Anda di halaman 1dari 2

Writer and Political Activist

Copyright © 2008 All Rights Reserved


contact@fadlizon.com

Amalia, putri Jenderal Wiranto, akan menjadi pimpinan


sementara MPR

N A S I O N A L
MPR
Ail Memegang Palu Sidang
Amalia, putri Jenderal Wiranto, akan menjadi pimpinan sementara MPR.

Gatra 24 Oktober 1997

Gedung MPR/DPR di Senayan, Jakarta,


akan kembali membetot perha-tian publik.
Seribu wakil rakyat akan dilantik serta diambil
sumpahnya untuk menjadi anggota MPR. Dari
separuhnya akan dikukuhkan sebagai anggota
DPR periode 1997-2002, Rabu pekan ini. Area
pelantikan itu akan dilakukan dalam sidang
paripurna yang dihadiri Presiden Soeharto dan
Wakil Presiden Try Sutrisno.
Dalam sidang perdana ini akan tampil
seorang "bintang" baru yaitu Amalia Sianti,
putri sulung Kepala Staf Angkatan Darat
Jenderal Wiranto. Gadis berusia 21 tahun itu
akan menjadi salah seorang ketua sidang
paripurna tersebut. Sebagai anggota MPR
termuda sesuai dengan tata tertib yang
berlaku. Amalia akan menjadi salah seorang
dari dua pimpinan sementara. Amalia yang
aktif di FKPPI menjadi anggota MPR sebagai utusan golongan.
Menurut tata tertib itu anggota MPR termuda bersama-sama anggota tertua akan
memimpin sidang pembuka ketika pimpinan majelis belum terbentuk. Sidang paripurna itu
akan berlangsung dua tahap. Pertama, pelantikan dan pengambilan sumpah anggota DPR
yang berjumlah 500 orang hasil Pemilu Mei lalu. Kemudian dilanjutkan dengan pelantikan dan
pengambilan sumpah anggota MPR. Ketua Mahkamah Asung Sarwata akan memandu
pembaekatan sumpah itu.
Dalam area kedua itulah Amalia akan tampil memimpin sidang bersama KH Muntaha Al
Hafidz. Ulama yang kini berusia 85 tahun itu memang tercatat sebagai anggota MPR paling
tua. Dalam keseharian-nya KH Muntaha mengasuh Pondok Pesantren Al Azlimaiyah di
Wonosobo, Jawa Tengah. yang memiliki 3.500 santri. Dia juga tercatat sebagai Rektor Institut
Al-Quran Wonosobo, sejak 1987, Di Nahdlatul Ulama. Dia menjadi anggota Mustazar (Dewan
Penasihat) untuk wilayah Jawa Tengah. Ulama sepuh ini duduk di MPR sebagai utusan
golongan. KH Muntaha bertugas membuka sidang, dan Amalia menutupnya.
Tampilnya Amalia dalam deretan keanggotaan MPR agak di luar perhitungan para
pemerhati politik. Aktivitas organisasinya selama ini memang belum banyak terdengar. Namun
ia memang disebut-sebut sebagai kader muda yang potential di FKPPI. Saat ini ia masih kuliah
di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Jurusan Hukum Ekonomi. Amalia tercatat sebagai
mahasiswa angkatan 1994.
Teman-temannya di kampus menyapanya dengan panggilan Ail. Melihat namanya,
mestinya dia dipanggil Lia. Konon, dia menyukai penggilan yang unik itu sebab terkesan akrab
dan spesial. "Akhirnya dia membalik panggilannya itu menjadi Ail," kata Dian, teman

Artikel FadliZon.com
Writer and Political Activist
Copyright © 2008 All Rights Reserved
contact@fadlizon.com
seangkatan Amalia. Putri Wiranto itu dikenal rendah hati. Dalam kegi-atan kampus. Amalia
tercatat sebagai Bendahara Senat Mahasiswa Fakultas Hukum. Tapi Dian tak mengenal betul
kegiatan Ail di luar kampus.
Amalia pun tak mau mengomentari tentang posisinya di MPR. "Maaf ya, saya tak bisa
memberi penjelasan." katanya kepada Gatra. Gadis berkulit putih itu hanya mengatakan,
sekarang dia harus membiasakan diri memakai batik. Maklum, sebagai anggota MPR, jenis
pakaian itu akan sering dikenakannya.
Arena sidang MPR bisa menjadi ajang pendidikan politik kenegaraan bagi Amalia. Selain
belajar dari para senior, dia juga bisa mengenal kader-kader muda potensial yang lebih dulu
berkecimpung dalam berbagai organisasi. Di antara mereka ada Fadli Zon yang aktif di sebuah
lembaga pengkajian sosial politik. M. Taufik Hidayat (mantan Ketua Umum Himpunan
Mahasiswa Islam), dan Agus Gumiwang Kartasasmita dari Generasi Muda MKGR. Amalia juga
beruntung mempunyai guru berpengalaman di rumah: Jenderal Wiranto.

Artikel FadliZon.com

Anda mungkin juga menyukai