Anda di halaman 1dari 14

Program Kreativitas Mahasiswa

USAHA PEMBUATAN BATIK KAOS


PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh:

1. Linda Haryono (180910070039/2007)


2. M. Hudapitra (180910070005/2007)
3. M. Rafiudin (180910070026/2007)
4. Gilang Ramadhan (110110070001/2007)
5. Ari Ilham Harmain (180910070005/2007)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
SEPTEMBER
2009
HALAMAN PENGESAHAN
USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan :
2. Bidang Kegiatan :( ) PKMP ( * ) PKMK
( ) PKMT ( ) PKMM
3. Bidang Ilmu :( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( * ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Pendidikan ( ) Humaniora
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Linda Haryono
b. NIM/NRP : 180910070039
c. Jurusan : Sastra Arab
d. Universitas/ Institut/ Politeknik : Universitas Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan no telp/hp : Sukasari I no. 58 Rt. 2, RW. 1 Sekeloa
Coblong Bandung. 08561218095
f. Alamat email : coordinator_cupu@yahoo.co.id
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 Orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Budi Rukhyana, Drs. M.A
b. NIP : NIP. 131 832 046
c. Alamat Rumah/NO Telp./HP : Jl. Meranti III no 14 Cileunyi,
085659202014
7. Biaya Total Kegiatan
Dikti : Rp 10.000.000,-
Sumber Lain :-
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan
Jatinangor, 15 September 2009
Mengetahui Ketua Pelaksana
Ketua Jurusan/ Pembimbing
Unit Kegiatan Mahasiswa

( Budi Rukhyana, Drs. M.A ) (Linda Haryono)


NIP. 131 832 046 NPM. 180910070039
Pembantu/ Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping
Kemahasiswaan/ Direktur Politeknik
Ketua Sekolah Tinggi

(Trias Nugrahadi, dr., Sp. KN ) (Budi Rukhyana, Drs. M.A)


NIP. 131 944 760 NIP. 131 832 046
a) Judul
Usaha Pembuatan Batik Kaos
B. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan dan kesenian yang dihasilkan dari
setiap daerah yang ada di dalamnya. Salah satu diantaranya adalah kebudayaan dalam
menggunakan batik sebagai pakaian para raja pada jaman dahulu. Sejarah perbatikan di
Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan perkembangan
Islam di Jawa. Pengembangan batik ini banyak dilakukan pada masa kerajaan Mataram,
kemudian dilanjutkan pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Meluasnya kesenian batik,
khususnya batik Jawa, setelah abad ke-18 atau awal abad ke-19 merupakan awal dari
sejarah perbatikan di Indonesia. Awalnya, batik yang dihasilkan semuanya adalah batik
tulis. Baru kemudian setelah perang dunia pertama batik cap mulai dikenal. Pusat
perbatikan di Jawa adalah daerah santri yang kemudian menjadi alat perjuangan ekonomi
pedagang Muslim melawan pemerintah kolonial Belanda.
Batik sendiri memiliki beragam motif dan ciri yang membedakan antara batik
daerah satu dengan batik daerah lainnya. Batik yang dibuat di Yogyakarta memiliki
perbedaan warna dan motif dengan batik yang dibuat di daerah Solo. Salah satu perbedaan
tersebut dapat dilihat dari warna batiknya. batik Jogja biasanya memiliki warna putih
dengan corak kehitam-hitaman, sedangkan batik Solo lebih mengarah kepada warna
kuning dengan corak tidak berwarna putih.

