Anda di halaman 1dari 20

GROUP FOURTH

Cooperative Learning

MILKA SHARON THEISSA


TIA
MARTHA MELLISA
ELENTINA MERITA FRANSISKA
Latar Belakang
Dunia pendidikan sedang mengalami krisis, perubahan-
perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi
tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh dunia
pendidikan. Jika praktik-praktik pengajaran dan
pendidikan di Indonesia tidak dirubah, bangsa Indonesia
akan ketinggalan oleh negara-negara lain. Upaya
pembaharuan proses tersebut, terletak pada tanggung
jawab guru, bagaimana pembelajaran yang disampaikan
dapat dipahami oleh anak didik secara benar. Dengan
demikian, proses pembelajaran ditentukan sampai sejauh
guru dapat menggunakan metode dan model
pembelajaran dengan baik
PENGERTIAN
COOPERATIVE LEARNING
Pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu model pembelajaran yaitu siswa
belajar dalam kelompok kecil yang
heterogen dan dikelompokkan dengan
tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi
dalam setiap kelompok terdapat peserta
didik yang berkemampuan rendah, sedang,
dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas,
anggota saling bekerja sama dan membantu
untuk memahami bahan pembelajaran.
Belajar belum selesai jika salah satu teman
belum menguasai bahan pembelajaran.
Atribut yang Digunakan
Agar terlaksana dengan baik strategi ini dilengkapi
dengan LKS yang berisi tugas atau pertanyaan yang
harus dikerjakan siswa. Selama bekerja dalam
kelompok, setiap anggota kelompok berkesempatan
untuk mengemukakan pendapatnya dan
memberikan respon terhadap pendapat temannya.
Setelah menyelesaikan tugas kelompok, masing-
masing menyajikan hasil pekerjaannya didepan
kelas untuk didiskusikan dengan seluruh siswa.
UNSUR – UNSUR DAN CIRI - CIRI
COOPERATIVE LEARNING

MENURUT LUNDGREN

MENURUT Nur

MENURUT Anita Lie


Menurut Lundgren
Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam
atau berenang bersama” (memiliki satu persepsi)
Siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain
Memiliki pandangan yang sama
Membagi Tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya
diantara anggota
Adanya evaluasi/penghargaan terhadap seluruhanggota
Berbagi kepemimpinan sementara, sehingga mereka
memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar
Para siswa akan diminta pertanggungjawaban secara
individual tentang materi yang mereka tangani

back
Menurut Nur (2001: 3)
Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif
untuk menuntaskan materi belajarnya.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari
ras, bangsa, suku, dan jenis kelamin yang
berbeda- beda.
Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok
daripada individu.

back
Menurut Anita Lie
1. Saling ketergantungan positif
2. Tannggung jawab perseorangan
3. Tatap muka
4. Komunikasi antar angngota
5. Evaluasi proses kelompok

Next
Pembelajaran Matematika
Pengertian Pembelajaran
upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi,
minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik (siswa) yang beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
Pengertian Matematika
Menurut H.W. Flower (Suyitno,2004:51) mathematics is the abstract science
of space and number
Pengertian Pembelajaran Matematika
pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata
pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada siswanya
yang didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi,minat, bakat, dan kebutuhan
siswa tentang matematika yang amat beragam
Pentingnya Cooperative Learning

Peningkatan belajar tidak bergantung pada usia siswa, mata pelajaran,


atau aktivitas belajar. Tugas-tugas belajar yang kompleks seperti
pemecahan masalah, berpikir kritis dan pembelajaran konseptual
meningkat secara nyata pada waktu digunakan strategi-strategi kooperatif
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa di dalam setting kelas, remaja
belajar lebih banyak dari satu teman ke teman yang lain diantara siswa
daripada guru. Konsekuensinya, pengembangan komunikasi yang efektif
seharusnya tidak ditinggalkan demi kesempatan belajar itu. Metode
pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa untuk
berinteraksi.
TUJUAN COOPERATIVE
1. Hasil akademik
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dala tugas – tugas akademik

2. Penerimaan terhadap perbedaan individu


Efek kedua dari metode ini adalah penerimaan yang luas terhadap orang
berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan.

