Anda di halaman 1dari 39

Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas di Kota-kota Besar:

Optimalisasi Bentuk Jalan, Kebijakan dan Dana

M.S GUMELAR
Authorship © 2007 - michael.gumelar@gmail.com
Teori ini boleh diambil sebagai referensi, dan harus disertakan nama dan sumbernya

PENDAHULUAN

Gambar 1. http://teknomotif.files.wordpress.com/2009/12/macet.jpg

Macet, sepertinya hampir setiap hari Jakarta dan sekitarnya mengalaminya. Tentu
saja kemacetan ini membawa dampak tidak langsung maupun langsung terhadap
kehidupan masyarakatnya, yaitu secara psikologi dan materi yang sangat besar.

Secara psikologis banyak mencakup banyak hal, tetapi yang paling sering timbul
adalah meningkatnya kesensitifan mental terutama mudahnya emosi marah akan
muncul, hingga mudah marah, hal ini terjadi karena manusia mengalami persaingan
dengan banyak orang kearah tujuan tertentu secara tidak disengaja dan fokus fikiran
selalu bubar ketika mendadak tujuan kearah tertentu menjadi terhalang, tidak hanya
oleh satu orang, tetapi banyak orang.

1
Sensitifitas emosi marah ini semakin tinggi, ketika sebelum berangkat saja sudah
mempunyai masalah tersendiri yang dibawanya, entah apapun masalah itu,
sehingga saat dijalan yang memerlukan ekstra kesabaran karena keadaan yang
macet, membuat dirinya mudah marah. Dan kita semua tahu, kemarahan
mempunyai dampak yang buruk terhadap dirinya sendiri dan kepada orang lain.
Disisi lainnya adalah faktor ketidakefektifan waktu yang habis dijalan, sebab
seharusnya sudah mulai berkarya dalam bidang apapun, menjadi terjebak dijalan.
Hingga tentu saja akan berdampak pada ekonomi masyarakatnya.

Seharusnya dalam waktu sekitar 2 jam sudah berkarya dan berproduksi apapun
dalam bidangnya. Waktunya habis secara sia-sia dijalan. Seandainya dalam waktu
satu jam, bila kita mampu berkarya dengan asumsi nilai total karya tersebut setara
dengan 100 ribu Rupiah.

Maka dengan terjebaknya seseorang dikemacetan selama lebih dari dua jam,
misalnya dua jam, maka orang tersebut sudah kehilangan uang sebesar
Rp.200.000,-

Sedangkan kita tahu, kemacetan yang terjadi di jakarta bisa berlangsung berjam-
jam, bahkan 6 jam lebih seseorang bisa habis waktunya di jalan. Bila satu orang rugi
sekitar seratus ribu perjamnya, kalikan berapa jam dia terjebak macet dan kalikan
berapa orang yang terjebak dikemacetan tersebut.

gambar 2. http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/ydnugra/files/2010/03/jakarta-trafic-jam2.jpg

2
Hingga bila ditotal, maka kerugian kesempatan negara dan masyarakatnya untuk
berkarya mencapai trilyunan rupiah.

Tujuan dan Manfaat Penelitian:

1. Memberikan solusi desain jalan agar bentuk jalan lebih optimal.

2. Optimalisasi bentuk jalan, akan sedikit ataupun banyak memberikan kontribusi


mengurangi tingkat kemacetan yang ada dan lebih memperlancar pergerakan
alat-alat transportasi yang ada agar lebih lancar.

3. Optimalisasi bentuk jalan juga menekankan pada faktor keselamatan pengguna


jalan agar meminimalkan kecelakaan yang terjadi secara umum.

4. Manfaat lain yang akan dicapai adalah lebih memperlancar laju alat-alat
transportasi, hingga mengurangi waktu dijalan, dan lebih punya waktu lebih dari
sebelumnya untuk lebih banyak berkarya dibidang apapun.

5. Yang berdampak secara langsung atau tidak langsung, keadaan jalan yang lebih
lancar, akan mampu meredam sensitifitas emosi marah yang mungkin sudah ada
sebelumnya dari awal area asal seseorang untuk berangkat ke area atau tujuan
lainnya.

3
STUDI PUSTAKA

Literatur yang membahas tentang kemacetan dan penyebab kemacetan jarang


sekali ada. Sebab buku-buku yang ada lebih cenderung untuk membahas
pembuatan jalannya daripada membuat solusi bentuk jalan yang mampu mengatasi
masalah kemacetan.

Gambar 3. http://3.bp.blogspot.com/_Z8FEprUUBWU/SwCnLG1wZ0I/AAAAAAAACXs/eNsW3glJ8a8/s1600/macet.jpg

Dan cenderung untuk mengatasi kemacetan adalah dengan solusi membuat jalan
toll, padahal jalan toll digunakan dengan asumsi agar tidak terlambat, nyatanya
macet juga. Kenapa begitu? karena agar tidak terlambat, hingga semuanya
menggunakan jalan toll, yang akhirnya karena cenderung waktunya bersamaan,
menyebabkan macet.

4
Gambar 4. http://kolomkita.detik.com/upload/photo/1jakarta8.jpg

Dan keluar dari tempat asal ke tempat area tujuan yang hampir bersamaan inilah
penyebab utama kemacetan yang terjadi. Jadi walaupun jalan sebesar mungkin,
tidak akan menjawab masalah agar tidak macet, yang bisa dilakukan adalah dengan
mengoptimalkan bentuk jalan agar mengurangi tingkat kesulitan dan keruwetan jalan
menjadi lebih simpel dan memudahkan untuk dilewati dengan cepat.

Tetapi apakah hanya itu? Tentu saja tidak, jalanan menjadi macet disebabkan oleh
banyak faktor, akan kita urut faktor-faktor apa saja yang menyebakannya, telah
dikategorikan sebagai berikut.

1. Faktor Waktu, yaitu masuknya alat-alat transport milik pribadi ke jalanan


secara bersamaan dengan banyak alat transport orang lain yang juga
cenderung ke arah yang kurang lebih sama.