Gambar 1. Perbedaan antara batik Jogja (kiri) dengan batik Solo (kanan)

Respon masyarakat dalam melestarikan batikpun dirasa sangat positif, mengingat


sempat terjadi sengketa antara Indonesia dengan negara tetangga mengenai penciptaan
batik itu sendiri. Sebagai salah satu kain tradisi Indonesia, kini batik terlihat menjamur
dikenakan orang dimana-mana. Di pusat perbelanjaan, di perkantoran, hingga acara pesta
banyak orang menggunakan batik dengan gaya lebih modern dan kontemporer.
Tanggal 2 Oktober 2009 yang lalu Lembaga PBB untuk Pendidikan, Sains, dan
Budaya (UNESCO) telah menetapkan batik sebagai warisan budaya dari Indonesia (the
world cultural heritage of humanity from Indonesia). Hal tersebut semakin meningkatkan
minat masyarakat dalam melestarikan batik sebagai warisan bangsa Indonesia.
Dengan banyaknya masyarakat yang mulai tertarik untuk mengenakan pakaian
batik, mulai dari kalangan menengah keatas hingga menengah ke bawah, mulai dari yang
muda hingga yang tua, baik itu laki-laki maupun perempuan, maka peluang untuk memulai
bisnis batik ini masih sangat terbuka.
Selain meratanya pangsa pasar, dengan usaha batik yang berbahan dasar kaos ini
diharapkan mampu untuk membantu melestarikan dan sebagai sarana pengenalan batik
kepada para kaum muda Indonesia. Hal tersebut yang melatar belakangi kami dalam
merintis usaha batik kaos tersebut.
C. Perumusan Masalah
Respon positif masyarakat Indonesia terhadap batik membuat tingginya permintaan
akan batik, sehingga membuka peluang bagi kita untuk membuat sebuah usaha inovatif
dalam bidang pembuatan kaos batik tersebut.
Persoalan yang terjadi di sentra pembatikan di Jawa khususnya Solo dan Yogya
adalah karena kini sudah tidak banyak lagi perajin batik yang meneruskan usaha turun
temurun itu, sehingga khawatir batik Indonesia akan hilang ditelan masa. Hal tersebut
membuka peluang usaha lanjutan bagi mereka yang memiliki niat dan kemampuan
berfikir kreatif dalam berbisnis batik ini.
Lapangan kerja yang sulit didapat membuat kita harus berfikir kreatif dan jeli
dalam melihat peluang sekecil apapun. Hal tersebut diharapkan mampu untuk mengasah
jiwa wirausaha yang kita miliki.
Oleh karena berbagai hal tersebut, perlu dilakukan upaya pemindahan dari “potensi
bisnis” menjadi “kenyataan bisnis” dalam bentuk usaha pembuatan batik kaos.
D. Tujuan
Secara umum tujuan dari program ini adalah pembuatan batik dengan menggunakan
media kaos. Adapun secara khusus tujuan program pembuatan kaos batik ini adalah :
1. Mempertahankan eksistensi batik dalam masyarakat Indonesia dan luar negeri.
2. Generasi muda Indonesia lebih mengenal dan menghargai batik sebagai warisan
kebudayaan bangsa.
3. Menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja.
E. Luaran yang Diharapkan
Luaran kegiatan kewirausahaan yang diharapkan yakni berupa produk usaha
inovatif berupa kaos batik, dan artikel mengenai informasi dan pengetahuan mengenai cara
pembuatan batik dengan media kaos, beserta pangsapasar dan pemasarannya. Informasi
tersebut diharapkan mampu memberikan solusi atas segala permasalahan yang terangkum
dalam rumusan masalah. Di samping itu, artikel kewirausahaan ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran serta penyebarluasan informasi yang dapat berguna
bagi masyarakat.
F. Kegunaan
1. Diri Sendiri dan Kelompok
Program pengembangan usaha pembuatan batik kaos ini dapat memupuk kepekaan
terhadap potensi bisnis di lingkungan sekitar. Program ini juga sebagai sarana latihan kerja
tim dalam mengelola suatu organisasi bisnis dan mendorong diri sendiri untuk
mengaplikasikan pengetahuan. Selain itu program ini dapat mendorong cita-cita pribadi
untuk tidak hanya bertindak sebagai pembeli atau penjual, tetapi juga dapat memproduksi
sekaligus memasarkan suatu produk.
2. Masyarakat
Program ini dapat menjadi tambahan informasi bagi masyarakat di bidang potensi
usaha. Keragaman sumber daya yang kita miliki dapat memotivasi kita untuk selalu
mencoba hal-hal yang baru, guna mendapat hasil yang lebih baik.
3. Pemerintah
Keberhasilan program ini dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah
pengangguran yang sedang dialami oleh bangsa ini.
G. Gambaran Umum Rencana Usaha
Dalam membuka sebuah usaha, analisis aspek finansial diperlukan untuk melihat
layak tidaknya suatu usaha. Biaya investasi yang diperlukan dalam merealisasikan bisnis
usaha pembuatan batik kaos ini adalah sebesar Rp. 10.000.000,00. yang diperoleh dari
dana Program Kreatifitas Mahasiswa.
Berikut perhitungan finansial produksi kaos batik untuk menilai kelayakan usaha.
Tabel 1. Biaya Bahan Baku
No. Uraian Jumlah
1. Bahan kaos 50kg @ Rp. 40.000/kg Rp. 2.000.000,00
2. Jahit bahan kaos 200 potong @ Rp. 5.000 Rp. 1.000.000,00
Sablon kaos 200 potong @ Rp. 10.000 Rp. 2.000.000,00
3. Pewarna pakaian 100 bks @ Rp. 2.500/bks Rp. 250.000,00
Total Rp. 5.250.000,00
Tabel 2. Biaya Peralatan dan Perlengkapan
No. Uraian Jumlah (unit) Harga satuan Jumlah Biaya
1. Cetakan batik 2 Rp. 300.000,00 Rp. 600.000,00
2. Bak pencelupan 5 Rp. 100.000,00 Rp. 500.000,00
3. Gayung 5 Rp. 25.000,00 Rp. 125.000,00
4. Lilin malam 20 Rp. 25.000,00 Rp. 500.000,00
5. Bahan penghilang lilin 20 Rp. 25.000,00 Rp. 500.000,00
Total Rp.2.225.000,00