3. Pengembagan keterampilan sosial


Bertujuan untuk mengajarmengajarkan kepada siswa keterampilan kerja
sama dan kolaborasi, meningkatkan daya nalar , anak nak dapat
merasakan bahwa berpikir lebih baik dari pada menghafal sehingga
mereka akan lebih termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar
matematika dan Coopertive learning yang meningkatkan hubungan
kerjasama antar teman
Model Cooperative Learning

Student teams achievement division (STAD)

Jigsaw (model tim ahli)

Group investigation go a round

Think pair and share

Make a match (membuat pasangan)


Student teams achievement division
(STAD)
STAD merupakan pendekatan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Di dalam
STAD terdapat poin yang penting yaitu bahwa
model ini mengukur skor ‘peningkatan individu’.
Tidak hanya itu, karena dalam STAD peningkatan
siswa anggota kelompok juga berpengaruh
terhadap kesuksesan kelompok, dan model
pembelajaran ini juga dapat memotivasi siswa
untuk aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan

back
JIGSAW
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga
pembelajaran orang lain.
Dengan demikian, “siswa saling tergantung
satu dengan yang lain dan harus bekerja sama
secara kooperatif untuk mempelajari materi
yang ditugaskan” (Lie, A., 1994).

back
Group investigation go around
• Model pembelajaran Group Investigation hampir
sama dengan model pembelajaran yang lain yang
berbasis belajar secara diskusi/kelompok, bedanya
adalah bahwa dalam Group Investigation materi yang
dibahas merupakan materi yang bersifat penemuan.
• Langkah-langkah:
• Membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari ± 5 siswa
• Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis
• Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab
pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam
dalam kurun waktu yang disepakati.

back
Think pair and share
Metode TPS merupakan salah satu strategi dalam
pembelajaran kooperatif dimana anak berdikusi
dengan berpasangan yang dilanjutkan dengan
diskusi pleno yang dapat memberikan waktu
kepada siswa untuk berpikir sehingga strategi ini
punya potensi kuat untuk memberdayakan
kemampuan berpikir siswa. Peningkatan
kemampuan berpikir siswa akan meningkatkan hasil
belajar atau prestasi belajar siswa dan kecakapan
akademiknya.

back
Make a Match
Langkah – langkah :
• Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa
kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)
• Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau
soal dari kartu yang dipegang.
• Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban)
• Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin
• Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya
• Kesimpulan

next
Kelebihan Cooperative Learning
• Meningkatkan harga diri tiap individu
• Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar.
• Konflik antar pribadi berkurang
• Sikap apatis berkurang
• Pemahaman yang lebih mendalam
• Retensi atau penyimpanan lebih lama
• Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
• Cooperative learning dapat mencegah keagresivan dalam sistem kompetisi dan
keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif.
• Meningkatkan kemajuan belajar (pencapaian akademik)
• Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif
• Menambah motivasi dan percaya diri
• Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman
sekelasnya
• Mudah diterapkan dan tidak mahal
Kelemahan Cooperative Learning
• Sering menimbulkan kekacauan di kelas
• Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh
bekerja sama dengan lain
• Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang
mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya
• Perasaan was –was anggota kelompok akan
hilangnya karakteristik pribadi mereka karena mereka
harus menyesuaikan diri dengan kelompok
• Siswa takut bahwa perkerjaan tidak akan terbagi rata
KESIMPULAN
• Pelaksanaan cooperative learning dalam
pembelajaran matematika dapat menggunakan
berbagai model serta efektif jika digunakan
dalam suatu periode waktu tertentu.
• Susana positif yang timbul dari cooperative
learning memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mencintai pelajaran dan guru matematika.
• Dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan
siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan
berpikir. Namun tidak menutup kemungkinan
kericuhan didalam kelas akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai