Anda di halaman 1dari 4

September 1,

TUGAS 1 MK FITOINDIKATOR/TINIA LSA/G353090171


2010

Toleransi (tolerance) : kemampuan makhluk hidup untuk menahan dan menyintasi kisaran
tertentu keadaan ekstrem (Rifa`i 2002)
HUKUM TOLERANSI : kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam
ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta
kondisi faktor kimiawi dan fisika yang harus berada dalam kisaran
yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut.
Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya
karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam
(Departemen Biologi ITB 2004).
Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai bila faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Bila salah satu faktor lingkungan
tidak seimbang dengan faktor lingkungan lain, faktor ini dapat menekan atau kadang-kadang
menghentikan pertumbuhan organisme. Faktor lingkungan yang paling tidak optimum akan
menentukan tingkat produktivitas organisme. Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor pembatas.
Justus Von Liebig adalah salah seorang pioner dalam hal mempelajari pengaruh macam-macam
faktor terhadap pertumbuhan organisme, dalam hal ini adalah tanaman. Liebig menemukan pada
tanaman percobaannya bahwa pertumbuhan tanaman akan terbatas karena terbatasnya unsur hara
yang diperlukan dalam jumlah kecil dan ketersediaan di alam hanya sedikit. Oleh karena itu, Liebig
menyatakan di dalam Hukum Minimum Liebig yaitu: "Pertumbuhan tanaman tergantung pada
unsur atau senyawa yang berada dalam keadaan minimum". Organisme mempunyai batas
maksimum dan minimum ekologi, yaitu kisaran toleransi dan ini merupakan konsep hukum
toleransi Shelford. Di dalam hukum toleransi Shelford dikatakan bahwa besar populasi dan
penyebaran suatu jenis makhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang melampaui batas
toleransi maksimum atau minimum dan mendekati batas toleransi maka populasi atau makhluk
hidup itu akan berada dalam keadaan tertekan (stress), sehingga apabila melampaui batas itu
yaitu lebih rendah dari batas toleransi minimum atau lebih tinggi dari batas toleransi maksimum,
maka makhluk hidup itu akan mati dan populasinya akan punah dari sistem tersebut. Untuk
menyatakan derajat toleransi sering dipakai istilah steno untuk sempit dan euri untuk luas. Cahaya,
temperatur dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang penting untuk daratan,
sedangkan cahaya, temperatur dan kadar garam merupakan faktor lingkungan yang penting untuk
lautan. Semua faktor fisik alami tidak hanya merupakan faktor pembatas dalam arti yang merugikan
akan tetapi juga merupakan faktor pengatur dalam arti yang menguntungkan sehingga komunitas
selalu dalam keadaan keseimbangan atau homeostatis (pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?
menu=bmpshort).
September 1,
TUGAS 1 MK FITOINDIKATOR/TINIA LSA/G353090171
2010

Penghindaran (avoidance) : upaya makhluk hidup untuk sintas (dengan cara melakukan
penghidaran terhadap kondisi ekstrim) (Rifa`i 2002).
Setiap makhluk hidup memiliki cara masing-masing untuk menghindar dari
musuh/predatornya/kondisi yang tidak sesuai. Strategi penghindaran ini merpakan strategi bertahan
(defensif) terhadap kondisi lingkungan, baik biotik maupun abiotik, yang buruk.
Dalam teknik pengendalian penyakit (epidemiologi), penghindaran (avoidance) dilakukan
untuk mengurangi tingkat penyakit dengan memilih waktu/musim atau tempat dimana jumlah
inokulum suatu penyakit rendah atau memilih tempat dimana lingkungan tidak mendukung
untuk terjadinya infeksi
(www.aspnet.org/education/advancedPlantPath/Topics/Epidemiologi/Managent).
Singa dan hyena merupakan kompetitor dan predator utama cheetah. Untuk menghindari
pemangsaan, cheetah hidup bergerak mengikuti singa dan hyena (Durant 2000). Beberapa hewan
memiliki strategi untuk menghindari musuh. Seperti Loligo indica dan Octopus yang
menyemprotkan tinta untuk mengelabui musuhnya, kemudian pergi meninggalkannya.
Tumbuhan tidak dapat aktif berpindah dalam menghindar dari kondisi buruk, tetapi
tumbuhan memiliki beberapa srategi untuk mengatasi kondisi buruk. Ada tumbuhan yang
menyelesaikan siklus hidupnya hanya pada musim yang cocok saja
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/783/1/132231813(5).pdf).
Beberapa jenis tumbuhan tertentu melakukan penghindaran kompetisi. Contohnya 17 jenis
tumbuhan di padang rumput pada satu lokasi mempunyai pengaturan waktu berdaun, berbunga,
dan berbuah yang berbeda, sehingga tidak terjadi persaingan kebutuhan nutrisi, cahaya, dan air
(Fitter & Hay 1981).
Beberapa hewan melakukan fase dormansi, atau jika pada serangga disebut diapause, atau
hibernasi pada mamalia, dengan tujuan untuk menghindar dari kondisi buruk. Beberapa hewan
melakukan migrasi untuk menyelamatkan hidupnya (Phillips 1975).
Penghindaran (avoidance) merupakan salah satu taktik untuk mengatasi cekaman (stress),
selain amelioration, dan tolerance. Tumbuhan melakukan penghindaran siklus hidup pada kondisi
yang tidak sesuai seperti winter. Amelioration adalah modifikasi lingkungan internal (morfologi) yang
dilakukan agar organisme dapat bertahan hidup pada kondisi cekaman. Contoh, kaktus memiliki
sistem perakaran yang hebat sehingga dapat memenuhi kebutuhan air. Pada hewan taktik ini dikenal
dengan homeostatis. Sedangkan toleransi merupakan kondisi di mana secara fisiologi dan biokimia
organisme beradaptasi untuk tetap menjalankan fungsinya di bawah kondisi cekaman (Fitter & Hay
1981).
September 1,
TUGAS 1 MK FITOINDIKATOR/TINIA LSA/G353090171
2010

