Anda di halaman 1dari 5

Writer and Political Activist

Copyright © 2008 All Rights Reserved


contact@fadlizon.com

FENOMENA SASTRA RUSIA ERA GLASTNOST

Fadli Zon

Horison Juni 1997

Sastra dan sastrawan Rusia tidak pernah lepas dari tali sejarah Rusia. Perubahan yang
terjadi dalam sejarah Rusia senantiasa mem-pengaruhi dan pada derajat tertentu dipengaruhi
oleh peran kaum intelejensia yang di dalamnya termasuk para sastrawan. Karenanya, perubahan
di Rusia mempengaruhi dunia sastra dan sastrawannya.

Sejak naiknya kepemimpinan Mikhail Gorbachev pada bulan Maret 1985, dimulailah sebuah
era baru (novaya vremya) yang melahirkan simbol-simbol dunia baru diwakili oleh glastnost
(keterbukaan) dan perestroika (restrukturasi). Dalam konteks kesusastraan, kenyataan yang
terjadi pada era glastnost itu merupakan Ukudatsiia belykh piaten (likuidasi ruang kosong) yang
diartikan sebagai perkembangan liberal dalam kebijakan penerbitan. Istilah ini lahir karena pada
era sebelum Gorbachev tidak ada peluang bagi penerbitan karya-karya sastra yang tidak sesuai
kebijakan pemerintah dalam hal ini Partai Komunis Uni Soviet (PKUS). Karenanya, Ukudatsiia
belykh piaten berarti pengembalian karya-karya sastra yang dilarang atau "dilikuidasi" pada masa
lalu kepada para pembaca Rusia. Dalam bahasa lain dapat pula dikatakan sebagai amnesti
terhadap kata tertulis (Dolgopolova: 1990).

Amnesti ini didukung oleh beberapa majalah sastra terkemuka di Uni Soviet masa itu
termasuk majalah setengah sastra (paraliteratur) seperti Ogonek dan Krokodil. Dunia sastra Rusia
menjadi berubah dengan munculnya karya-karya yang selama itu tersimpan, terlarang dan tabu
baik yang datang dari dalam negeri maupun karya sastra dari sastrawan di pengasingan atau
mereka yang beremigrasi. Penerbitan tersebut setidaknya dapat dibagi dalam lima kategori.

Pertama, majalah-majalah tersebut mempublikasikan karya sastrawan emigran Rusia


seperti Vladimir Nabokov, Vladislav Khodasevich, dan Igor Severianin. Karya Nabokov yang
muncul mlsalnya "Stikhi Raznykh Let" dalam Druzhba Narodov No.6 tahun 1987. Karya Vladislav
Khodasevich "Iz Liriki" muncul juga dalam Druzhba Narodov. Sementara karya Igor Severianin
terbit di majalah lunost tahun 1987.

Kedua, mereka menerbitkan prosa sastrawan Soviet yang terbit belasan atau puluhan
tahun lalu di Barat. Dalam kategori ini masuk karya Fazil Iskander Kroliki i Udavy (Kelinci dan Ular
Sawah) yang terbit pertama dalam Kontinent tahun 1980 dan baru terbit di Rusia tahun 1987
dalam lunost. Demikian juga misalnya novel Andrei Bitov Pushkinskii Dom (Rumah Pushkin),
terbit pertama kali di Barat oleh penerbitan Arbis (Ann Arbor) tahun 1978 dan baru diterbitkan
Novyi Mir tahun 1987.

Ketiga, muncul fenomena penerbitan karya-karya sastra yang terampas oleh rezim
komunis mlsalnya karya Aleksandr Bek dan Vasilii. Grossman.

Artikel FadliZon.com
Writer and Political Activist
Copyright © 2008 All Rights Reserved
contact@fadlizon.com

Karya Bek yaitu Novae Naz.nachenie (Tugas Baru) terbit tahun 1986 dalam Znamia.
Ekstrak novel Vasilii Grossman Zhizn' i Sud'ba (Hidup dan Takdir) dalam Ogo-nek. Sedangkan
novelnya muncul secara serial dalam majalah Oktiabr tahun 1988. Karya Grossman lainnya yang
terbit adalah Vse Techet (Selalu Menga-lir).

