Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Dalam rangka mendukung penyediaan pangan nasional, maka pembangunan


sarana dan prasarana irigasi harus tetap mendapatkan prioritas dalam setiap program
pembangunan. Hal itu dapat terlihat dari banyaknya sarana dan prasarana pengairan
yang telah dibangun dan hingga saat ini tetap mendapat perhatian yang cukup besar
dari pemerintah. Untuk mempertahankan kondisi tersebut di masa mendatang, maka
berbagai upaya tambahan diperlukan, diantaranya menggunakan air irigasi sehemat
mungkin dengan meningkatkan efisiensi penggunaannya.
Untuk memanfaatkan air irigasi yang hemat dan dapat meningkatkan efisiensi
penggunaannya maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(1) Menyusun pola tanam yang seimbang dengan air yang tersedia di sumbernya,
agar tercapai :
 Intensitas tanam untuk padi maupun palawija.
 Pola tanam yang sesuai kebutuhan
 Kontinuitas penyediaan pangan setempat
 Peningkatan pendapatan petani

(2) Menetapkan jadwal tanam dan jadwal pemberian air yang tepat agar :
 Sesuai dengan ketersediaan air
 Mengurangi resiko kekurangan atau kelebihan air
 Terhindar resiko serangan hama dan penyakit tanaman
 Meratakan kesempatan kerja

(3) Mengatur pembagian air yang adil dan merata melalui :


 Pola tanam yang adil antar areal di bagian hulu dan dibagian hilir
 Pembagian air secara bergilir pada saat persiapan dan pengolahan tanah

I-1
 Pengaturan pembagian air secara bergilir bila persediaan air dipintu
berkurang.

Pelaksanaan pola tanam dari suatu daerah irigasi teknis dalam satu tahun
biasanya dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah setempat (
sebagai ketua komite irigasi ). Disamping pertimbangan untuk mendukung kebijakan
pangan nasional, penentuan pola tanam (sesuai surat keputusan) tersebut juga harus
dibuat berdasarkan pertimbangan faktor ketersediaan airnya.
Daerah Irigasi Wae Mantar II dengan potensi air yang cukup memadai, memiliki
petani yang mayoritas sudah terbiasa dengan melakukan pola tanam padi-padi (dalam
setahun), dirasakan jumlah produktifitas pertanian belum memadai.
Dari kebiasaan petani yang demikian, diperlukan suatu bentuk pola tanam yang
bisa menghasilkan produksi pertanian secara optimal dan penggunaan air dapat
seefisien mungkin. Dari pihak pemerintah daerah sampai sekarang belum ada
ketetapan tentang pola tanam dalam bentuk Surat Keputusan Bupati.
Dalam kesempatan ini penulis akan melakukan kajian tentang pola tanam yang
sesuai dengan aspirasi petani dan pemerintah serta dapat dijadikan rekomendasi untuk
pengelolaan Daerah Irigasi Wae Mantar II di Kabupaten Manggarai Propinsi Nusa
Tenggara Timur.

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kajian ini adalah untuk mengkaji pola tanam dan pemanfaatan air
yang ada pada Daerah Irigasi Wae Mantar II di Kabupaten Manggarai Propinsi Nusa
Tenggara Timur.
Sedangkan tujuan dari kajian ini adalah untuk menentukan pola tanam dengan
pemanfaatan air irigasi secara maksimal yang sesuai dengan aspirasi petani dan
pemerintah setempat sehingga dapat meningkatkan produktifitas hasil pertanian di
Kabupaten Manggarai.

I-2
I.3. Ruang Lingkup Kajian

Yang dibahas dalam penulisan ini adalah :


(1) Identifikasi pola tanam yang ada
(2) Identifikasi kebutuhan air yang ada
(3) Perhitungan debit andalan
(4) Perhitungan kebutuhan air untuk irigasi
(5) Analisa pola tanam
(6) Analisa tenaga kerja, alat pertanian dan harga gabah
(7) Kueisoner dan wawancara terhadap petani untuk mengetahui permasalahan
yang berkaitan dengan pola tanam
(8) Penetapan pola tanam yang sesuai dengan ketersediaan air dan kondisi petani

I.4. Lokasi Kajian

Lokasi kajian pada tesis ini adalah daerah aliran sungai Wae Mese yang berada
di wilayah administratif Kabupaten Manggarai Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Kabupaten Manggarai secara geografis terletak di antara 8° LU - 8°30’ LS
dan 119° 30’ BT - 120° 30’ BT dengan batas-batas wilayah:
 sebelah timur : Kabupaten Manggarai Timur;
 sebelah barat : Kabupaten Manggarai Barat;
 sebelah utara : Laut Flores
 sebelah selatan : Laut Sawu.
Sedangkan wilayah administrasi pemerintahan terdiri dari: 17 buah
kecamatan, 32 kelurahan dan 375 desa.
Daerah Irigasi Wae Mantar II pada umumnya relatif bergelombang dengan
kemiringan lebih kurang 3 - 8 %. Sumber air berasal dari Sungai Wae Mese.
Data teknis jaringan daerah irigasi Wae Mantar II adalah sebagai berikut :
1. Bendung = 1 buah
2. Saluran Induk = 7.748,25 m
3. Saluran Sekunder = 6.514,6 m

I-3
4. Bangunan Bagi/sadap = 15 buah

Gambar 1.1 Peta lokasi kajian

I-4
Gambar 1.2. Peta Daerah Irigasi di Nusa Tenggara Timur

I-5
SKEMA JARINGAN IRIGASI D.I WAE MANTAR II
BENDUNG AREAL = 1.595,00 Ha (REALISASI)

