli
sebagai “Tembakau Campalok” dan berwarna coklat cerah, lembut, tipis, urat-
konsumennya hanya kalangan terbatas. urat daunnya sangat halus, dan elastis
Tembakau di sekitar lahan tersebut mutunya sehingga tidak mudah robek waktu
juga baik dan harga jualnya mahal. Semula diproses dalam pembuatan cerutu.
petani menggunakan varietas lokal, saat ini Daerah pengembangannya sangat
yang digunakan adalah varietas Prancak -1. terbatas, antara Sei Ular dan Sei Wampo
di Deli Serdang, Sumatra Utara. Di pasar
c. Tembakau lokal lainnya dunia tembakau ini dikenal dengan nama
Masih ada beberapa tembakau lokal lain Tembakau Sumatra.
yang mempunyai ciri khas dan Mutu Tembakau Deli belum tertandingi
mempunyai nama serta pasar khusus. oleh tembakau sejenis dari negara lain.
Salah satu contoh adalah Tembakau Varietas Tembakau Deli yang ditanam di
Kayumas yang berasal dari salah satu Kamerun (Afrika) dan negara lain di luar Deli
desa di kabupaten Situbondo, Jawa tidak dapat menyamai mutu yang dihasilkan
Timur. Tembakau ini diproses menjadi di Deli. Oleh karena itu Tembakau Deli
rajangan halus, dikeringkan dengan panas berpeluang diangkat sebagai produk tembakau
matahari, warnanya kuning emas dan cerutu dengan Indikasi Geografis. Apabila
mempunyai aroma harum, tetapi berbeda tidak mendapat perhatian, misalnya arealnya
dengan Tembakau Madura yang selain semakin berkurang, pengelolaannya tidak baik,
harum juga mempunyai aroma gurih. maka reputasi Tembakau Deli akan rusak,
Konsumen tembakau ini terbatas sehingga bahkan mungkin hilang di pasar dunia.
areal pengembangannya juga terbatas. Apabila ini terjadi, maka Brasilia sudah siap
Tembakau ini dan tembakau lokal lain mengembangkan tembakau ini. Walaupun
perlu digali informasinya karena berpotensi tidak sama rasanya dengan tembakau dari
menjadi produk dengan Indikasi Geografis. Deli, tetapi penampilan tembakau deli dari
Beberapa yang dapat disebutkan adalah Brasilia sangat baik sehingga akan dapat
Tembakau Takengon di Nanggroe Aceh diterima pasar dunia.
Darussalam, Tembakau Payakumbuh di Daerah lain di Indonesia yang
Sumatra Barat, dan Tembakau Bugis di menghasilkan tembakau cerutu adalah Jember

6 Vol. IV/No.1/Februari 2007


Fokus Utama
dan Klaten. Tembakau cerutu dari Jember Reputasi yang baik tersebut sering
dikenal dengan nama tembakau Besuki-NO dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak
(Bes-NO), ditanam pada musim kemarau dan bertanggung jawab karena hanya mengejar
dipanen pada musim hujan. Tembakau Bes- keuntungan bagi dirinya. Oknum-oknum
NO menghasilkan mutu tinggi yang khas dan yang berasal dari daerah penghasil tembakau
mempunyai karakter khusus untuk pengisi spesifik tersebut mendatangkan tembakau dari
(filler, fulsel) cerutu. Karena kekhususannya, luar daerah. Pada saat proses merajang,
penggunaan tembakau Bes-NO sebagai pengisi tembakau tersebut dicampur dengan
cerutu sangat dominan, rata-rata mencapai perbandingan tertentu untuk memperoleh
70%. Daerah penghasil utamanya adalah kuantitas lebih banyak. Akibatnya mutu
Jember Utara, Jawa Timur. Sebagai tembakau spesifiknya hilang dan harganya turun.
pengisi cerutu yang berkarakter dan berasal Modus lain adalah menanam varietas
dari Jember Utara, maka tembakau Bes-NO tembakau yang berasal dari daerah spesifik
layak disebut sebagai produk dengan Indikasi tesebut di luar daerah pengembangannya.
Geografis. Hal serupa juga dapat diterapkan Selanjutnya daun dipanen dan dibawa ke
pada tembakau Vorstenlanden, yaitu tembakau daerah asalnya untuk langsung dirajang atau
cerutu yang ditanam di Klaten, Jawa Tengah, dicampur dengan tembakau dari daerah asal.
produk utamanya digunakan sebagai Akibatnya sama, mutu dan harga yang
pembungkus cerutu (binder, omblad). Karena dihasilkan lebih rendah dari produk
berbagai faktor, areal Tembakau Deli, Besuki- spesifiknya. Oknum-oknum tersebut tetap
NO, dan Vorstenlanden semakin berkurang. merasa untung karena volume yang diperoleh
Demikian pula produksinya semakin lebih besar dan mutu lebih baik dibanding
berkurang. Tanpa perhatian serius dari tembakau yang digunakan sebagai campuran.
berbagai pihak, keberadaan tembakau cerutu Hal tersebut sangat merugikan bagi petani
Indonesia yang khas tersebut akan merosot dari daerah penghasil yang spesifik karena
reputasinya sehingga kita akan kehilangan terimbas penurunan harga. Hal tersebut telah
salah satu produk kebanggan Indonesia. lama terjadi pada Tembakau Madura dan
Temanggung yang mempunyai mutu spesifik
PERDAGANGAN TEMBAKAU SEBAGAI dan merupakan bahan baku utama rokok
INDIKATOR AWAL INDIKASI GEOGRAFIS kretek.
Kawasan geografis tertentu menghasilkan Untuk melindungi produk spesifik
tembakau bermutu tinggi dan spesifik, dalam tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten
perdagangan dikenal dengan nama sesuai asal Pamekasan dan Sumenep telah mengeluarkan
daerah pengembangannya. Karena Peraturan Daerah tentang Larangan Masuknya
keistimewaan mutunya, tembakau tersebut Daun Tembakau dari luar Madura. Peraturan
mempunyai reputasi yang baik, ditunjukkan daerah tersebut merupakan perwujudan
dengan kuatnya daya saing dan harga yang pengakuan adanya produk yang spesifik
lebih tinggi dibanding tembakau sejenis dari lokasinya. Hal tersebut akan semakin kuat
daerah lain. bila dilindungi dengan undang-undang karena

Vol. IV/No.1/Februari 2007 7


Fokus Utama
secara de facto produk tembakau tersebut produk-produk tersebut dari pemalsuan atau
memenuhi unsur-unsur adanya peran Indikasi perusakan karakter yang khas. Usaha ke arah
Geografis. Dengan demikian produk tembakau itu perlu perhatian dan dukungan dari
yang spesifik dari berbagai wilayah serta Pemerintah, khusunya Pemerintah Provinsi
memenuhi unsur tersebut dapat dipertahankan dan Pemerintah Kabupaten setempat sebagai
dan dilindungi dengan hukum nasional. Usaha “pemilik” produk dengan Indikasi Geografis
ke arah itu semakin kuat karena saat ini tersebut. Selain untuk mempertahankan citra
pemerintah telah mengeluarkan Undang- dan reputasi, hal itu sangat penting untuk
undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang melindungi kepentingan masyarakat di daerah,
Perkebunan. Bila Undang-Undang Nomor khususnya petani tembakau.
15/2001 memberikan perlindungan terhadap
produk, maka Undang-undang Nomor 18/2004 Akehurst, B.C. 1983. Tobacco. Longman,
memberikan perlindungan wilayah yang London and New York.
menghasilkan produk bersangkutan.
Goodspeed, T.H. 1954. The Genus Nicotiana.
Perlindungan tersebut menjadi semakin
Origins, Relationships and Evolution of its
penting karena usaha pemalsuan masih terus
Species in the Light of their Distribution,
terjadi. Hal tersebut dapat dilihat dari
Morphology and Cytogenetics. The
kenyataan di lapangan, walaupun telah ada
Chronica Botanica Company, Waltham,
larangan membawa daun tembakau masuk ke
Mass., USA.
Madura, maka sekarang yang dibawa masuk
adalah tembakau rajangan. Pada musim panen Jonge, Huub de. 1989. Madura dalam empat
2006 terdapat berton-ton tembakau rajangan zaman: Pedagang, perkembangan
yang dibawa masuk ke Madura. Hal serupa ekonomi, dan Islam. Suatu studi
terjadi juga pada Tembakau Temanggung yang antropologi ekonomi. PT Gramedia,
belum dilindungi dengan Perda. Jakarta.

Mawardi, S. 2004. Peranan Perlindungan


PENUTUP
Indikasi Geografis dalam Pemasaran
Adanya karakter khusus pada produk
Global. Seminar Hak Kekayaan
tembakau madura, temanggung, kayumas, serta
Intelektual, Surabaya, 29-30 April 2004.
tembakau cerutu deli, Bes-NO, dan
Vorstenlanden dengan reputasi tinggi _________ 2005. Geographical Indication
menunjukkan bahwa produk-produk tersebut Application in Indonesia: Opportunities
berpeluang dikelompokkan menjadi produk and Challenges. Seminar on Geographical
dengan Indikasi Geografis. Menurut Mawardi Indications: A Land of Oppurtinities.
(2005), untuk menentukan sebagai produk Hanoi (Vietnam), 15-16 November 2005.
dengan Indikasi Geografis diperlukan
identifikasi dan kajian yang mendalam. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Penguatan secara hukum di waktu yang akan 15 Tahun 2001 tentang Merek.
datang sangat diperlukan untuk melindungi

8 Vol. IV/No.1/Februari 2007


Opini
Per l u a sa n R ez i m H K I :
P eran Per ja nji a n Per d ag an g an B e b as
( Fr ee Tr a d e A g r e e m e n t / FT A)
(Bagian Terakhir)
oleh
Peter Drahos
Pengantar Redaksi: Peter Drahos, bekerja pada Regulatory Institution Network, Research School
of Social Sciences, Australian National University. Tulisan ini dimuat di Media HKI dengan
ijin penulisnya. Media HKI memuat tulisan ini terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama, yang
telah dimuat pada Media HKI, Desember 2006, berisikan pendahuluan, sejarah perkembangan
TRIPs dan mekanisme HKI global. Sedangkan bagian kedua ini berisikan pemegang kendali,
Hak Kekayaan Intelektual dan Perkembangannya: Nilai-Nilai yang Kabur, Peraturan yang
Ketat, dan kesimpulan. Tulisan ini adalah semata-mata pendapat penulis dan tidak menggambarkan
pendapat redaksi Media HKI ataupun DJHKI.
Pemegang Kendali koordinasi terpusat. Ketika mereka berhasil
Bagian sebelumnya memberikan contoh- memperlihatkan resistensi pada satu forum
contoh bagaimana FTA digunakan oleh AS seperti Dewan TRIPS, mereka dihadapkan
untuk membawa negara-negara lain selaras pada perubahan respon/jawaban forum di
dengan peraturan perlindungan HKI domestik mana Amerika mengubah agenda
AS. Bagian yang membahas mengenai TRIPS negosiasinya dari satu forum ke forum
memperlihatkan bahwa TRIPS tersebut lainnya. Roda penggerak HKI global secara
merupakan produk kampanye internasional jelas merupakan produk dari strategi
yang sangat rumit dan terkoordinasi oleh koordinasi terpusat perubahan forum ini.
kelompok-kelompok negara multinasional Pengendalian roda penggerak HKI
dengan AS sebagai pemegang kendali global ini merupakan pembentukan jaringan
pimpinan. Perundingan antara negara-negara pemerintahan nodal yang secara formal
yang berada di bawah pengaruhnya adalah berkaitan dengan kebijakan AS dan
merupakan suatu kenyataan sebuah bentuk pembuatan UU pada tingkatan yang lebih
pemerintahan yang baik yang mungkin lebih tinggi. Komite penasehat untuk negosiasi dan
baik dianggap sebagai pemerintahan nodal. kebijakan perdagangan sangat penting dalam
Proses pemerintahan nodal di AS ini konteks TRIPS. Komite tersebut tetap pada
yang selama beberapa tahun belakangan telah puncak keputusan sistem penasehat sektor
berakibat pada proses koordinasi terpusat swasta yang menganjurkan dan
penetapan standar untuk sektor-sektor yang mempengaruhi kebijakan perdagangan AS.
penting bagi perusahaan multinasional-HKI, Sistem ini terdiri dari 33 komite penasehat
pelayanan dan investasi. Negara berkembang yang memiliki ketentuan dengan perkiraan
tidak memiliki jawaban terhadap strategi jumlah anggota sebanyak 1000 anggota.33 Itu