Tabel 3. Pembiayaan Operasional


No. Uraian Jumlah Biaya
1. Biaya pengadaan peralatan dan bahan baku Rp. 600.000,00
2. Biaya komunikasi Rp. 300.000,00
3. Biaya periklanan dan pemasaran Rp. 1.500.000,00
Total Rp. 2.400.000,00

Tabel 4. Proyeksi rugi/laba periode komersil


No. Uraian Rincian Jumlah
1. Hasil penjualan Rp.55.000,00 * 200/potong Rp. 11.000.000,00
2. Biaya pokok produksi Rp. 7.650.000,00
Laba Rp. 3.350.000,00

Tabel 5. Proyek arus kas selama produksi


No. Arus Kas Periode pra produksi Periode komersil
1. Arus kas masuk
a. Penerimaan hasil penjualan Rp. 11.000.000,00
b. Modal Rp. 9.875.000,00
Total arus kas masuk Rp. 9.875.000,00 Rp. 11.000.000,00
2. Arus kas keluar
a. Biaya investasi Rp. 2.225.000,00
b. Biaya pokok produksi Rp. 7.650.000,00
Total arus kas keluar Rp. 2.225.000,00 Rp. 7.650.000,00
Sisa kas Rp. 7.650.000,00 Rp. 2.350.000,00
Saldo kas akhir surplus selama periode produksi dengan nilai Rp. 2.350.000,00
menunjukkan bahwa usaha ini cukup potensial dan dapat direalisasikan. Saldo kas bersih
diperoleh dari pengurangan hasil penjualan dengan total biaya usaha selama satu kali
produksi yaitu sebesar Rp. 1.125.000,00

Perhitungan Net Present Value (NPV)

n
CFt
NPV = ∑ − Io
t =1 (1 + K ) t
Keterangan :
Cft = Aliran kas per periode produksi
Io = Investasi awal pada tahun ke-0
K = suku bunga (discount rate) dengan asumsi bunga bank 13 %

