Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika bertujuan agar siswa menguasai konsep-konsep fisika dan
saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian
proses ilmiah. Proses tersebut meliputi penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
Mempelajari fisika pada materi optika geometri, khususnya mempelajari pemantulan cahaya dan
cermin, dimana siswa diharapkan mampu menjelaskan hukum pemantulan cahaya, sifat – sifat
bayangan pada cermin datar, jumlah bayangan yang dibentuk dua buah cermin, sifat – sifat bayangan
pada cermin lengkung dan rumus yang berlaku dalam cermin lengkung tidak cukup hanya dengan
penjelasan saja. Namun, akan lebih mudah dimengerti oleh siswa jika siswa terlibat langsung dalam
aktivitas pemecahan masalah (melalukan suatu percobaan), maka dalam mengajar materi optika
geometri sebaiknya guru menggunakan metode eksperimen atau demonstrasi, sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Karena terbatasnya alat yang ada di sekolah dan waktu yang tersedia, maka
metode demonstrasilah yang lebih tepat digunakan.
Proses pembelajaran akan lebih berhasil, jika strategi yang digunakan guru dalam mengajar tepat. Selain
pemilihan metode yang sesuai, model pembelajaran yang digunakan juga harus sesuai dengan materi
dan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Metode yang sesuai dengan materi optika geometri dan
tujuan pembelajaran di atas adalah model pembelajaran berdasarkan masalah ( Problem Based
Instruction ) atau yang disingkat PBI, karena PBI memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna
bagi siswa, dimana siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih, sedangkan peran
guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.

BAB II
PEMBAHASAN
Materi optika geometri adalah bagian dari ilmu fisika yang mempelajari tentang cahaya khusunya
tentang pemantulan cahaya, dimana konsep dari materi ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari dan dapat dibuktikan melalui sebuah penelitian ( percobaan ), maka digunakan metode demostrasi
dan model PBI, yang disertai dengan lembar kegiatan siswa.

Metode Demonstrasi (Demonstration Method)


Menurut Muhibbin (2000), metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000), metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Jadi, disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan berjalannya suatu proses
pembentukan tertentu pada siswa, yang dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru atau anak didik itu
sendiri

Kelebihan metode demonstrasi


a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan pada apa yang di demonstrasikan, jadi proses anak didik akan
lebih terarah dan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain serta titik berat yang penting
oleh guru dapat diamati.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
d. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
e. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
f. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh kenkret, dengan
menghadirkan objek sebenarnya.
g. Merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar
Model Pembelajaran Problem Based Introduction ( PBI )
PBI adalah pembelajaran berdasarkan masalah, merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran
proses berpikir tingkat tinggi. Ciri-ciri dari model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends
(2001 : 349), yaitu :
1 Pengajuan pertanyaan atau masalah.
2 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3 Penyelidikan autentik, yang mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari
penyelesaian nyata terhadap masalah nyata, menganalisis dan mendefinisikan masalah,
mengembangkan hipotesis, membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan
eksperimen, membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
4 Menghasilkan produk dan memamerkannya.
5 Kolaborasi, dimana siswa bekerja sama satu dengan yang lainnya, secara berpasangan atau kelompok
kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas
kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.

Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama dimulai dengan guru memperkenalkan
siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima
langkah tersebut, yaitu :
1 Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena
atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan.
2 Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
3 Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4 Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5 Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan. (Sumber: Ibrahim, 2000 : 13).

Lembar Kerja Siswa ( LKS )


Lembar kerja siswa adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa berisi prosedur dalam melakukan
percobaan dan soal-soal yang harus diselesaikan oleh siswa yang berkaitan dengan percobaan yang akan
dilkukan untuk melihat sampai dimana pengusaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )

Satuan Pelajaran : SMA


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 2 ( dua )
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 2 x 45 menit )

1. Standar Kompetensi : Menerapkan prinsip kerja alat – alat optik

2. Kompetensi Dasar : Menganalisis alat – alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.

3. Indikator : a. Menjelaskan pemantulan cahaya secara kualitatif dan kuantitatif.


b. Menjelaskan pemantulan cahaya pada cermin datar dan cermin lengkung.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Siswa dapat menjelaskan hukum pemantulan cahaya.
b. Siswa dapat menjelaskan sifat – sifat bayangan pada cermin datar.
c. Siswa dapat menjelaskan jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua buah cermin datar.
d. Siswa dapat menjelaskan sifat – sifat bayangan pada cermin lengkung.
e. Siswa dapat menjelaskan rumus yang berlaku pada cermin lengkung.
5. Materi Pokok : Optika Geometri.

6. Sub Materi Pokok : Pemantulan Cahaya dan Cermin.


7. Model, Metode dan Media Pembelajaran
a. Model Pembelajaran : PBI.
b. Metode Pembelajaran : Demonstrasi.
c. Media Pembelajaran : OHP.

8. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran


a. Sumber : Buku Fisika SMA Kelas X.
b. Alat dan Bahan : 2 buah cermin datar, uang logam, busur derajat, OHP, sumber cahaya, gelas, pensil,
bangku optik, cermin cekung layar A (benda) dan layar L.

