Tse Tse tahun ini berumur 6 tahun, baru kelas 1 SD, tinggal di jalan Baoan, desa Nantong,
papanya Xiong Chun pada 5 tahun lalu tiba-tiba menderita otot menyusut, di bawah leher
semua lumpuh, untuk mengobati penyakitnya dia telah menghabiskan semua tabungannya.
Sekarang, keluarga yang beranggotakan 3 orang ini hanya mengandalkan ibunya yang bekerja di
pabrik, dengan penghasilan kecil itulah mereka bertahan hidup.
Di sekolah Houde, anak yang seumur dengannya dengan ceria bergandeng tangan dengan
orang tuanya sambil berjalan, namun Tse Tse malah harus sekuat tenaga mendorong ayahnya
pulang. Ketika mau menyeberang jalan, dia akan berhenti sejenak, menoleh kendaraan yang
lalu lalang, setelah aman dia baru menyeberang. Setiap ketemu tempat yang tidak rata, Tse Tse
harus mengeluarkan tenaga ekstra menaikkan roda depan, menarik kursi roda itu dari belakang,
wajahnya yang mungil sampai terlihat kemerahan. Dari sekolah sampai rumah jaraknya sekitar
1.500 meter, harus ditempuh selama 20 menit.
Rumah Tse Tse adalah sebuah rumah dengan kamar kecil seukuran 8m 2, hanya besi seng
menutupi atap yang menghalangi cahaya masuk ke kamar, di atap tergantung sebuah lampu
energi kecil. Dalam rumah penuh debu, yang paling mencolok adalah penghargaan Tse Tse yang
tergantung di dinding. Terhadap sekeluarga yang pendapatan bulanannya hanya sekitar 1.000
RMB (Rp. 1,5 juta) bisa dikatakan, sebuah TV 21" sudah merupakan barang mewah.
Sebuah ranjang atas dan bawah sudah memenuhi seluruh kamar, di atasnya penuh dengan
barang pecah belah, hanya tersisa sedikit ruang kecil. Xiong Chun berkata, itu adalah ranjang
Tse Tse. Sebuah meja lipat tergantung di dinding, itu adalah meja belajar Tse Tse, juga adalah
meja makan keluarga.
Di samping pintu yang luasnya tidak sampai 1 m 2, ada "dapur" yang dibuatnya sendiri, di
samping kompor masih tersisa sebatang kubis. "Makanan dan minyak di rumah semua
diberikan oleh teman mamanya, satu hari tiga kali makan, Cuma makan malam yang agak
lumayan, di rumah jarang makan daging, namun setiap minggu mereka akan mengeluarkan
sedikit biaya untuk mengubah kehidupan anaknya, namun setiap kali makan, Tse Tse akan
membiarkan saya makan dulu, baru dia makan." Kata Xiong Chun.
"Agar bisa lebih banyak membantu mamanya, Tse Tse kadang-kadang ikut mamanya
memungut barang bekas untuk menambah penghasilan keluarga. "Xiong Chun sangat sayang
anaknya. Tetangga di sekeliling sangat terharu dan mengatakan:� "Tse Tse sangat mengerti.
Kita semua merasa bangga ada anak seperti ini."
Mama membawa dia memungut botol air bekas untuk menambah penghasilan. Suatu ketika,
Tse Tse memungut satu mainan mobil plastik bekas di tempat sampah, dia bagaikan mendapat
barang pusaka, setiap hari akan main sebentar dengan mobil plastiknya itu. Yang Xianfui
berkata, kemarin mama dan anak pergi memungut besi bekas, bisa dijual 20 Yuan.
Tse Tse punya satu boneka kecil yang lucu, itu yang paling disayanginya. Malam hari juga
mengendongnya tidur. "Dia melihat boneka itu di toko, beberapa kali dia memintanya, 5 Yuan,
saya tidak tega terus, akhirnya saya nekat membelikannya," Kata Xiong Chun.
Untuk mengirit biaya listrik,setiap hari begitu pulang sekolah Tse Tse akan memindahkan "Meja
kecilnya" keluar, mengejar siang hari menyelesaikan PR-nya.
"Uang sekolahnya setahun sekitar 3.000 sampai 4.000, kami tidak sanggup. Karena tidak ada
uang, tahun ini saya juga melepaskan berobat lagi," kata Xiong Chun. Beberapa waktu yang lalu,
dia berbicara dengan istrinya agar Tse Tse berhenti sekolah saja, Tse Tse begitu tahu langsung
menangis.
Sumber : http://www.erabaru.or.id/20081220628/anak-kecil-berumur-6-tahun-memungut-
barang-bekas-demi-merawat-papanya-yang-lumpuh.html