NPV = Rp. 1.125.000,00 + Rp. 1.125.000,00 + Rp. 1.125.000,00 – Rp. 2.225.000,00


(1 + 0,13)1 (1 + 0,13)2 (1 + 0,13)3
= Rp. 995.575,22 + Rp.881.040,02 + Rp.779.681,43 – Rp. 2.225.000,00
= Rp. 431.296,67
Karena NPV > 0, maka usaha ini layak direalisasikan

Internal Rate of Return (IRR)


IRR digunakan untuk mencari tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang
dari arus kas yang diharapkan pada masa yang akan datang atau penerimaan kas dengan
pengeluaran investasi awal.
n
CFt
Io = ∑
t =1 (1 + IRR ) t
Keterangan : t = panen ke Cft = Arus kas bersih
n = jumlah panen IRR = Tingkat suku bunga yang dicari
Io = Investasi awal
Rp.2.490.000,00=Rp. 1.125.000,00 + Rp. 1.125.000,00 + Rp. 1.125.000,00
(1 + 0,22)1 (1 + 0,22)2 (1 + 0,22)3
= Rp.922.131,15 + Rp.755.845,20 + Rp.619.545,25
= Rp. 2.297.521,6
IRR 22% ; karena IRR > bunga bank maka usaha ini layak untuk direalisasikan. Dengan
modal Rp. 9.875.000,00 proses produksi dan pengembalian modal dapat dilakukan hanya
empat bulan saja.
Setelah mengkalkulasi biaya, maka diketahui bahwa break even point (BEP) terjadi
pada produksi pertama, dan usaha ini memiliki tingkat berkelanjutan yang tinggi karena
memiliki prospek yang cerah.
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
1. Rencana Produksi
Proses pembuatan batik kaos ini akan dilakukan selama enam minggu, dan 30%
proses produksi akan dilakukan disalah satu rumah anggota tim. Proses produksi batik kaos
akan dilakukan selama tiga bulan, menyesuaikan dengan stok produk yang tersedia.
Berikut adalah tahapan proses pelaksanaan produksi.
a) Proses pembelian bahan batik kaos.
Pembelian bahan kaos dilakukan dengan cara memesan atau membeli secara
langsung kepada penjual bahan kaos yang banyak tersebar di sekitar daerah Cigonewa
Bandung.
b) Proses pembelian peralatan.
Peralatan yang digunakan dalam usaha pembuatan batik kaos ini sangat sederhana,
dan mudah didapat. Peralatan-peralatan tersebut bisa didapat di pasar-pasar atau toko
bangunan. Sedangkan untuk pewarna dan bahan kimia lain yang digunakan dalam
proses pewarnan didatangkan langsung dari kota Solo, Yogyakarta, dan sekitarnya.
2. Rencana Pemasaran
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, lumrah rasanya menggunakan batik
pada saat acara pesta, peresmian, atau pun acara formal lainnya. Begitupun dengan para
pelajar dan pegawai negeri maupun swasta, batik dikalangan pelajar dan sebagian pegawai
merupakan seragam mereka sehari-hari. Batik bagi kaum mudapun bukan sesuatu hal yang
baru yang sulit diterima oleh para remaja. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung,
Yogyakarta, Solo, dan sebagainya, tren berbusana batik sudah mulai terasa selaras dengan
model batik yang semakin berfariatif dan inovatif. Generasi muda merupakan target pasar
yang cocok dan berpotensi besar dalam pengembangan usaha ini.
Dalam pemasaran, hasil produksi yang sudah siap jual kemudian langsung
didistribusikan kepada konsumen di wilayah Jatinangor, Bandung dan sekitarnya dengan
cara terjun langsung ke pasar-pasar yang ada di wilayah Gasibu, dan Unpad setiap
minggunya. Pemasaranpun dapat dilakukan secaran on line melalui media facebook, blog
dan sebagainya, dan tidak menutup kemungkinan kami akan membuka sebuah toko untuk
memajang hasil produksi di salah satu rumah anggota yang memang memiliki tempat yang
strategis dan ramai dilewati masyarakat.
3. Rencana Organisasi
Manajer utama bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan pengevaluasian kegiatan dari awal produksi hingga pemasaran. Manajer produksi
bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses awal pembuatan, hingga menjadi
produk batik kaos. Manajer pemasaran bertanggung jawab terhadap memasarkan hasil
produksi, sedangkan manajer keuangan bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan
perusahaan.
Dalam pengorganisasian kegiatan usaha dan pemasaran hasil penjualan produk,
penyebaran sumberdaya manusia dan jalur koordinasi tim pelaksana adalah sebagai
berikut:

Manajer Utama
Linda Haryono

Manajer Produksi Manajer Keuangan


M. Hudapitra M. Rafiudin
Manajer Pemasaran
Gilang Ramdhan

4. Evaluasi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan secara internal dengan melihat pada jumlah dan mutu
produk serta aspek finansial usaha pada minggu keempat setiap bulan. Kegiatan evaluasi
ini dilakukan oleh seluruh anggota tim dan seluruh kegiatan usaha, meliputi :
a. Pra produksi
Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil setelah dilakukan kalkulasi pengeluaran dan
pemasukan. Semua pengeluaran selama produksi dikalkulasikan dan dicatat sebagai bahan
pertimbangan saat pemasaran apakah mengalami keuntungan atau kerugian.
b. Produksi
Proses produksi dapat dikatakan berhasil apabila mampu menghasilkan produk
sesuai dengan target kapasitas dan waktu yang telah ditetapkan yaitu tiga bulan dengan
kapasitas satu kali produksi sebanyak 100 potong, sehingga produk dapat dipasarkan.
Dalam proses produksi, kinerja pekerja juga harus diawasi guna meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi. Indikator dari keberhasilan produksi adalah dengan menggunakan
parameter kehadiran dan terpenuhinya target produksi.
c. Pemasaran
Indikator keberhasilan pemasaran adalah jumlah produk yang terjul. Target
penjualan 100%, namun apabila produk terjual lebih dari 80% maka pemasaran dapat
dikatakan berhasil. Pemasaran dikatakan kurang berhasil apabila produk yang terjual hanya
50-80%, dan jika kurang dari 50% pemasaran dapat dikatakan gagal.
5. Rencana Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilaksanakan ketika semua kegiatan telah selesai
dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan di akhir pelaksanaan program. Tujuan dari pelaporan
evaluasi adalah mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan usaha kepada pemberi dana.
Proses pelaporan meliputi kegiatan pra produksi, pelaksanaan produksi, pendistribusian,
promosi, pemasaran, serta dilengkapi pertanggungjawaban perincian anggaran yang
diberikan.

I. Jadual Kegiatan

No Nama Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3


I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
1. Survey harga bahan baku dan
peralatan
2. Pengadaan bahan baku dan
perlengkapan
3. Proses produksi tahap awal
4. Pemasaran
5. Proses produksi tahap kedua
6. Pemasaran
7. Penyusunan program dan
laporan akhir
J. Rancangan Biaya
Bahan habis pakai
Jumlah
No. Uraian Volume Satuan (Rp) Total (Rp)
(Rp)
1. Bahan Habis Pakai
1.1 Bahan kaos 50 kg 40.000 2.000.000
1.2 Jahit bahan 200 unit 5.000 1.000.000
1.3 Sablon kaos 200 unit 10.000 2.000.000

