Anda di halaman 1dari 4

Deteksi Kahat Hara N, P, K, Mg dan Ca pada

Tanaman Bunga Matahari dengan Sistem Hidroponik

The Detection of N,P,K, Mg and Ca Deficiencies on


Hydroponic Sunflower

Ari Wijayani1) dan Didik Indradewa2)

ABSTRACT

U p to the present, fertilizer use in Indonesia is either higher or less than what is required, which result in its inef-
fectiveness to plant. Deficiencies detection of N,P,K,Mg and Ca is very difficulty. An experiment on detection
of N,P,K, Mg and Ca deficiencies on hydroponic Sunflower was done in plant laboratory of Agriculture faculty,
UGM Yogyakarta. The objective of the experiment was to determine visual deficiencies and plant analysis of sun
flower. The experimental design was Completely Randomized Design with one factor six levels and three replications. They
are deficiencies of Nitrogen; Phosporus; Potassium; Magnesium: Calsium and Complete nutrition.
The result showed that the situation is defferent for N, K, Mg and Ca. The mature leaves are much better indicator of the
nutritional deficiencies of a plant, as shown for N, K and Mg, but the young leaves is much better indicator for Ca deficiency.

Key words: nutritional deficiencies, hidroponic, sunflower

PENDAHULUAN pokan tersebut masih diperdebatkan karena hara mikro


tertentu dapat menjadi hara makro untuk tanaman lain
Gangguan hara pada tanaman merupakan masalah (Marschner, 1986). Diagnosis berdasarkan gejala visual
utama bagi petani di dunia, disamping masalah-masalah di lapangan sangat komplek dan sulit, terutama bila ke-
penting lainnya. Gejala defisiensi hara atau kahat hara jadian kahat lebih dari satu hara mineral secara simultan
secara visual umumnya telah cukup membantu dalam atau kahat hara tertentu bersamaan dengan toksik hara
mendiagnosis gangguan hara, terutama bila dilakukan yang lain. Salah satu metode untuk menentukan unsur
oleh ahlinya. Apabila tanaman tidak menerima hara hara esensial bagi tanaman adalah dengan menganalisis
yang cukup maka pertumbuhannya akan lemah dan secara kimia semua unsur yang dikandung oleh tumbu-
perkembangannya tampak abnormal. Menurut Baligar han sehat.
dan Duncan (1990) diagnosis defisiensi hara pada tana- Kebutuhan tanaman yang satu dengan yang lainnya
man dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu terhadap hara berbeda, baik mengenai jumlahnya atau
pendekatan dengan diagnosis gejala visual dan analisis bahkan juga jenisnya. Untuk mengetahui kebutuhan
tanaman. unsur-unsur yang diperlukan tanaman dapat dilakukan
Semua tanaman hijau memerlukan seperangkat dengan teknik water-culture (hidroponik). Suatu tana-
dasar hara mineral yang sama dan berbagai unsur di- man apabila kekurangan unsur hara akan mengalami
gunakan oleh tanaman yang berbeda untuk menghasil- gangguan pertumbuhan dan penyakit akibat kahat unsur
kan tujuan akhir yang sama. Tanaman tingkat tinggi hara ini dapat disembuhkan dengan memberikan unsur
membutuhkan 13 jenis hara esensial yang terdiri atas hara yang kekurangan tersebut. Marschner (1986) men-
kelompok hara makro dan mikro, meskipun pengelom- gatakan tanaman yang kahat Nitrogen, pertumbuhannya

