Anda di halaman 1dari 9

5 Tokoh Politik Terkenal Yang Berakhir Dipenjara

Sebetulnya ada banyak tokoh politik paling terkenal yang akhirnya bernasib kurang
bagus, tapi kali ini fakta unik hanya menurunkan 5 diantaranya. Karena prinsip
politiknya, mereka dimasukkan ke dalam penjara. Beberapa diantaranya meninggal
dalam penjara, beberapa dibebaskan, dan beberapa masih dipenjara. Tapi ketika
orang lain melihat ke luar dari jeruji penjara mereka sebenarnya melihat orang-orang
ini sebagai bintang-bintang. Dari pembangkang Korea ke seorang ilmuwan nuklir,
kami melihat beberapa tahanan paling terkenal di dunia politik.

Kim Dae-jung
Diculik dari sebuah kamar hotel di Tokyo oleh anggota KICA, terkenal sebagai agen
mata-mata Jenderal Park pada tahun 1973, Kim Dae-Jung dibawa ke kediaman di
Seoul, hanya untuk ditempatkan di bawah tahanan rumah. Melalui perjuangan
panjang dekade perjuangan demokrasi dan hak asasi manusia di tanah airnya, Kim
melihat negaranya sebagai satu diktator untuk yang lain, hingga pembebas besar,
krisis keuangan, membawanya ke kekuasaan. Tahun-tahun pengasingan di Amerika
telah memberi dia banyak pengagum, dan ia mencoba menggunakan issu yang
sama untuk nasib bagi saudara-saudaranya di utara, tapi oleh Kim Jong Il di
Pyongyang dia dicegah.

Yasser Arafat
Tidak ada satu orang yang bisa menginspirasi perasaan yang saling bertentangan
seperti Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa al-Husseini. Untuk
beberapa orang, ia menunjukkan perlawanan, seorang pria yang menjadi pionir
gerakan organisasi dunia yang terkenal, dengan tanggung jawab tunggal untuk
Palestina. Untuk orang lain, dia adalah teroris busuk dengan menghormati hak asasi
manusia. Menjelang akhir masanya, meskipun tidak mampu menyelesaikan
perdamaian ia sungguh kredibel sebagai negarawan Palestina.

Mahatma Gandhi
‘Yeravda’ adalah jawaban yang diberikan oleh Mahatma Gandhi ketika ditanya
tentang alamatnya oleh interogator Inggris. Dia tidak salah informasi. Bahkan,
perjuangan kemerdekaan India ditempa dari dinding penjara oleh dalang politik ini,
yang bercita-cita mengembangkangan perjuangan sipil tanpa kekerasan dan
berhasil mengakhiri imperialisme Inggris. Dia berhasil mengubah penjara sebagai
tempat ejekan menjadi pusat reuni meriah, tempat berkumpulnya para pejuang
India.

Andrei Sakharov
Sejarah berlaku baik kepada Andrei Sakharov. Bahkan, ia memiliki julukan sebagai
bapak bom Soviet, pembangkang dan tahanan politik. Aleksandr Solzhenitsyn,
seorang pria yang tahu satu atau dua hal tentang sistem penjara dalam serikat
Soviet, menulis bahwa “keajaiban terjadi ketika Andrei Sakharov muncul di negara
Soviet, di antara kawanan korup, intelektual korup”. Dengan ketidakcocokan
mekanisme negara, dengan prinsip-prinsip kebebasan individu dan pemahaman
manusia, Sakharov membuat ide-idenya dikenal dunia sebagai ’Our country, like
every modern state, needs profound democratic reforms “, katanya”. Ini kebutuhan
politik dan ideologis pluralisme, ekonomi campuran dan perlindungan hak asasi
manusia dan membuka masyarakat dari Partai Gorky, tetapi legenda itu diperburuk
dan memuncak pada pembebasannya pada 1986. Saat itu, Andrei Dmitrich
Sakharov telah membuka jalan bagi demokratisasi Uni Soviet dengan hanya
menolak untuk menyerah.

Nelson Mandela
‘Bring Back Nelson Mandela, Bring him back home to Soweto, I want to see him
walking hand in hand with Winnie Mandela’, Hugh Masekela bernyanyi, seorang
seniman terkenal anti apartheid. Diadili dan divonis dalam sidang Rivonia untuk
sabotase terhadap pemerintahan apartheid, pemimpin nasionalis hitam ini dianggap
terlalu berbahaya untuk berjalan-jalan di Afrika Selatan selama dua puluh tujuh
tahun, perjuangannya untuk ras hitam Afrika Selatan terlalu berat untuk ditanggung.
Pada Februari 1990 Mandela keluar dari penjara Victor-verster, mendapat sambutan
hangat dari penduduk yang datang untuk melihat sekilas mesias mereka. Dia
kemudian berbicara di kerumunan Cape Town dengan mengangkat lengannya dan
mengepalkan tinjunya memberi semangat rakyat.
Agum Gumelar
Agum Gumelar lahir di Tasikmalaya, 17 Desember 1945. Dari pernikahannya
dengan Linda Achmad Tahir, Agum memperoleh 2 anak, yaitu Khaseli dan Ami.
Agum sendiri menamatkan sekolah SD hingga SMA-nya di Bandung (1964), lantas
masuk Akademi Militer Nasional (AMN) 1969.

Pada (1973-1976), Agum sempat menjabat sebagai staf Kopkamtib dan Bakin. Lalu
Wakil Asintel Kopassus (1987-1988), Asisten Intelijen Kopassus (1988-1990),
Asisten Intelijen I Kasdam Jaya (1991-1992).

Pada 1992-1993, Agum jadi Danrem 043/Garuda Hitam Lampung. Lalu Direktur A
Badan Intelijen dan Strategis (BAIS) ABRI 1993-1994, Komandan Kopassus ke-13
(1993-1994). Pada 1994-1996, dia naik pangkat sebagai Kasdam I Bukit Barisan
(1994-1996).

Agum lalu menjabat Staf Ahli Pangab bidang Polkam (1996), Pangdam VII
Wirabuana (1996-1998), dan Gubernur Lemhanas (1998). Selain aktif di kemiliteran,
Agum masih menjadi Ketua Liga Amatir PSSI dan Ketua Liga Indonesia (1993-1995)
dan Ketua Umum PSSI (1998). Di era Gus Dur, jenderal bintang 3 ini menjabat
sebagai Menteri Perhubungan. Lantas, posnya ditambahi menjadi Menteri
Perhubungan dan Telekomunikasi.

Di masa akhir pemerintahan Presiden Gus Dur, Agum ditunjuk sebagai Menko
Polsoskam menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono. Agum terus mencorong
setelah dia menolak dekrit presiden. Dalam SI MPR Juli 2001, Agum dicalonkan
sebagai wakil presiden, meski akhirnya terjungkal. (ma2n dari berbagai sumber)

Biodata

Nama:
Letjen TNI Agum Gumelar
Lahir:
Tasikmalaya, 17 Desember 1945
Agama:
Islam
Istri:
Linda Amaliasari Achmad Tahir
Anak:
- Khaseli
- Ami
Pendidikan:
- SD, SMP, SMA, di Bandung, (1964)
- Akademi Militer Nasional (AMN), (1968)
Organisasi dan Karir Penting:
- Staf Kopkamtib dan Bakin, (1973-1976)
- Wakil Asintel Kopassus, (1987-1988)
- Asisten Intelijen Kopassus, (1988-1990)
- Asisten Intelijen I Kasdam Jaya, (1991-1992)
- Danrem 043/Garuda Hitam Lampung, (1992-1993)
- Direktur A Badan Intelijen dan Strategis (Bais) ABRI, (1993-1994)
- Komandan Kopassus ke-13, (1993-1994)
- Ketua Liga Amatir PSSI dan Ketua Liga Indonesia, (1993-1995)
- Kasdam I/Bukit Barisan, (1994-1996)
- Staf Ahli Pangab bidang Polkam, (1996)
- Pangdam VII/Wirabuana, (1996-1998)
- Ketua Umum PSSI, (1998- )
- Gubernur Lemhanas, (1998)
- Menteri Perhubungan, (1999-2001)
- Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan, (2001)
- Menteri Perhubungan Kabinet Gotong Royong, (2001-2004)

Politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat


yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
[1] Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang
berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
 politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama (teori klasik Aristoteles)
 politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
negara
 politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat
 politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
kebijakan publik.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain:
kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses
politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai
politik.
Teori politik

Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik,


bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam
Teori Politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem politik, negara,
masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial,
pembangunan politik, perbandingan politik, dsb.

Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di
dunia antara lain: anarkisme,autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme,
federalisme, feminisme, fundamentalisme keagamaan, globalisme, imperialisme,
kapitalisme, komunisme, liberalisme, libertarianisme, marxisme, meritokrasi,
monarki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki dsb.

Lembaga politik

Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan suatu
kebiasaan atau perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga sosial, baik yang
diakui oleh negara lewat KUA atau Catatan Sipil di Indonesia maupun yang diakui
oleh masyarakat saja tanpa pengakuan negara. Dalam konteks ini suatu organisasi
juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan memberikan jabatan pada orang-
orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi pencapaian tujuan bersama,
organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah perilaku politik yang
terpola dalam bidang politik.

Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan
tertentu dan kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam
suatu bidang/masyarakat tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga
pemilihan umumnya (atau sekarang KPU-nya) melainkan seluruh perilaku yang
terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin
ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen.

Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju
demokrasi seperti indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu
bagaimana menjadikan perilaku pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang
banyak bisa berjalan sesuai dengan norma-norma demokrasi, umumnya yang harus
diatasi adalah merobah lembaga feodalistik (perilaku yang terpola secara feodal,
bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran atau profesi
sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga
yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan
kesejahteraan.
Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan
perangkat struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis
sampai bisa menjadi pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian
kesejahteraan yang sesungguhnya baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi
hak-haknya bahkan dibantu oleh negara untuk bisa teraktualisasikan, saat tiap
individu berhubungan dengan individu lain sesuai dengan norma dan hukum yang
berlaku.

Partai dan Golongan

Hubungan Internasional

Dalam bentuk klasiknya hubungan internasional adalah hubungan antar negara,


namun dalam perkembangan konsep ini bergeser untuk mencakup semua interaksi
yang berlangsung lintas batas negara. Dalam bentuk klasiknya hubungan
internasional diperankan hanya oleh para diplomat (dan mata-mata) selain tentara
dalam medan peperangan. Sedangkan dalam konsep baru hubungan internasional,
berbagai organisasi internasional, perusahaan, organisasi nirlaba, bahkan
perorangan bisa menjadi aktor yang berperan penting dalam politik internasional.

Peran perusahaan multinasional seperti Monsanto dalam WTO (World Trade


Organization/Organisasi Perdagangan Dunia) misalnya mungkin jauh lebih besar
dari peran Republik Indonesia. Transparancy International laporan indeks persepsi
korupsi-nya di Indonesia mempunyai pengaruh yang besar.

Persatuan Bangsa Bangsa atau PBB merupakan organisasi internasional terpenting,


karena hampir seluruh negara di dunia menjadi anggotanya. Dalam periode perang
dingin PBB harus mencerminkan realitas politik bipolar sehingga sering tidak bisa
membuat keputusan efektif, setelah berakhirnya perang dingin dan realitas politik
cenderung menjadi unipolar dengan Amerika Serikat sebagai kekuatan Hiper Power,
PBB menjadi relatif lebih efektif untuk melegitimasi suatu tindakan internasional
sebagai tindakan multilateral dan bukan tindakan unilateral atau sepihak. Upaya AS
untuk mendapatkan dukungan atas inisiatifnya menyerbu Irak dengan melibatkan
PBB, merupakan bukti diperlukannya legitimasi multilateralisme yang dilakukan
lewat PBB.

Untuk mengatasi berbagai konflik bersenjata yang kerap meletus dengan cepat di
berbagai belahan dunia misalnya, saat ini sudah ada usulan untuk membuat
pasukan perdamaian dunia (peace keeping force) yang bersifat tetap dan berada di
bawah komando PBB. Hal ini diharapkan bisa mempercepat reaksi PBB dalam
mengatasi berbagai konflik bersenjata. Saat misalnya PBB telah memiliki semacam
polisi tetap yang setiap saat bisa dikerahkan oleh Sekertaris Jendral PBB untuk
beroperasi di daerah operasi PBB. Polisi PBB ini yang menjadi Civpol (Civilian
Police/polisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonesia.

Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat
dengan segala protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan
kemungkinan setiap orang bisa menjadi aktor dan mempengaruhi jalannya politik
baik di tingkat global maupun lokal. Pada sisi lain juga terlihat kemungkinan
munculnya pemerintahan dunia dalam bentuk PBB, yang mengarahkan pada
keteraturan suatu negara (konfederasi?).

Masyarakat
adalah sekumpulan orang orang yang mendiami wilayah suatu negara.

Kekuasaan

Dalam teori politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain
melakukan sesuatu yang tidak dikehendakinya. Max Weber menuliskan adanya tiga
sumber kekuasaan: pertama dari perundangundangan yakni kewenangan; kedua,
dari kekerasan seperti penguasaan senjata; ketiga, dari karisma.

Negara

negara merupakan suatu kawasan teritorial yang didalamnya terdapat sejumlah


penduduk yang mendiaminya, dan memiliki kedaulatan untuk menjalankan
pemerintahan, dan keberadaannya diakui oleh negara lain. ketentuan yang tersebut
diatas merupakan syarat berdirinya suatu negara menurut konferensi Montevideo
pada tahun 1933

Tokoh dan pemikir ilmu politik

Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun
kontempoter antara lain adalah: Aristoteles, Adam Smith, Cicero, Friedrich Engels,
Immanuel Kant, John Locke, Karl Marx, Lenin, Martin Luther, Max Weber, Nicolo
Machiavelli, Rousseau, Samuel P Huntington, Thomas Hobbes, Antonio Gramsci,
Harold Crouch, Douglas E Ramage.

Indonesia

Beberapa tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dan Hubungan Internasional
dari Indonesia adalah: Miriam Budiharjo, Salim Said dan Ramlan Surbakti.
Perilaku politik

Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour)adalah perilaku yang dilakukan oleh


insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan
politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan
kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan
perilaku politik contohnya adalah:
 Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin
 Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik
atau parpol, mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga
swadaya masyarakat
 Ikut serta dalam pesta politik
 Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas
 Berhak untuk menjadi pimpinan politik
 Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna
melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang
dasar dan perundangan hukum yang berlaku

Surya Paloh

Surya Paloh lahir di Tanah Rencong, di daerah yang tak pernah dijajah Belanda. Ia
besar di kota Pematang Siantar, Sumut, di daerah yang memunculkan tokoh-tokoh
besar semacam TB Simatupang, Adam Malik, Parada Harahap, A.M. Sipahutar,
Harun Nasution. Ia menjadi pengusaha di kota Medan, daerah yang membesarkan
tokoh PNI dan tokoh bisnis TD Pardede.

Sri Sultan Hamengkubuwana IX

Sri Sultan Hamengkubuwana IX (lahir di Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April


1912 – meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur
76 tahun) adalah salah seorang raja yang pernah memimpin di Kasultanan
Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia juga Wakil Presiden
Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978.

Abdul Harris Nasution

Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Harris Nasution (lahir di Kotanopan, Sumatera
Utara, 3 Desember 1918 – meninggal di Jakarta, 6 September 2000 pada umur 81
tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang merupakan salah satu
tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September, namun yang
menjadi korban adalah putrinya Ade Irma Suryani Nasution.
Kyai Haji Ahmad Dahlan

Kyai Haji Ahmad Dahlan (lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 – meninggal di


Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) adalah seorang Pahlawan
Nasional Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga
K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di
Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu.

Abdurrahman Wahid

K.H. Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur (lahir di Jombang, Jawa Timur, 7
September 1940; umur 69 tahun; terlahir dengan nama Abdurrahman Addakhil[1])
adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden
Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B.
J. Habibie setelah dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999.

Megawati Soekarnoputri

Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri (lahir di Yogyakarta, 23 Januari


1947; umur 62 tahun) adalah Presiden Indonesia dari 23 Juli 2001 – 20 Oktober
2004. Ia merupakan presiden wanita pertama dan presiden kelima di Indonesia.
Namanya cukup dikenal dengan Megawati Soekarnoputri. Pada 20 September 2004,
ia kalah dalam tahap kedua pemilu presiden 2004.

Susilo Bambang Yudhoyono

Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (lahir di Tremas, Arjosari,
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949; umur 60 tahun) adalah Presiden
Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Ia, bersama Wakil Presiden
Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004. Ia berhasil
melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan
Pemilu.

Anda mungkin juga menyukai