Keempat, majalah-majalah Sastra Uni Soviet juga berusaha untuk pertama kalinya
menerbitkan karya-karya emigran Soviet yang pada pertengahan tahun 1970-an dihilangkan
statusnya sebagai warga negara Uni Soviet. Contohnya adalah karya Iosif Brodskii berupa enam
buah puisi yang ditulis sejak ia meninggalkan Uni Soviet, muncul dalam Novyi Mir tahun 1987
atau prosa Vasilii Aksenov terbit dalam Krokodil tahun 1988.

Kelima, terdapat pula fenomena munculnya kembali karya-karya terlarang baik yang
dibreidel maupun yang ditolak oleh pemerintah. Dalam kategori ini terdapat nama-nama
legendaris seperti Andrei Platonov, Mikhail Bulgakov, Anna Akhmatova, Aleksandr Tvardovskii,
Boris Pil'niak, Osip Mande Pshtam, Daniil Kharms dan Marina Tsvetaeva. Karya-karya mereka
muncul dalam majalah-majalah Novyi Mir, Druzhba Narodov, Oktiabr, Znamia, dan Iunost. Karya
Platonov yaitu Kotlovan (Parit) terbit dalam Novyi Mir tahun 1987. Di antara karya Mikhail
Bulgakov yang terbit adalah Adam i Eva (Adam dan Eva) dalam Oktiabr, 1987; Bagrovyi Ostrov
(Pulau Merah Tua) dalam Druzhba Narodov tahun 1987; Sobach'e Serdtse (Hati Seekor Anjing)
terbit dalam Znamia juga tahun 1987. Karya Anna Akhmatova yaitu Rekviem (Requiem) terbit
dalam Oktiabr tahun 1987. Sedangkan karya Aleksandr Tvardovskii, Po Pravu Pamiati (Menurut
Hukum Ingatan) terbit dalam majalah Znamia. Selain itu karya Osip Mandel'shtam yakni "Stikhi i
Perevody" (Puisi dan Terjemahannya) dipublikasikan oleh Druzhba Narodov tahun 1987.

Kemunculan fenomenal karya-karya Sastra asli di atas merubah peta Sastra Uni Soviet
sebelumnya yang dianggap sebagai Sastra sekretariat, yaitu karya sastra pabrik yang dibuat
berdasarkan instruksi partai atau sebagai bahan indoktrinasi politik. Salah satu contoh mencolok
dari Sastra sekretariat ini adalah karya-karya sastra yang diklaim diciptakan oleh Leonid
Brezhnev. Tahun 1978-1979, ia menulis trilogi yang merupakan narasi riwayat hidupnya yaitu Ma-
laya Zemlya (Negeri Kecil), Vozrozhdenie (Kelahiran Kembali) dan Tselina (Pulau Perawan).
Meskipun trilogi ini sebenarnya lebih merupakan brosur yang ditulis oleh pengarang lain
(ghostwriters), namun Brezhnev tidak lama kemudian dianugrahi Lenin Prize, penghargaan
tertinggi untuk kesusastraan Uni Soviet. Penghargaan ini tentunya menunjukkan kekuasaan
Brezhnev yang tidak terbatas.

Majalah-majalah dan jumal-jurnal sastra yang ketika itu masih kuat di bawah komando
partai komunis, memberikan reaksi besar terhadap trilogi Brezhnev sebagai karya terbaik, brilian
dan sangat dipujikan. Demikian pula kalangan penulis di Moskow dan Leningrad berkali-kali
mendiskusikan trilogi Brezhnev sebagai bentuk kepatuhan terhadap kebijakan partai. Pada era
Brezhnev ini pula terjadi monopoli penerbitan oleh Persatuan Penulis Soviet yang menguasai
penerbitan Soviet Writer, Artistic-Literature dan Young Guard.

Antara tahun 1981-1985, karya penulis-penulis komunis seperti Yuri Bondarev dicetak
secara massal dengan lima puluh kali cetak dan total oplag 5.868.000 eksemplar. Karya Aleksandr
Chakovsky dicetak empat puluh kali dengan oplag 3.901.000 eksemplar sedangkan karya Georgy
Markov dicetak tiga puluh dua kali sebanyak 4.129.000 eksemplar. Penyair komunis, Stanislav
Kunyaev, menerbitkan sedikitnya satu buku setahun sejak 1976 hingga 1986 bahkan pada
beberapa tahun terbit dua tiga buku setahun.