1
Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta
2
Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta
Deteksi Kahat Hara N, P, K, Mg dan Ca pada Tanaman Bunga Matahari
dengan Sistem Hidroponik (Ari Wijayani dan Didik Indradewa) 
lamban, daun pucat dan tidak hijau berseri warnanya. Persiapan percobaan meliputi persiapan bibit
Bila kekurangannya sangat parah maka daun akan bunga matahari yang disemai dalam keadaan lapar
berubah menjadi hijau muda dan kuning dan daun yang dengan cara mengecambahkan biji pada media yang
paling bawah (dewasa) yang menderita dulu kemudian tidak mengandung hara (pasir kwarsa) dan apabila sudah
terus keatas (Wijayani dkk, 1998). Tanaman yang kahat berkecambah maka kotiledon atau endospermnya harus
Fosfor, warna daun berubah lebih tua tetapi tidak merata dihilangkan dan akar dicuci bersih. Selanjutnya tanaman
sedangkan akar tumbuh tidak sempurna. Apabila tana- ditanam pada larutan yang telah disiapkan. Agar tana-
man kahat Kalium, daun paling bawah berubah warna man tidak tenggelam dan tetap pada tempatnya, maka
jadi coklat dengan bercak-bercak gelap dan dalam ke- tanaman diganjal dengan kapas pada lubang penanaman.
adaan parah daun menjadi keriting. Sedangkan tanaman Untuk menjaga agar aerasi tetap terjaga maka di dalam
yang kahat Kalsium maka daun akan tumbuh tidak nor- larutan diberi aerator.
mal. Rai (2002) mengatakan tanaman yang kahat hara
Magnesium maka klorofil tidak terbentuk karena unsur
tersebut esensial bagi molekul klorofil. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi secara
visual gejala kahat hara, khususnya hara N,P,K, Mg Secara umum gangguan hara yang menghambat
dan Ca sekaligus menganalisis pertumbuhan tanaman pertumbuhan tanaman dalam skala ringan tidak dapat
yang kahat hara tersebut. Tanaman yang digunakan dilihat karakteristik gejala visualnya secara spesifik.
dalam percobaan haruslah memenuhi syarat, antara lain Gejala menjadi tampak dapat dilihat dengan tegas apa-
mengandung unsur-unsur sesedikit mungkin, sehingga bila defisiensinya berat, sehingga laju pertumbuhannya
pengaruh perlakuan dapat diamati dengan jelas. Selain sangat tertekan. Gejala kahat hara di lapangan seringkali
itu, tanaman itu haruslah sensitif, artinya mudah terlihat tidak begitu jelas dan sering menimbulkan kesulitan bagi
pengaruhnya apabila kekurangan salah satu unsur hara. peneliti, karena kadang-kadang dari beberapa unsur yang
Pilihan peneliti jatuh pada tanaman bunga matahari, berbeda akan menunjukkan gejala yang sama, seperti
karena selain memenuhi syarat-syarat tersebut juga yang terlihat pada Tabel 1. Terlihat banyak gejala ke-
mudah dalam perawatannya. nampakan visual yang sama untuk unsur yang berbeda.
Berbagai larutan hara telah dikembangkan dan Misalnya untuk tanaman yang kahat hara Nitrogen dan
bahkan diperdagangkan dengan berbagai merek. Mas- Magnesium akan menunjukkan gejala yang hampir
ing-masing berbeda sedikit dalam konsentrasi ion-ion- mirip, daun muda kuning dengan tulang daun kuning
nya. Untuk menentukan formula terbaik suatu tanaman juga, tetapi kenampakan akarnya yang berbeda. Untuk
tidaklah mudah, karena akar mengabsorbsi ion-ion hara tanaman yang kahat Nitrogen kondisi perakarannya
dengan kecepatan berbeda tergantung jenis tanamannya. masih bagus dengan panjang akar 7-15 cm, sedangkan
Salah satu larutan makanan yang banyak digunakan un- tanaman yang kahat Magnesium perakarannya tidak
tuk hidroponik dan bahkan dimodifikasi oleh beberapa bagus dengan panjang akar hanya 1-3 cm.
pihak adalah larutan makanan yang komposisinya dibuat Dari hasil pengamatan kenaikan tinggi tanaman,
oleh Hoagland dan Snyder pada tahun 1933 (Resh, terlihat bahwa larutan Hoagland I minus unsur Cal-
sium paling rendah tingkat kenaikannya dibandingkan
larutan lainnya. Hal tersebut tidak terlepas dari proses
metabolisme Ca dalam mempengaruhi pertumbuhan
BAHAN DAN METODE
dan perkembangan tanaman, dimana diketahui bahwa
Percobaan laboratorium ini dilaksanakan di unsur Ca ini didapatkan pada batang dan daun tanaman
laboratorium ilmu tanaman Fakultas Pertanian UGM dan bertugas merangsang pembentukan bulu-bulu akar,
Yogyakarta menggunakan bibit bunga matahari, larutan mengeraskan batang dan merangsang pembentukan
hara Hoagland I dengan sumber Fe dari Fe-EDTA, gelas biji (Lavon et al., 1995). Dengan tidak adanya Ca maka
musium volume 2 liter dan aerator. pembentukan bulu-bulu akar akan terhambat, sehingga
Percobaan dilakukan menggunakan rancangan terhambat pula dalam menyerap unsur hara. Tabel 1
acak lengkap faktor tunggal, yaitu kahat hara dengan memperlihatkan gejala kenampakan pada akar yang
6 aras, yaitu : K1 = kahat hara Nitrogen; K2 = kahat kahat hara Ca, dimana ujung akarnya mati dan bulu akar
hara Phospor; K3 = kahat hara Kalium; K4 = kahat hara sedikit serta panjang akar antara 1-3 cm. Akibat dari
Magnesium; K5 = kahat hara Calsium dan K6 = lengkap matinya ujung akar akan mempengaruhi pula penam-
unsur hara (kontrol). Perlakuan diulang sebanyak tiga bahan bobot segar tanaman yang sangat kecil (3,32 g)
kali dengan tiga tanaman sampel. dan bobot kering tanaman (0,40 g) seperti yang terlihat

Agrosains 6 (1): 1-4, 2004


Tabel 1. Gejala kahat hara pada daun dan akar tanaman bunga matahari

Tabel 2. Rerata tinggi tanaman bunga matahari pada kondisi kahat hara

Keterangan: Rerata yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata pada
uji Duncan taraf 5 %

