Anda di halaman 1dari 13

SEL

Secara sederhana sel dapat diartikan sebagai bagian terkecil yang menyusun
makhluk hidup. Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan
dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuh
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular,
misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel
penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Pada tubuh makhluk hidup yang
bersel banyak (multiseluler) bentuk dan susunan sel beraneka ragam.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk
semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan
besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel
prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota
beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

Bagian sel yang utama diantaranya :


1. membran sel, plasmodesma
2. sitoplasma
3. Inti sel,
4. organel – organel sel.
Teori tentang sel :
1. Robert Hooke (1665), pertama kali melaporkan penemuan tentang sel, yang
diteliti dari sayatan gabus querqus suber. Sel yang ditemukan merupakan sel
mati dengan rongga sel kosong.
2. Antonie van Leuwenhook, melakukan pengamatan pada air di dalam jerami
melalui mikroskop buatannya sendiri dan menemukan adanya benda-benda
aneh.
3. Robert Brown, melakukan pengamatan pada cairan dari tanaman anggrek,
yang kemudian menemukan benda-benda yang melayang.
4. Theodore Schwan (1810-1882) dan Schleiden (1804-1881) : sel merupakan
kesatuan struktural makhluk hidup.
5. Max Schultze (1825-1874) mengemukakan bahwa sel merupakan kesatuan
fungsional makhluk hidup.
6. Rudolf Virchow (1858) : semua sel berasal dari sel yang telah ada (omnis
cellula ex cellula)
Kerena sel terdiri dari struktur yang berbentuk benang yang disebut kromosom
yang mengandung gen (gen berfungsi mengatur penurunan sifat). Maka sel
merupakan suatu kesatuan hereditas.

PROTOPLASMA
Protoplasma merupakan bagian isi sel yang hidup. Istilah protoplasma digunakan
untuk massa atau zat di dalam sel yang terdiri dari partikel – partikel koloid yang
bersifat kompleks. Plasma sel dapat dibedakan antara nukleoplasma dengan
sitoplasma. Nukleoplasma adalah plasma yang terdapat dalam nukleous. Sedangkan
sitoplasma adalah plasma yang terdapat di dalam sel dan terletak antara dinding sel
dengan inti sel.
Teori tentang Protoplasma :
1. Hanstein, mengemukakan bahwa sel tidak hanya berisi rongga tanpa isi
(cytos) tetapi sel itu berupa kantung atau rongga yang memiliki isi (cella)
2. Felix Durjadin (1835), mengemukakan isi sel yang berupa cairan dan
menyatakan bahwa cairan tersebut merupakan bagian yang penting dari sel
3. Johannes Purkinye (1787-1869), mengemukakan istilah protoplasma untuk
melukiskan bahan – bahan embrional yang terdapat dalam telur.
4. Huge Van Mohl (1805 – 1872), seorang ahli botani bangsa jerman yang
mengemukakan bahwa sel tumbuh – tumbuhan tersusun dari substansi hidup,
yang disebut protoplasma
5. Max Schultze (1825 – 1874), menyatakan bahwa protoplasma merupakan
dasar – dasar fisik dari kehidupan.
Proto plasma merupakan senyawa kimia kompleks, terdiri dari zat – zat anorganik dan
senyawa organik. Susunan kimia protoplasma terdiri dari :
O = 62 % P = 1.14 % Mg = 0.07 %
C = 20 % Cl = 0.16 % I = 0.014 %
H = 10 % S = 0.14 % Fe = 0.010 %
N =3% K = 0.11 % Unsur lain = 0.756 %
Ca = 2.50 % Na = 0. 10 %
Senyawa anorganik yang menyusun protoplasma antara lain :
1. Air, (70 - 90 % dari berat individu ) berfungsi sebagai pelarut unsur – unsur
dan senyawa – senyawa kimia dan sebagai transportasi zat-zat sebagai bahan
baku reaksi –reaksi hidrolisis dan berperan dalam reaksi metabolisme lainnya.
2. Garam – garam mineral, yang ion – ionnya berperan dalam menstabilkan ph
protoplasma pada keadaan netral berkisar antara 6.8 – 7.2. Misalnya NaCl,
MgCl2, CsSO4, KH2PO4, NH2 H2 PO4, NHCO3
3. Gas
• Oksigen (O2 ), berfungsi untuk proses respirasi dan sebagai penghasil energi
dalam mitokondria
• Karbondioksida (CO2 ), hasil dari proses respirasi, bagian tumbuhan hijau
digunakan dalam proses fotosintesis
• Amoniak (NH3 ), hasil perombakan asam amino.
Senyawa – senyawa organik yang menyusun protoplasma, antara lain :
1. Karbohidrat, tersusun atas C, H, dan O. Dibuat dalam
proses fotosintesis (tumbuhan hijau ). Sebagai sumber energi dan pembentuk
senyawa organik lainnya.
2. Protein, tersusun atas C, H, O, dan N dan kadang –
kadang S dan P. Protein merupakan komponen pembentuk sel dan bagiannya.
Sebagai penghasil kalori, membangun jaringan tubuh dan mengganti yang
rusak, serta membentuk antibody, hormone dan ezim.
3. Lemak atau lipida teriri atas unsure C, H, dan O.
terbentuk dari asam lemak dan gliserol. Berfungsi membentuk membran sel
dan mengatur peredaran lipida, sebagai sumber energi dan pelarut beberapa
protein
4. Asam Nukleat, srbagai komponen penyusun RNA dan
DNA.

