c
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini banyak sekali yang diperlukan manusia. Keperluannya ada
kalanya dapat dapat diusahakan sendiri dan ada kalanya harus mendapat bantuan
orang lain.
Untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari, kita hendaknya melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik, agar hasilnya atau akibatnya baik pula bagi diri
kita. Begitu pula kalau ada orang yang memerlukan atau pertolongan, hendaknya
kita bantu dengan asaran-saran atau cara-cara yang dapat menghindarkan orang
tersebut dari kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
Didalam agama Islam, kita disuruh mengerjakan perbuatan-perbuatan baik, sebab
setiap perbuatan baik dapat menyenangkan oranglain yang bergaul dengan kita
bahkan akan menyenangkan diri kita sendiri. Orang yang berbuat baik tidak
pernah merugikan orang lain dalam pandangan Allah, malahan suatu kebaikan
yangkita lakukan akan dibalas oleh Allah dengan beberapa kebaikan bahkan tidak
jarang mendapat balasan yang melimpah.
Jadi perbuatan baik banyak menguntungkan, sedangkan perbuatan buruk banyak
merugikan. Orang yang ingin beruntung tentu gemar melakukan perbuatan baik
dan menjauhi perbuatan buruk. Ia beruntung dalam pandangan manusia dan lebih
beruntung lagi dalam pandangan Allah.
Rasulullah SAW bersabda :
( M=¡H ) ± x w # L $4H MYR w M¡è/ $KR #
Artinya :
³Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia´.
(H.R.Muslim)
C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis ingin mengemukakan beberapa tujuan
tertentu, sebagai berikut :
Untuk mengetengahkan hasil yang penulis peroleh selama mengikuti pelajaran
yang telah diberikan oleh para Dosen STAI Kuala Kapuas
Untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentang seluk beluk ajaran agama Islam,
khususnya mengenai masalah akhlak bagi kaum muslimin
Sebagai salah satu tugas akhir yang harus dipenuhi guna menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma Dua pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Kuala Kapuas.
Untuk bisa dijadika sebagai bahan acuan dan membangkitkan motivasi belajar
yang lebih maju dengan disertai akhlak yang mulia.
D. Metode Penulisan
Didalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode, antara lain
seperti :
1. Library reseach atau Kepustakaan. Maksudnya bahwa dalam pembuatan atau
penyusunan karya ilmiah ini berdasarkan kajian atau telaahan dari berbagai buku
kepustakaan, terutama yang ada hubungan dengan judul yang penulis kemukakan,
yang penulis kutip secara langusung ataupun tidak langsung.
2. Metode Conperative, yaitu dengan cara mebnadingkan beberapa pendapat
orang lain dan pengalaman penulis sendiri untuk dapat dijadikan satu kesimpulan-
kesimpulan yang dipandang penting oleh penulis.
Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalah fahaman dalam penulisan karya ilmiah ini maka
penulisan ini perlu diberikan batasan masalah, disini penulis hanya membahas
³Bimbingan Akhlak Bagi Kaum Muslimin´. Terbatas pada hal-hal sebagai
berikut:
Cara menumbuhkan ser ta mebiasakan akhlak yang baik
Cara mencegah akhlak yang tercela
Beberapa hikmah berakhlak yang baik.
Adanya pembatasan masalah tersebut bukan berarti bahwa masalah akhlak hanya
terdiri dari hal-hal tersebut diatas saja, akan tetapi cukup banyak dan luas, karya
ilmiah ini hanya memuat pokok-pokok Bimbingan Akhlak Bagi Kaum Muslimin
saja.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan karya ilmiah ini, maka penulis membuat
sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, alasan memilih judul,
metode penulisan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
Bab II : Pengertian akhlak dan ruang lingkupnya, adapun isinya pengertian akhlak
dan ruang lingkup bimbingan akhlak.
Bab III : Bimbingan akhlak bagi kaum muslimin yang memuat ; cara
menumbuhkan serta membiasakan akhlak yang baik, cara mencegah akhlak yang
tercela dan hikmah berakhlak yang baik.
Bab IV : Penutup yang bersikan kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
PENGERTIAN AKHLAK DAN RUANG LINGKUPNYA
A. Pengertian Akhlak
Pengertian akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jama¶ dari ³khuluk´ yang
artinya budi pekerti, watak, tabiat. Yakni suatu daya kekuatan dalam jiwa manusia
yang nampak dalam tindakan, perbuatan dan tingkah laku. Jiwa kekuatan itu lahir
dengantingkah laku yang baik dinamakan akhlakul mahmudah atau akhlakul
karimah, artinya akhlak yang mulia atau terpuji. Sebaliknya bila daya itu
melahirkan perbuatan buruk dinamakan akhlakul madzmudah, artinya akhlak
yang tercela.
Untuk memperoleh gambaran tentang akhlak disini akan dikemukakan beberapa
definisi-definisi dari beberapa ahli antara lain :
Definisi Ibu Athir dalam kitabnya An-Nihayah ; khuluk artinya ialah gambnaran
bathin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedangkan akhlak
merupakan gambaran bentuk luarnya (seperti raut muka, warna kulit, tinggi
rendah tubuhnya dan lain sebagainya).
