“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl:
36) Setiap kita adalah pemimpin akan kesnya masing-masing. Dan setiap
pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya bukan hanya di hadapan
manusia, tetapi juga di hadapan Allah swt..
Begitulah hadits Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita. Oleh karena itu, sudah
sepatutnyalah kita mencermati peran kita dalam memimpin di kelas kita masing
masing sedemikian sehingga kita mampu melahirkan karya-karya yang sukses.
Para ulama Islam memprioritaskan topik kepemimpinan dengan perhatian khusus,
karena itu merupakan salah satu daya dukung agama yang tidak mungkin tegak
kecuali dengannya.
Sarana mempengaruhi yang paling efektif bagi seorang pemimpin adalah tarbiyah
(pendidikan). Pemimpin yang pendidik (murabbi) adalah yang memahami tujuan
pendidikan, sasaran dan tahapannya yang secara global terdapat dalam tiga hal
berikut:
1. Pembentukan (At Takwin): Proses takwin dan fase pembentukan, yaitu:
“Memberikan pengetahuan-pengetahuan tertentu dan perilaku-perilaku
yang dibutuhkan dengan menggunakan sarana sarana kinetik-psikomotorik
dan intelektual kognitif yang sesuai dalam iklim emosional efektif yang
kondusif.’
2. Independensi (Al-Istiqlaaliyah)
Independensi secara sederhana berarti realisasi jati diri setiap individu
yang hakiki. ini bukan berarti bahwa hal tersebut ia capai dengan jerih
payah internal pribadi, namun juga dengan tarbiyah (pendidikan). Karena
dengan monitor dan perhatian penuh dan seorang pemimpin yang bertipe
mendidik tarbiyah dapat menumbuh kembangkan suatu kepribadian yang
unik dan independen dalam kerangka aturan pendidikan dan penghormatan
terhadap kebebasan orang lain.
Pendidikan pada fase ini memberi kesempatan kepada setiap individu
untuk memperoleh pengalaman-pengalaman pribadi serta pengembangan
sikap spontan dan independen sehingga tercapai manfaatmanfaat berikut:
• Pengembangantanggungjawab pribadi
• Pengembangan sikap spontanitas pribadi
• Mengenali sisi-sisi keistimewaan diii untuk dimanfaatkan
• Mengembangkan sikap independensi dan spontanitas orang lain,
dan menghormatinya.
3. Kontinuitas
Tujuan terpenting pada fase mi adalah menjadikan individu dapat menemukan
sifat kontinuitas dalam din dan organisasinya, dengan cara menanamkan dan
mengokohkan satu prinsip dalam benaknya bahwa ia adalah pewaris masa lalu
dan penanggung jawab masa depan. Demikian pula ia mempunyai kewajiban
untuk merealisasikan kemajuan yang melebihi generasi sebelumnya, karena
itu ia harus tahu dan mana ia harus memulai. Dan menyingkirkan segala
sesuatu yang tidak sesuai dan apa yang diwariskan pendahulunya serta
menyingkirkan penghambaan yang sempit.
Hal-hal yang perlu diorganisir oleh seorang pemimpin dapat kita gambarkan
secara umum dalam poin-poin di bawah ini, dengan maksud menjelaskan cara
mengorganisir yang efektif dan sesuai:
1. Asisten: Memberikan kebebasan kepada para asistennya yang menangani
pekerjaan masing-masing dan mengandalkan mereka serta tidak berupaya
untuk mengambil aIih tugas yang telah diberikan kepada mereka.
2. Tugas dan Fungsi: Mengatur tugas berarti pendistribusiannya secara rinci
untuk mencapai sasaran sesuai dengan kemampuan.
3. Pemberian perintah: Selalu menjaga agar perintah yang dikeluarkan
berasal dan satu sumber, baik dalam pendistribusian pekerjaan atau rincian
tugas yang dilaksanakan.
4. Pekerjaan: Agar selalu menjaga kekompakan kerja melalui pertemuan
bergilir untuk para pimpinan cabang. Yang dibahas dalam perkumpulan ini
adalah hal hat sebagal berikut.
Wallahu a’lam,
Lembaran jum’at
Masjid Raya Habiburrahman PT DIRGANTARA INDONESIA
Edisi 03 Tahun 1