Tabel 3. Rerata pertumbuhan bunga matahari pada kondisi kahat hara

Keterangan: Rerata yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata pada
uji Duncan taraf 5 %

Deteksi Kahat Hara N, P, K, Mg dan Ca pada Tanaman Bunga Matahari


dengan Sistem Hidroponik (Ari Wijayani dan Didik Indradewa) 
Gejala kahat hara N dan P menunjukkan gejala (1986) indikator kahat hara Ca pertama kali terlihat pada
yang sedikit berbeda dengan yang terjadi di lapangan. daun yang masih muda, sedangkan untuk tanaman yang
Menurut Marschner (1986) kahat P seharusnya ditunjuk- kahat hara N, K dan Mg akan tampak pada daun yang
kan dengan daun berwarna hijau gelap atau hijau kebiru- telah dewasa. Hal itulah yang menyebabkan panjang dan
biruan, tetapi yang terjadi disini daun berwarna kuning lebar daun pada tanaman kahat hara Ca lebih kecil-kecil
dan mengalami nekrosis dengan tulang daun berwarna karena sejak daun masih muda sudah menampakan ge-
hijau. Kemungkinan pada urat daun terjadi penimbunan jala terhambat pertumbuhannya. Hal itu sekaligus akan
gula sehingga terjadi demikian. menghambat perkembangan tanaman selanjutnya yang
Menurut Resh (1983) dan Wijayani et al. (1998) ditunjukkan oleh bobot kering tanaman yang sangat kecil
tanaman yang kahat hara N akan menunjukan ge- (0,40 g). Hal tersebut didukung pada pengamatan secara
jala tanaman kerdil, daun menguning dan mengalami visual pada Tabel 1, terlihat daun tanaman yang kahat
klorosis, tetapi yang terlihat pada percobaan kami
bahwa tanaman justru menunjukkan rata-rata kenaik-
kan tinggi tanaman yang bagus (Tabel 2) tidak berbeda KESIMPULAN
nyata dengan tanaman yang diberi unsur hara lengkap.
Meskipun pada gejala kenampakan di Tabel 1 terlihat Gejala kahat hara pada tanaman sulit untuk dibeda-
memang menunjukkan gejala warna kuning. Hal ini kan. Perlu ketelitian dalam mengamati gejala kahat hara,
disebabkan unsur N berperan dalam pembentukan hijau karena dapat menunjukkan gejala yang sama untuk unsur
daun, sehingga bila kahat hara N maka hijau daun tidak yang berbeda. Kahat hara N, P, K, Mg dan Ca sangat
terbentuk. Sedangkan pada tinggi tanaman tak terpen- pendek perakarannya, tetapi yang terparah pada kahat K
garuh kemungkinan karena kahat hara Nitrogen belum dan Ca, jumlah akar sedikit dan ujungnya banyak yang
menunjukkan reaksinya pada umur tanaman 5 minggu, mati. Semua kahat menunjukkan warna daun kuning.
mungkin dengan waktu yang lebih lama baru akan ter- Indikator tanaman kahat hara N, K dan Mg akan
lihat gejala kekerdilan tanaman. tampak pada daun yang telah dewasa, sedangkan tana-
Pada pengamatan terhadap panjang dan lebar man yang kahat hara Calsium akan tampak pada daun
daun seperti yang ditampilkan pada Tabel 3 terlihat yang masih muda, sehingga mempengaruhi lebar daun,
bahwa tanaman yang kahat hara Ca adalah yang paling tinggi tanaman dan bobot keringnya lebih kecil dari kahat
parah dibanding kahat hara lainnya. Menurut Marschner hara unsur lainnya.

DAFTAR PUSTAKA Rai, I.N. 2002. Diagnosis defisiensi dan toksisitas hara
mineral pada tanaman. http://rudyct.tripod.com/
Baligar, V.C. and R.R. Duncan. 1990. Crops as En- sem2-012/I-nyoman-rai.htm.14 p.
han-cers of Nutrient Use. Academic Press, Inc.
Toronto. 574 p. Resh, H.M., 1983. Hidroponic Food Production. Wood-
bridge Press Publishing Company. Santa Barbara,
Lavon, R., E.E. Goldschmidth, R. Salomon and A. California. 335 p.
Frank. 1995. Effect of potassium, magnesium and
calsium deficiencies on carbohydrate pools and Wijayani, A., D. Muljanto dan Soenoeadji, 1998. Pembe-
metabolism in citrus leaves. J. Amer. Soc. Hort. rian nitrogen pada berbagai macam media tumbuh
Sci. 120(1):54-58 hidroponik : pengaruhnya terhadap kuantitas dan
kualitas buah paprika (Capsicum annuum var.
Marschner, H. 1986. Mineral Nutrition in Higher Plants. Grossum). Ilmu Pertanian 6 (2) : 8-13
Academic Press Inc, London Ltd. 195-268 ;
391-407 p.

Agrosains 6 (1): 1-4, 2004

Anda mungkin juga menyukai