5
Gambar 5. http://media.vivanews.com/images/2010/07/22/93227_macet-saat-keluar-tol-jagorawi--jakarta.jpg

2. Faktor banyaknya alat transportasi pribadi yang ada dijalan yang semakin
bertambah dari waktu ke waktu.

3. Faktor Bentuk jalan, faktor bentuk jalan terbagi menjadi sub-sub, yaitu

a. Lebar jalan, bila jalan terlalu sempit sedangkan intensitas alat transportasi
dijalan tersebut tinggi, maka akan menyebabkan kemacetan.

b. Permukaan jalan, bila jalan banyak berlobang dan rusak (broken and
damage road), maka tentu saja perjalanan akan lambat dan bila frekwensi
lalu lintas tinggi, maka dipastikan akan macet, juga membahayakan bila
malam hari, karena cenderung tidak terlihat lobang-lobang dijalan ini.

6
Gambar 6. http://www.riaumandiri.net/rm/images/stories/Foto_2010/Mar/jalan%20%20hancur.jpg

c. Percabangan dan persilangan bentuk jalan. Adanya banyak perempatan


dan pertigaan yang sudut titik temunya tajam dan atau lebih cenderung 90
derajat. Hingga bila lebar jalan kurang dan kapasitasnya berlebihan
karena banyaknya alat transportasi yang ada, maka dipastikan macet
juga.

Gambar 7. http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2008/03/15/101401p.jpg

4. Faktor Irigasi, jalan yang tidak punya drainage, bila hujan akan cenderung
untuk menggenang airnya, hingga alat transportasi berjalan lambat dan
akhirnya menyebabkan macet bila intensitas alat transportasi yang ada
dijalan tersebut banyak.

7
Gambar 8.
http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRj1Cp3KLKUShufx3izS4xx_BJb10toatYcf0fX9rN9E9xCD4I&t=1&usg=__
Ex3wyzwK59-_VYd9gmyRsHAEMkc=

5. Faktor di tepi tempat ramai, jalan tersebut ada di tepi pasar, stasiun kereta,
dan tempat-tempat ramai lainnya, hingga mengganggu jalannya lalu lintas
yang ada dijalan tersebut, yang sedikit banyak akan menyebabkan macet.
Kemacetan akan lebih parah lagi bila ditepi jalan tersebut ada pasar, ada
terminal, lalu ada stasiun kereta juga.

Gambar 9.
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS8dxlJWyKA2FTg6dgWQXsl0Caz0FVlMD3_DzvbfKYpZvmZNIw&t=1&us
g=__n74ZNcFrLm8iQKn8TF2lSPIywfE=

6. Faktor Lintas Kereta Api, lintas kereta api yang juga melintasi jalan biasa,
dimana intensitas dan frekwensi transportasi kereta api melewati jalan
tersebut akan mengganggu perjalanan alat transportasi non kereta, dan akan
membuat macet.

8
Gambar 10. http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT6dD_51IzRHhcgO2-
yCiybUz3ylOwJqr4020UedxBUx0G8hSM&t=1&usg=__aDpznjL5RFLX4UAmrr_KuHayX2A=

7. Faktor ketinggian jalan, jalan harus lebih tinggi dari permukaan laut, agar air
laut pasang tidak menutupi jalan. Tetapi jalan juga tidak boleh lebih rendah
dari sungai yang ada agar bila terjadi hujan sangat lebat dan meluber, jalanan
malah menjadi sungai kedua.

Gambar 11. http://photos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-


snc3/hs059.snc3/14668_182928433002_40098473002_2981655_3396430_n.jpg

8. Faktor Pengembangan yang tidak terkoordinasi, adanya fasilitas air oleh


pemerintah (PAM), kabel optic, kabel gas dan galian-galian lainnya yang
diperlukan yang tidak terkoordinasi dengan baik, akan membuat jalanan
terhambat dan akhirnya menjadi macet.

9
Gambar 12. http://img37.picoodle.com/img/img37/3/12/13/blijunk/f_galianPLNm_62ec69a.jpg

9. Faktor Rambu Lalu Lintas. Faktor ini dapat mempengaruhi juga, bila saat jam-
jam sibuk, maka rambu lampu lalu lintas yang terlalu lama warna merahnya
dan terlalu sedikit warna hijaunya, akan membuat jalanan menjadi macet.
Pengaturan ini benar-benar harus disesuaikan dengan jam-jam sibuk yang
ada di jakarta sekitarnya.

Gambar 13.
http://4.bp.blogspot.com/_mc1E3mbjaaU/SmwwLsD7KXI/AAAAAAAAABw/EmP5cvSMwOs/s320/Lalu+lintas+Semer
awut.JPG

10
10. Faktor alam, dimana ada area tertentu yang susunannya tanahnya sangat
lembek atau bahkan di dalam tanahnya banyak rongga-rongga, hingga
setelah jalan dibuat, dalam waktu tidak berapa lama jalan tersebut rusak
karena tekanan alat transportasi yang melewatinya, hingga jalanan tersebut
cenderung untuk rusak dan rusak lagi setelah diperbaiki.

Gambar 14. http://tribun.patriotnews.net/wp-content/uploads/2010/09/Resize-of-Resize-of-_MG_8346.jpg

11. Faktor pengguna jalan, hal ini seringkali terjadi karena tingkat emosi marah
dijalanan sudah tinggi, dikejar waktu karena suah terlalu lama waktunya habis
dijalanan, hingga pelanggaran acap kali terjadi karena alasan mengejar
waktu, akibatnya sering menerobos lalu lintas, menggunakan trotoar untuk
pejalan kaki sebagai solusi atau alternatif jalan, melawan arus jalan yang
seharusnya hanya untuk arus searah dan sebagainya.

Gambar 15.
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTBPkOQX4RzEhPr8QIWSeQfTziaT_baSD4NMm_SS606KeMsi9s&t=1&
usg=__PUvpWqmr86pxi23l_SWhIyI0wyE=

11
12. Faktor alat transportasinya, yaitu dengan tetap memelihara alat
transportasinya, mulai dari kelayakan mesin, ban dan hal-hal lainnya ayng
relevan, guna menghindarkan rusaknya mobil dijalan karena pemeliharaan
mobil yang tidak optimal.