Keseimbangan (steady state) : keadaan tidak berubah yang dipertahankan terus menerus oleh
individu/ekosistem (Rifa`i, 2002).
Ekosistem merupakan sistem yang terbuka, dimana energi dan sinar matahari menyeberangi
perbatasan sistem. Sistem alam terbuka memiliki kharakteristik cenderung berada dalam suatu
kondisi yang seimbang dan dinamis. Keseimbangan dinamis tercapai akibat adanya pengaturan diri
terhadap setiap perubahan dari energi atau materi yang masuk atau beredar. Contoh: hewan
pemangsa dan mangsanya (http://file.upi.edu/ai.php?dir=Direktori/D - FPMIPA/JUR. PEN.).
Contoh bagus untuk kondisi steady state adalah tubuh manusia dewasa, mulai dari pubertas
sampai dengan kematian peningkatan atau penurunan kualitas atau kuantitas mengalami sedikit
perubahan, walaupun sel dan jaringan tubuh secara kontinyu berubah. Masukan makanan, keluaran
sisa makanan bertahan dalam kondisi relatif sama. Contoh pada ekosistem hutan dewasa: daun yang
gugur dan mengalami dekomposisi tergantikan oleh tumbuhan lain yang tumbuh, hutan terus
bertahan (Brock 1967).
Pada tingkat sel, keseimbangan (steady state) dilakukan mengikuti beberapa cara yaitu:
1. Mekanisme untuk mempertahankan konsistensi ion dan metabolit
2. Mekanisme perbanyakan perubahan kimia melalui neuron
3. Mekanisme pengontrolan enzim
4. Mekanisme pengontrolan jumlah dan ukuran sel
5. Mekanisme pengontrolan bentuk sel (Phillips 1975)

Keterkaitan antara toleransi (tolerance), penghindaran (avoidance), dan keseimbangan (steady


state)
Makhluk hidup melakukan berbagai cara untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap
individu memiliki kisaran toleransi yang berbeda untuk melangsungkan kehidupan optimalnya.
Apabila batas toleransi terlewati atau kurang, maka ia akan mengalami kerusakan bahkan kematian.
Untuk menghindari kerusakan dan mempertahankan hidup, organisme akan melakukan
penghindaran (avoidance) terhadap kondisi buruk, juga adaptasi. Apabila ia dapat mempertahankan
kondisi optimal dan sukses melakukan penghindaran/adaptasi maka akan tercapai suatu kondisi
stabil (steady state).
September 1,
TUGAS 1 MK FITOINDIKATOR/TINIA LSA/G353090171
2010

References

Brock . 1967. Ecosystem and steady state. BioScience 17:166-169.

Durant SM. 2000. Living with the enemy: avoidance of hyenas and lions by cheetahs in the Serengeti
Behav Ecol 11(6): 624-632. http://beheco.oxfordjournals.org/cgi/content/short/11/6/624 .

Fitter AH, Hay RKM. 1981. Environmental Physiology of Plants.London: Academic Press. p: 273-274.

Pengetahuan Lingkungan © 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre).

Phillips JG. 1975. Environmental Physiology. New York: Blackwell Scientific Publications. P: 129-149.

pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort

Rifa`i MA. 2002. Kamus Biologi. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai