Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini
dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan Tema “Zakat”.
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Samsudin selaku Guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) di SMKN 13 Bandung
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat bagi pembaca dan agar
dapat memenuhi tugas mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Rancaekek, 16 September 2010

3
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………...1
Daftar Isi…………………………………………………………………..2
I. Zakat
a. Pengertian Zakat………………………………………………..3
b. Hukum Zakat……………………………………………………...3
c. Macam – macam Zakat…………………………………….....3
d. Syarat – syarat wajib Zakat………………………………....3
e. Yang berhak menerima Zakat……………………………..4
II. Zakat Fitrah
a. Pengertian Zakat Fitrah……………………………………..5
b. Yang berkewajiban membayar…………………………….5
c. Besar Zakat…………………………………………………………5
d. Waktu Pengeluaran…………………………………………….5
e. Sumber Hadits berkenaan dengan Zakat Fitrah…..6
f. Hikmah disyari'atkannya Zakat Fitrah……………….7
III. Zakat Maal
a. Pengertian zakat maal……………………………………….8
b. Syarat-syarat harta…………………………………………….8
c. Macam-macam Zakat maal………………………………..8
d. Sumber dalam Al Qur'an ……………………………………9

Daftar Pustaka………………………………………………………….10

I. Zakat
a. Pengertian Zakat
Menurut Bahasa(lughat), zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan atau

3
bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan.
Menurut Hukum Islam (istilah syara'), zakat adalah nama bagi suatu pengambilan
tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu dan untuk diberikan
kepada golongan tertentu (Al Mawardi dalam kitab Al Hawiy)
Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqh, mengatakan bahwa
sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah dinamakan infaq. Sebagian
yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq sunnah
dinamakan shadaqah.

b. Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tegaknya syariat Islam.

Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.
(QS. Al Baqarah : 43)

Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap
muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori
ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten
berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan ummat manusia.

c. Macam-macam Zakat
 Zakat Nafs (jiwa), juga disebut zakat fitrah.
 Zakat Maal (harta).

d. Syarat-syarat Wajib Zakat


 Muslim
 Aqil
 Baligh
 Memiliki harta yang mencapai nishab

e. Yang berhak menerima Zakat

3
Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang
diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS At-Taubah ayat 60)

Berdasarkan firman Allah QS At-Taubah ayat 60, bahwa yang berhak menerima zakat/mustahik
sebagai berikut :

1. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga
untuk memenuhi penghidupannya.

2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan
kekurangan.

3. Pengurus zakat : orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan & membagikan zakat.

4. Muallaf : orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk
Islam yang imannya masih lemah.

5. Memerdekakan budak : mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh
orang-orang kafir.

6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan
ma'siat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk
memelihara persatuan umat Islam di bayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia
mampu membayarnya.

7. Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum
muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup
juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit,
madrasah, masjid, pesantren, ekonomi umat, dll.

8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan ma'siat mengalami kesengsaraan
dalam perjalanannya. Atau juga orang yg menuntut ilmu di tempat yang jauh yang
kehabisan bekal.

Namun menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti didahulukan kepada dua
golongan pertama yakni fakir dan miskin. Pendapat ini disandarkan dengan alasan bahwa
jumlah/nilai zakat yang sangat kecil sementara salah satu tujuannya dikelurakannya zakat fitrah
adalah agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya.

3
3
II. Zakat Fitrah
a. Pengertian Zakat Fitrah

Zakat Fitrah ialah zakat diri yang diwajibkan atas diri setiap individu lelaki dan perempuan
muslim yang berkemampuan dengan syarat-syarat yang ditetapkan. Kata Fitrah yang ada
merujuk pada keadaan manusia saat baru diciptakan sehingga dengan mengeluarkan zakat ini
manusia dengan izin Allah akan kembali fitrah.

b. Yang berkewajiban membayar

Pada prinsipnya seperti definisi di atas, setiap muslim diwajibkan untuk mengeluarkan zakat
fitrah untuk dirinya , keluarganya dan orang lain yang menjadi tanggungannya baik orang
dewasa, anak kecil, laki-laki maupun wanita. Berikut adalah syarat yang menyebabkan individu
wajib membayar zakat fitrah:

 Individu yang mempunyai kelebihan makanan atau hartanya dari keperluan tanggungannya pada
malam dan pagi hari raya.
 Anak yang lahir sebelum matahari jatuh pada akhir bulan Ramadhan dan hidup selepas terbenam
matahari.
 Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan Ramadhan dan tetap dalam
Islamnya.
 Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadhan.

c. Besar Zakat

Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran terhadap hadits
adalah sebesar satu sha' atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.5 kg makanan pokok (tepung,
kurma, gandum, aqith) atau yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan (Mazhab syafi'i dan
Maliki)

d. Waktu Pengeluaran

Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadhan, paling lambat sebelum orang-orang selesai
menunaikan Salat Ied. Jika waktu penyerahan melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut
tidak termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah biasa. Namun alangkah baiknya bila
dilakukan di akhir bulan ramadhan.