Gambar 16. http://4.bp.blogspot.com/_hcCN0_HXn8s/R25SWd4CCJI/AAAAAAAAAGc/eHxrfBwJV1I/s320/Mogok.jpg

13. Faktor dana dan goodwill pemerintah, tentu saja setelah kita tahu ada
kerusakan dan pemerintah juga tahu setelah masyarakatnya melaporkan hal
ini, tetapi apa yang terjadi? Pemerintah biasanya cenderung untuk tidak
memperbaiki kerusakan dan mencari solusi pada masalah tersebut,
alasannya klasik, dana yang belum ada.

Gambar 17.
http://2.bp.blogspot.com/_zU6pBvIaOWI/Si_uVErYr5I/AAAAAAAAAGM/o23CKKi7W8c/s320/Jakarta+Macet+2.jpg

12
Setelah tahu permasalahannya, maka yang diperlukan adalah solusinya.
Solusinya ada beberapa yang mengacu pada artikel di internet, dengan gaya
penulisannya sendiri yaitu di-link berikut:

http://theangelmichael.blogspot.com/2007/11/mengatasi-kemacetan-di-kota-
besar.html

solusi lain yang klasik:

1. Memperlebar jalan, dan membebaskan lahan

2. Membuat subway yang melingkari kota dan juga mengarah kedaerah lain

3. Mengijinkan nomor akhir angka ganjil di satu hari dan nomor genap di hari
Lainnya.

4. Mobil yang berusia diatas 10 tahun tidak boleh masuk kota, kecuali mau
pawai mobil klasik, silakan saja, tentukan harinya.

5. Membuat monorel yang melingkari kota dan juga mengarah kedaerah lain

6. Membuat busway yang sekarang, tapi harus melebarkan jalan, bukan


malah mempersempitnya

7. Membuat Penertiban angkutan kota agar berhenti ditempat yang


disediakan dan dijalankan dengan serius

8. Membuat Jalan Layang/ Toll Road ke berbagai arah, dan Fly Over (jalan
satu dan dibangun jalan toll diatasnya) maupun Underpass (jalan dibawah
jalan lainnya), fly over dan underpass sangat berguna di daerah yang
sangat ramai seperti stasiun, terminal, pasar, dan area keramaian lainnya.

Namun jangan membuat jalan Toll langsung dari pinggiran kota ke pusat
kota, bisa-bisa diarea lain lancar, di toll ini macet, jadi sama saja. Buat
13
solusi toll yang cerdas, hingga jalan toll dari pinggiran berputar dulu untuk
membuat ekonomi di daerah tertentu menjadi hidup, dan baru nyambung
ke toll yang sudah ada yang mengarah ke tengah kota.

9. Naikkan harga Bensin biar mahal lagi he he he khusus untuk Kendaraan


Mobil pribadi agar pemakai mobil pribadi lebih sedikit dan mencegah
Polusi, tetapi untuk sepeda motor dan mobil angkutan umum, harga
normal dengan dibuat booth khusus motor dan mobil angkutan umum
sendiri

14
METODE

Gambar 18. http://www.cyberforums.us/upload/out.php/i6552_pic17546.jpg

Dalam studi research ini metode yang digunakan adalah metode analisa dan
pencarian data sesuai kebutuhan serta tahapan-tahapannya yang relevan dan
cenderung qualitative description.

Dimana proses dari masalah yang timbul sebelumnya, dianalisa, dan ide-ide liar
bermunculan sebagai proses kreatif, lalu dari proses kreatif tadi dipakai untuk
memberikan solusi yang memungkinkan untuk dapat diterapkan.

Langkah-langkah dalam metode ini adalah:

1. Adanya masalah, yaitukemacetan di kota-kota besar, terutama di Jakarta.

2. Analisa masalah dan membaginya berdasarkan kategori-kategori yang


disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.

3. Pencarian dan Solusi dari masalah yang telah dikategorikan tersebut dengan
cara pendekatan desain dan bentuk jalan, serta solusi sosial lainnya yang
memungkinkan.

15
4. Dalam studi ini bahasan mendisain permukaan jalan dan material yang
diperlukan tidak dibahas, pembahasan hanya bersifat ilmu sosial pendekatan
desain dan kemanusiaan terutama faktor keamana, kenyamanan dan
kelancaran dijalan, tanpa melibatkan perhitungan dan bahasan bagaimana
biaya dan bahan jalan seharusnya dibuat.

16
PEMBAHASAN

Pembahasan ini langsung mengarah pada solusi yang memungkinkan untuk


digunakan. Dari beberapa kategori yang telah diberikan, kita akan membahas satu
demi satu, serta solusi yang memungkinkan untuk itu.

1. Faktor Waktu, yaitu masuknya alat-alat transport milik pribadi ke jalanan


secara bersamaan dengan banyak alat transport orang lain yang juga
cenderung ke arah yang kurang lebih sama.

Hal ini terjadi karena beberapa hal secara klasifikasi yaitu alternatif alat
transportasi, keamanan, kenyamanan, fasilitas jalan, tepat waktu, kebijakan
pemerintah dan prestige (gengsi) menggunakan alat transportasi publik yang
belum memadai. Untuk mengatasinya, diperlukan solusi sesuai klasifikasi
tadi.

a. Alat Transportasi Alternatif:


- Membuat subway/ kereta bawah tanah yang melingkari kota dan juga
mengarah ke daerah lain
- Membuat monorel yang melingkari kota dan juga mengarah ke daerah
lain
- Membuat busway yang sekarang, tapi harus melebarkan jalan, bukan
malah mempersempitnya

b. Keamanan:
- Menempatkan sekuriti atau tenaga keamanan sejenisnya disetiap
stasiun, atau tempat pemberhentian alat trasportasi umum, bila perlu
minimal satu tenaga keamanan dari pemerintah atau swasta yang
menyediakan jasa alat transportasi massal tersebut untuk selalu ikut
dan berada di alat transportasi massal tersebut untuk meminimalkan
terjadinya kejahatan dan memberi rasa aman dan perlindungan saat
diperjalanan.