Vol. IV/No.1/Februari 2007 9


O pi n i
merupakan sistem three-tired dengan Bab Hak Kekayaan Intelektual. 36 Hal
ACTPN berada pada posisi paling atas, 6 penting adalah IFAC membahas mengenai
kebijakan komite penasehat pada ikatan FTA AS-Singapura dalam konteks
yang kedua, 26 komite penasehat sektor, persetujuan multilateral dan bilateral dan
fungsional dan teknis pada ikatan yang inisiatif-inisiatif yang telah dicapai oleh AS.
ketiga. Anggota ACTPN mencakup Dengan kata lain, IFAC merupakan
individu yang diambil dari level paling tinggi komite yang mengotori tangannya sendiri
pada kalangan bisnis AS. Hal tersebut, akan dengan membahas dan merancang
kita lihat pada bagian pembahasan Komite persetujuan yang bersifat spesifik. IFAC
TRIPS pada penetapan agenda strategis pada melakukan pekerjaan teknis ini pada hampir
tujuan umum yang harus diperoleh oleh AS seluruh inisiatif perdagangan AS dalam
dalam negosiasi perdagangan. bidang Kekayaan intelektual, baik bilateral,
Dalam kaitannya dengan persetujuan regional maupun multilateral. IFAC juga
yang berhubungan dengan kekayaan mampu berkoordinasi pada tingkat teknis
intelektual, rincian teknis dari persetujuan mengenai pekerjaan-pekerjaannya dalam
ini dipantau oleh komite yang terdapat pada berbagai forum yang berbeda.
ikatan ketiga, the Industry Functional Dengan cara begitu akan memberikan
Committee, Committee on Intellectual Property jaminan bahwa inisiatif negosiasi
Rights for Trade Policy Matters (IFAC). perdagangan AS mendorong standar
Keanggotaan IFAC terdiri dari 20 anggota kekayaan intelektual dengan arah yang
yang diambil dari Komite Penasehat Sektor sesuai dengan yang diinginkan oleh kalangan
Industri/Industry Sector Advisory Committee industri AS. Keahlian teknis yang ada pada
dan 20 lainnya diambilkan dari sektor swasta IFAC dan juga keahlian-keahlian yang
yang memberikan komite tersebut dengan didapat dari divisi hukum dari anggota-
keahlian teknis dalam bidang kekayaan anggotanya berarti bahwa IFAC dapat
intelektual.34 melakukan evaluasi standar kekayaan
Keahlian teknis ini sangat penting intelektual sebuah negara dengan cara yang
untuk fungsi dan tugas komite serta rinci. Jika negara tersebut berusaha untuk
pelengkap strategi kerja ACPTN. Di bawah bergabung dengan WTO, IFAC dapat
perjanjian, IFAC dapat memberikan memberikan penilaian yang rinci terhadap
masukan teknis yang bersifat rinci mengenai standar-standar yang diperoleh oleh para
persetujuan dagang yang dinegosiasikan oleh negosiator USTR dalam sebuah negosiasi.
USTR.35 Berkaitan dengan FTA antara AS Secara resmi IFAC harus memberikan
dan Singapura, IFAC, dalam pernyataan laporan pada presiden, USTR dan Kongres
laporannya, menyarankan kepada juru jika presiden memberitahukan Kongres
runding AS dan membahas mengenai teks mengenai keinginan untuk berperan serta
rancangan FTA AS-Singapura khususnya dalam sebuah persetujuan perdagangan.

10 Vol. IV/No.1/Februari 2007


O pi n i
Namun demikian, peran resmi ini hanya dalam kenyataannya adalah mandat
mewakili sebagian kecil dari sistem yang negosiasi dalam Trade Act 2002 yang
lebih kompleks dari sektor swasta mewajibkan USTR untuk mencari standar-
pemerintahan nodal. standar perlindungan yang seiring dengan
Anggota IFAC yang bekerja di luar UU domestik AS dan tentunya IFAC harus
komite berfungsi memberikan jaminan membuat laporan seperti yang dilakukannya
bahwa AS tetap konsisten dengan agenda dalam kasus FTA AS-Singapura yang
globalisasi standar AS mengenai kekayaan mendorong munculnya persetujuan sesuai
intelektual. Jadi misalnya, Organisasi dengan kepentingan ekonomi AS. Hasilnya
Industri Bioteknologi (BIO), yang mewakili adalah standar yang dicari oleh anggota-
lebih dari 1100 organisasi dan merupakan anggota IFAC sangat sering berupa hasil-
anggota dari IFAC selama bertahun-tahun hasil yang telah mereka capai, khususnya
dapat secara independen melakukan dalam negosiasi bilateral di mana AS selalu
perundingan terhadap USTR mengenai Hak menjadi yang pertama dan memiliki posisi
Kekayaan Intelektual. Agenda mereka tawar ayng tinggi.
terutama adalah menyangkut masalah Misalnya, BIO telah mendesak bahwa
catatan publik dan disimpulkan dengan cara jika terdapat penundaan-penundaan oleh
yang rapi dalam sebuah surat pada tanggal rekan dagang dalam pemberian paten harus
29 Januari 2003 yang dikirim kepada USTR, terdapat pula semacam kompensasi
Robert Zoellick: “Sistem kekayaan perpanjangan jangka waktu paten dan IFAC
intelektual AS adalah yang terbaik di dunia, juga menyarankan agar rekan dagang
dan BIO menyarankan pemebentukan mengadopsi standar-standar yang dimiliki
standar global untuk melindungi kekayaan AS mengenai data perlindungan bagi
intelektual yang setara dengan yang dimiliki produk-produk farmasi. Pasal 16.7 dan 16.8
oleh AS”. dalam FTA AS-Singapura melaksanakan
Ketika BIO masih duduk di IFAC, standar domestik AS di Singapura. BIO juga
banyak saran yang diberikan kepada IFAC. bekerja dengan cara lain di luar IFAC.
Duduknya BIO di IFAC berarti bahwa BIO Misalnya BIO merespon permintaan-
mampu bekerja sama dengan anggota- permintaan USTR untuk komentar publik
anggota lainnya untuk memberikan saran di mana negara-negara menjadi subyek dari
teknis dan perancangan kepada USTR daftar ‘special 301’. Sebagai Lembaga Swadaya
mengenai jenis-jenis standar yang diiginkan Masyarakat (LSM) internasional yang
oleh organisasi-organisasi yang diwakili oleh diakui di WIPO, BIO dapat berperan aktif
BIO. Terdapat sejumlah insentif yang dalam mendorong posisnya mengenai paten
menjadi daya tarik saran-saran dari IFAC dalam proses agenda Paten WIPO.
bagi USTR, termasuk keahlian teknis yang Sebagai kesimpulan: Anggota-anggota
sangat tinggi dari komite. Hal tersebut IFAC terlibat secara serius dalam negosiasi-

Vol. IV/No.1/Februari 2007 11


Opini
negosiasi perdagangan mengenai kekayaan laporan yang secara simbolis menggunakan
intelektual, tidak hanya sebagai pemberi nilai-nilai pembangunan yang hangat dan
saran tapi juga membahas rancangan dan kabur. Laporan Bank Dunia yang terbaru
membantu dalam memutuskan tujuan. Yang menyatakan bahwa pembangunan
paling penting adalah, mereka mengikuti merupakan “peningkatan kualitas kehidupan
perkembangan tujuan-tujuan negosiasi AS manusia, memperluas kemampuan mereka
dalam hampir seluruh negosiasi dalam dalam membentuk masa depan mereka.”38
berbagai forum, dengan cara begitu Sekarang jelaslah bahwa masalah
memberikan jaminan bahwa tujuan-tujuan utama pembangunan seperti kurangnya
ini secara konsisten diperoleh dengan cara akses pasar untuk negara berkembang,
yang lebih mungkin menuai keberhasilan masalah ekspor, masalah kesehatan dan
untuk jangka waktu panjang. Perubahan kurangnya tingkat pendidikan di negara
dari bilateral menjadi multilateral telah berkembang “hanya dapat dipecahkan
menjadi tujuan utama dari strategi AS untuk dengan cara menjalin kerja sama dengan
20 tahun belakangan ini dan telah terbukti negara-negara yang memiliki pendapatan
sangat efektif. yang tinggi”.39 Selain itu, “masyarakat dan
negara-negara miskin harus memiliki suara
Hak Kekayaan Intelektual dan yang lebih kuat dan satu di forum-forum
Perkembangannya: Nilai-Nilai yang Kabur, internasional”.40
Peraturan yang Ketat Di sini kita memiliki kelompok dengan
Negosiasi perdagangan putaran Doha nilai-nilai yang kabur termasuk bekerja sama
yang diluncurkan di Doha, Qatar pada bulan dengan negara-negara miskin, mengakui
November 2001 disebut sebagai ‘putaran otonomi mereka dan membantu mereka
pembentukan’. Ide yang terdapat dalam untuk memberdayakan diri mereka sendiri.
putaran ini secara jelas sangat kontras Bagaimana nilai-nilai ini sejalan dengan
dengan putaran sebelumnya yang lebih pembuatan peraturan teknis yang rinci yang
memfokuskan perhatian pada kebutuhan berkaitan dengan hak kekayaan intelektual
negara-negara yang sedang berkembang. di forum internasional?
Beberapa referensi untuk agenda Nilai otonomi menyiratkan, pada
pembangunan yang lebih adil hampir tingkat pembuatan peraturan bagi negara
menjadi bagian yang diharuskan atau berkembang, bahwa seseorang harus
bersifat wajib bagi pemberi ceramah yang membuat peraturan dengan tidak
berasal dari pemimpin negara-negara barat. membatasi kesempatan-kesempatan negara-
Elit-elit pembuat kebijakan yang negara miskin dan meninggalkan mereka
beroperasi dalam koridor kekuatan institusi dengan permasalahan diskresi kedaulatan
global seperti Bank Dunia, IMF dan WTO atas sumber-sumber informasi. Konsep
menghabiskan waktu mereka untuk menulis pembangunan yang sebenarnya adalah,