1.4 Pewarna pakaian 100 bks 2.500 250.000

Sub Total 5.250.000


2. Peralatan Penunjang
2.1 Cetakan batik 2 buah 300.000 600.000
2.2 Bak pencelupan 5 buah 100.000 500.000
2.3 Gayung 5 buah 25.000 125.000
2.4 Lilin malam 20 buah 25.000 500.000
2.5 Bahan penghilang lilin 20 buah 25.000 500.000
Sub Total 2.225.000
3. Biaya Perjalanan dan Operasional
3.1 Biaya promosi dan periklanan 1 paket 1.500.000 1.500.000
3.2 Pengadaan Peralatan/Perlengkapan 1 paket 500.000 500.000
Komunikasi (internet, fax, email, telp,
3.3 1 paket 400.000 400.000
dll)
Sub Total 2.400.000
4. Lain-lain
4.1 Pembuatan Laporan 1 paket 50.000 50.000
4.2 Dokumentasi 1 paket 75.000 75.000
Sub Total 125.000
Total Anggaran 10.000.000
K. Daftar Pustaka
http://www.batikmarkets.com/batik.php
http://chatrines.multiply.com/photos/album/52/Macam-macam_Motif_Batik
http://id.wikipedia.org/wiki/Batik
http://batikindonesia.info/2005/04/18/sejarah-batik-indonesia/
http://lifestyle.okezone.com/read/2009/10/05/29/262587/sejarah-batik-di-indonesia
http://blog-indonesia.com/blog-archive-1265-90.html
http://students.ukdw.ac.id/~22022814/batik.html
http://pembacapeduli.blogspot.com/2009/09/batik-tradisional-cermin-kiprah-
ekonomi.html
http://cantingbatik.wordpress.com/2008/04/15/teknik-membuat-batik/
http://pesonabatik.site40.net/Cara_Membuat_Batik.html
http://www.javabatik.org/motif/pola_semen.html
http://www.lautanindonesia.com/blog/grosirbajuanak/blog/9211/cara-membuat-batik
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=10&jd=Cerah%2C+Prospek+Usaha+Reno
vasi+Kelenteng&dn=20071030151433
http://www.kaosbatik.com/products/category/9/kaos_batik_zuma_hitam.html
http://ksupointer.com/2009/jenis-batik-yang-berkembang-di-indonesia
http://batikindonesia.info/category/persona/
http://bebibluu.blogspot.com/2009/06/prospek-bisnis-batik.html
http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/ritel-ukm-mikro/1id60823.html
http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak
&id_beritacetak=82493
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/14233/Pemasaran_Batik_Sumberjambe_Masih_Te
rbatas_Pesanan/
http://travel.kompas.com/read/xml/2009/09/17/1219114/2.oktober.jangan.lupa.pakai.batik
L. Lampiran
Biodata ketua dan anggota pelaksana
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Linda Haryono
b. NPM : 180910070039
c. Fakultas/ Program Studi : Sastra/ Sastra Arab
d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 3 Bulan (Linda Haryono)

2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Muhammad Hudapitra
b. NPM : 180910070005
c. Fakultas/ Program Studi : Sastra/ Sastra Arab
d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 3 Bulan (M. Hudapitra)

a. Nama Lengkap : M. Rafiudin


b. NPM : 180910070026
c. Fakultas/ Program Studi : Sastra/ Sastra Arab
d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 3 Bulan (M. Rafiudin)

a. Nama Lengkap : Gilang Ramadhan


b. NPM : 110110070001
c. Fakultas/ Program Studi : Hukum
d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 3 Bulan (Gilang Ramadhan)

a. Nama Lengkap : Ari Ilham Harmain


b. NPM : 180910070007
c. Fakultas/ Program Studi : Sastra/Sastra Arab
d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 3 Bulan (Ari Ilham Harmain)
Biodata dosen pendamping
1. Nama Lengkap dan Gelar : Budi Rukhyana, Drs. M.A
2. Golongan Pangkat dan NIP : NIP. 131 832 046
3. Jabatan Fungsional : Lektor
4. Jabatan Struktural : Pembantu Dekan III
5. Fakultas/ Program Studi : Sastra/ Jurusan Jepang
6. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
7. Bidang Keahlian : Sejarah, Budaya, dan Masyarakat
8. Waktu untuk Kegiatan PKM : 3 Bulan

(Budi Rukhyana, Drs. M.A)

Gambar 2. Macam-macam jenis rupa kaos batik

Anda mungkin juga menyukai