17
- Sekuriti atau tenaga keamanan ini juga melarang dan adanya
pengamen yang masuk dan atau para pengangguran yang
mengancam meminta uang dengan dalih baru keluar dari penjara dan
ingin pulang, serta ancaman-ancaman lainnya kepada para
penumpang alat transportasi masih ini dan hal-hal lainnya yang
relevan.

c. Kenyamanan:
- Sebab selama ini, alat-alat transportasi yang sudah ada, selalu berjejal
dan berdesakkan di dalamnya, oleh karena itulah menjadi tidak
nyaman, ridak dapat tempat duduk dan bahkan tidak ada pendingin
udara.

Untuk mengatasinya, diperlukan pembatasan jumlah penumpang dan


ditaati secara disiplin, bila perlu adanya keterlibatan pemerintah, agar
mengeluarkan hukum tentang hal ini.

Lalu memberikan fasilitas pendingin udara agar sejuk selama


perjalanan

Tempat duduk yang rapi dan bersih, karena ada tenaga bagian
kebersihan sendiri yang disediakan oleh angkutan jasa tersebut atau
oleh pemerintah dan tempat sampah juga ada disana, serta larangan
merokok didlam alat transportasi umum, kecuali ada area khusus untuk
perokok bisa menjadi solusi bagi para perokok.

d. Fasilitas jalan:
- hal ini diperlukan agar alat transportasi massal selalu berhenti ditempat
yang telah disediakan oleh pemerintah, dan ditempat tersebut
diberikan alat pembatas satu jalur, agar masuknya antri berjejer dari
depan kebelakang dan tidak berebutan, pembatas ini tepat dipintu
masuk alat transportasi massal tersebut, jalan keluarnya juga
dibedakan dengan pintu masuknya agar saat masuk dan keluarnya
tidak bertabrakan.
18
e. Tepat waktu:
- dengan adanya tepat planning dan penjadwalan alat transportasi
umum, yang jadwalnya jelas ada di area pemberhentian dan
pemberangkatan, maka calon penumpang tahu kapan dan dimana
perberhentian berikutnya dan kapan tepatnya alat transportasi
berikutnya akan datang dan atau akan berangkat. Hingga manajemen
waktunya pas, dan tidak ada istilah “Anda perlu waktu, kami perlu
uang”.

Hingga tidak lagi alat transportasi menunggu penumpang, sedikit atau


penuh kapasitas alat transportasi tersebut, sudah bukan acuan utama
lagi, sebab di dalam bisnis optimasi pelayanan dan kepuasan
penumpang menjadi sangat penting.

Hingga saat masuk tidak lagi berjejal dan berebutan seperti sekarang
ini, karena akan membahayakan keselamatan calon penumpang dan
juga rawan kejahatan, seperti pencopetan, penjambretan dan
sejenisnya.

f. Kebijakan pemerintah:
- Kebijakan ini diperlukan agar setiap keputusan yang baik menjadi
undang-undang yang harus dilaksanakan oleh pengguna dan penyedia
jasa alat transportasi umum.

- Sebagai awal-awal agar terpatuhinya aturan-aturan yang


menguntungkan masyarakat luas ini, diperlukan rangsangan pada para
penyedia jasa alat transportasi umum ini, yaitu kemudahan bahkan
fasilitas yang menguntungkan sebagai reward (penghargaan).

- Tetapi disisi lain juga perlu adanya punishment (hukuman) bahkan


penutupan jasa alat transportasi umum tersebut bila melanggar aturan
yang ada. Oleh karena itulah, sosialisasi aturan sangat penting
dilakukan.

19
- Adanya aturan untuk terjadinya pembatasan alat transportasi milik
pribadi, misalnya dengan cara menaikkan harga Bensin lebih mahal
lagi khusus untuk alat transportasi pribadi agar pemakai mobil pribadi
lebih sedikit dan mencegah Polusi, tetapi untuk sepeda motor dan
mobil angkutan umum, harga normal dengan dibuat booth khusus
motor dan mobil angkutan umum sendiri. Mengijinkan nomor akhir
angka ganjil di satu hari dan nomor genap di hari Lainnya. Mobil yang
berusia diatas 10 tahun tidak boleh masuk Kota, kecuali mau pawai
mobil klasik, silakan saja, tentukan harinya.

g. Prestige:
- Hal ini terjadi karena selama ini alat transportasi massal identik dengan
ekonomi kalangan menengah ke bawah, hingga kesannya tidak punya
prestige (tidak bergengsi).

- Hal itu timbul karena beberapa sebab diatas, yaitu dari a sampai f, bila
semua hal tersebut mampu diatasi, maka alat transportasi massal akan
sama bergengsinya dengan mobil pribadi. Sebab dinegara-negara
maju, penggunaan mobil pribadi merupakan pilihan kedua.

2. Faktor banyaknya alat transportasi pribadi yang ada dijalan yang semakin
bertambah dari waktu ke waktu.

- Hal ini merupakan kebijakan yang harus pemerintah lakukan, caranya


dengan membatasi pembelian mobil bagi yang punya mobil lebih dari
2, terkecuali bagi yang punya usaha jasa alat transportasi umum.

- Mulai fokus pada point nomor 1, hingga orang akan cenderung


menggunakan alat transportasi umum.

- Pajak yang sangat tinggi pada mobil, baik pajak import masuk maupun
pajak tahunannya.

20
3. Faktor Bentuk jalan, faktor bentuk jalan terbagi menjadi sub-sub, yaitu

d. Lebar jalan, bila jalan terlalu sempit sedangkan intensitas alat transportasi
dijalan tersebut tinggi, maka akan menyebabkan kemacetan. Hal ini
terjadi bila bentuk jalan yang awalnya lebar lalu mulai menyempit di area
tertentu, hingga disebut dengan istilah bottle neck. Sudah bottle neck, dua
arah pula, wah, akan semakin membuat parah kemacetan.

Gambar 19. Bottle neck

Bentuk jalan tampak atas yang bottle neck, cenderung membuat macet.
Untuk mengatasi hal ini, tentunya harus menyamakan ukuran jalan,
dengan cara melebarkan area yang menyempit tadi hingga lebarnya
diusahakan relatif sama, tentunya dengan dana dari pemerintah untuk
pembebasan tanahnya bila itu area pemukiman penduduk atau area
umum lainnya.

Gambar 20. Jalan yang cenderung dengan lebar relative sama, akan mempermudah akses alat-alat
transportasi

e. Permukaan jalan, bila jalan banyak berlobang dan rusak (broken and
damage road), maka tentu saja perjalanan akan lambat dan bila frekwensi
lalu lintas tinggi, maka dipastikan akan macet, juga membahayakan bila
malam hari, karena cenderung tidak terlihat lobang-lobang dijalan ini.

21
Permukaan jalan yang tidak rata tentu saja membahayakan bila malam
hari atau saat suatu alat transportasi bergerak kencang, terutama bagi
pengendara atau pengemudi yang belum tahu area tersebut, dan juga
memperlambat alat-alat transportasi untuk bergerak lebih cepat karena
alat-alat transportasi cenderung akan melambat agar tidak membuat
permukaan jalan menjadi lebih rusak karena benturan dengan ban alat
transportasi.

Untuk mengatasinya sangat mudah, tinggal diperbaiki permukaan yang


rusak denganc epat dan tidak perlu menunggu lama, sebab kerusakannya
biasanya akan semakin parah bila dibiarkan.

Apalagi bila saat hujan, akan membahayakan pengemudi atau


pengendara alat transportasi karena tidak terlihat jelas jalanan yang rusak
dan berlobang ini.

Disisi lain juga bagi pejalan kaki, dengan adanya air yang menggenang
bercampur dengan debu dan tanah-tanah, bila ada alat transportasi
berjalan kencang dan pengendara atau pengemudinya tidak tahu ada
lobang, maka air yang kotor akan tercipratkan dan akan kemungkinan
terkena pejalan kaki yang ada disekitarnya.

f. Adanya banyak perempatan dan pertigaan yang sudut titik temunya tajam
dan atau lebih cenderung 90 derajat. Hingga bila lebar jalan kurang dan
kapasitasnya berlebihan karena banyaknya alat transportasi yang ada,
maka dipastikan macet juga.

Gambar 21. Bentuk perempatan yang cenderung 90 derajat titik temunya

22
Perhatikan bentuk jalan tampak dari atas, bila jalan yang digunakan lebar
tidak masalah, dengan pengaturan penempatan dan pengaturan lampu lalu
lintas sedikit banyak akan membantu. Tetapi bila bentuk ini terjadi didaerah
padat penduduk dengan lebar jalan yang sempit yang cuma seukuran hampir
2 mobil sedan dijejerkan , ditambah lagi tidak satu arah, tetapi jalan ini dua
arah, maka dipastikan akan macet.

Gambar 22. Asumsi ukuran jalan tanpa skala, 2 mobil kurang terhadap jalan.

Untuk mengatasinya, selain melebarkan jalan melebihi ukuran 2 mobil bila


dijejerkan. Maka bentuk jalan juga harus diperbaiki, dengan cara melandaikan
titik pertemuan diperempatan tersebut menjadi bentuk baru seperti gambar
berikut.

Gambar 23

Disisi lainnya, juga perlu dicarikan alternatif lainnya sebagai tambahan,


jalannya hanya boleh satu arah bila memang lebar jalannya kurang dari 2
mobil dijajarkan dan ditambahkan lampu rambu lalu lintas.

23
Bila rambu lalu lintas belum juga terwujud, dapat digantikan solusi lainnya
sebagai alternatif, yaitu dengan member bulatan area ditengah, diberi
monument ataupun obyek lainnya seperti taman yang besarnya sesuai
kebutuhan (gambar 24), hingga benturan pertemuan dititik tengah tidak
terjadi, karena pengemudi atau pengendara cenderung berputar, namun tentu
saja lebar jalannya harus lebih dari sebelumnya.

Gambar 24

Jalan satu arah yang berkelok ke arah lain dan menyisakan ujung jalan yang
tajam, seperti pada gambar 25, akan sangat membahayakan pengguna alat
transportasi. Apalagi bila jalan pada waktu malam hari, atau pengguna jalan
lengah, hingga kecenderungan terjadinya penabrakan pada ujung yang cen-
derung tajam tadi terjadi, hingga rawan kecelakaan, bila kecelakaan terjadi-
nya, tentunya akan membuat macet, desain bentuk solusi yang diberikan
pada gambar 26 akan meminimalkan terjadinya kecelakaan pada belokan
tersebut.

Gambar 25

24
Gambar 26. Solusi bentuk

Percabangan jalan (Fork Road) juga terkadang membuat kecelakaan bila


bentuk percabangannya sangat tajam seperti bentuk berikut jika dilihat dari
tampak atas.

Gambar 27

Solusinya adalah dengan membuat lebih oval atau membulat untuk ujung
percabangan tersebut (gambar 28), atau malah lebih bagus, langsung
percabangan yang cenderung 180 derajat seperti gambar 29.

Gambar 28 Gambar 29

25
Putaran jalan untuk berbalik arah (U turn) bagi jalan dua arah yang dibatasi
oleh pembatas jalan, juga cenderung untuk menimbulkan kemacetan, hal ini
terjadi bila U turn ini berdekatan pula dengan pertigaan atau perempatan.

Gambar 30

Untuk mengatasinya adalah dengan menjauhkan U turn dari pertigaan


ataupun perempatan tersebut. Namun tentu saja bila kepadatan melebihi
kapasitas jalan, kemacetan akan terpicu dari U turn ini walaupun letak U turn-
nya sudah jauh.

Gambar 31. Solusi, menjauhkan U turn dari pertigaan atau perempatan

26
Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dibuat jalan putar tersendiri, yaitu
jalan yang tidak langsung memutar tetapi dibuat U turn fly over (putar balik
jalan lintas atas) atau U turn under pass (putar balik jalan lintas bawah)
melintasi jalan satunya, dan baru memutar dan bergabung dengan jalan alur
yang dimaksud.