3
e. Sumber Hadits berkenaan dengan Zakat Fitrah

 Diriwayatkan dari Ibnu Umar t.ia berkata : Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah
dari bulan Ramadhan satu sha' dari kurma, atau satu sha' dari sya'iir. atas seorang hamba,
seorang merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslilmin.
(H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
 Diriwayatkan dari Umar bin Nafi' dari ayahnya dari Ibnu Umar ia berkata ; Rasulullah
telah mewajibkan zakat fithrah satu sha' dari kurma atau satu sha' dari sya'iir atas seorang
hamba, merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslimin dan
beliau memerintahkan agar di tunaikan / dikeluarkan sebelum manusia keluar untuk salat
'ied. (H. R : Al-Bukhary, Abu Daud dan Nasa'i)
 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Rasulullah saw telah memfardhukan zakat
fithrah untuk membersihkan orang yang shaum dari perbuatan sia-sia dan dari perkataan
keji dan untuk memberi makan orang miskin. Barang siapa yang mengeluarkannya
sebelum salat, maka ia berarti zakat yang di terima dan barang siapa yang
mengeluarkannya sesudah salat 'ied, maka itu berarti shadaqah seperti shadaqah biasa
(bukan zakat fithrah). (H.R : Abu Daud, Ibnu Majah dan Daaruquthni)
 Diriwayatkan dari Hisyam bin urwah dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw.
bersabda : Tangan di atas (memberi dan menolong) lebih baik daripada tangan di bawah
(meminta-minta), mulailah orang yang menjadi tanggunganmu (keluarga dll) dan sebaik-
baik shadaqah adalah yang di keluarkan dari kelebihan kekayaan (yang di perlukan oleh
keluarga) (H.R : Al-Bukhary dan Ahmad)
 Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Rasulullah sw. memerintahkan untuk
mengeluarkan zakat fithrah unutk anak kecil, orang dewasa, orang merdeka dan hamba
sahaya dari orang yang kamu sediakan makanan mereka (tanggunganmu). (H.R :
Daaruquthni, hadits hasan)
 Artinya : Diriwayatkan dari Nafi' t. berkata : Adalah Ibnu Umar menyerahkan (zakat
fithrah) kepada mereka yang menerimanya (panitia penerima zakat fithrah / amil) dan
mereka (para sahabat) menyerahkan zakat fithrah sehari atau dua hari sebelum 'iedil fitri.
(H.R.Al-Bukhary)
 Diriwayatkan dari Nafi' : Bahwa sesungguhnya Abdullah bin Umar menyuruh orang
mengeluarkan zakat fithrah kepada petugas yang kepadanya zakat fithrah di kumpulkan
(amil) dua hari atau tiga hari sebelum hari raya fitri. (H.R: Malik)

3
f. Hikmah disyari'atkannya Zakat Fitrah

Di antara hikmah disyari'atkannya zakat fitrah adalah:

1. Zakat fitrah merupakan zakat diri, di mana Allah memberikan umur panjang baginya
sehingga ia bertahan dengan nikmat-Nya.
2. Zakat fitrah juga merupakan bentuk pertolongan kepada umat Islam, baik kaya maupun
miskin sehingga mereka dapat berkonsentrasi penuh untuk beribadah kepada Allah Ta'ala
dan bersukacita dengan segala anugerah nikmat-Nya.
3. Hikmahnya yang paling agung adalah tanda syukur orang yang berpuasa kepada Allah
atas nikmat ibadah puasa. (Lihat Al Irsyaad Ila Ma'rifatil Ahkaam, oleh Syaikh Abd.
Rahman bin Nashir As Sa'di, hlm. 37.)
4. Di antara hikmahnya adalah sebagaimana yang terkandung dalam hadits Ibnu Abbas
radhiAllahu 'anhuma di atas, yaitu puasa merupakan pembersih bagi yang melakukannya
dari kesia-siaan dan perkataan buruk, demikian pula sebagai salah satu sarana pemberian
makan kepada fakir miskin.

III. Zakat Maal


a) Pengertian zakat maal

3
Zakat Maal adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau lembaga
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum (syara). Maal berasal
dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti 'harta'.

b) Syarat-syarat harta

Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Milik Penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan mengeluarkan
zakat.
2. Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila diusahakan.
3. Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai dengan
ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib dizakatkan dan dianjurkan untuk
berinfaq atau bersedekah.
4. Lebih Dari Kebutuhan Pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan minimal/pokok untuk
hidupnya terpenuhi terlebih dahulu
5. Bebas dari Hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke harta yang
dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada waktu yang sama
maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.
6. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu tahun khusus untuk
ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz(barang
temuan) tidak memiliki syarat haul.

c) Macam-macam Zakat maal

Macam-macam zakat Maal dibedakan atas obyek zakatnya antara lain:

 Hewan ternak. Meliputi semua jenis & ukuran ternak (misal: sapi,kerbau,kambing,domba,ayam)
 Hasil pertanian. Hasil pertanian yang dimaksud adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman
yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman
hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.
 Emas dan Perak. Meliputi harta yang terbuat dari emas dan perak dalam bentuk apapun.
 Harta Perniagaan. Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-belikan
dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll.
Perniagaan disini termasuk yang diusahakan secara perorangan maupun kelompok/korporasi.
 Hasil Tambang(Ma'din). Meliputi hasil dari proses penambangan benda-benda yang terdapat
dalam perut bumi/laut dan memiliki nilai ekonomis seperti minyak, logam, batu bara, mutiara dan
lain-lain.
 Barang Temuan(Rikaz). Yakni harta yang ditemukan dan tidak diketahui pemiliknya (harta
karun).
 Zakat Profesi. Yakni zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah
mencapai nisab. Profesi dimaksud mencakup profesi pegawai negeri atau swasta, konsultan,
dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta.

d) Sumber dalam Al Qur'an

3
 QS (Al baqarah :43)

("Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang rukun'".)

 QS (At taubah :35)

(pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi
mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu
simpan itu.")

 QS (Al an’am : 141)

(Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon
korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk
dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu)
bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada
fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang berlebih-lebihan. )

3
Daftar Pusaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat,
http://www.dompetdhuafa.org/upload/panzak/0eb217fc2b5b3b1
6e01c7469133cb38b/attach/PANDUAN_ZAKAT.pdf , Digital
Qur’an

Anda mungkin juga menyukai