REPUBLIK INDONESIA
Otonomi Daerah
2. Prinsip Keadilan
3. Pemerataan
4. Keanekaragaman
a. Propinsi
1. Desentralisasi :
Pasal 1 Butir 7 UU No. 32/2004 Pemerintahan Daerah:
“Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah
otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia”
Hubungan antara Desentralisasi dan Sentralisasi
Konsensus nasional mengenai keberadaan desentralisasi dalam
Negara Kesatuan Indonesia tersebut mengandung arti bahwa
penyelenggaraan organisasi dan administrasi negara Indonesia tidak hanya
semata-mata atas dasar asas sentralisasi, tetapi juga dengan desentralisasi
dan otonomi daerah sebagai perwujudannya. Dengan demikian, setidak-
tidaknya di kalangan Pembentuk UUD 1945 dan penyelenggara organisasi
negara Indonesia telah diterima pemikiran yang mendasar bahwa
sentralisasi dan desentralisasi masing-masing sebagai asas organisasi tidak
ditempatkan pada kutub yang berlawanan (dichotomy), tetapi kedua asas
tersebut merupakan suatu rangkaian kesatuan (continuum). Kedua asas ini
memiliki fungsi yang berlainan, tetapi saling melengkapi bagi keutuhan
organisasi negara. Sentralisasi berfungsi menciptakan keseragaman,
sedangkan desentralisasi menciptakan keberagaman dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
2. Dekonsentrasi :
Pasal 1 Butir 8 UU No. 32 / 2004 tentang Pemerintahan Daerah:
“Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepada instansi
vertikal di wilayah tertentu.”
Tugas dari Dekonsentrasi adalah :
• Pelimpahan wewenang
• Pembuatan keputusan, keuangan dan fungsi manajemen
• Level pemerintahan yang berbeda
• Dalam Yurisdiksi pemerintah pusat
• Melahirkan local state government atau field
administration atau wilayah administrasi.
- www.google.com
- http://dalyerni.multiply.com ,tentang pemerintahan daerah serta
pembagian kekuasaan dalam kerangka otonomi daerah
- Undang – undang No 22 Th 1945 tentang prinsip pelaksanaan otonomi
daerah