Gambar 32. Solusi U turn dengan teknik fly over.

4. Faktor Irigasi, jalan yang tidak punya drainage, bila hujan akan cenderung
untuk menggenang airnya, hingga alat transportasi berjalan lambat dan
akhirnya menyebabkan macet bila intensitas alat transportasi yang ada
dijalan tersebut berlebih.

Dikarenakan di daerah perkotaan yang padat penduduknya, daya serap air ke


tanah menjadi lambat, karena di daerah perkotaan, areanya cenderung
hampir semuanya tertutup konkrit (beton cor).

Oleh karena itulah, saat hujan, pasti air meluap dan meluber ke jalanan, jalan
menjadi sungai sementara. Oleh karena itulah untuk mengatasinya, tentu saja
membuat drainage atau saluran irigasi untuk jalan. Irigasi tetap berada
disamping kanan atau kiri jalan, atau ada di kedua sisi jalan sangat
diperlukan.

27
Gambar 33.
http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRdBr5dT4MGemJB7hoLOX9jjUOTOHYseXrADxRB7mE9RTFbbW8&t=1
&usg=___fK2_TcDkTNVRdIl1Jlf6OP6xdQ=

Gorong-gorong juga dapat dibuat sebagai alternatif irigasi dijalanan kota-kota


besar. Penutup teralis besi irigasi dan penutup gorong-orong juga diperlukan
agar pengguna jalan yang melewatinya tidak terperosok karena tidak terutup
oleh penutup yang kuat.

Gambar 34. http://www.amherst.ny.us/graphics/engineering/sewer/manhole.jpg

5. Faktor di tepi tempat ramai, jalan tersebut ada di tepi pasar, stasiun kereta,
dan tempat-tempat ramai lainnya, hingga mengganggu jalannya lalu lintas
yang ada dijalan tersebut, yang sedikit banyak akan menyebabkan macet.
Kemacetan akan lebih parah lagi bila ditepi jalan tersebut ada pasar, ada
terminal, lalu ada stasiun kereta juga.

Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat pasar atau stasiun tadi
lebih masuk kedalamnya, atau merelokasikan ke area yang baru, pilihan
kedua ini biasanya tidak disambut baik oleh masyarakat sekitarnya pengguna
keramaian tadi.

Pilihan ketiga dan paling mungkin adalah dengan membuat fly over atau
underpass, hingga kegiatan pasar atau stasiun yang memang padat tidak

28
terganggu, namun juga kegiatan alat transportasi yang lalu lalang juga
berjalan tidak terganggu.

Legenda

Pasar sebagai fly over

Gambar 35

Bentuk jalan yang berkelok membentuk huruf S yang sangat tajam dan
pendek, akan mempermudah kerusakan jalan karena tekanan energi dan
beban yang kuat pada lekukan-lekukan tersebut.

Arah tenaga dan beban

Arah tenaga dan beban


Gambar 36

Gambar 37

Solusinya adalah dengan menyambungkan langsung dan cenderung lurus


pada lekukan tersebut, hingga jalurnya semakin pendek dan lebih

29
menghemat waktu dan juga lebih ekonomis daripada memperbaiki jalan
berbentuk S tersebut secara berkala.

Tentu saja bisa membuat Fly over ataupun under pass, bila memang masih
ingin mempertahankan bentuk jalan S yang memang indah bila daerah yang
subur dan banyak tanamannya.

6. Faktor Lintas Kereta Api, lintas kereta api yang juga melintasi jalan biasa,
dimana intensitas dan frekwensi transportasi kereta api melewati jalan
tersebut akan mengganggu perjalanan alat transportasi non kereta, dan akan
membuat macet.

Jalur lintas kereta listrik, kereta api atau sejenisnya, dapat dilakukan solusi
yang sama seperti Point 5, dimana dapat dibuat fly overnya ataupun dibuat
underpassnya, hingga jalan kereta tetap tidak terganggu, perjalanan alat
transportasi non kereta juga tetap berjalan, hingga meminimalkan terjadinya
kemacetan lalu lintas yang biasanya terjadi karena kereta lewat diarea
tersebut.

7. Faktor ketinggian jalan, jalan harus lebih tinggi dari permukaan laut, agar air
laut pasang tidak menutupi jalan. Tetapi jalan juga tidak boleh lebih rendah
dari sungai yang ada agar bila terjadi hujan sangat lebat dan meluber, jalanan
malah menjadi sungai kedua.

Solusinya sangat mudah, bila permukaan jalan minimal sama dengan


permukaan air laut saat pasang, tentunya menambahkan ketinggian jalan,
dan memperlancar gerak air dengan drainase yang terencana dan teratur
rapi, hingga air laut dapat segera mengalir lagi dengan cepat saat mulai surut.

Tetapi perlakuan akan berbeda bila sungai kedudukannya lebih tinggi dari
jalanan. Hal ini terjadi karena memang sejarah masa lalu tempat tersebut
yang berada di bawah area aliran sungai.
Untuk mengatasi hal ini, sangat mudah pula, yaitu dengan memperdalam
kedalaman sungai, hingga diusahakan agar minimal sama dengan tinggi

30
jalanan yang ada kalau bisa lebih dalam lagi dari permukaan jalan yang ada
dibawahnya.

Lalu sungai tersebut dibeton dengan kuat, agar tidak terjadi kelongsoran dan
jebolnya tanggul sungai saat kapasitas berlebih. Aliran irigasi sungai juga
diperbaiki dan terarah ke aliran sungai yang ada.

Hingga saat hujan lebat, airnya tidak meluber dan jalanan menjadi sungai
kedua. Solusi ini penting sekali agar kemacetan tidak terjadi yang
menyebabkan kerugian material dan immaterial secara ekonomis dan psikis.

8. Faktor Pengembangan yang tidak terkoordinasi, adanya fasilitas air oleh


pemerintah (PAM), kabel optic, kabel gas dan galian-galian lainnya yang
diperlukan yang tidak terkoordinasi dengan baik, akan membuat jalanan
terhambat dan akhirnya menjadi macet.

