Anda di halaman 1dari 19

Kanker Serviks

Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes


Bagian IKM FK.Maranatha
Bandung
Pendahuluan
• ±500.000 penderita baru di seluruh dunia
 umumnya terjadi di negara
berkembang.
• Dunia  Insidensi dan mortalitas 
urutan kedua setelah karsinoma
payudara.
• Negara berkembang  urutan pertama
penyebab kematian akibat karsinoma
pada wanita usia reproduktif
• Indonesia  ±40.000 kasus pertahun dan
masih merupakan karsinoma perempuan
tersering
• Mortalitas tinggi  terdiagnosa pada
stadium invasif
Skrining Pap smear
Negara Maju
 terbukti mampu menemukan lesi prekanker,
 menurunkan insiden dan
 menurunkan angka kematian.
Negara berkembang
 Tidak terbukti mampu menurunkan insiden dan angka
kematian
Indonesia  bervariasi, oleh karena :
 Keterbatasan pengetahuan
 Status sosial ekonomi
 Kebudayaan dan politik
 Geografi
 Demografi
 Ditangani oleh perorangan, perkumpulan, dan lembaga
swadaya masyarakat
Etiologi
• Infeksi Human Papiloma Virus (HPV)
– Penyebab utama
– > 90% jenis skuamosa mengandung DNA virus
HPV
– 50 % berhubungan dengan HPV tipe 16
– Penyebaran terutama melalui hubungan
seksual
• Bahan Karsinogenik
– Bahan yang dapat merusak DNA sel epitel
skuamosa dan bersama dengan infeksi HPV
mencetuskan transformasi maligna.
CARA PENULARAN VIRUS HPV
• Melalui jalur seksual : 
– hubungan intim, kelamin-kelamin, mulut-kelamin,
tangan-kelamin. Kebanyakan pria dan wanita yang
telah berhubungan intim berisiko terinveksi HPV,
apalagi yang sering berganti pasangan dan
kehidupan seksualnya tidak bersih, maka lebih dari
75%  pernah terinveksi HPV
• Melalui jalur non seksual : 
– Penularan langsung, yaitu dari ibu ke bayinya pada
saat persalinan.Tentu saja ini pada ibu yang telah
tertular virus HPV
• Tidak melalui kelamin :
– Peralatan atau benda yang tidak steril
Peranan HPV
• Virus HPV  famili papovavirus suatu
virus DNA.
• Menginfeksi membrana basalis pada
daerah metaplasia dan zona transformasi
serviks.
• Setelah menginfeksi serviks 
meninggalkan sekuensi genomnya pada
sel inang
• Genom HPV berupa Episomal  bentuk
lingkaran dan tidak terintegrasi dengan
DNA inang
• Dari hasil pemeriksaan sekuensi DNA  >
200 tipe HPV, dimana kebanyakan bersifat
jinak.
Peranan HPV
• Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan
Pemakaian kondom  tidak cukup aman
(hanya menutupi sebagian organ genital
saja)
• Dari banyak tipe HPV, tipe 16 dan 18
mempunyai peranan yang penting melalui
sekuensi gen E6 dan E7 dengan mengode
pembentukan protein-protein yang penting
dalam replikasi.
• Onkoprotein E6  mengikat dan menjadikan
gen penekan tumor (p53) tidak aktif
• Onkoprotein E7 akan berikatan dan
menjadikan produk gen retinoblastoma
(pRB)
Gambaran Histopatologis Ca Cervix
Faktor Risiko
Umur muda pada koitus pertama (< 20
tahun)
Banyak pasangan seksual
Kawin muda
Umur muda pada kehamilan pertama
Paritas yang tinggi
Perceraian
Status sosioekonomi bawah
Merokok
Melakukan hubungan seksual dengan
orang yang sering berganti pasangan
Gejala Klinis
• Pendarahan yang tidak normal
• Pendarahan setelah melakukan hubungan intim
• Pendarahan abnormal diluar waktu haid
• Pendarahan sesudah menapouse
• Kelainan pada vagina
• Keluarnya cairan kekuningan kadang bercampur
darah, berbau sangat busuk
• Sakit disekitar pinggul, kaki.

Harus diwaspadai juga bahwa pada kebanyakan


wanita penyakit ini TIDAK menunjukkan gejala,
dan banyak orang dapat MENULARKAN HPV
TANPA menyadarinya. Perlu diingat bahwa pria
dapat menularkan HPV
Stadium Ca Cervix
Prognosis
• Tergantung dari stadiumnya
• 5-year survival rate :
– Stadium I >90%
– Stadium II 60-80%
– Stadium III 50%
– Stadium IV <30%
Pencegahan
• Meningkatkan hygiene perorangan
– Pencegahan dan pengobatan cervitis dan
vaginitis
– Sirkumsisi
– Penis dicuci sebelum koitus
– Penggunaan kondom
• Mencegah hubungan seksual pada usia
muda dan membatasi jumlah pasangan
• Melakukan skrining sitologi secara teratur
pada semua wanita
• Pemeriksaan dengan Kolposkopi dan
biopsi
• Pengobatan pada suspek lesi serviks

Anda mungkin juga menyukai