SIFAT – SIFAT PROTOPLASMA


1. Protoplasma merupakan sistem koloid karena molekul-molekulnya sebagian
besar berukuran 0.001 – 0.1 mikron
2. Gerak Brown, gerak bebas dan acak yang dipengaruhi oleh suhu
3. Efek Tyndal, memantulkan atau menghamburkan cahaya
4. Siklosis, gerakan yang berupa arus.
• Sirkulasi, aliran plasma yang arah pergerakannya lebih dari satu arah
tanpa pola tertentu
• Rotasi, aliran plasma ke satu arah sepanjang dinding sel.
5. Gerak Ameboid, disebabkan karena perubahan fungsi sehingga dapat
memanjang
6. Molekulnya bersifat Buffer atau penyangga.

BAGIAN – BAGIAN SEL


1. Selaput plasma
Tersusun atas lipoprotein. Lapisan luar terdiri atas protein, lapisan dalam
terdiri dari lemak (lipida). Membran sel membatasi segala kegiatan yang
terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu oleh pengaruh dari luar.
Karena fungsi ini, membran sel bersifat “selektif permeable”, dapat
menentukan bahan-bahan tertentu saja yang bisa masuk ke dan keluar dari sel.
Pada sel tumbuhan, membran sel dalam keadaan normal melekat pada dinding
sel akibat tekanan turgor dari dalam sel Berfungsi juga untuk mengatur
transportasi zat – zat dari dan ke dalam sel.
2. Plasma Sel
• Nukleoplasma, plasma yang terdapat di dalam nukleous.
• Sitoplasma adalah plasma yang terdapat di dalam sel dan terletak
antara dinding sel dengan inti sel. Fungsi utama kehidupan
berlangsung di sitoplasma. Hampir semua kegiatan metabolisme
berlangsung di dalam ruangan berisi cairan kental ini. Di dalam
sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam
cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut
matriks. Organellah yang menjalankan banyak fungsi kehidupan:
sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi
terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur
secara enzimatik. Selain organel, terdapat pula vakuola, butir-butir
tepung, butir silikat dan berbagai produk sekunder lain. Vakuola
memiliki peran penting sebagai tempat penampungan produk sekunder
yang berbentuk cair, sehingga disebut pula 'cairan sel'. Cairan yang
mengisi vakuola berbeda-beda, tergantung letak dan fungsi sel.
3. Inti Sel (Nukleous)
Berfungsi dalam mengatur seluruh kegiatan di dalam sel, pengatur
pembelahan sel dan pembawa informasi genetik. Nukleous terdiri atas :
• Selaput inti (membran inti = karioteka)
Merupakan selaput yang rangkap, yang tersusun dari lipoprotein. Sel yang
memiliki selaput inti disebut eukariotik sedangkan yang tidak memiliki
disebut prokariotik.
• Plasma inti, nukleoplasma, plasma yang tersusun di dalam sel.
• Anak inti, (nukleoulus), setiap sel memiliki satu atau lebih anak inti,
mempunyai struktur yang mirip dengan plasma sel yang banyak
mengandung ARN
• Benang – benang kromatin, tersusun atas butir – butir kromatin yang
kemudian menebal dan memendek membentuk kromosom yang di
dalamya terdapat gen – gen yang mengendalikan sifat – sifat keturunan.
4. Mitokondria (kondriosom)
Merupakan tempat respirasi sel. Mempunyai struktur dinding yang rangkap
dan dinding lapisan yang berlekuk – lekuk disebut Krista yang berguna dalam
memperluas bidang permukaan sehingga respirasi lebih efektif. Jumlahnya di
dalam sel ada yang banyak, ada yang sedikit. Memiliki berbagai enzim yang
berperan dalam reaksi kimia kreb Cycle. Hasil oksidasi pada mitokondria
membentuk ATP. karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".
5. Badan Golgi (Aparatus Golgi)
Banyak ditemukan pada sel – sel kelenjar. Fungsinya antara lain :
• Sebagai alat ekskresi sel,
• Mengumpulkan,memodifikasi, mengemas dan mendistribusi molekul pada
suatu tempat yang akan dipakai di tempat lain.
• Membentuk dinding sel dan selaput sel.
• Pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
6. Lisosom
Organel ini terdapat pada sel hewan saja. Banyak terdapat pada sel – sel yang
menyelenggarakan imunitas, seperti leukosit, monosit dan limfosit. Merupakan
tempat pembentukan enzim pencernaan (prorease, lipase, fosfase). Selain itu