Solusinya adalah penyatuan visi dan misi kota kearah mana oleh
departemen-departemen yang terkait. Hingga pembangunan fasilitas untuk
masyarakat ini lebih terpadu dan kegiatan masyarakat hanya terganggu
misalnya maksimal sekali saja dalam setahun, sebab kemacetan yang terus
menerus mengganggu kestabilan ekonomi dan membuat tingkat stress di
jalan semakin tinggi.

9. Faktor Rambu Lalu Lintas. Faktor ini dapat mempengaruhi juga, bila saat jam-
jam sibuk, maka rambu lampu lalu lintas yang terlalu lama warna merahnya
dan terlalu sedikit warna hijaunya, akan membuat jalanan menjadi macet.
Pengaturan ini benar-benar harus disesuaikan dengan jam-jam sibuk yang
ada di jakarta sekitarnya.

Rambu lampu lintas, bila terlalu banyak juga akan membuat macet, baru jalan
sedikit saja, lalu ada rambu lalu lintas, jalan sedikit lagi, lalu ada rambu lalu
lintas lagi.

31
Rambu lalu lintas ada dimaksudkan untuk memperlancar dan mengatur arah
dan larangan arus bagi pengguna jalan, tetapi dikota-kota padat, salah satu
rambu lalu lintas adalah lampu lalu lintas dimana menjadi semakin tidak
efektif.

Alternative yang memungkinkan adalah dengan membuat pertemuan


pengguna jalan yaitu seperti di perempatan, sebaiknya penggunaan lampu
lalu lintas dihilangkan saja dan diganti dengan memberi bulatan ditengah
jalan, juga pertemuannya dilandaikan dan lebar jalannya lebih dilebarkan lagi
dari sebelumnya, lalu arusnya diatur hanya satu arah saja.

Gambar 38

Disisi lainnya adalah area parkir tidak boleh ditepi jalan, karena dipastikan
akan memicu kemacetan dijalan yang cenderung ramai dan sempit. Oleh
karena itu, larangan parkir dijalan yang sempit serta menindak tegas para
pencari jasa transportasi seperti taxi, minibus dan bus angkutan umum
swasta lainnya untuk disiplin.

Dan pengaturan naik dan turun hanya di area yang ditentukan dan harus antri
bagi calon penumpang merupakan satu paket tersendiri dengan pengaturan
perparkiran bagi mobil-mobil angkutan masaal umum dan juga mobil pribadi.

32
Gambar 39. http://www.suarapembaruan.com/News/2006/09/14/Jabotabe/17retrib.gif

Gambar 40. http://www.kaltimpost.co.id/uploads/berita/dir17042010/img17042010579691.jpg

10. Faktor alam, dimana ada area tertentu yang susunannya tanahnya sangat
lembek atau bahkan di dalam tanahnya banyak rongga-rongga, hingga
setelah jalan dibuat, dalam waktu tidak berapa lama jalan tersebut rusak
karena tekanan alat transportasi yang melewatinya, hingga jalanan tersebut
cenderung untuk rusak dan rusak lagi setelah diperbaiki.

Permukaan jalan yang rusak

Legenda Stuktur tanah yang berongga

Rongga dalam tanah

Gambar 41. Ilustrasi jalan dibelah dari tampak samping, cenderung rusak karena factor banyak rongga di tanah.

33
Di gambar tersebut bila beban alat transportasi melebihi beban, maka
kecenderungan bebannya akan menekan bagian jalan yang ada rongga
dibawahnya.

Untuk mengatasi hal ini, tentu saja kita harus segera tahu sifat atau
karakteristik dari area yang sering jalannya rusak tadi. Bila terlalu banyak
rongga di dalamnya, walaupun jalan sudah diperbaiki atau bahkan di beton
(cor), maka jalanan akan cenderung akan amblas di area tertentu faktor alam
yaitu tanahnya berongga.

Desain jalanan secara biasa mengambil referensi dari link yang ada di
internet seperti gambar berikut.

Gambar 42. http://sanggapramana.files.wordpress.com/2010/07/telford1.jpg

Oleh karena itu, mengerti karakteristik jalan sangat penting, hingga


pembatasan beban alat transportasi yang melewatinya juga diperhitungkan
tidak boleh melebihi ukuran tertentu, bila melebihi, maka tidak diperbolehkan
masuk dan dianggap melanggar hukum aturan jalan dan terkena denda
tentunya.

Disisi lainnya, bagaimana untuk membuat jalan yang berongga lebih lambat
waktu kerusakannya? Tentu saja dengan memperbaiki dan mencari solusi
kelemahan dari area tersebut, yaitu tanahnya banyak yang berongga. Maka

34
harus dipadatkan dulu dengan memberikan pasokan pengisi rongga-rongga
dan menggunakan mesin berbeban berat agar proses pemampatan rongga
menjadi lebih cepat dan efisien.

Disisi lainnya, lapisan pertama setelah semuanya diisi dengan kepadatan


yang diperhitungkan sudah layak. Maka perlu pelapisan bagian pertama yang
sangat kuat, sebagai landasan utama di dalamnya sebelum dilakukan, bila
perlu pelapisan ini melibatkan tulang-tulang besi yang saling silang yang
berukuran lebih besar dari biasanya dan pengecoran yang lebih tebal dari
pada yang telah diterapkan di jalan biasa.

Setelah itu, baru dilakukan pembuatan jalan seperti biasanya. Itu adalah
idenya, bahan apa dan bagaimana? Studi ini tidak membahas civil
engineering, tetapi hanya fokus pada solusi pengoptimalan permukaan jalan
dan bentuk jalan untuk mengatasi kemacetan dan lebih memperlancar
transportasi darat.

11. Faktor pengguna jalan, hal ini seringkali terjadi karena tingkat emosi marah
dijalanan sudah tinggi, dikejar waktu karena suah terlalu lama waktunya habis
dijalanan, hingga pelanggaran acap kali terjadi karena alasan mengejar
waktu, akibatnya sering menerobos lalu lintas, menggunakan trotoar untuk
pejalan kaki sebagai solusi atau alternatif jalan, melawan arus jalan yang
seharusnya hanya untuk arus searah dan sebagainya.