Artikel FadliZon.com
Writer and Political Activist
Copyright © 2008 All Rights Reserved
contact@fadlizon.com

Soviet Literature
Kenyataan ini jauh berbeda dengan penerbitan karya-karya Anna Akhmatova atau Boris
Pasternak yang amat sedikit dan terbatas serta terlarang. Karya-karya Markov, Chakovsky dan
Bon-darev merupakan karya-karya sastra biasa, dalam bentuk novel epik, yang isinya memuja-
muji kehebatan partai dan para pemimpinnya.

Sejak tahun-tahun awal era glastnost Gorbachev, sastra Rusia mengalami dinamika yang
tinggi dan perubahan suasana yang mencolok. Publikasi karya-karya sastra pada tahun 1986-
1987 tidak hanya mencakup tema-tema kontemporer, tetapi juga tema-tema masa lalu yang
tertutup. Sejarah masa lalu dihadirkan secara terus-menerus, mulai dari masa Brezhnev yang
baru saja berlalu, periode Khrushchev, zaman kekejaman Stalin hingga era kekuasaan Lenin.
Tema kejahatan Stalin terutama mendapat perhatian khusus pada tahun 1986-1987. Kritikus
sastra lurii Koriakin ketika itu meramalkan bahwa tema kekejaman Stalin adalah tema yang tak
akan ada habisnya. Beberapa novel yang mengangkat tema Stalin antara lain adalah karya
Aleksandr Bek Novoe Naznachenie (Tugas Baru) dengan latar belakang Perang Dunia II dan karya
lurii Trifonov berjudul Nedolgoe Prebyvanie v Kamere (Persinggahan Sementara di Ruang
Penyiksaan), suatu potret perjuangan melawan kosmopolitanisme pada awal 1950-an.

Karya-karya tahun 1987 bahkan ada yang menyoroti periode awal Stalin dimulai dengan
pembunuhan kawannya sendiri Frunze, tahun 1925 atas perintah Stalin dan diakhiri dengan
penindasan terhadap bangsa-bangsa non Rusia tahun 1948. Para penulis dan penyair mengambil
korban-korban keganasan Stalin ini menjadi tema karya-karya mereka dan tema-tema ini
ternyata cukup aktual untuk konsumsi bangsa Rusia yang saat itu haus kebebasan dan kebenaran
masa lalu. Tema-tema kolektivisasi, deportasi para pengkhianat, dan penghancuran genetik
semakin banyak di tahun 1987. Konsentrasi tematik ini muncul karena kebijakan redaksi yang
mencairkan karya-karya di masa lalu yang dibekukan oleh kekuasaan. Karya-karya itu ada yang
disembunyikan oleh pemimpin redaksi, menjadi aset jurnal, atau yang berhasil diselamatkan
penulisnya.

Wajah dunia sastra Rusia di era glastnost menjadi bervariasi karena adanya perbedaan
suasana hati antara kemunculan karya masa lalu dan hadirnya karya masa kini. Prosa dan puisi
yang ditulis tahun 1950-an dan awal 1960-an seperti karya Akhmatova Rekviem atau karya
Tvardovskii Po Pravu Pamiati menunjukkan dengan jelas kengerian penindasan dan pembunuhan
dalam kereta pertempuran sejarah. Hal ini serupa dengan novel lurii Trifonov yang tak selesai
lscheznovenie (Kehilangan) merefleksikan suatu apatisme; orang menerima takdir dari
kameradnya dan menunggu "lenyap"nya diri mereka. Anatoly Rybakov menulis karya Deti Arbata
(Anak-Anak Arbat), suatu upaya menemukan sejarah secara bebas dan tenang.

Penulis-penulis Rusia tahun 1980-an terutama di era glastnost tampaknya kehilangan daya
tarik terhadap Perang Dunia II. Bahkan, penulis-penulis 1980-an kurang mempunyai kesatuan
perasaan terhadap sejarah dibanding pendahulu_pendahulu mereka. Novel pendek Vasil Bykov V
Tumane (Dalam Kabut), meskipun mempunyai setting dalam suasana perang, namun
penonjolannya terletak pada manipulasi sikap dan aksi pribadi oleh opini sosial. Telah beberapa
dekade, perang dijadikan oleh penulis-penulis Rusia sebagai satu-satunya setting yang dapat
dijadikan media untuk melihat sifat alami manusia di bawah kondisi stres mendalam. Larangan
mengangkat tema perubahan di masa menjelang dan setelah perang telah dicabut, dan dunia
sastra Rusia benar-benar menggunakan kondisi ini.