Definisi Ibnu dalam kitabnya Tahzibul Akhlak W ataath¶hirul A¶raq, akhlak ialah
:
p r r 3ù ò`I $g9$èù#Ó9#$g9p ã# §ÿ^9#A$t
Artinya :
³Sikap jiwa seseorang yang mendoongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan
tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu)´.
Artinya :
³Dari Annas berkata : Rasulullah SAW, telah menyatakan bahwa : ³Barangsiapa
menjauhkan marahnya niscaya Allah jauhkan daripada azab´ (H.R. Tabrani)
c. Iri dengki
Sifat ini merupakan sifat tercla yang harus dihilangkan dalam hati setiap
muslimin, adapun caranya :
Kita harus bisa menyakini harta atau kelebihan seseorang itu adalah titipan dari
Allah SWT
Kita hendaknya menyadari, bahwa karunia dan keberuntungan yang diperoleh
orang lain, disebabkan orang tersebut mendapat rahmat dari Allah SWT.
Kitapun harus berusaha dan berdo¶a kepada Allah SWT serta menyerahkan diri
kepada-Nya.
d. Dendam
Sifat dendam ini dapat dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut :
Menyadari bahwa sifat manusia tidak sempurna dan selalu salah, dengan demikian
mudah memberi maaf bila pihak lain berbuat salah atau kekeliaruan.
Melihat suatu masalah secara tepat sehingga dapat menundukkan atau
menempatkan pada asalnya untuk menghindari salah faham.
Bila diri sendiri berbuat salah segeralah meminta maaf dan pihak lain yang
berbuat salah maka maafkanlah dengan ikhlas. Situasi yang demikian dapat
membuang sifat dendam
e. Tidak disiplin
Sifat tidak disiplin dapat dicegah dengan cara :
1. Meyakini akan akibat negatif atau kerugian yang dialami seseorang yang tidak
disiplin.
2. Melatih disiplin dari hal-hal yang sederhana misalnya seperti, membagi waktu
dalam kegiatan sehari-hari, mulai bangun tidur sampai waktu sore dan malam.
3. Jangan membiasakan melanggar disiplin
4. Menegakkan disipli secara bersama-sama dirumah, sekolah, kantor dan dimana
saja.
f. Serakah
Sifat serakah dapat dihindarkan dengan cara-cara sebagai berikut:
Menyadari bahwa manusia bukan hanya sebagai makhluk pribadi akan tetapi juga
sebagai makhluk sosial yang hidupnya saling membutuhkan.
Menyadari pula bahwa nikmat seperti rizki dan musibah adalah berasal dari Allah
untuk segala manusia.
Melatih diri untuk membiasakan membantu orang lain dan memperhatikan
kepentingannya.
Dalam hidup ini kita dianjurkan untuk tidak hanya melihat keatas, tapi sekali-kali
perlu melihat kebawah, artinya orang-orang yang lebih rendah status ekonominya,
dengan cara demikian kita akan merasa cukup dan bersyukur atas nikmat yang
telah diberikan Allah kepada kita.
Mencegah perbuatan tercela
a. Durhaka kepada orang tua
Durhaka kepada orang tua tidak akan terjadi bila kita memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Melaksanakan kewajiban anak terhadap orang tua
Meyakini akibat fatal yang terjadi apabila berbuat durhaka kepada orang tua.
b. Sadis
Perbuatan sadis dapat dicegah apabila seseorang memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Meltih diri sejak masih muda belia untuk menyayangi sesama makhluk
Menyadari bahwa Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang
mulia dan isi alam ini disediakan untuk manusia, tapi harus memperlakukan alam
sesuai dengan ajaran Islam
c. Lalai
Mencegah perbuatan lalai dapat dilakukan dengan cara antara lain :
1. Bersaing secara sehat dalam melakukan suatu kegiatan yang positif, hal ini
dapat menghindarkan pemborosan waktu, karena masing-masing ingin
memperlihatkan kerjanya secara cepat dan tepat.
2. Aktif dalam organisasi mulai yang tingkat sederhana seperti, Osis, Remaja
Mesjid, Karang Taruna dan sebagaianya.
d. Curang
Perbuatan curang dapat dihindarkan dengan cara-cara sebagai berikut :
Bila ada orang yang berbuat curang, kita hendaknya harus berani menegurnya
atau memperingatinya. Dengan cara demikian berarti kita menegur dan
memperingatkan diri kita sendiri
Usahakan bergaul dengan orang yang baik-baik, jangan suka bergaul dengan
orang yang suka berbuat curang, khianat, pembohong dan sebagianya.
Jangan sekali-kali mencoba berbuat curang, karena kalau sekali saja hal itu
dilakukan akan menjadi kebiasaan.
e. Ceroboh
Perbuatan ceroboh dapat dihindarkan dengan cara sebagai berikut :
1. Memahami dari setiap tindakan, sehingga dapat mempertimbangkan akibat dari
tindakan tersebut
2. Memperhitungkan kebaikan dan keburukan dari perbuatan tersebut, sehingga
yakin bahwa kebaikan akan membawa manfaat baik untuk diri sendiri.