Parkir disembarang tempat juga merupakan factor pengguna jalan, dan juga
bagi angkutan missal, maka kecenderungan parkir di area perempatan
ataupun di pertigaan membuat macet, hal-hal seperti ini adalah factor
pengguna yang harus ditindak tegas.

Tentunya ini akan berjalan baik bila jalanan lancar, hingga alasan
pelanggaran aturan lalu lintas dapat diminimalkan karena alasan macet dan
mengejar waktu.

35
Hingga penegakan aturan hukum lalu lintas bisa dilakukan dan dipatuhi,
sebab pada saat macet, seolah menjadi aturan tidak tertulis untuk boleh
melanggar aturan lalu lintas.

12. Faktor alat transportasinya, yaitu dengan tetap memelihara alat


transportasinya, mulai dari kelayakan mesin, ban dan hal-hal lainnya yang
relevan, guna menghindarkan rusaknya mobil dijalan karena pemeliharaan
mobil yang tidak optimal.

Tentu saja alat transportasi yang efektif memerlukan waktu sedikit dijalan,
biaya untuk bahan bakarpun semakin irit. Tetapi karena lebih banyak macet
dan terjebak dijalan, maka pengeluaran bahan bakar semakin banyak hanya
untuk mencapai jarak beberapa kilometer saja, yang seharusnya tidak
demikian.

Hal ini membuat alat transportasi menjadi gampang rusak, juga polusi udara
yang semakin tinggi, membuat nafas sesak dan banyak oksigen yang
terbuang percuma karena gas buang polusi yang mengikatnya, hingga udara
menjadi tidak bersih lagi.

Disisi lainnya juga, pembagian alat transportasi sesuai lajurnya jalannya juga
diperlukan, terutama pembagian lajur lintas alat trasportasi ini, misalnya
Truck punya lajur sendiri, mobil pribadi ada lajur sendiri, mobil angkutan
umum ada lajur sendiri, lalu roda dua seperti motor dan sepeda ada lajurnya
sendiri pula, minimal sekitar 1.5 meter.

Bila pembagian lajur terlalu banyak karena lebar jalan terlalu kecil, ada
baiknya minimal hanya 2 lajur, yaitu lajur alat transportasi roda 4 keatas serta
lajur alat transportasi roda 2. Di jalan toll juga ada baiknya punya lajur untuk
alat transportasi roda 2.

13. Faktor dana dan goodwill pemerintah, tentu saja setelah kita tahu ada
kerusakan dan pemerintah juga tahu setelah masyarakatnya melaporkan hal
ini, tetapi apa yang terjadi? Pemerintah biasanya cenderung untuk tidak
36
memperbaiki kerusakan dan mencari solusi pada masalah tersebut,
alasannya klasik, dana yang belum ada.

Faktor dana ini sepertinya berlebihan, sebab pengguna jalan, pasti sudah
membayar pajak sedikit ataupun banyak.Mulai dari pajak tanah, pajak rumah,
pajak pembelian makanan, pajak parkir, pajak alat-alat transportasi mulai dari
motor sampai pesawat terbang, dan juga pajak pendapatan pribadi.

Ditotal-total, pajak yang kita berikan kepada pemerintah sangat banyak sekali.
Tetapi mengapa pemerintah masih saja beralasan untuk tidak membebaskan
tanah dekat jalan yang sering macet dan memperbaiki bentuknya dan
jalannya, hingga mempermudah pembentukan jalan-jalan menjadi lebih
optimal seperti studi ini, dimana sangat berguna untuk memperbaiki fasilitas
umum terutama jalan-jalan yang sering terkena macet untuk dianalisa
problem mana yang sesuai dengan studi ini dan solusinya sudah terjawab
dan diberikan agar secara tidak langsung akan memberi dampak pajak yang
masuk semakin besar lagi kepada pemerintah karena kelancaran
transportasi.

Diperlukan keterbukaan pikiran dari pemerintah untuk memahami hal tersebut


dan segera berkomitmen untuk mengatasi kemacetan di kota-kota besar.
Hingga pembangunan ekonomi dan bisnis akan berkembang lebih pesat lagi
dan lebih banyak lagi pemasukan yang akan di dapat oleh negara.

37
KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan mengoptimalkan bentuk jalan akan membuat jalan menjadi lebih


lancar dan lebih mempercepat jalannya pembangunan dan perkembangan
ekonomi dan keseimbangan jiwa masyarakatnya.

2. Pencapaian perbaikan jalan yang lebih cepat dan terencana akan


memudahkan pemerintah secara tidak langsung untuk menaikkan pajak
pendapatan pemerintah.

3. Pemberian fly over ataupun under pass dijalan-jalan yang tepiannya


dijadikan pasar, terminal dan tempat parkir bahkan lintasan kereta yang
bertemu dengan jalan akan memperlancar area tersebut menjadi lebih
hidup dan lancar tingkat ekonominya.

4. Mengingatkan dan memberikan saran atau solusi pada permasalahan


kemacetan lalu lintas di kota-kota besar Indonesia, terutama Jakarta dan
sekitarnya atau Jabodetabek kepada pemerintah yang terkait.

5. Perbaikan tentu akan menimbulkan kemacetan pula, tetapi kemacetan


yang untuk perbaikan jalan ini diharapkan kemacetan yang tidak akan
terjadi lagi, dimana tentu untuk kebaikan kita semua.

Gambar 43. http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20100830_110436_jal2.jpg

38
DAFTAR PUSTAKA

Jha, M. K. and friends (February 14, 2006) Intelligent Road Design (Advances in
Transport) USA, WIT Press

Coleman A. O'Flaherty (January 22, 2002) Highways, Fourth Edition, USA,


Butterworth-Heinemann

http://sosbud.kompasiana.com/2009/12/07/atasi-kemacetan-jakarta/

http://www.pavementinteractive.org/index.php?title=Pavement_History

39

Anda mungkin juga menyukai