Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN DAN

PENGENDALAIAN PRODUKSI
KOMPETENSI MATA KULIAH
Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan mampu:

 Memahami pengembangan sistem


pengendalian produksi dan umpan balik
informasi perkembangan produksi.
 Menguasai permasalahan yang berkaitan
dengan Perencanaan dan Pengendalian
Produksi, dan teknik-teknik khusus dalam
perencanaan dan pengendalian kegiatan
produksi.
Sylabus Perencanaan
dan pengendalian produksi
1. Pendahuluan (Tentang Sistem Produksi)
2. Peramalan kuantitas permintaan
3. Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu
4. Perencanaan persediaan: jenis, jumlah, dan waktu
5. Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas
6. Penjadwalan produksi dan tenaga kerja
7. Penjaminan kualitas
8. Monitoring aktivitas produksi
9. Pengendalian produksi
10. Pelaporan dan pendataan
Sistem Produksi
Perancangan
Konsumen Marketing Perancangan Produk
Proses

Penjualan dan Perencanaan dan Penyimpanan


Pengiriman Pengendalian Bahan
Produksi

Penyimpanan Proses Pembelian/Pengadaan


Barang
Produk Manufacturing

Pengendalian
Vendor Bahan
Mutu

Penerimaan
Bahan
Finance
Daftar Pustaka

Integrated Product Control System, Management, Analisys Design,


John Wiley and Sons

Planning Schedulling and Control Integration in the Process


Industries, Mc Graw-Hill, New York, 1995

Production Planning And Inventory Control, Vincent Gasperz

Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Sukaria Sinulingga

Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Arman HS, Yudha


Prasetyawan
Definisi
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
• Perencanaan dan pengendalian produksi yaitu merencanakan
kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah direncanakan
dapat terlaksana dengan baik.

• Perencanaan produksi : aktivitas untuk menetapkan produk yang


diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus
selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan.
• Pengendalian produksi : aktivitas yang menetapkan kemampuan
sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana,
kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan
perbaikan rencana.
Demand Management Business Planning
-Forecasting
-Distribution
Marketing Planning Top Management
-Requirement
Planning
-Planning
-Order entry Aggregate Planning Resource Planning

Operation
Final Assembly Master Production Rough-cut Capacity Management
Scheduling Schedulling Planning Planning

Bill of Material Material Capacity Requirements


Requirement Planning
Inventory record
Planning
Operation
Production Activity Control Purchasing of Material Management
-Order Release -Vendor Selection Execution
-Operation Scheduling -Order Placement
-Dispatching -Vendor Schedulling
-Expediting -Order Follow-up
-Production Reporting

Performance Measurement

Kerangka Dasar Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi


Fungsi Utama Perencanaan dan
Pengendalian Produksi :

• Memaksimumkan pelayanan bagi konsumen


• Meminimumkan investasi pada persediaan
• Perencanaan kapasitas
• Pengesahan produksi dan pengendalian
produksi
• Persediaan dan kapasitas
• Penyimpanan dan pergerakan material
• Peralatan, routing dan proses planning
• dll.
Tujuan dan Fungsi
Perencanaan & Pengendalian Produksi

Tujuan perencanaan dan pengendalian


produksi:
Mengusahakan agar perusahaan dapat
berproduksi secara efisien dan efektif.
Mengusahakan agar perusahaan dapat
menggunakan modal seoptimal mungkin.
Mengusahakan agar pabrik dapat
menguasai pasar yang luas.
Untuk dapat memperoleh keuntungan yang
cukup bagi perusahaan.
Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi:
Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam
jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.
Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya
dengan ramalan permintaan sebelumnya dan
melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi
penyimpangan.
Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis
atas bahan baku yang akan dibeli.
Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
Jangka Waktu Perencanaan
dan Pengendalian Produksi
• Perencanaan jangka panjang

Kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan,


perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan
perencanaan finansial.

• Perencanaan jangka menengah

Perencanaan kebutuhan kapasitas, perencanaan kebutuhan material,


jadwal induk produksi, dan perencanaan kebutuhan distribusi.

• Perencanaan jangka pendek

Kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir, perencanaan dan


pengendalian input-output, pengendalian kegiatan produksi,
perencanaan dan pengendalian purchase, dan manajemen proyek .
Klasifikasi Sistem Manufaktur
1. Tipe produksi
• Make to Stock (MTS)
• Assemble to Order (ATO)
• Make to Order (MTO)
• Engineering to Order (ETO)
Perbandingan Lingkungan Manufacturing Berdasarkan Make-To-Stock, Assembly
to Order dan Make-To-Order/Engineering-to-order
Lingkungan
Aspek Make-To-Stock Assembly-To-Order Make/Engineering-To-
Order
Interface antara manufacturing dan Rendah dan jauh Terutama pada tingkat penjualan Berada pada tingkat
Pelanggan engineering dan unit penjualan
Jadwal Pengiriman Pendek Medium Panjang
Volume Produksi tiap unit penjualan Tinggi Medium Rendah
Kisaran Produksi Rendah Medium – Tinggi Tinggi
Bisnis dalam perencanaan dan Ramalan penjualan Peramalan terhadap opsi produksi untuk Backlog, customer intelligence
pengendalian produksi produk akhir jadwal induk dan backlog untuk jadwal farecast
rakitan