3. Bertangung jawab atas yang akan atau yang sudah dilakukan, karena rasa
tanggung jawab itulah maka setiap tindakan jangan dilakukan secara sembrono
C. Hikmah Berakhlak Baik
Terhadap diri sendiri
Apabila kita melakukan perbuatan terpuji akan dapat mempertebal keimanan
seseorang, karena Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya dan Rasul-
Rasul-Nya adalah untuk memimpin manusia kearah kebaikan akhlak, agar timbul
gairah kepada mereka untuk berbuatan kebaikan dan menjauhi kejelekan akhlak
adalah tiang pembangunan umat, rahasia kebesaran-Nya menjadi dasar dari
kehidupan dan kebanggaan, bila baik akhlak manusia maka akan baik pulalah
semua perbuatannya dan akan harmonislah hubungganya, baik dengan Allah yang
maha pencipta, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.
Selain dapat mempertebal keimanan akan dapat pula menambah giat beribadah,
seperti diketahui bahwa ibadah pokok dalam Islam adalah : Shalat, Puasa, Zakat
dan Haji, tidak hanya untuk mendekatkan hubungan dengan Allah SWT, tetapi
juga mempunyai pengaruh terhadap pembentukan budi pekerti yang baik,
mislanya :
a. Shalat
Shalat dapat mencegah kejahatan dankemunkaran. Kejahatan adalah perbuatan
yang amat keji, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sedangkan kemunkaran
ialah suatu perbuatan buruk yang tidak dibenarkan oleh akal dan hati manusia.
Dengan demikian jelaslah bahwa kejahatan dan kemunkaran itu masuk dalam
kategori budi pekerti/akhlak yang buruk yang merusak kehidupan pribadi dan
masyarakat yang harus dihindarkan jauh-jauh.
b. Puasa
Puasa dapat menciptakan sifat taqwa dan taqwa itu suatu budi pekerti yang baik,
karena didalam taqwa mengandung 3 (tiga) unsur :
Menjauhkan perbuatan-perbuatan yang dimurkai oleh Allah SWT
Menghindarkan perbuatan yang merugikan diri sendiri.
Menjauhkan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain
c. Zakat
Zakat dapat menimpa jiwa yang suci dan yang bersih, salah satu sifat dan tabiat
manusia yang buruk ialah rakus, serakah dan kikir untuk memberantas sisfat
manusia yang buruk itulah diwajibkan zakat. Hal ini mempunyai pengaruh dalam
pembinaan akhlak manusia, agar senantiasa mencintai yang lemah (fakir miskin)
d. Haji
Ibadah haji ini dapat menghindarkan kejahatan dan permusuhan seperti dalam Al-
Qur¶an Allah SWT berfirman :
4 `yJsù uÚt sù ÆÎg Ïù ¢kptø:$# xsù y]sùu wur XqÝ¡èù wur
tA#y Å_ Îû Ædkysø9$# 3
Artinya :
³Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji,
Maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. (Q.S.Al-Baqarah : 197)
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan pada Bab terdahulu dapat
disimpulkan bahwa :
Yang dimaksud dengan akhlak ialah kesadaran melakukan perbuatan yang baik,
yangkemudian dibuktikan atau yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari
supaya dapat menumbuhkan dan membiasakan akhlak yang baik.
Akhlak yang baik berperan penting bagi kehidupn manusia baik untuk dirinya
sendiri berperan penting bagi kehidupan manusia baik untuk dirinya sendiri
maupun orang lain, sebaliknya akhlak tercela sangat merugikan dirinya sendiri
maupun orang lain yang harus kita jauhi.
Dengan akhlak yang baik akan terwujud suasana damai, rukun dan sejahtera
sesama umat manusia khususnya bagi kaum muslimin.
Saran-Saran
Didalam penyusunan karya tulis ini, penulis mempunyai saran-saran antara lain :
Supaya tetap tegaknya agama Islam, maka hendaknya bagi pemeluknya
melaksanakan perbuatan-perbuatan atau sifat-sifat yang baik dan terpuji, dengan
melaksanakannya kita telah menjaga dan memelihara agama Islam.
Hendaknya bagi para orang tua mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik
dan terpuji sejak masih kecil, agar kelak kemudian hari tidak menyusahkan
dirinya, keluarganya dan orang lain disekitarnya.
Hendaknya selain melakukan perbuatan maupun sifat terpuji agar supaya
menambah dengan amalan-amalan yang berpahalaseperti ; membaca Al-Qur¶an,
mendengarkan pengajian dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. A. Mudzakir dan H. Wardan BA, ³Pendidikan Agama Islam Untuk SLTA
Jilid II´. Kota Kembang, Yogyakarta, 1988
Drs. Zaharudin AR dan Drs. Aziz Dahlan. ³Akidah Akhlak Untuk Madarasah
Aliyah Kelas I. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Departemen Agama RI. Jakarta, 1988