Sebagai perbandingan dapat dilihat karya Iosif Gerasimov Stuk v Dver (Mengetuk Pintu)
yang menceritakan tentang deportasi bangsa Moldavia. Karya ini ditulis tahun 1960-an
menceritakan seorang pemuda yang baik ikut ambil bagian dalam kerumunan orang di malam
hari yang akan dideportasi. Sebagai orang baru, pemuda itu mempunyai posisi tidak penting
dalam hirarki para pemburu dan membuat kesalahan biasa sebagai manusia yang tidak berdosa.
Kamerad seniornya mengoreksi, dan walaupun kerumunan itu hanya satu malam saja, namun

Artikel FadliZon.com
Writer and Political Activist
Copyright © 2008 All Rights Reserved
contact@fadlizon.com
sepanjang bertahun-tahun kemudian hidup pemuda ini tersiksa oleh sensasi yang perih oleh
kesalahan. Cerita Gerasimov ini tidak dapat dipublikasikan pada era Khrushchev bukan karena
spekulasi alasan sehingga terjadinya peristiwa, namun karena tujuannya yaitu menunjukkan
"mereka" (penguasa) yang telah menjerat orang baik dan tidak bersalah (seperti tokoh utama) ke
dalam jaring mereka.

Penokohan cerita Gerasimov berbeda dengan penokohan Anatolii Pristavkin dalam cerpen
panjangnya Nochevala Tuchka Zolotaia (Awan Keemasan Melewati Malam), sebuah kisah
deportasi bangsa Chechen tahun 1944. Pristavkin menulis cerita ini tahun 1981, dinilai oleh para
pengamat sebagai pendekatan baru Sastra terhadap peristiwa-peristiwa menyedihkan pada masa
lalu yang traumatik. Tradisi penulisan tentang masa lalu yang dipakai hingga tahun 1960-an dan
tahun 1970-an dari Boris Baiter hingga Iurii Trifonov, selalu mengedepankan potret karakter
tokoh yang mengalami masa akhir tahun 1930-an hingga Perang Dunia II sebagai pemuda
mentah, yang mulai merefleksikan peristiwa dan pengalamannya bertahun-tahun kemudian.
Karakter semacam itu biasanya dianggap sebagai korban tak bersalah atau partisipan yang
kurang hati-hati. Tidak seperti karakter pada cerita Gerasimov, pahlawan muda dalam cerita
Pristavkin memikirkan apa yang sedang terjadi disekitarnya pada saat itu dan berusaha keras
mengatasinya kemudian melawan ketidakadilan dunia.

Sastra Rusia era glastnost benar-benar mewakili era kebebasan dan keterbukaan baik kembalinya
karya-karya terlarang di masa lalu, bebasnya karya-karya kekinian, dan yang menjadi fenomenal
juga adalah kembalinya para sastrawan yang terusir ke tanah air mereka. Era ini menjadi reuni
antara orang-orang yang terusir ke pengasingan di luar negeri dan mereka yang merasa
terasingkan di negeri sendiri. Sastrawan-sastrawan yang puluhan tahun diasingkan ke luar negeri
akhirnya mendapatkan rehabilisasi status kewarganegaraan seperti Aleksandr Solzhenitsyn,
Mstislav Rostropovich, Galina Vishnevskaya, Vladimir Voynovich, Georgii Vladimov, Vasilii
Aksyonov dan lain-lain.

Karya-karya yang selama ini dilarang dan tidak masuk Uni Soviet, sejak tahun 1986-1987
mulai merebak dan membanjiri dunia Sastra Rusia. Kedatangan karya-karya sastrawan emigran
mengisi sastra Rusia yang selama hampir 70 tahun timpang karena kebijakan partai. Salah satu
karya emigran Rusia yang terbit awal adalah karya Vladimir Nabokov, sastrawan Rusia yang
menulis novel mulai tahun 1926 hingga 1974. Rusia mendekati Nabokov dengan hati-hati sekali.
Karya pertamanya yang muncul di Rusia pada era glastnost adalah versi pendek Luzhin 's
Defense, terbit dalam jurnal catur. Keti-ka tidak ada masalah dengan karya itu barulah muncul
karya-karya lain secara lebih utuh dihadirkan pada pembaca Soviet mulai tahun 1987 yaitu The
Gift, Invitation to a Beheading, Lolita, Pnin, dan Ada. Seiring dengan Nabokov muncul juga karya-
karya Dmitry Merezhkovsky, yang novel-novel historis dan esei-eseinya telah beredar sebelum
Revolusi 1917 tetapi dilarang untuk diterbitkan kembali selama berpuluh tahun. Karya lain adalah
karya novelis sejarah Mark Aldanov yang menjadi emigran di Perancis selama 30 tahun. Karya-
karya Aldanov, yang terbit pertama kali tahun 1923, umumnya menceritakan sejarah Eropa dan
Rusia sejak 1762 hingga 1950-an. Aldanov menekankan pada teluk antara intensi pahlawan-
pahlawannya figur-figur terkemuka dari berbagai zaman dan hasil perjuangan mereka. Karya-
karya Aldanov itu menarik perhatian pembaca Sastra Uni Soviet di akhir tahun 1980-an hingga
kini.