Sungai A : 816.00 Ha
BWMS. 1 BWMS. 2 BWMS. 3 BWMS. 4 BWMS. 5 BWMS. 6 BWMS. 7 BWMS. 8
Q : 1.530 m3/dtk
Mese BWMS. 0
L : 516.50 m
A : 1595.00 Ha A : 771.00 Ha A : 757.00 Ha A : 717.00 Ha A : 685.00 Ha A : 642.00 Ha A : 250.00 Ha
Q : 2.694 m3/dtk Q : 1.302 m3/dtk Q : 1.279 m3/dtk Q : 1.211 m3/dtk Q : 1.157 m3/dtk Q : 1.084 m3/dtk Q : 0.422 m3/dtk
A : 742.50 Ha L : 443.80 m L : 279.00 m L : 388.95 m L : 188.75 m L :
L : 3570.60 m L : 855.20 m
Q : 0.997 m3/dtk
L : 526.10 m
WMS. 1 Ka.Ki WMS. 2 Ka WMS. 3 Ka WMS. 4 Ka WMS. 5 Ka WMS. 6 Ka WMS. 7 Ka.Ka WMS. 7 Ka.Ki WMS. 8 Ka.Ka WMS. 8 Ki
WMS. 1 Ka.Ka 11.00 Ha 13.42 l/dtk 45.00 Ha 54.9 l/dtk 14.00 Ha 17.08 l/dtk 40.00 Ha 48.8 l/dtk 32.00 Ha 39.04 l/dtk 43.00 Ha 52.46 l/dtk 10.00 Ha 12.20 l/dtk 33.00 Ha 40.26 l/dtk 18.00 Ha 21.96 l/dtk 18.00 Ha 21.96 l/dtk
25.5 Ha 31.11l/dtk

A : 349.00 Ha A : 214.00 Ha
BT. 1 Q : 0.233 m3/dtk
Q : 0.532 m3/dtk
L :
L :
T 1 Ka.Ka
72.5 Ha 88.45 l/dtk BKK.1
T1 Ki
K K. 1 Ka K K. 1 Ki
128 Ha 156.16 l/dtk
BPK.1 43.00 Ha 52.46 l/dtk 51.00 Ha 62.22 l/dtk

T 1 Ka.Ka T 1 Ka.Ka PK. 1 Ki


72.00 Ha 87.84 l/dtk 67.00 Ha 81.74 l/dtk A : 403.00 Ha 39.00 Ha 47.58 l/dtk
Q : 0.615 m3/dtk
L : 1426.50 m
PK. 1 Ka
BT. 2 A : 120.00 Ha
65.00 Ha 79.30 l/dtk A : 245.00 Ha
T 2 Ki.Ki Q : 0.813 m3/dtk
Q : 0.374 m3/dtk
82.00 Ha 100.04 l/dtk L :
L :1317.10 m

T 2 Ka T 2 Ka.Ki BPK.2
13.00 Ha 15.86 l/dtk 54.00 Ha 65.88 l/dtk
BKK.2
K K. 2 Ka K K. 2 Ki
A : 254.00 Ha
61.00 Ha 74.42 l/dtk 59.00 Ha 71.98 l/dtk
Q : 0.367 m3/dtk
L : 1059 m
BT. 3 PK. 2 Ka PK. 2. Ki
130 Ha 158.60 l/dtk 115 Ha 140.30 l/dtk

T3 T 3 Ki
166 Ha 202.52 l/dtk 88.00 Ha 107.36 l/dtk

Gambar 1.3. Peta Jaringan Irigasi Wae Mantar III

I-6
I.5. Sistematika Penulisan

Penyusunan kajian ini menyajikan evaluasi kajian Pola Tanam Daerah


Irigasi Wae Mantar II di Kabupaten Manggarai Propinsi Nusa Tenggara Timur
dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan, menggambarkan mengenai Latar Belakang, Maksud


dan Tujuan, Ruang Lingkup Kajian, Lokasi Kajian dan Sistematika Penulisan.

Bab II. Tinjauan Pustaka, memberikan informasi mengenai Teknik


Sampling, Neraca air, pola tanam, hubungan perubahan pola tanam terhadap
kebutuhan air, jadwal tanam, intensitas tanam, sistem golongan, sistem pemberian
air, teknik sampling, dan bagan alir.

Bab III. Metodologi, memberikan informasi mengenai kerangka alur pikir,


pengumpulan data.

Bab IV. Analisa Data, menjelaskan mengenai sumber data, ketersediaan


data, identifikasi pola tanam, jadwal tanam dan curah hujan, identifikasi
pemberian air, analisa kebutuhan air irigasi, analisa pola tanam, identifikasi tenaga
kerja, serta identifikasi kondisi sosial yang berhubungan dengan pola tanam.

Bab V. Analisa Pembahasan, menginformasikan mengenai analisis


terhadap pola tanam, sistem golongan, sistem giliran, intensitas tanam, tenaga
kerja serta kondisi sosial yang berhubungan dengan pola tanam.

Bab VI. Kesimpulan dan Rekomendasi, menyajikan hasil dari kajian pola
tanam daerah irigasi Wae Mantar II di Kabupaten Manggarai Propinsi Nusa
Tenggara Timur.

I-7

Anda mungkin juga menyukai