Anda di halaman 1dari 4

NOTA KESEPAHAMAN

ANTARA
DEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA
DAN
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
DAN
KEMENTRIAN NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

NOMOR: NK-02/I/M/2006
NOMOR : 11/M-IND/01/2006
NOMOR : MOU-01/MBU/2006

TENTANG

PERCEPATAN PENGGUNAAN
ALAT UTAMA SISTEM PERSENJATAAN (ALUT SISTA)
PRODUKSI DALAM NEGERI

MENTERI PERTAHANAN, MENTERI PERINDUSTRIAN DAN


MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

Pada hari ini Selasa, tanggal Tiga bulan Januari tahun 2006 (03-01-2006) bertempat di
Bandung kami yangbertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Juwono Sudarsono


Jabatan : Menteri Pertahanan
Alamat : Jl. MedanMerdeka Barat No. 13-14 Jakarta

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Departemen Pertahanan Republik
Indonesia, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama : Fahmi Idris


Jabatan : Menteri Perindustrian
Alamat : Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Departemen Perindustrian Republik
Indonesia, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
3. Nama : Sugiharto
Jabatan : Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Alamat : Jl. Dr. Wahidin Raya No. 2 Jakarta

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementrian Negara Badan Usaha
Milik Negara, selanjutnya disebut PIHAK KETIGA

Dalam kedudukan dan kewenangan masing-masing tersebut di atas PARA PIHAK


menerangkan sebagai berikut:
1. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta BUMN guna mendukung sistem
pertahanan nasional, telah dilakukan kerjasama antara Departemen Pertahanan
Republik Indonesia dengan BUMN;
2. bahwa untuk mempercepat dan meningkatkan pelaksanaan kerjasama antara
Departemen Pertahanan dengan BUMN, dipandang perlu untuk mepertegas
kerjasama yangtelah dilakukan;
3. bahwa kerjasama dalam rangka pengembangan sistem pertahanan nasional perlu
dilakukan dalam kerangka pengembangan industri nasional, sehingga perlu
didorong penggunaan produk dalam negeri.

Berdasarkan hal tersebut di atas, dipandang perlu membuat dan menandatangani Nota
Kesepahaman untuk melakukan kerjasama dalam rangka mendorong percepatan
penggunaan produk dalam negeri guna memenuhi Alut Sista dengan ketentuan sebagai
berikut:

Pasal 1
(1) Alut Sista adalah alat utama sistem persenjataan yang digunakan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara
(AU) dalam mendukung sistem pertahanan nasional.
(2) Produk Dalam Negeri adalah barang/jasa termasuk rancang bangun dan
perekayasaan yang diproduksi atau dikerjakan oleh perusahaan yang berinvestasi
dan berproduksi di Indonesia.
(3) Badan Usaha Milik Negara, selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yag dipisahkan.

Pasal 2
Kesepahaman ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan Alut Sista Produksi Dalam
Negeri yang diproduksi oleh BUMN dan/atau anak perusahaannya, sebagai bagian dari
uapaya mendorong perkembangan industri dalam negeri, sehingga dapat tumbuh dan
berkembang serta semakin berperan dalam meningkatkan perekonomian nasional.

Pasal 3
Ruang lingkup dari kesepahaman ini adalah pengadaan dan penggunaan Alut Sista
Produksi Dalam Negeri pada sistem pertahanan nasional.
Pasal 4

(1) Kewajiban PIHAK PERTAMA


a. Membuat perencanaan danmemberikan informasi tentang kebutuhan Alut Sista;
b. Menggunakan Alut Sista Produksi Dalam Negeri terutama yag diproduksi oleh
BUMN dan/atau anak perusahaannya, dengan tetap mempertimbangkan aspek
kualitas dan finansial ekonomis serta tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan;
c. Melakukan evaluasi atas penggunaan Alut Sista Produksi Dalam Negeri.

(2) Kewajiban PIHAK KEDUA


a. Memberikan informasi tentang produk dan kemampuan produksi Produk Dalam
Negeri untuk dapat dipergunakan dalam kegiatan pengadaan barang/j asa dalam
rangka memenuhi Alut Sista;
b. Menerbitkan pedoman perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
penggunaan Produk Dalam Negeri dalam rangka memenuhi Alut Sista.

(3) Kewajiban PIHAK KETIGA


a. Mendorong BUMN dan/atau anak perusahaannya agar mengutamakan
pemenuhan Alut Sista yang dipesan oleh PIHAK PERTAMA;
b. Mendorong BUMN dan/atau anak perusahaannya untuk menggunakan Produk
Dalam Negeri dalam rangka pemenuhan Alut Sista, dengan tetap
mempertimbangkan aspek kualitas dan finansial ekonomis serta tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5

(1) Dalam rangka memonitor pelaksanaan Nota Kesepahaman ini dibentuk Tim
Monitoring yang diketuai oleh Sekretaris lenderal Departemen Pertahanan yang
keanggotaannya terdiri dari pejabat di lingkungan Depratemen Pertahanan,
Departemen Perindustrian dan Kementerian Negara BUMN.
(2) Segala biaya dalam rangka pelaksanaan tugas Tim Monitoring dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Departemen Pertahanan.
Pasal 6
Nota Kesepahaman ini berlaku sejak tanggal ditandatangani untuk masa waktu 4 (empat)
tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK.
Pasal 7

(1) Hal-hal teknis operasional sebagai pelaksanaan Nota Kesepahaman ini diatur lebih lanjut
oleh Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan, Sekretaris Jenderal Departemen
Perindustrian, dan Sekretaris Kementerian Negara BUMN.
(2) Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), masing-masing bermaterai
cukup, 1 (satu) rangkap untuk PIHAK PERTAMA, I (satu) rangkap untuk PIHAK
KEDUA dan rangkap lainnya untuk PIHAK KETIGA.

Anda mungkin juga menyukai