12 Vol. IV/No.1/Februari 2007


Opini
pembangunan tersebut dapat dikoreksi dan merupakan sistem teknologi di mana petani
menyiratkan keragaman peraturan. menjadi orang yang tidak dianggap dalam
Belakangan ini praktek pembuatan paten bibit, tanaman, pupuk dan pestisida.
peraturan dalam forum perdagangan Ada ketakutan bahwa teknologi ini
internasional adalah globalisasi dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan
harmonisasi satu standar kekayaan pendapatan petani di seluruh dunia, adanya
intelektual. Standar kekayaan intelektual resiko terhadap lingkungan yang tidak dikaji
yang ingin di globalisasikan oleh AS adalah secara tepat, menghilangkan kebiasaan-
standar-standar yang terdapat di dalam kebiasaan petani seperti menabung dan
negerinya sendiri, standar yang dapat pertukaran bibit, yang berarti hanya sedikit
memenuhi kebutuhan ekonomi mereka dan negara yang benar-benar dapat
sesuai dengan kebiasaan budaya dan filosofis memperlihatkan kecenderungan untuk siap
mereka. Standar paten yang kuat dapat disisihkan oleh AS mengenai perlindungan
merupakan hal yang berarti bagi AS karena yang membingungkan tersebut. AS
antara lain As memiliki lebih kurang 3.676 merespon dengan mengancam untuk
ilmuwan dan insinyur (penelitian dan melakukan litigasi dalam WTO, mengetahui
pengembangan) untuk setiap 1 juta bahwa banyaknya pengacara akan lebih
penduduk, tetapi tentunya hal tersebut tidak memungkinkannya untuk dapat bermain
akan berarti apa-apa bagi negara seperti sesuai dengan keinginannya.
Rwanda yang memiliki 35 orang ilmuwan Mengabaikan eksistensi keragaman
dan insinyur untuk setiap 1 juta nilai moral dalam kaitannya dengan definisi
penduduknya. dalam peraturan kekayaan intelektual
Di seluruh dunia, sebagian besar orang sewaktu mencari melalui peraturan-
telah melakukan reservasi terhadap tanaman, peraturan tersebut untuk
binatang dan sumber daya genetika manusia, menguniversalisasikan persepsi budaya
yakni reservasi yang berdasarkan kepada mereka sendiri adalah merupakan praktek
berbagai perspektif etis dan tradisi, termasuk yang dilakukan oleh AS akan ditemukan
agama, peduduk asli serta lingkungan. pada bagian lain dari kekayaan intelektual.
Belakangan ini AS telah berusaha keras AS dinilai sukses dalam mengeluarkan dari
mendorong TRIPS dan persetujuan- TRIPS mengenai pengakuan hak pencipta,
persetujuan bilateral lainnya mengenai apa hak tersebut didasarkan pada tradisi filosofis
yang telah diputuskan oleh Mahkamah Eropa yang mengakui sebuah bentuk
Agung sebagai posisi domestiknya, yaitu hubungan yang menyatu antara pencipta
bahwa apa yang terdapat di bumi ini dapat dan karya-karya mereka (hal utama adalah
dipatenkan. 41 Sama juga halnya dengan hak menurut garis Bapak dan hak integritas).
berusaha untuk memberlakukan dalam Hollywood dalam bentuk Motion
sistem pertanian dunia yang benar-benar Picture Association of America (MPA)

Vol. IV/No.1/Februari 2007 13


O pi n i
menentang hak ini karena terdapatnya Akhir permainan bagi Hollywood adalah
kemungkinan campur tangan/interfensi tidak adanya batasan dalam kapasitasnya
dalam sistem produksi yang lebih luas di untuk mendominasi segala jenis pertunjukan
seluruh dunia, pemasaran, distribusi dan di dunia pada waktu kapanpun dan
pameran. Dalam hal integritas misalnya, dimanapun.
memberikan pencipta paling tidak beberapa Kekuatan seperti itu merupakan nilai
hak atas bagaimana karya mereka dapat kabur yang lain yang secara rutin
digunakan dalam sebuah film. Direktur juga membuatnya masuk ke dalam pembicaraan
dapat menggunakan hak tersebut untuk pembangunan oleh kelompok-kelompok elit
melaksanakan kontrol atas keuntungan barat. Apapun kekuatan tersebut, hal itu
komersial dari film tersebut (misalnya, tidak berarti akan mengalihkan kekayaan
mencegah pewarnaan terhadap adegan film dari negara-negara miskin ke negara-negara
hitam putih). kaya. Dengan memberlakukan standar-
Pada waktu yang sama, pelaku seni standar kekayaan intelektual yang mereka
dalam MPA membuat nilai-nilai kebebasan miliki pada perekonomian negara-negara
berbicara untuk membantah bahwa yang sedang berkembang, AS telah merubah
seharusnya tidak ada pembatasan dalam jangka waktu perdagangan terhadap negara
sirkulasi film-film AS, televisi dan karya- berkembang tersebut. Negara berkembang,
karya hak cipta lainnya. Tentu saja terdapat yang merupakan importir murni kekayaan
agenda perdagangan karena seperti yang intelektual, harus membayar lebih besar
telah diketahui selama ini, perdagangan terhadap AS atas penggunaan hak kekayaan
selalu mengikuti film. Hasil praktis dari intelektual dibandingkan dengan kasus
kebebasan berbicara mengenai argumen- sebelumnya. Studi oleh Bank Dunia
argumen perdagangan ini merupakan misalnya, menunjukkan bahwa alih sewa
tekanan tetap untuk menghilangkan kuota. bersih terhadap AS dari ketentuan-ketentuan
Tidak adanya kuota merupakan hal kecil paten yang terdapat dalam TRIPS adalah
untuk diabaikan. sebesar $19 triliun setiap tahun.42 Angka ini
Ketika Indonesia memberlakukan hanya merupakan awal karena angka
kuota yang jelas yang diperlukan dalam tersebut tidak mencakup bidang kekayaan
pertunjukan film guna memperlihatkan intelektual lain yang juga sangat bernilai
paling tidak 2 film Indonesia setiap bulannya seperti halnya hak cipta yang berkaitan
dalam minimal 2 hari, baik MPA ataupun dengan piranti lunak, musik dan industri
International Intellectual Property Alliance film.
memunculkan permasalahan tersebut Akhirnya, kita sampai pada nilai kerja
kepada USTR sebagai bagian dari sama yang mungkin merupakan nilai utama
rekomendasi mereka pada tahun 1993 untuk dalam pembicaraan hak pembangunan
memasukkan Indonesia dalam proses 301. dewasa ini. Bagaimana nilai ini bisa sejalan

14 Vol. IV/No.1/Februari 2007


O pi n i
dengan realitas pembuatan peraturan teknis sedang berkembang mulai menjadikan
dalam rezim kekayaan intelektual konsultasi ini sebagai ‘Black Room’.
internasional? Dengan lebih dari 20 juta Setelah penandatanganan kerja sama
manusia yang meninggal dan lebih dari 40 TRIPS yang terus saja menjadi suatu hal
juta manusia yang terinfeksi oleh virus HIV, yang sukar dipahami, pada 1997 Pemerintah
kerja sama dalam melawan AIDS akan Afrika Selatan memperkenalkan UU yang
terlihat tidak beralasan. memberikan diskresi kepada Departemen
Namun demikian, mempertimbangkan Kesehatan dalam menetapkan persyaratan
sejarah WTO ketika organisasi tersebut untuk menjamin persediaan obat-obatan
mengalami masalah kritis mengenai yang sangat dibutuhkan. Afrika Selatan
pendefinisian hak kekayaan intelektual merupakan negara yang penduduknya paling
dengan cara yang akan mendorong industri- banyak terinfeksi virus HIV. UU tersebut
industri obat generik untuk menyediakan ditandatangani oleh Presiden Mandela pada
terapi anti-retroviral untuk masyarakat 12 Desember 1997. Secara spesifik UU
miskin di negara berkembang. Dalam WTO, tersebut memungkinkan impor obat-obatan
negosiasi mengikuti pola dasar di mana yang sudah dipatenkan ke Afrika Selatan
siklus pemain utama yang terdapat di yang sudah dilemparkan ke pasar lain
dalamnya (misalnya, Quad) meniru dengan seijin pemilik paten. Ide ini adalah
konsensus yang kemudian secara perlahan untuk mendorong impor obat-obatan yang
meluas dengan juga memasukkan hal-hal telah memiliki paten dari pasaran yang
yang terdapat di luar siklus. Selama proses termurah (paralel impor), sebuah bentuk
negosiasi TRIPS dan sewaktu peraturan- impor yang diijinkan dalam Uni Eropa.
peraturan pematenan diputuskan tanpa Tanggapan terhadap ini adalah upaya
adanya ahli negosiasi Afrika, benua yang untuk membelokkan jalan UU Afrika
sangat parah jumlah penduduknya yang Selatan menjadi masalah perdagangan.
terinfeksi AIDS masuk ke dalam siklus yang Agen-agen pemerintahan AS seperti USTR,
terdapat di dalam pembuatan keputusan. Departemen Perdagangan dan departemen
Selama proses negosiasi, proses ‘green room’ lainnya, dengan bantuan pejabat-pejabat dari
digunakan untuk mendisiplinkan negara- Komisi Eropa, mulai menekan Afrika
negara yang sedang berkembang sehingga Selatan untuk mengubah undang-
konsensus pembuatan keputusan dapat undangnya. Salah satu alasan mereka adalah
diproyeksikan kepada dunia luar (green room bahwa pemerintah Afrika Selatan dalam
mengacu pada negosiasi tingkat tinggi antara mengeluarkan UU mengenai obat-obatan
pemain utama dan bagian-bagian yang tidak akan melanggar kewajiban-kewajibannya
ditetapkan sebagai text yang dinegosiasikan). dalam TRIPS.
Karena tekanan dari proses green room ini Pada 1998, tekanan terhadap Afrika
para ahli negosiasi negara-negara yang Selatan ditingkatkan. USTR memasukkan

Vol. IV/No.1/Februari 2007 15


Opini
Afrika Selatan dalam UU perdagangannya diri dari proses litigasi karena kampanye
untuk mengantisipasi munculnya sanksi publik global yang sangat efektif oleh
perdagangan. Jika Afrika Selatan tidak masyarakat sipil47 yang meletakkan TRIPS,
tunduk kepada keinginan industri obat- paten dan harga obat-obatan tetap menjadi
obatan AS dan pada bulan Februari 1998, 41 perhatian utama. Dengan debat yang
perusahaan farmasi memulai mengajukan mengancam pada perubahan harga obat-
Pemerintah Afrika Selatan ke Pengadilan obatan secara umum, pertanyaan sulit yang
di Afrika Selatan di mana Nelson Mandela dipertanyakan mengenai sistem paten adalah
sebagai terdakwa utama. Perselisihan dagang waktu bagi industri-industri farmasi yang
terus meruncing sampai pada titik yang tergolong besar untuk masuk ke dalam
menyentuh kepentingan politik. Pejabat- koridor washington dan WTO.
pejabat senior dari AS dan Uni Eropa terus Pada pertemuan khusus dewan TRIPS,
memberikan perhatian pada kewajiban- Juni 2001, negara berkembang didorong
kewajiban Afrika Selatan dalam TRIPS. Sir untuk menggunakan TRIPS yang
Leon Brittan, yang kemudian merupakan memungkinkan mereka mampu untuk
Presiden Komisi Eropa, menulis kepada menghadapi krisis kesehatan. Akhirnya hal
Thabo Mebki, yang pada waktu itu memiliki ini menghasilkan Deklarasi mengenai
posisi sebagai Wakil Presiden Afrika Selatan TRIPS dan Kesehatan Publik pada
agar mencurahkan perhatiannya pada Pertemuan Tingkat menteri WTO di Doha,
kewajiban-kewajiban Afrika Selatan dalam November 2001. Hal ini merupakan sebuah
TRIPS. 44 Pada pertemuan Komisi dua deklarasi yang menegaskan hak-hak negara
negara AS-Afrika Selatan di Washington, berkembang untuk melindungi kesehatan
Agustus 1998, Wakil Presiden Gore penduduk mereka. Deklarasi Doha memiliki
membuat semacam perlindungan paten kepentingan secara simbolis bagi negara
Farmasi AS sebagai isu utama.45 berkembang, selain juga menetapkan rincian
Pada Maret 2001, 39 perusahaan obat praktis.
datang ke Pengadilan Tinggi Pretoria dengan Deklarasi tersebut menegaskan bahwa
diwakili oleh sejumlah advokat kekayaan negara berkembang mempunyai hak untuk
intelektual dilengkapi dengan alasan mengeluarkan lisensi wajib atas paten obat-
penentangan terhadap UU Obat-obatan. obatan, tetapi tetap tidak mengubah
Ketika TRIPS mengemuka lagi, alur alasan pembatasan-pembatasan ekspor produk yang
yang diperlukan oleh TRIPS adalah paten sudah dipatenkan dalam TRIPS. Seperti
dapat dinikmati tanpa adanya diskriminasi halnya yang diperlihatkan oleh salah satu
seperti halnya bidang teknologi.46 Undang- studi UNIDO, 1992, sebagian besar negara
Undang Obat-obatan Afrika Selatan berkembang tidak memiliki industri farmasi
dikatakan mendiskriminasi paten farmasi. yang rumit dan begitu juga halnya dengan
Pada April 2001, perusahaan farmasi menarik kapasitas untuk mengeluarkan lisensi wajib

