PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya fisika bertujuan agar siswa menguasai konsep-konsep fisika dan
saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian
proses ilmiah. Proses tersebut meliputi penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
Mempelajari fisika pada materi optika geometri, khususnya mempelajari pemantulan cahaya dan
cermin, dimana siswa diharapkan mampu menjelaskan hukum pemantulan cahaya, sifat – sifat
bayangan pada cermin datar, jumlah bayangan yang dibentuk dua buah cermin, sifat – sifat bayangan
pada cermin lengkung dan rumus yang berlaku dalam cermin lengkung tidak cukup hanya dengan
penjelasan saja. Namun, akan lebih mudah dimengerti oleh siswa jika siswa terlibat langsung dalam
aktivitas pemecahan masalah (melalukan suatu percobaan), maka dalam mengajar materi optika
geometri sebaiknya guru menggunakan metode eksperimen atau demonstrasi, sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Karena terbatasnya alat yang ada di sekolah dan waktu yang tersedia, maka
metode demonstrasilah yang lebih tepat digunakan.
Proses pembelajaran akan lebih berhasil, jika strategi yang digunakan guru dalam mengajar tepat. Selain
pemilihan metode yang sesuai, model pembelajaran yang digunakan juga harus sesuai dengan materi
dan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Metode yang sesuai dengan materi optika geometri dan
tujuan pembelajaran di atas adalah model pembelajaran berdasarkan masalah ( Problem Based
Instruction ) atau yang disingkat PBI, karena PBI memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna
bagi siswa, dimana siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih, sedangkan peran
guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
BAB II
PEMBAHASAN
Materi optika geometri adalah bagian dari ilmu fisika yang mempelajari tentang cahaya khusunya
tentang pemantulan cahaya, dimana konsep dari materi ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari dan dapat dibuktikan melalui sebuah penelitian ( percobaan ), maka digunakan metode demostrasi
dan model PBI, yang disertai dengan lembar kegiatan siswa.
Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama dimulai dengan guru memperkenalkan
siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima
langkah tersebut, yaitu :
1 Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena
atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan.
2 Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
3 Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4 Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5 Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan. (Sumber: Ibrahim, 2000 : 13).
2. Kompetensi Dasar : Menganalisis alat – alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.
Alat dan bahan : 2 buah cermin datar, busur derajat dan koin / uang logam.
Prosedur kerja :
1. Letakkan dua buah cermin datar yang bertumpuh di atas meja. Bagian depan cermin menghadap ke
ruang yang sama. Atur sudut antara kedua cermin.
2. Letakkan sekeping uang logam di depan cermin.
3. Bepara banyak bayangan yang dapat Anda lihat pada cermin.
Sudut antara kedua cermin Banyak bayangan
15 ....
30 ....
45 ....
60 ....
90 ....
4. Berdasarkan tabel diatas, adakah hubungan antara sudut kedua cermin dan banyak bayangan yang
dibentuknya ? Jika ada, nyatakan hubungan tersebut ke dalam suatu persamaan.
Prosedur kerja :
1. Letakkan benda di antara cermin cekung dan layar pada bangku optik.
2. Geser – geserlah letak layar sepanjang mistar bangku optik sehingga bayangan benda terlihat jelas
pada layar.
3. Ukur jarak layar dari cermin cekung, disebut jarak bayangan (s’) dan jarak benda dari cermin cekung,
disebut jarak benda (s).
4. Ulangi percobaan di atas dengan menggeserkan letak benda A dan layar L beberapa kali. Catat hasil
pengukuranmu pada tabel di bawah !
Hasil Pengukuran Perhitungan
Jarak benda (s) dalam (cm) Jarak bayangan (s’) dalam cm
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
5. Berdasarkan tabel, nyatakanlah hubungan antar jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
- Guru memberikan jawaban hubungan antara jarak benda dengan jarak bayangan yang berlaku pada
cermin lengkung.
- Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang hasilnya paling benar.