9. Langkah – Langkah Pembelajaran


a. Kegiatan Awal ( 15 menit ) :
- Guru membuka pelajaran yang diawali dengan salam atau sapaaan kepada siswa.
- Guru memberikan motivasi awal kepada siswa dengan melakukan demonstrasi sederhana mengenai
sifat – sifat cahaya, yaitu :
- Guru meletakkan tangannya ke arah dinding dan guru melakukan tanya jawab kepada siswa, yaitu :
• Apa yang tampak di dinding ?
• Bagaimana bentuk bayangan tersebut ?
Demonstrasi ini menyatakan bahwa cahaya merambat lurus.
- Guru menghidupkan OHP lalu mengarahkan kaca ke dinding dan guru meminta siswa untuk
menyimpulkan makna yang dimaksudkan, yaitu bahwa cahaya mengalami pemantulan.
- Guru mengambil gelas, memasukkan air ke dalam gelas, lalu memasukkan pensil dan guru melakukan
tanya jawab, yaitu :
• Fenomena apa yang tampak ?
Ini membuktikan bahwa cahaya mengalami pembiasan.

b. Kegiatan Inti ( 60 menit ) :


- Guru bertanya kepada siswa mengenai pemantulan cahaya, yaitu :
• Mengapa kita dapat melihat suatu benda ?
- Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
- Guru menjelaskan hukum pemantulan cahaya, yaitu :
• Guru menyuruh siswa menggambarkan proses pemantulan cahaya.
• Guru meminta siswa untuk menyimpulkan makna gambar tersebut.
• Siswa menyimpulkan makna gambar tersebut.
• Guru memberikan penjelasan yang benar mengenai makna gambar tersebut, yakni mengenai hukum
pemantulan cahaya yang berbunyi :
1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang
datar.
2. Sudut datang sama dengan sudut pantul .
- Guru bertanya kepada siswa, yaitu :
• Ada berapakah pemantulan cahaya pada cermin ?
- Siswa menjawab pertanyaan guru.
Pemantulan pada cermin datar
- Guru bertanya kepada siswa, yaitu :
• Ketika kalian sedang bercermin, apa yang tampak ?
- Siswa menjawab pertanyaan.
- Guru bertanya kepada siswa, yaitu :
• Bagaimana sifat bayangan yang terbentuk ?
- Siswa menjawab pertanyaan.
- Guru memberikan jawaban yang benar dari pertanyaan tersebut.
- Guru membagi siswa ke dalam kelompoknya masing – masing, dimana satu kelompok terdiri dari 4-5
siswa.
- Guru membagikan LKS kepada masing – masing kelompok.

Lembar Kerja Siswa ( LKS )


Percobaan 1

Alat dan bahan : 2 buah cermin datar, busur derajat dan koin / uang logam.
Prosedur kerja :
1. Letakkan dua buah cermin datar yang bertumpuh di atas meja. Bagian depan cermin menghadap ke
ruang yang sama. Atur sudut antara kedua cermin.
2. Letakkan sekeping uang logam di depan cermin.
3. Bepara banyak bayangan yang dapat Anda lihat pada cermin.
Sudut antara kedua cermin Banyak bayangan
15 ....
30 ....
45 ....
60 ....
90 ....

4. Berdasarkan tabel diatas, adakah hubungan antara sudut kedua cermin dan banyak bayangan yang
dibentuknya ? Jika ada, nyatakan hubungan tersebut ke dalam suatu persamaan.

- Guru mendemonstrasikan percobaan sederhana tersebut bersama siswa


- Siswa mengerjakan LKS
- Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menuliskan hasil diskusi.
- Guru menjelaskan jawaban yang seberannya, yaitu : banyaknya jumlah bayangan tergantung dari sudut
yang dibentuk oleh kedua cermin tersebut, dimana rumusnya adalah

- Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasilnya paling bagus.

Pemantulan pada cermin lengkung


- Guru mengambarkan sinar – sinar istimewa pada cermin lengkung.
- Guru menyuruh siswa berdiskusi untuk melukis bayangan pada cermin lengkung untuk mengetahui
sifat – sifat dari cermin lengkung.
- Guru menyuruh siswa untuk mempersentasikan hasil diskusi kelompok.
- Guru memberikan komentar terhadap hasil diskusi kelompok siswa.
- Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang jawabannya benar.
- Guru mendemonstrasikan percobaan sederhana untuk menentukan hubungan antara jarak benda (s)
dan jarak bayangan (s’)
- Guru menyuruh siswa menjawab LKS percobaan yang kedua.

Lembar Kerja Siswa ( LKS )


Percobaan 2
Alat dan bahan : Bangku optik, cermin cekung, layar A ( sebagai benda ) dan layar L.

Prosedur kerja :
1. Letakkan benda di antara cermin cekung dan layar pada bangku optik.
2. Geser – geserlah letak layar sepanjang mistar bangku optik sehingga bayangan benda terlihat jelas
pada layar.
3. Ukur jarak layar dari cermin cekung, disebut jarak bayangan (s’) dan jarak benda dari cermin cekung,
disebut jarak benda (s).
4. Ulangi percobaan di atas dengan menggeserkan letak benda A dan layar L beberapa kali. Catat hasil
pengukuranmu pada tabel di bawah !
Hasil Pengukuran Perhitungan
Jarak benda (s) dalam (cm) Jarak bayangan (s’) dalam cm
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
5. Berdasarkan tabel, nyatakanlah hubungan antar jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
- Guru memberikan jawaban hubungan antara jarak benda dengan jarak bayangan yang berlaku pada
cermin lengkung.
- Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasilnya paling benar.

c. Kegiatan Akhir ( 15 menit ) :


- Guru menyimpulkan dan memberi penekanan terhadap materi yang telah diberikan, yakni bunyi dari
hukum pemantulan cahaya, sifat – sifat bayangan pada cermin datar, banyak bayangan yang dibentuk 2
buah cermin yang saling berhadapan, sifat – sifat bayangan pada cermin lengkung dan rumus yang
berlaku pada cermin lengkung.
- Guru memberikan kuis dalam bantuk Teka Teki Silang (TTS)

Anda mungkin juga menyukai