16 Vol. IV/No.1/Februari 2007


Opini
dalam negeri merupakan nilai-nilai praktis pada sistem pemberitahuan dan persyaratan
yang sangat kecil kemungkinannya. 48 yang dimandatkan. Konsekuensi dari
Dewasa ini hanya sedikit negara kegagalan untuk tunduk, tidak dibicarakan
berkembang yang memiliki kemampuan keluar. Produsen obat generik dalam
inovasi yang signifikan dalam bidang obat- prakteknya akan memiliki kewajiban
obatan, seperti Argentina, Brazil, China, memantau birokrasi dua negara tersebut
India, Korea, Mexico dan Thailand. Dari yang berkaitan dengan setiap tindakan
negara-negara ini hanya India yang ekspor mengenai satu produk (kemungkinan
merupakan eksportir utama. Dalam TRIPS, banyak birokrasi).
negara-negara ini menghadapi pembatasan Rincian dari ketentuan tersebut
ekspor dalam obat-obatan yang sudah memperlihatkan pola yang sudah biasa
dipatenkan. dalam pembuatan peraturan teknis sewaktu
Selama periode 2002-2003, anggota negara-negara maju dan negara berkembang
dewan TRIPS bekerja keras untuk bertemu di meja negosiasi. Negara
menemukan jalan keluar bagi masalah berkembang terbawa ke dalam jaringan
ekspor ini. Solusi konsensus diumumkan yuridis yang bersifat kompleks di mana
pada Agustus 2003.49 Secara simbolis, sebuah mereka sendiri tidak memiliki sumber-
solusi dibutuhkan guna mengurangi sumber yang memadai.
perhatian publik barat dan yang lebih Negara-negara pengekspor obat-obatan
penting adalah untuk mempertahankan utama (AS, Inggris, Jepang, Jerman,
WTO sebagai sebuah forum di mana Perancis dan Swiss) telah menunjukkan
pembuatan peraturan teknis mengenai bahwa mereka tidak akan menggunakan
kekayaan intelektual dapat terus berlanjut. sistem as importer. Hal ini menyiratkan
Solusi tersebut muncul dalam bentuk enam bahwa perusahaan-perusahaan farmasi ini
halaman ketentuan yang mengatur (termasuk afiliasi multinasional obat-obat
mengenai sistem lisensi dan pengontrolan generik dalam negara-negara ini) dapat
oleh negara-negara yang bersifat kompleks. menggunakan sistem as exporter. Produsen
Ini bukan sebuah pernyataan singkat obat-obatan generik di negara berkembang
mengenai prinsip yang akan memungkinkan dapat menghadapi dengan baik kompetisi
produsen obat generik di negara yang sedang harga yang tinggi dalam pasar ekspor yang
berkembang untuk mengekspor obat-obatan harus mereka jalani dalam sistem yang
ke negara-negara yang membutuhkan. 50 diterapkan oleh perusahaan-perusahaan ini.
Misalnya, sistem yang ditetapkan dalam Kompetisi harga ini sepertinya disubsidi
rancangan berarti bahwa produsen obat oleh pasar domestik perusahaan-perusahaan
generik di negara-negara eksportir ini, yaitu pasar yang tetap dilindungi dalam
dibebaskan atas negara pengekspor dan sistem yang diusulkan. Dalam perjalanan
pengimpor yang masing-masing tunduk yang panjang, hal ini hanya akan

Vol. III/No.6/Desember 2006 17


Opini
meningkatkan ketergantungan negara negara berkembang akan menyatu ke dalam
tertinggal atas tindakan-tindakan untuk strategi produksi dan distribusi AS dan
memberi sumbangan secara individual atau perusahaan-perusahaan multinasional Eropa.
dalam program bantuan pembangunan yang Efek ini akan berakibat pada peningkatan
sudah dipolitisir. harga dan tidak akan menurunkan harga.
Debat mengenai AIDS, Paten, TRIPS
dan hak-hak terhadap kesehatan merupakan Kesimpulan
hal yang kompleks, tetapi inti dari Secara historis, Amerika Serikat
permasalahannya terletak pada relaitas memiliki kesempatan sebelumnya untuk
struktural yang sederhana. Negara menggunakan simpanan ilmu
berkembang yang merupakan anggota WTO pengetahuannya guna memacu
harus mengakui paten atas produk-produk pembangunan di negara-negara miskin di
farmasi. Satu-satunya alasan bahwa harga dunia. Seperti yang diukur dengan indikator
terapi anti retroviral yang sudah dipatenkan jumlah publikasi ilmiah, jumlah siswa yang
telah turun dari US$15,000 setiap tahun mengikuti pendidikan tinggi dan jumlah
menjadi lebih kurang US$ 300 setiap ilmuwan, AS memiliki kapasitas ilmu
tahunnya adalah karena adanya produsen pengetahuan lebih yang terdapat dalam
obat-obat generik seperti perusahaan CIPLA negaranya dibandingkan yang terdapat di
India yang telah mampu membuat obat negara-negara lainnya. 51 Tidak ada
dengan harga yang dekat dengan harga hegemoni kekuasaan yang dimiliki dunia
paling minimal. Mereka mampu ilmu pengetahuan yang tersedia untuk
memproduksi karena posisi paten domestik dimanfaatkan dan digunakan secara kreatif.
mereka. Hal ini disebabkan karena ilmu pengetahuan
Namun demikian, seluruh negara memiliki sifat yang memiliki tandingan
berkembang yang mempunyai kemampuan dalam memperolehnya, hal tersebut
meproduksi obat generik yang serius mengikuti AS yang kehilangan ilmu
dipertanyakan apakah mereka secara pengetahuan yang mereka gunakan untuk
perlahan akan mengakui paten obat-obatan tujuan pembangunan (dan pada
sebagai bagian dari kewajiban TRIPS. Hal kenyataannya akan ditambahkan pada AS
ini akan memiliki dua efek mendasar, yakni karena penggunaan atau aplikasi ilmu
dalam jangka pendek dan dalam jangka pengetahuan secara umum akan bermuara
waktu panjang. Dalam jangka waktu pendek, pada banyak ilmu pengetahuan lagi). Selain
kapasitas negara-negara ini untuk itu, memperlakukan ilmu pengetahuan
mengekspor ke negara-negara berkembang sebagai bagian dari kelaziman intelektual
lainnya secara perlahan akan berkurang. global tidak akan konsisten dengan AS
Dalam jangka waktu panjang, industri obat- dalam mencapai pertumbuhan ekonomi
obatan generik, eksportir yang berasal dari negara mereka. Prinsip kelaziman intelektual

18 Vol. IV/No.1/Februari 2007


O pi n i
bukan seperti yang diperlihatkan pergerakan 8 Lihat ’Pfizer: Protecting Intellectual
perangkat lunak yang bebas, melainkan hal Property in a Global Marketplace’, Harvard
tersebut tidak konsisten dengan Business School, 1992, 8.
perkembangan model bisnis. 9Lihat Private Sector Advisory Committee
System, USTR, 1994 Annual Report,
1 Lebih lanjut, lihat Graham Dutfield, http:/www.ustr.gov/report
Intellectual Property Rights and the Life Science 10 Jacques Gorlin,‘A Trade-Based Approach
Industries: A Twentieth Century History, for International Copyright Protection for
Ashgate, England, 2003. Lihat juga Peter Computer Software’ September 1, 1985, 47. fn
Drahos with John Braothwaite, Information 47.
Feudalis: Who owns the Knowledge Economy?, 11 Lihat BNA’s Patent, Trademark &
Earthscan, London, 2002, ch. 3. Copyright Journal, 31, February 13 1986,285.
2 Lihat article 27.1 of TRIPS. 12 Lihat Edmund Pratt, ‘Intellectual
3 Surat dari C.L. Clemente, Senior Vice Property Rights and International Trade’, speech
President-Corporate Affairs, Pfizer Inc kepada to US Council for International Business,
Joseph Papovich, Deputi Assistant U.S. Trade terdapat dalam http://www.pfizer
representative for Intellectual Property, June 7, .com/pfizerinc/policy/ forum
1994. 13 IPC, ‘Accomplishments and Current
4 Untuk menganalisa hal ini lebih lanjut Activities of the Intellectual Property
lihat D. Gervais, The TRIPS Agreement: Committee’, June 14, 1988.
Drafting History and Analysis Sweet and 14Basic Framework of GATT Provisions on
Maxwell, London, 1998. Intellectual Property, Statement of Views of the
5 Lihat Commission on Intellectual Property European, Japanese and United States Business
Rights,Integrating Intellectual Property Rights Communities, The Intellectual Property
and Development Policy, London, 2002, ch.2. Committee, Keidanren (Japan), UNICE
6 S. Sell, Private Power, Public Law: the (Europe), June 1998.
Globalization of Intellectual Property Rights, 15Document MIN.DEC of September 20,
Cambridge University Press, Cambridge, 2003. 1986, reprinted in Terence P. Stewart (ed), The
7M. Ryan, Knowledge Diplomacy: Global GATT Uruguay Round: A Negotiating History
Competition and the Politics of Intellectual (1986-1992), Vol.3, Kluwer Law and Taxation
Property, Brookings institution Press, Publishers, Deventer, Boston, 1-10.
Washington D.C., 1998; Peter Drahos with 16Lihat, contohnya, pernyataan anggota
John Braithwaite, Information Feudalism: Who USTR Emory Simon dalam ‘Remarks of Mr.
Owns the Knowledge Economy?, Earthscan, Emory Simon’, Symposium: Trade-Related
London, 2002; D. Matthews, Globalizing Aspects of Intellectual Property, 22(1989),
Intellectual Property Rights, Routledge, Vanderbilt Journal oof Transitional Law, 370.
London and New York. 2002. 17 Lihat P.Drahos, BITs and BIPs-

Vol. IV/No.1/Februari 2007 19


O pi n i
Bilateralism in Intellectual Property, 4 (2001), agreements provisions that “reflect a standard
Journal of World Intellectual Property, 791. of protection similar to that found in the United
18Untuk penjelasan lebih detil mengenai States law”. Lihat section 2102(b)(4)(A)(i)(II),
strategi tersebut dan contoh-contohnya, lihat codified as 19 USC 3802.
John Braithwaite and Peter Drahos, Global 26Lihat Article 16.7.1 of the US-Singapore
Business Regulation, Cambridge University FTA.
Press, 2000, ch.24. 27Lihat Article 16.7.2 of the US-Singapore
19Lihat, contohnya, article 1702 of NAFTA, FTA.
Article 1.1 of TRIPS, Article $.1 of the US- 28Lihat WT/DS114/R 4.15.
Jordan FTA and Article XI of the US- 29Kanada mencatat bahwa Jerman, Italia,
Nicaraguan BIT. Jepang, Portugal, Argentina, Australia and
20Lihat Article 4.1. Israel telah menyetujui pengecualian hak
21Lihat Susan K. Sell, ’TRIPS and Access paten bagi tujuan produksi generik.
to Medicines Campaign’ 20 (2002), Wisconsin 30 Lihat Jayashree Watal, Intellectual
International Law Journal, 481, 518-519. Property Rights in the WTO and Developing
22 Lihat Hughes Aircraft Co.v. United Countries, OUP, New Delhi, 2001, 320.
States, 148 F.3d 1384, 1385 (Fed. Cir.1998). 31 Lihat Donna M. Gitter, ’International
23 Lebih lanjut, lihat Boniface Guwa Conflicts over Patenting Human DNA
Chidyausiku, ’Article 27.3 (b) of the TRIPS Sequences in the United States and the European
Agreement: the review process and development union: An Argument for Compulsory Licensing
s at national and regional levels’ in Christophe and a Fair-Use Exemption’ 76 (2001) New York
Bellmann, Graham Dutfield and Ricardo University law Review, 1623, 1681-1682.
Meléndez-Ortiz (eds) Trading in Knowledge, 32 Lihat Jayashree Watal, Intellectual
Eartscan London and Sterling, 2003, 101. Property Rights in the WTO and developing
24 Lihat Susan K, Sell,’TRIPS and the Countries, OUP, New delhi, 2001, 200-201.
Access to Medicines Campaign ‘20 (2002, 33Deskripsi ini dapat kita temukan dalam
Wisconsin International Law Journal, 481;Ruth the President’s 2002 Annual Report on the Trade
Mayne,’The Global Campaign on Patents and Agreement Program, http://www. ustr.gov/
Access to Medicines: An Oxfam persepective’ reports/2003.html.
in Peter Drahos and Ruth Mayne (eds), 34 Para anggota adalah: International
Global Intellectual Property Rights: Knowledge Intellectual Property Alliance, The Gorlin
Access and Development, Palgrave, Macmillan, Group, Law Offices of Hope H. camp,
2002, 244. representing Eli Lilly and Company, Cowan,
25 Under the Bipartisan Trade Promotion Leibowitz&Latman, P.C., Anheuser-Busch
Authority Act of 2002 the Congress has stated Companies, Sidley, Austin, Brown and Wood,
that one overall negotiating objective for the US LLP, representing Biotechnology Industry
is to obtain in bilateral and multilateral Organization, Covington and Burling

20 Vol. IV/No.1/Februari 2007


O p i ni
representing Microsoft Corporation, Merck & Information Feudalism: Who Owns the
Company, International Anti-counterfeiting Knowledge Economy?, Earthscan, London, 2002,
Coalition, Intellectual Property Owner 135.
Association, Pfizer, Pharmaceutical Research 44Lihat Oxfam Background Briefing,’South
and Manufacturers of America, The Engineered Africa vs. the Drug Giants: A Challenge to
Wood Association, Georgia-Pacific Corporation, Affordable Medicines’, tersedia pada
Business Software Alliance, Lark-Holton Global www.oxfam.org.uk/cutthecost.
Consulting, Levi Stauss & Company, Tuttle 45Detil mengenai langkah internasional ini
International Group, Procter and Gamble, terdapat dalam ‘U.S. Government Efforts To
Distilled Spirits Council of the United States, Negotiate the repeal, Termination of
Rubber and Plastics Manufacturers Association. Withdrawal of Article 15 (c) of the South
35 Piagam atau charter tersebut dapat kita African Medicines and Related Substances Act
temukan pada http://www.ita.doc.gov/td /icp/ of 1965’, United States department of State,
Charter-23.html. Washington D.C. 20520, February 5, 1999.
36 Lihat the US-Singapore Free Trade 46Lihat Article 27.1.
Agreement (FTA) The Intellectual Property 47 Lihat Ruth Mayne,’The Global NGO
Provisions: Report of the Industrial Functional Campaign on Patents and Access to Medicines:
Advisory Committee on Intellectual Propperty an Oxfam Perspective’ in Peter Drahos and
Rights for Trade Policy Matters (IFAC-3), Ruth Mayne (eds)Global Intellectual Property
February 28, 2003,3. Rights: knowledge Access and Development
37 Surat ini tersedia pada BIO’s website Palgrave, Macmillan, Hampshire, UK, 2002,
http:///www.bio.org ch.15.
38 World Bank, The Quality of Growth, 48Robert Balance, Janos Progany dan Helmet
OUP, NY, 2000, Xxiii. Forstener, The World’s Pharmaceutical
39 World Development Report 2000/2001: Industries: An International Perspective on
Attacking Poverty, OUP, NY, 2001, 188. Innovation, Competition & Policy, UNIDO,
40 World Development Report 2000/2001: 1992.
Attacking Poverty, OUP, NY, 2001, 12. Lihat 49Lihat WTO News: 2003, Press Releases,
juga, Deepa Narayan et al, Voices of the Poor: Press/350, 30 August 2003.
Can Anyone Hear Us?, World Bank, OUP, 50Lihat Implementation of Paragraph 6 the
NY, 2000, ch.7. Doha Declaration on the TRIPS Agreement and
41Diamond v Chakrabarty 206 USPQ 193, Public Health, IP/C/W405 August 2003.
200 (1980). 51 Thomas Schott, ’Global Webs of
42Lihat Global Economic Prospects and the Knowledge’, American Behavioral Scientist, 44
developing Countries, World Bank, Washington (2001), 1740-1751.
DC, 2002, 137.
43 Peter Drahos with John Braithwaite,

Vol. IV/No.1/Februari 2007 21


Opini

JENIS PENGETAHUAN TRADISIONAL


DAN EKSPRESI FOLKLOR
SERTA KARAKTERISTIKNYA
o l eh:
Kusnaka Adhimiharja

Pengantar pemahamannya sering pula diartikan dalam


Istilah pengetahuan tradisional dan pengertian yang khusus yang merujuk pada
ekspresi folklor dalam tulisan ini digunakan bentuk pengetahuan yang lebih bersifat
saling bergantian atau dipertukarkan karena teknis (technical know-how) seperti ekologi
penulis beranggapan pengetahuan tradisional tradisional, komunikasi tradisional,
dan ekspresi folklor dapat dipahami sebagai teknologi tradisional, pengobatan tradisional,
dua istilah yang memiliki pengertian yang dst., yang perlindungan atas praktek, aturan
sama. Kedua istilah tersebut digunakan dan hukum dapat menimbulkan
untuk menjelaskan fenomena budaya secara permasalahan karena pandangan atau
keseluruhan, walaupun dalam dunia folklor persepsi yang berbeda di kalangan para
hingga saat ini masih terjadi “pertentangan praktisi dan di kalangan para penentu
yang sengit” dalam melakukan identifikasi kebijakan (Kusnaka Adimihardja, 1994: 3).
kebudayaan, di mana folklor hanya dipahami
dalam arti kebudayaan yang lebih khusus, Karakterisik dan Konteks Kebijakan
yaitu bagian kebudayaan yang diwariskan Pengetahuan tradisional dan ekspresi
secara lisan saja (oral tradition)” (James folklor sebagai fenomena budaya tradisional
Danandjaja, 2002: 6). terletak dalam kesadaran individu,
Selanjutnya, isitilah “pengetahuan komunitas bahkan merupakan identitas
tradisional” dalam tulisan ini digunakan nasional dari suatu bangsa. Sekarang,
semata-mata hanya sebagai “istilah teknis” pengetahuan tradisional dan ekspresi folklor
yang bersifat netral, di mana pemeliharaan, telah pula menjadi perbincangan
perlindungan dan pengembangan budaya internasional karena terjadinya pertukaran
tradisional yang secara khusus disebut budaya antarnegara yang dipicu oleh
sebagai “ekspresi budaya” (yang di dalamnya perkembangan keragaman kreativitas
termasuk ekspresi folklor), selalu manusia secara global. Oleh karenanya,
dihubungkan dengan pengetahuan perbedaan dan keragaman kualitas budaya
tradisional. Namun, pengetahuan tradisional komunitas lokal di berbagai belahan dunia,

22 Vol. IV/No.1/Februari 2007


O pi n i
termasuk di Indonesia, saat ini sedang Dalam paras international, promosi
menghadapi ancaman uniformitas melalui keragaman budaya, pemeliharaan, dan
teknologi baru, globalisasi budaya dan perlindungan terhadap pengetahuan
perdagangan internasional berbasis pasar tradisional dan ekspresi folklor merupakan
bebas (Paper 1 WIPO, 2003: 9). tujuan kunci dari beberapa konvensi dan
Teknologi baru mendorong upaya program international. Program
pembaharuan produk budaya tradisional international dapat berbentuk antara lain
yang perwujudannya dapat berupa peniruan, inventarisasi dan dokumentasi berbagai jenis
pertukaran, penggunaan baru atau pengetahuan tradisional dan ekspresi folklor
diperbaharui. Hal tersebut berpengaruh di berbagai belahan dunia, serta kegiatan
terhadap kreativitas budaya tradisional itu lain, seperti pertemuan international.
sendiri. Tantangan bagi Indonesia adalah Sedangkan konvensi international antara
diperlukannya kebijakan yang mampu lain dapat berbentuk kesepakan yang
mengelola secara seimbang antara mengikat masing-masing negara dalam
perlindungan, pemeliharaan, dan proses, praktek dan kebijakan pada paras
pengembangan keragaman pengetahuan nasional, regional, maupun global. Upaya
tradisional dan ekspresi folklor sebagai penghargaan dan perlindungan hak atas
warisan budaya. Hal demikian berlaku pula warisan budaya dan komunitas lokal tersebut
bagi komunitas lain yang memiliki tertuang dalam Naskah Panduan dan
keragaman budaya sejenis dengan Indonesia. Prinsip-Prinsip Perlindungan Warisan
Selain itu, diperlukan pula adanya suasana Budaya Komunitas Lokal yang disusun oleh
keterbukaan yang bebas dalam semangat Kelompok Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa
pertemuan dan pertukaran pengalaman yang juga dapat ditemukan dalam beberapa
budaya di antara komunitas lokal dan instrument hak asasi manusia.
migran akan memperkaya keragaman Hubungan antara -pengetahuan
budaya itu (Kusnaka Adimihardja, 2004: 2- tradisonal dan ekspresi folklor sebagai
4). Tantangan lainnya adalah model warisan budaya- dengan -kebijakan
pengelolaan dalam menengahi atau mediasi kebudayaan yang berkaitan dengan
untuk melakukan perlindungan, keragaman dan kreativitas- sangatlah rumit
pemeliharaan dari warisan budaya tersebut karena menyangkut berbagai perbedaan latar
dalam keragaman budaya di satu pihak -dan belakang, pandangan atau persepsi,
di lain pihak- adanya dorongan kepercayaan serta kepentingan di kalangan
perkembangan budaya nyata (living culture) para praktisi itu sendiri serta di kalangan
yang merupakan produk kekuatan kreatif penentu kebijakan (decision making). Oleh
karena keterbukaan dan kebebasan tadi. karena itu, diperlukan adanya keseimbangan

Vol. IV/No.1/Februari 2007 23


Opini
dan koordinasi dalam pengelolaannya. Selain komunikasi dan transportasi.
itu perlu juga adanya suatu artikulasi, tujuan Pengetahuan tradisional dan ekspresi
dan harapan yang jelas dalam upaya folklor sebagai warisan budaya, harus
memelihara, melindungi, dan dipahami sebagai proses yang berkelanjutan
mengembangkan pengetahuan tradisional yang menghasilkan berbagai gagasan,
dan ekspresi folklor oleh para praktisi dan kelembagaan, dan produk yang bersifat
para pemegang kebijakan itu sendiri. kumulatif dan inovatif. Apabila kita
analogkan dengan organ manusia, yang
Tradisi Sebagai Sumber Kreativitas dan untuk bertahan hidup perlu tumbuh dan
Pembaharuan berkembang, tradisi dapat dipandang sebagai
Istilah tradisi dalam pengetahuan energi untuk membangun kehidupan masa
tradisional dan ekspresi folklor sering depan. Sebagaimana dikemukakan seorang
dipahami oleh banyak kalangan sebagai perancang Jepang, Sori Yanagi,
fenomena budaya yang bersifat imitasi dan “penambahan unsur-unsur kerativitas
reproduksi atas gagasan, kelembagaan, dan tradisional terhadap rancangan modern akan
produk warisan budaya itu. Padahal lebih bernilai dari pada hanya meniru,
sesungguhnya istilah tersebut mengandung pengulangan atau hanya bersifat imitasi,
makna yang meliputi pula aspek inovasi dan apa adanya yang hanya meniru karya
kreasi. Hal ini terjadi karena sebagian kerajinan tradisional”. Tradisi akan
kalangan praktisi dan ahli ada yang melahirkan ”nilai” ketika tradisi itu
beranggapan bahwa budaya tradisional itu mengalami perkembangan, di mana dalam
sebagai suatu “kreasi masa lalu” yang tuntas perkembangnya tradisi itu harus tetap
dan sempurna, padahal pandangan demikian bersama masyarakat pendukungnya (Paper
itu keliru, karena sesungguhnya budaya 1 WIPO: 10). Dengan demikian, karya para
tradisional itu bersifat dinamis, tidak statis seniman sebagai praktisi yang
(Kusnaka Adimihardja, 1994: 4-6). Dengan mengembangkan nilai-nilai dan produk-
demikian, pengetahuan tradisional dan produk yang bersumber dari warisan budaya
ekspresi folklor sebagai gejala budaya tidak harus terus membawa kesegaran pandangan
bersifat isolasi atau imun dari pengaruh dan pengalaman, di mana tradisi dapat
budaya lain serta akan berkembang terus menjadi kekuatan penting untuk kreativitas
sejalan dengan terjadinya kontak atau dan inovasi.
hubungan antarmanusia baik secara regional, Kreativitas dan inovasi tersebut,
nasional, maupun internasional apalagi ternyata tidak hanya penting dalam
sekarang hubungan itu menjadi lebih terbuka melindungi, memelihara dan
dengan memanfaatkan hasil revolusi mengembangkan warisan budaya nenek

24 Vol. IV/No.1/Februari 2007


O pi n i
moyang kita, tetapi juga menjadi sumber contoh, banyak produk industri budaya dari
inspirasi munculnya “industri budaya” yang negara-negara berkembang yang bersumber
secara fungsional berperan bagi dari warisan budaya, menghasilkan pangsa
pertumbuhan ekonomi dengan investasi pasar yang signifikan bagi negara-negara
yang tidak terlalu besar, namun berpeluang maju, namun komersialisasi melalui transfer
untuk meningkatkan pendapatan dan lintas budaya itu tidak mendatangkan
membuka lapangan kerja bagi komunitas keuntungan bagi komunitas lokal yang
lokal. Kendala yang dihadapi biasanya memiliki dan menguasai warisan budaya
bahwa gagasan, harapan dan realita sering itu.
tidak selaras dengan kenyataan, sebagaimana Mencermati fenomena itu, banyak
terjadi dalam hubungan produk budaya kalangan yang mengajukan keberatan atas
tradisional, inovasi dan pangsa pasar yang representasi berbagai jenis warisan budaya
jauh dari harapan dalam upaya peningkatan itu atas pengggunaannya oleh siapapun tanpa
pendapatan komunitas lokal. ijin. Dengan demikian, perlu dipertanyakan
Melihat kenyataan yang ada, maka bagaimana perlindungan kekayaan
banyak kalangan mempersoalkan apa yang intelektual tradisional itu terhadap kreasi
dimaksud dengan “kreativitas” dan “inovasi” dan inovasi warisan budaya, agar aspek
itu. Dari satu pandangan, upaya negatif yang mungkin terjadi dapat
pengembangan itu menguntungkan, namun dihindarkan. Dengan demikian komunitas
dari pandangan lain, ternyata merugikan. itu sendiri berharap agar dampak positif-
Oleh karena itu, upaya peniruan maupun negatif itu tertuang dalam aturan
pengembangan untuk tujuan komersial dari perlindungan, seperti pengakuan untuk tidak
berbagai bentuk warisan budaya berakibat adanya pemisahan hubungan antara mereka
terjadinya “kontraproduktif.” Eksistensi dengan pangsa pasar. Hal ini disebabkan
berbagai jenis warisan budaya itu terancam karena banyak di antara mereka yang sudah
proses marginalisasi, yaitu tidak terjadinya secara turun temurun memiliki aspek
peningkatan pendapatan komunitas lokal pemasaran atas hasil karya budaya mereka
yang memiliki dan menguasai sumber asli itu. Sebagai bahan pembanding, di Australia,
warisan budaya itu. dari sekitar US$ 130 juta pendapatan industri
Dengan demikian, warisan budaya indigenous visual arts and crafts, sekitar US$
tradisional sebagai sarana inspirasi, 30 juta masuk ke komunitas pribumi. Begitu
kreativitas dan inovasi di luar konteks pula di Afrika Selatan di mana setiap
komunitasnya, berdampak negatif karena pengrajin pribumi mendapat bantuan US $
dapat menghancurkan eksistensi dari 600 per tahun, selain dibantu dalam bidang
berbagai jenis warisan budaya itu. Sebagai pemasaran (Paper 1 WIPO: 29).

Vol. IV/No.1/Februari 2007 25


Opini
Agar Indonesia dapat memanfaatkan Keadaan ini menggambarkan kemampuan
industri budaya secara berdayaguna, maka di kalangan komunitas lokal yang
perlu segera memprioritaskan penyusunan menekankan pada tradisi dengan pengaruh
aturan perlindungan yang memihak pada dan karakteristik modern sebagai upaya
komunitas lokal yang memiliki dan mempertahankan identitas diri, lingkungan
menguasai warisan budaya tersebut. sosial, dan ekonomi yang dapat
Sehubungan dengan melimpahnya berbagai meningkatkan pendapatan.
jenis sumberdaya warisan budaya tradisional Sejalan dengan itu, lembaga keuangan
dari berbagai etnik dan daerah, ada sekitar international dan regional, seperti Bank
300 dialek dan 20 masyarakat etnik atau suku Dunia, Bank Pembangunan Asia, USAID,
(Harsya Bachtiar dan Haryati Sorbadiao, UNDP dan sebagainya mulai memberikan
1985: 5 & 21), yang kesemuanya itu tidak dukungan finansial terhadap pengusaha
lepas dari persentuhannya dengan budaya kecil, menengah, koperasi yang
Cina, India, Arab, dan Eropa (WIPO, Study mengembangkan kreativitas usaha dengan
2, 2002: 30) yang dapat membantu memacu memanfaatkan bentuk dan materi warisan
perkembangan dari keterpurukan ekonomi budaya tradisional seperti produksi kerajinan
yang berkepanjangan. Kemampuan tangan, motif tekstil dengan menggunakan
komunitas lokal dalam pengembangannya rancangan tradisional, rekaman musik
tidak perlu diragukan, antara lain dalam tradisional, farmasi yang menggunakan
bentuk kerajinan rakyat, sebagai salah satu tanaman berkhasiat obat, teknologi lokal.
bentuk ekspresi budaya nyata dalam bidang Program pengembangan warisan budaya,
anyaman bambu, rotan, kayu, aksesori apabila dilakukan secara tepat dan terarah
dengan bahan dasar kayu, kerajinan dari dalam aktivitas dan perlindungan hukumnya
tanah dan bahan dasar lainnya serta boneka dapat dijadikan kekuatan ekonomi yang
untuk anak-anak, dan lain-lain. mampu memberikan sumbangan
Kreativitas ini dapat membantu mengurangi kemiskinan, penyediaan
meningkatkan pendapatan dengan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan
mengkombinasikan tradisi dan kreativitas. masyarakat.
Para praktisi atau pengrajin di kalangan
komunitas lokal tidak diragukan lagi Jenis Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
kemampuannya yang dapat menghasilkan Folklor
produk pembaharuan dalam bentuk yang Pengetahuan tradisional dan ekspresi
tetap mempertahankan keduanya, yaitu folklor sebagai gejala warisan budaya dapat
tradisional dan kontemporer yang tercermin dalam berbagai bentuk ekspresi
memberikan ciri bergaya produk tradisional. budaya yang perlu memperoleh prioritas

26 Vol. IV/No.1/Februari 2007


Opini
dalam perlindungannya baik dalam bentuk melalui undang-undang sui generis di
paten maupun hak cipta (Background Paper Indonesia.
1 WIPO: 28 dan WIPO, 2006. Annex 1: 5).
Hal itu meliputi keragaman yang luas dari Adimihardja, Kusnaka. 2004. Sistem
mulai kebiasaan, adat-istiadat, bentuk Pengetahuan dan Teknologi Lokal.
ekspresi artistik, pengetahuan, kepercayaan, Dalam Pembangunan Berkelanjutan
proses dari suatu produksi dan ruang yang di Indonesia. Bandung: Humaniora.
berasal dari banyak komunitas. Dari -------------------------- . 1994. Sistem
keragaman yang luas itu, agaknya yang Pengetahuan dan Teknologi Rakyat.
banyak dimanfaatkan untuk kegiatan Subsistensi Dan Pembangunan
komersial sebagai industri budaya dalam Berwawasan Lingkungan di Kalangan
bidang seni, kerajinan tangan, turis-budaya, Masyarakat Sunda Di Jawa Barat.
musik, multimedia, penerbitan, arsitektur, Bandung: Ilham Jaya.
farmasi, tenunan dan lukisan untuk fashion, Background Paper no 1. 2003. Consolidated
yang secara rinci adalah sebagai berikut: Analysis of The Legal Protection of
(a) Ekspresi yang bersifat verbal, seperti Traditional Cultural Expressions/
mitologi, cerita rakyat, pantun, prosa, Expressions of Folklore. Geneva:WIPO.
peribahasa, tanda, kata, nama, simbol Bachtiar, Harsya W., Mattulada, Haryati
dan indikasi seperti waktu dan arah; Soebadio. 1985. Budaya dan Manusia
(b) Ekspresi musik, seperti musik rakyat Indonesia. Yogyakarta: YP2LPM.
dan musik instrumental; Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia.
(c) Ekspresi gerak, seperti tarian rakyat, Ilmu Gosip, Dongeng, Dan Lain-
sandiwara, drama, sendratari, dan bentuk- Lain. Jakarta: Grafiti.
bentuk artistick atau ritual; Kutty, PV Valsala G. 2002. National
(d) Ekspresi nyata (tangible) seperti Experiences with the Protection of
produksi kesenian rakyat dalam bentuk Expressions/Traditional Cultural
gambar, lukisan, pahatan, keramik dan Expressions. India, Indonesia and the
gerabah, mosaik, ukiran dari kayu, metal, Philippines. Geneva: WIPO.
perhiasan, sulaman kain, permadani dan WIPO, 2006. WIPO Asia-Pacific Policy Forum
pakaian; kerajinan rakyat; instrumen on Traditional Knowledge and Traditional
musik; dan bentuk-bentuk arsitektur. Cultural Expressions. Annex 1: 5. Cochin,
Demikian, beberapa catatan yang perlu India. April 4 to 6.
memperoleh perhatian dalam upaya
perlindungan dalam memanfaatkan
pengetahuan tradisonal dan ekspresi folklor