Basis pelayanan Ketersediaan produk Ketersediaan modul-modul standar dan Ketersediaan kapasitas
dalam persediaan komponen umum engineering dan
manufacturing

Satuan jadwal induk produksi Produk akhir Modul-modul standar, variant, Order-order pelanggan ,
komponen-komponen umum bahan baku standart,
komponen standart

Item dalam Persediaan Produk akhir Modul-modul utama, sub assemblies, Rancangan produk bahan-
komponen umum bahan standart

Jadwal perakitan akhir Sangat dekat dengan Ditentukan dangan pelanggan Mencakup semua jadwal
jadwal induk perakitan

Struktur bill of material Bill of material Perencanaan bill of material Bill of material khusus
standart

Factor kritis Distribusion Konfigurasi produk, jadwal induk Jadwal perakitan akhir,
resources planning produksi, jadwal perakitan akhir perencanaan kebutuhan
kapasitas
Karakteristik Berbagai Sistem Manufaktur
Karakteristik MTS ATO MTO ETO
Produk Standard Keluarga produk Tidak punya keluarga Customized total
tertentu produk, customized
Kebutuhan produk Dapat diramalkan Tidak dapat
diramalkan
Kapasitas Dapat direncanakan Tidak dapat
direncanakan
Waktu produksi Tidak penting bagi Penting Penting Sangat penting
pelanggan
Kunci persaingan Logistik Perakitan akhir Fabrikasi, perakitan Seluruh proses
akhir
Kompleksitas Operasi Distribusi Perakitan Manufaktur Engineering
komponen
Ketidakjelasan Operasi Terendah Tertinggi
Fokus manajemen puncak Marketing/distribusi Inovasi Kapasitas Kontrak order
pelanggan
Fokus manajemen Kontrol stock MPS dan order Shop floor control, Manajemen proyek
menengah pelanggan pelanggan
Perbedaan antara Sistem Produksi MTO Repetitif Perbedaan antara Sistem Manufaktur MTO Repetitif
& Non-Repetitif Flow Shop dan Make to Stock Flow Shop

MTO Non- MTO Repetitif Flow


MTO Repetitif MTS Flow Shop
Repetitif Shop

Respons Memperkecil waktu Mencari jumlah


Karakteristik Pesanan berulang Pesanan tidak terhadap penyelesaian inventori yang
pesanan dalam waktu berulang atau fluktuasi sesuai
singkat berulang dalam demand
jangka panjang

Tindakan untuk Dilakukan dengan Dilakukan dengan Persediaan Tidak ada (siklus ada
mengulang setup meningkatkan meningkatkan produk jadi pemesanan besar)
efisiensi setup dan efisiensi setup
mengatur order
yang akan Saat mulai Jika ada pesanan Sesuai hasil
diproses proses peramalan
produksi

Jumlah yang Tergantung jumlah Sesuai hasil


diproduksi pesanan perencanaan
produksi

Perencenaan Perencanaan kapasitas Perencanaan


produksi jumlah yang
diproduksi
2. Volume produksi
• Produksi massa
• Produksi batch
• Produksi job shop

3. Aliran produksi
• Fixed Site (Project)
• Job Shop (Jumbled Flow)
• Flow Shop
Proses Job Shop (Oden, HW, 1993)

Proses Flow Shop (Oden, HW, 1993)


Flow Shop
• Small-Batch Line Flow, mempunyai semua karakter flow
shop, tetapi tidak semua memproses produk yang sama
secara terus menerus. Memproses beberapa produk
dengan ukuran batch kecil, dengan kebutuhan setup per
batch. Digunakan ketika biaya proses bisa
dipertimbangkan, permintaan part rendah, dan non-
diskrit. Contohnya adalah farmasi.
• Large-Batch (Repetitive) Line Flow, memproduksi produk
diskrit dalam volume besar tetapi tidak kontinu.
• Continuous Line Flow merefer pada proses kontinu dari
fluida, bedak, logam, dan lain-lain. Biasa digunakan pada
industri gula, minyak, dan logam lainnya.
Karakteristik Proses

Job Shop Batch Flow Small-Batch Large-Batch Continuous


Line (Repetiti
Flow ve)

Kelebihan Kualitas tinggi Kualitas tinggi Kualitas tinggi Biaya bersaing Biaya rendah

Variasi Fleksibilitas Fleksibilitas Fleksibilitas Fleksibilitas Standard


tinggi sedang sedang rendah

Implikasi Biaya tinggi Biaya tinggi Biaya sedang Otomasi Otomasi

Permesinan Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi


umum umum umum khusus khusus

Strategi Make to Order Assemble to Assemble to Make to Stock Make to Stock


Order Order
4. Tata letak (lay out)
• Fixed position layout
• Process layout
• Product flow layout

Anda mungkin juga menyukai