berfungsi juga dalam menguraikan substansi dalam sel yang termasuk
membahayakan, menghancurkan organel lain yang tidak diperlukan, dan
menghacurkan dirinya sendiri (autolisis)
7. Retikulum Endoplasma (RE)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel, yang
merupakan saluran saluran halus dan berlekuk- lekuk yang berfungsi
menghubungkan nukleous dan membran plasma sekaligus alat transportasi protein
dan lipid.
• RE halus , tidak mengandung ribosom
• RE kasar, mengandung ribosom
8. Ribosom
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang
melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel
terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Berfungsi dalam sintesa protein.
9. Sentrosom
Hanya ada pada sel hewan, terletak dekat inti. Berfungsi membentuk sentriol
(sepasang) yang berfungsi membentuk gelendong pembelahan, dan mengatur
gerak kromosom ke kutub yang berlawanan.
10. Vakuola
Pada sel tumbuhan
• Semakin tua semakin besar dan bersifat permanen
• Memiliki selaput yang disebut tonoplas
• Terdapat banyak zat yang mengendap :
o Alkaloida, bersifat racun dan mempunyai sifat fisiologi tertentu yang
dapat dimanfaatkan dalam farmasi :
 Nikotin (tembakau)
 Kafein (Kopi)
 Papain (papaya)
 Piperin (daun sirih)
 Tein (teh)
 Teobromin( (coklat)
o Asam – asam organik (tatrat, sitrat)
o Senyawa organik (karbohidrat, lemak )
o Senyawa anorganik (nitrat, fospat)
o Kristal – kristal (oksalat, karbonat)
o Butir - butir aleuron, merupakan butir – butir halus sebagai cadangan
makanan
o Butir – butir amilum
o Minyak atsiri pada tumbuhan tertentu, misalnya Jasmine pada melati,
Roseine pada mawar dan Zingiberine pada jahe
o Mengandung zat warna, anitosianin.
Pada sel hewan
Pada hewan bersel satu terdapat vakuola kontraktil yang berperan
menstabilkan tekanan osmosis sel dan vakuola makanan untuk pencernaan.
11. Plastida
Hanya terdapat pada tumbuhan saja. Menurut bentuk, fungsi dan warnaya
dibedakan menjadi :
• Leukoplas, tidak berwarna, terdapat pada bagian tumbuhan yang tidak
terkena sinar matahari seperti akar.
o Amiloplas, tempat pembentukan dan penyimpanan gula
o Elaioplas, tempat pembentukan dan penyimpanan lemak
• Kloroplas, berwarna hijau karena mengandung klorofil, banyak
terdapat di daun.
Klorofil a, berwarna hijau kebiruan, C55H72O5N4Mg
Klorofil b, berwarna hijau kekuningan, C55H70O6N4Mg
Kromoplas, berwarna macam-macam pada bunga, buah dan batang.
Fikosianin, warna biru
Fikosantin, warna perang
Karotin, warna kuning
Fikoeritrin, warna merah

12. Badan mikro


• Glioksisom, terdapat hanya pada tumbuhan, berfungsi mengoksidasi lemak
menjadi karbohidrat.
• Peroksisom, terdapat pada hewan dan tumbuhan, banyak mengandung enzim
katalase. Pada hewan banyak terdapat pada organ hati dan ginjal sedangkan
pada tumbuhan banyak terdapat hampir di seluruh jaringan.

13. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel
dan sebagai rangka sel. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung
pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela
dan Silia.

14. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya
yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam
pergerakan sel.

15. Dinding sel (Cell Wall)


Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan
selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang
dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-
lain Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut
Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut
Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.

Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan

Sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:

Sel tumbuhan Sel hewan

Sel tumbuhan lebih besar


Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
daripada sel hewan.
Mempunyai bentuk yang tetap, Tidak mempunyai bentuk yang tetap, tidak
karena mempunyai dinding sel mempunyai dinding sel

Tidak mempunyai sentrosom Mempunyai sentrosom.

Mempunyai plastida Tidak mempunyai plastida.

Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang sel


Mempunyai vakuola atau rongga
beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi
sel yang beast.
tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan).

Mempunyai glioksisom Tidak mempunyai glioksisom

Tidak mempunyai lisosom, Mempunyai lisosom

Menyimpan tenaga dalam Menyimpan makanan dalam bentuk biji (granul)


bentuk biji (granul) kanji. glikogen.
cell 2 (schematic): A plant, B animal; 1 cell wall, 2 plasma membran, 3
mitochondrion, 4 vacuole, 5 Golgi apparatus, 6 cytoplasm, 7 nuclear membran, 8
nucleolus, 9 nucleus, 10 chromatin, 11 endoplasmic reticulum with associated
ribosomes, 12 chloroplast, 13 centriole, 14 lysosome

REPRODUKSI SEL
Reproduksi adalah suatu aktivitasdari makhluk hidup dalam mempertahankan
kelangsungan hidup jenisnya agar tidak punah. Kita mengenal tiga jenis reproduski
sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi).

Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung
tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada
sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru. MITOSIS
adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur,
yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase, yang terjadi pada sel somatic atau sel
penyusun tubuh. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa
istirahat sel yang dinamakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan
sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.

Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah
sebagai berikut:

1. Profase, pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin


menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid.
Dinding inti dan anak inti menghilang. Pasangan sentriol berpisah dan bergerak
menuju kutub yang berlawanan. Terbentuk serat gelendong antar kedua kutub
pembelahan.
2. Metafase, pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/ kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase, pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong
menuju ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase, kromatid berubah menjadi benang – benang kromatin. Serat
gelendong menghilang. Terbentuk dinding inti dan nukleoulus sehingga terbentuk
dua inti baru. Pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma
menjadi dua bagian).
MEIOSIS (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap
pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan
(reduksi) jumlah kromosom. Terjadi pada sel generatif atau sel kelamin. Meiosis
terbagi menjadi dua tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II tanpa diselingi
interfase. Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti
pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah
sebagai berikut :

1. Meiosis I
a. Profase I
 Leptoten (leptonema), krromatin menebal membentuk kromosom
 Zigoten (zigoneme), kromosom homolog mulai berpasangan dan sentriol
bergerak menuju kutub yang berlawanan.
 Pakiten (pakinema), tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi 2
kromatid dengan sentromer masih 1.
 Diploten (diplonema), kromatid membesar dan memendek, gandengan
homolog dan menjadi rapat.
 Diakinesis, ditandai crossing over dari bagian kromosom yang telah
mengalami duplikasi. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan,
nucleolus dan dinding inti menghilang. Terbentuk serat gelendong.
b. Metafase I, kromosom ke bidang ekuator dan menggantung,
kromosom homolog terus bergandengan.
c. Anafase I, kromosom homolog berpisah menuju kutub yang
berlawanan, kromatid belum terpisah.
d. Telofase I, kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin,
serat gelendong menghilang. Dinding inti dan nucleolus terbentuk kembali.
Sentriol mengganda menjadi dua.
e. Profase II, kromatin kembali menjadi kromosom. Kromosom yang
terdiri dari dua kromatid tidak mengalami duplikasi lagi. Dinding inti dan
nucleolus menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan dan
terbentuk serat gelendong
f. Metafase II, kromosom menuju bidabg equator dan menggantung
pada serat.
g. Anafase II, kromatid berpisah dari homolognya, bergerak menuju
kutub yang berlawanan.
h. Telofase II, kromosom berubah menjadi benang kromatin, serat
gelendong menghilang, dinding inti dan nucleolus terbentuk kembali, dan sentriol
di seliputi kromosom.

Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I


dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interfase). Setelah selesai telofase II
dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interfase.

PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS

Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis


Sifat mempertahan-kan
Tujuan Untuk pertumbuhan
diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)
Tempat terjadinya sel somatis sel gonad

Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet,


yaitu Oogenesis dan Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal
Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.

SPERMATOGENESIS

Spermatogonium
(2n)

Spermatosit primer (2n)

Spermatosit sekunder (n) Spermatosit sekunder (n)

Spermatid (n) Spermatid (n) Spermatid (n) Spermatid (n)

Sperma (n) Sperma (n) Sperma (n) Sperma (n)


OOGENESIS

Oogonium (2n)

Oosit Primer (2n)

Oosit sekunder (n) Sel polosit primer (n)

Ootid (n) Sel polosit Sel polosit Sel polosit


sekunder sekunder sekunder

Ovum (n) mati mati mati

Anda mungkin juga menyukai