Vol. IV/No.1/Februari 2007 27


T okoh

I r. N i e l s . P. L o u w a r r s

Ir. Niels. P. Louwarrs adalah seorang yang diperkirakan akan muncul di kemudian
ahli biopolicy pada Centrum voor Genetische hari.
Bronnen (Pusat Keragaman Hayati), Pria yang berpostur tinggi seperti
Wageningen University and Research Centre kebanyakan orang eropa ini, juga
(WUR), Belanda. Pria yang akrab disapa Niels mengemukakan pendapatnya mengenai
ini telah beberapa kali mengunjungi Indonesia. adanya isu upaya negara maju “mematenkan”
Tak heran bila Ia menguasai beberapa kosa pengetahuan tradisional negara berkembang
kata bahasa Indonesia. Di sela-sela melalui upaya “pengemasan ulang” suatu
kesibukannya memberikan materi pada pengetahuan tradisional menjadi produk yang
training yang diselenggarakan oleh The Swedish dapat diberi paten. Hal ini disebabkan
International Development Cooperation Agency keterbatasan kemampuan dari negara
(SIDA) beberapa waktu lalu, Ia bersedia berkembang, misalnya dalam penguasaan
bertukar pikiran dengan Media HKI. teknologi. Ia menyatakan bahwa untuk
Pertama-tama, mengatasi hal ini, negara
Niels menyampaikan berkembang harus
pendapatnya mengenai
akses dan pembagian
keuntungan (Access and
“ n e g a r a b e r k e m b a n g h a r u s mendokumentasikan
mendokumentasikan pengetahuan pengetahuan tradisional
tradisional yang dimilikinya walau yang dimilikinya walau
”
Benefit Sharing, ABS) tidak secara ilmiah. Hal
tidak secara ilmiah
yang dalam beberapa ini untuk mengurangi
p e r t e m u a n upaya pematenan
internasional mengenai keragaman hayati pengetahuan tradisional.
diupayakan oleh negara-negara berkembang Niels telah menerbitkan beberapa karya
agar dapat diikat secara hukum (legally binding). ilmiah dalam bidang biopolicy, di antaranya
Menurutnya, saat ini seolah-olah isu tersebut “Environmentally sound insect control on cinnamon:
terpolarisasi menjadi pertentangan antara dua a feasibility study on the use of insect pheromones
kubu yakni antara negara berkembang dan to replace large-scale use of insecticides”, “Breeding
negara maju. Negara berkembang Strategy for Mixed Production Systems in Sub-
menghendaki pengaturan ABS yang mengikat, Saharan Africa” dan “Breeding Crops to Reduce
sementara negara maju tidak menghendaki Micronutrient Malnutrition”. Pengalaman dan
hal itu. Sebenarnya, menurut Niels, pengetahuannya yang luas di bidang ini
persetujuan yang mengikat ini hanya untuk membuatnya kerap menjadi narasumber dalam
mengatur hal-hal yang dapat diterapkan secara berbagai seminar atau konferensi. Ia juga
langsung saja. Oleh karena itu, sebaiknya yang turut terlibat dalam Konferensi Food and
diatur secara internasional adalah hal-hal yang Agriculture Organisation (FAO), 2004, yaitu
berkaitan dengan masalah “konsep umum” dalam penyusunan kebijakan antara lain

28 Vol. IV/No.1/Februari 2007


Tokoh
mengenai Legal Binding Instruments Forest, melindungi sumber daya genetika. ”Dalam
Access and Benefit Sharing dan Conservation and hal ini pertanian mungkin berbeda bila
Use of Biodiversity. dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan
Terkait dengan pertanian ini, ia dan industri yang memanfaatkan sumber
mengungkapkan pendapatnya mengenai isu keanekaragaman hayati, daya genetika dan
paten dan hak petani. Menurutnya, sejak awal pengetahuan tradisional yang biasanya
ada kesulitan dalam mendefinisikan kata dianggap rahasia, ” ujar Niels. Sejak adanya
”petani”. Petani dapat didefinisikan sebagai pertanian (sekitar 10.000 tahun yang lalu),
seseorang yang bekerja pada lahan pertanian. petani sudah menyadari bahwa mereka saling
”Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai petani berbagi keuntungan. Saling ketergantungan
meskipun ia tidak memiliki lahan pertanian. antara petani yang satu dengan lainnya di
Misalnya, ia menyewa lalu menggarap suatu negara-negara pertanian dengan sumber daya
lahan pertanian“, ujarnya. Itu adalah definisi genetika yang melimpah merupakan salah
yang pertama. Definisi kedua, petani adalah satu alasan untuk memfasilitasi adanya
pemilik lahan pertanian meskipun ia tidak mekanisme untuk akses dan pembagian
menggarap secara langsung tanah pertanian keuntungan dalam perjanjian internasional.
tersebut. ”Definisi ketiga, petani adalah setiap Mekanisme hukum untuk mengatur akses
orang yang terlibat dalam produksi utama terhadap sumber daya genetika dan
pertanian atau peternakan“, tambahnya. pengetahuan tradisional yang dapat
Sementara, definisi petani yang keempat mendukung pembagian keuntungan dan
adalah pemilik suatu lahan yang bertani dan konservasi merupakan tujuan utama dari
berternak. Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention
Definisi apapun yang digunakan, sistem on Biological Diversity CBD), dengan harapan
paten harus diupayakan untuk tidak dalam pertanian terdapat juga hak tradisional
bertentangan dengan hak petani. Untuk itu, petani. Untuk itu, Niels menghimbau adanya
sistem HKI harus diatur sedemikian rupa agar keseimbangan antara HKI dan akses terhadap
hasilnya optimum. Misalnya, awalnya, negara- sumber daya genetika dalam perundang-
negara anggota Organization for Economic undangan nasional.
Cooperation and Development (OECD) tidak Dia menekankan bahwa implementasi
menyadari adanya sistem pembibitan petani perlu lebih diperhatikan dalam hal ini. Hal
di negara berkembang. Di negara berkembang, ini berarti perlunya pengembangan institusi,
pada saat musim panen, petani akan seperti kantor HKI, yang efektif serta
menyimpan sebagian hasil panennya untuk perluasan kepentingan dan perhatian terhadap
digunakan sebagai bibit pada musim tanam perbedaan pandangan di tengah masyarakat.
berikutnya. Kadangkala petani akan Tantangan khusus adalah kurangnya
meminjamkan bibit kepada petani lain. kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
Dengan cara seperti ini, varietas tanaman asli lembaga penelitian. Lembaga seperti itu
menjadi terjaga secara terus menerus. memerlukan kebijakan institusional yang jelas
Cara ini kemudian berhadapan dengan dalam mengelola HKI yang dimilikinya dan
sistem paten mengenai jasad renik atau paten kebebasan mereka dalam mengoperasikannya.
mengenai proses-proses yang digunakan dalam Niels menyarankan agar kebijakan sistem
bioteknologi tanaman modern. Demikian pula HKI nasional harus dikelola secara
dengan salah satu bidang Hak Kekayaan terintregrasi yang artinya melibatkan berbagai
Intelektual (HKI) yaitu perlindungan varietas instansi terkait secara sinergis. Apabila hal
tanaman. Perdebatan terus berlanjut guna ini dilakukan maka akan meningkatkan

Vol. IV/No.1/Februari 2007 29


Tokoh
kesadaran masyarakat secara signifikan. ilmiah. Sedangkan definisi masyarakat
Menurut Niels, pemasyarakatan HKI asli/masyarakat lokal (indigenous people) adalah
khususnya bagi para peneliti dan kalangan di pengidentifikasian suatu kelompok masyarakat
lingkungan universitas memang asli yang menetap di wilayah tertentu secara
membutuhkan proses dan waktu yang yang turun temurun, yang akhirnya membentuk
cukup lama, yang harus dilakukan secara terus suatu budaya yang berbeda dari kelompok
menerus tanpa henti. ”Namun, jangan pernah masyarakat lainnya baik dalam bahasa,
putus asa”, ujar Niels. Kunci keberhasilan pakaian, agama dan sebagainya. “Saat ini,
pemasyarakatan HKI di lingkungan tidak mudah untuk mendefinisikan istilah
universitas adalah adanya kebijakan indigenous people dan lokalitasnya. Sebagai
institusional yang harus dikembangkan tidak contoh, sebagian besar orang di negara-negara
hanya oleh para direktur dan praktisi hukum Afrika termasuk ke dalam kelompok suku
tetapi yang dalam prosesnya juga melibatkan sekalipun mereka berdiam di perkotaan“,
para ilmuwan sebagai pelaku utama serta tambah Niels.
mahasiswa karena mahasiswa merupakan Mengenai Perjanjian Perdagangan Bebas
elemen yang penting. (Free Trade Agreement, FTA), Niels menyetujui
Sementara, mengenai isu turunan pendapat yang menyatakan bahwa jika FTA
(derivatif) sumber daya genetika, Niels tersebut diadakan antara satu negara maju
menyatakan apabila penggunaan derivatif dengan satu negara berkembang, maka negara
sumber daya genetika tidak memberikan berkembang tersebut dapat berada dalam
kompensasi kepada negara asal sumber daya posisi tawar yang tidak seimbang khususnya
genetika itu, dapat dianggap sebagai “biopiracy“. dalam aspek perlindungan kekayaan genetika
Negara berkembang memang mendesak agar yang dimiliki oleh negara berkembang
masalah ini menjadi bagian dari pengaturan tersebut. Lebih lanjut, Niels menyatakan
ABS secara internasional. Dasar utamanya bahwa kekuatan negosiasi secara bilateral
terdapat dalam CBD. Pasal 8 (j) CBD telah dengan negosiasi secara multilateral sangat
mengatur mengenai masalah pengetahuan berbeda. “Saya sangat memahami agenda
inovasi dan praktek budaya yang ada di tersebut ditetapkan secara unilateral oleh
masyarakat lokal/asli. Sedangkan, pasal 15 negara-negara anggota OECD (Organisation
CBD mengatur mengenai keuntungan yang for Economic Co-operation and Development)”,
muncul dari komersialisasi dan pemanfaatan tambah Niels.
sumber daya genetika lainnya. “Biopiracy dapat Terakhir, Niels mengungkapkan
dikatakan terjadi bila tidak diberikannya suatu pendapatnya terkait dengan upaya
kompensasi atas penggunaan sumber peningkatan standar perlindungan yang ada
keragaman hayati atau yang berkaitan dengan pada ketentuan Trade Related on Intellectual
pengetahuan tradisional dari negara Property Rights (TRIPS) Agreement atau yang
berkembang, misalnya dalam permintaan disebut pula TRIPS Plus. Menurut Niels,
paten atas suatu invensi yang menggunakan tuntutan TRIPS Plus yang seperti
sumber hayati atau pengetahuan tradisional perlindungan hak cipta yang dari 50 tahun
yang dimiliki oleh masyarakat tertentu“, ujar menjadi 75 tahun sejak penciptanya meninggal
Niels. Adapun definisi pengetahuan tradisional dunia semata-mata masalah uang. Hal ini
menurut Niels adalah suatu pengetahuan yang merupakan upaya perolehan uang bagi negara-
sudah berumur cukup tua, bersifat tradisional negara yang memiliki industri hiburan yang
dan, pada sebagian besar kasus, lokasinya sangat kuat.
sangat spesifik serta tidak melalui proses