Kehadiran karya-karya Sastra dari masa lalu itu membuat gambaran lebih utuh tentang
sastra dan budaya Rusia abad 20, yang sulit dimengerti tanpa kehadiran mereka. Bahkan era
keterbukaan telah membuka keutuhan sastrawan-sastrawan klasik yang selama ini telah identik
dengan komunisme yaitu Maxim Gorky, Vladimir Korolenko dan Ivan Bunin.

Menurut Efim Etkind ("Russian Literature in the 1980s" dalam The Cambridge History of
Russian Literature, Cambridge University Press, 1992), keberadaan Gorky harus direevaluasi
setelah terbitnya karya Gorky tahun 1918 berjudul Nesvoevremennye Mysli (Pemikiran Sebelum
Waktunya). sebuah koleksi 79 artikel suratkabar yang mengkritik Tesis April Lenin. Gorky dengan

Artikel FadliZon.com
Writer and Political Activist
Copyright © 2008 All Rights Reserved
contact@fadlizon.com
kasar mengutuk kudeta Oktober dan kebijakan Bolshevik, yang secara meyakinkan ditolaknya dan
disebut sebagai "... eksperimen yang bengis'' dengan rakyat Rusia yang "diarahkan pada
kegagalan." Selama ini Gorky senantiasa dilihat sebagai penulis besar proletar bahkan dijuluki
"pendiri realisme sosialis." Publikasi karya Gorky ini menjadi teka-teki di mana sebenarnya posisi
Gorky dalam konteks Uni Soviet yang kelahirannya diawali Revolusi yang dikutuk Gorky.

Revalusi perlu juga dilakukan pada Korolenko dan Bunin. Posisi politik Korolenko menjadi
lebih baik jika dilihat dari publikasi surat-suratnya kepada Anatoly Lunacharsky. Komisar Rakyat
untuk Pendidikan. Korolenko menulis dengan marah tentang Teror Merah yang ia saksikan sendiri.
Sedangkan Bunin, dalam karyanya yang terbit pada era glastnost Okayannye Dm' (Hari-Hari
Terkutuk), sebuah diari tiga tahun setelah Revolusi, men-ceritakan umumnya tentang ke-
ngeriannya pada tindakan Bolshevik dan penolakkannya pada revolusi.

Tidak kalah monumental dari karya-karya lain adalah munculnya novel Boris Pasternak
Doktor Zhivago yang memenangkan Hadiah Nobel dan dilarang sejak 1958. Rakyat Rusia untuk
pertama kalinya bersentuhan dengan karya Pasternak ini setelah lama beredar lama di seluruh
dunia. Bersamaan dengan itu, pers Soviet juga menerbitkan rekaman sesi Persatuan Penulis Uni
Soviet pada bulan Oktober 1958. Pada sidang itu banyak penulis terkemuka Uni Soviet
menghantam kolega sesama penulis (Pasternak) sebagai Yudas yang telah menjual dirinya untuk
borjuis Barat dan menuntut agar Pasternak dikeluarkan dari Rusia.

Kembalinya sastrawan-sastrawan dari pengasingan dan karya-karya sastra yang teriarang ke


tubuh sastra Rusia pada era glasnost memberikan arti bahwa jati diri sastra Rusia sebenarnya
tidak pernah hilang selama era komunisme sepanjang 70 tahun. Sastra Rusia yang kembali itu
adalah sastra Rusia yang sebenarnya dan seutuhnya, yang tidak dapat dibungkam oleh
kekuasaan. ***

Fadli Zon. Mahasiswa program studi Rusia UI dan direktur pelaksana Center for Policy and
Development Studies (CPDS).

Artikel FadliZon.com

Anda mungkin juga menyukai