30 Vol. IV/No.1/Februari 2007


Sekilas Lintas
PELATIHAN BAHASA INDONESIA bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup
RI (KLH), Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Untuk meningkatkan penggunaan bahasa Intelektual Departemen Hukum dan Hak Azazi
Indonesia yang baik dan benar di kalangan pengawai Manusia RI (DJHKI), dan Perhimpunan Ilmu Pemuliaan
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Indonesia (PERIPI) menyelenggarakan ”Lokakarya
(DJHKI), pada tanggal 19-22 Desember 2006 Nasional Pengelolaan dan Perlindungan SDG di
diselenggarakan Pelatihan Bahasa Indonesia Indonesia” dengan tema “Manfaat Ekonomi untuk
bertempat di kantor DJHKI, Tangerang. Penyuluhan Mewujudkan Ketahanan Nasional”. Lokakarya
yang dilaksanakan selama 4 hari ini diikuti oleh para nasional ini diselenggarakan pada tanggal 20
pejabat eselon IV se-DJHKI. Melalui pelatihan ini Desember 2006, bertempat di Balai Besar Penelitian
diharapkan pemahaman dalam hal berbahasa dan Pengembangan Bioteknologi dan SDG Pertanian
Indonesia yang baik dan benar dapat ditingkatkan. Bogor.
Sebagaimana diketahui, selama ini belum seluruhnya Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk
bahasa Indonesia yang digunakan, khususnya dalam memperoleh informasi yang lengkap tentang
surat menyurat dan karya tulis lain telah sesuai “keuntungan” dan “kerugian dan resiko” dalam
dengan kaidah bahasa yang baik dan benar. pengelolaan SDG. Hasil yang ingin dicapai dalam
Para pengajar dalam pelatihan tersebut adalah pertemtuan ini adalah informasi dan rekomendasi
Dra. Lustantini Septianingsih, M.M., Dr. HE. Zaenal konkrit tentang perlunya pengaturan dalam
Arifin, Drs. S. Amran Tasai, M.Hum. dan Drs Sriyanto. pengelolaan SDG menyongsong era globalisasi terkait
Keempat penyuluh ini berasal dari Pusat Bahasa dengan manfaat dan kerugian ekonomi, sosial dan
Departemen Pendidikan Nasional. Materi yang politik. Bebarapa butir penting yang dihasilkan dalam
disampaikan pada pelatihan tersebut adalah sebagai per temuan tersebut diantaranya adalah:
berikut: hari pertama adalah ”Kebijakan Bahasa dan a. perlunya SDG tanaman, ternak dan ikan guna
Ejaan Bahasa Indonesia”; hari berikutnya diuraikan menghasilkan varietas atau bibit baru;
mengenai ”Bentuk dan Pilihan Kata”; sedangkan pada b. pengelolaan SDG harus dilakukan dengan baik
hari ketiga penyuluh mengulas megenai ”Kalimat dan benar;
dan Paragraf”; serta hari terakhir adalah mengenai c. pemanfaatan SDG secara berkelanjutan;
”Bahasa Surat”. d. pembentukan peraturan yang berkekuatan
hukum (UU) terkait dengan SDG;
LOKAKARYA NASIONAL PENGELOLAAN e. pengesahan RUU-PSDG menjadi UU-PSDG
DAN PERLINDUNGAN SUMBER DAYA pada tahun 2007;
GENETIKA DI INDONESIA f. penyempurnaan naskah Akademik RUU-PSDG;
g. perlunya penguatan database SDG dan
Dalam rangka penyusunan Rancangan Undang- pencegahan biopiracy;
Undang Pengelolaan Sumber Daya Genetika (RUU- h. pengkajian yang lebih intensif bersama dengan
PSDG), terutama dalam upaya memperoleh masukan instansi terkait mengenai isu-isu yang
mengenai manfaat ekonomi dari Sumber Daya diperdebatkan dalam CBD-TRIPS dan WIPO
Genetika (SDG) di Indonesia untuk mewujudkan dan;
ketahanan nasional, Departemen Perdagangan RI i. pengelolaan SDG dengan tetap menghargai

Vol. IV/No.1/Februari 2007 31


Sekilas Lintas
dan mengakui hak-hak masyarakat lokal dan Development Division, Intellectual Property Office of
penduduk asli. Singapore).

WORKSHOP ON INTELLECTUAL
PROPERTY PROTECTION AND PEMBAHASAN LANJUTAN RPP INDIKASI
ENFORCEMENT IN THE DIGITAL GEOGRAFIS
ENVIRONMENT
Pada tanggal 8 Januari 2007 diselenggarakan
ASEAN-ECAPII-USPTO bekerja sama dengan rapat di Gedung Direktorat Jenderal Peraturan
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM.
(DJHKI), Departemen Hukum dan HAM RI Rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari rapat
menyelenggarakan “Workshop on Intellectual Property pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan
Protection and Enforcement in The Digital Environment” konsepsi Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)
pada tanggal 6-8 Desember 2006 di Nusa Dua Beach tentang Indikasi Geografis pada tanggal 3 Juli 2006.
Hotel & Spa Bali. Kegiatan Workshop ini diikuti oleh Para peserta rapat berasal dari pihak-pihak terkait
sekitar 70 peserta asing maupun lokal. Peserta asing dalam Departemen Hukum dan HAM terutama
berasal dari negara-negara ASEAN seperti Brunei Direktorat Jenderal Perundang-undangan dan DJHKI.
Darussalam, Kamboja, Malaysia, Filipina, Thailand, Dalam rapat tersebut dihasilkan beberapa hal terkait
Laos dan Vietnam. Sementara itu peserta lokal berasal dengan finalisasi RPP tentang Indikasi geografis di
dari kalangan akademisi, konsultan atau pengelola antaranya mengenai mekanisme komisi banding.
sentra HKI, kepolisian, pengadilan dan kejaksaan.
Para pembicara dalam kegiatan ini terdiri dari Mr. PELUNCURAN IPDL
Peter N. Fowler, (Senior Counsel, Office of Enforcement,
United States Patent and Trademark Office, Washington); Akhirnya, setelah lama dinanti-nantikan,
Ms. Shamsiah Komaruddin dari AWGIPC, Malaysia; Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
Mr. Lutz Van Raden, (Hakim dari Federal Patent Court, (DJHKI) meluncurkan Intellectual Property Digital
Munich, Jerman); Mr. Chern Siang Jye, (Director, Library (Perpustakaan Digital Kekayaan Intelektual)
Intellectual Property, International Cooperation, Ministry atau cukup disingkat IPDL. IPDL ini merupakan
of Law, Singapore); Mr. Numeriano F. Rodriguez, Jr. sebuah perpustakaan digital yang memiliki koleksi
(General Counsel, Intellectual Property Coalition, Manila, dokumen yang terkait dengan permohonan dan
Filipina); Mr. Fabrice Mattei, (Partner, Rouse and pendaftaran hak kekayaan intelektual yang mencakup
Company, Bangkok, Thailand); Mr. Tarun Sawney, paten, paten sederhana, merek, desain industri dan
(Director-Anti piracy, Asia, Business Software Alliance, hak cipta. Dengan adanya IPDL ini, kita dapat
Singapura); Ms. Amy Goh dari Rouse and Company, memperoleh informasi yang sifatnya terbuka bagi
Bangkok, Thailand; Mr. Christopher P. Sonderby, umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(Attache, and Intellectual Prpperty Law Enforcement yang berlaku, di antaranya nomor permohonan,
Coordinator-Asia, U.S. Departement of Justice, Bangkok, tanggal penerimaan, dan status hukum. Caranya pun
Thailand); dan Mr. Wong Sheng Kwai, (Assistant mudah, kita tinggal melakukan penelusuran dengan
Director-General and Legal Counsel, Infrastructure cara memasukkan kata-kata kunci yang sederhana

32 Vol. IV/No.1/Februari 2007


Sekilas Lintas
atau kombinasi dari beberapa kondisi penelusuran ”Bagi Indonesia sendiri, tidak usah muluk-muluk,
sesuai kebutuhan. Tak jauh beda dengan kalau kita yang penting kita terus meningkat dari dasar hingga
menelusuri melalui situs-situs pencari di dunia maya ke atas”, ujar menteri.
seperti google dan yahoo!. Menteri menyambut baik adanya IPDL ini
Peluncuran IPDL tersebut diselenggarakan yang akan sangat bermanfaat bagi para pemangku
di Hotel Nikko, 7 Februari 2007 bersamaan dengan kepentingan seperti Bea Cukai, Kepolisian, Kejaksaan,
seminar mengenai sistem IPDL. Acara tersebut Pengadilan, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian
dimulai tepat pukul 09.30, dengan sambutan dari dan Pengembangan serta konsultan HKI. Perlu diingat
Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Abdul pula bahwa IPDL ini bisa terwujud berkat kerja sama
Bari Azed. Dalam sambutannya tersebut, Dirjen HKI Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang
mengungkapkan adanya permintaan dari para yang melalui Japan International Cooperation Agency
pemangku kepentingan agar DJHKI mempunyai (JICA) turut membantu dengan hibah dan bantuan
IPDL. Hal ini juga tidak terlepas dari rencarna konsultasi teknis. Jepang memang sudah sangat
strategis DJHKI di bidang Teknologi Informasi. DJHKI berpengalaman dalam IPDL ini, mengingat kantor
sendiri sudah cukup lama mempunyai laman yaitu paten Jepang (JPO) sudah cukup lama mempunyai
. Saat ini, laman DJHKI tersebut telah dikunjungi IPDL.
oleh sekitar 2,5 juta pengunjung dan rata-rata per Untuk sementara, data yang terdapat dalam
hari dikunjungi oleh 2000 pengunjung. IPDL adalah sekitar 50 ribu dokumen paten, 300
Pembicara kedua adalah Duta Besar Jepang untuk ribu dokumen merek, 25 ribu dokumen desain
Indonesia, YM .....tanya ibu erbita... Dubes Jepang industri dan 32 ribu dokumen hak cipta. Jumlah
mennyatakan bahwa perlindungan HKI dapat tersebut akan terus bertambah sesuai dengan
mendorong perekonomian. Jepang sendiri akan selalu pertambahan permohonan HKI. IPDL ini dapat
membantu pemerintah Indonesia khususnya DJHKI diakses melalui.
melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
Hal senada juga diungkapkan oleh Director General
of First Examiner, Kantor Paten Jepang (JPO), Mr.
Yuzo Koike.
Peluncuran IPDL dilakukan oleh Menteri
Hukum dan HAM RI, Hamid Awaluddin. Pada
sambutannya, menteri menyatakan bahwa kita sebagai
bangsa yang terikat dengan peraturan internasional,
harus mengikuti aturan internasional. Jika tidak, kita
akan tertinggal. Semakin maju suatu bangsa, khususnya
dalam perkembangan ekonomi tidak lepas dari karya
bangsa itu sendiri. Oleh karena itu, Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) menjadi penting. Apalagi pada
dasarnya semua karya hasil olah pikir manusia
mempunyai nilai ekonomi. Di negara maju, karya
intelektual tersebut sudah terproteksi dengan HKI.

Vol. IV/No.1/Februari 2007 33

Anda mungkin juga menyukai