Anda di halaman 1dari 5

Kamis, 09/07/2009 03:17 WIB

Laporan dari Berlin


23 Pemilih Bermodal Paspor
Fitraya Ramadhanny - detikPemilu

Fitraya/detikcom

Berlin - Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal pemilih bermodal KTP juga
berdampak di luar negeri. Di Berlin, Jerman, ada beberapa WNI yang akhirnya
bisa memilih, namun tentu saja modalnya Paspor, bukan KTP.

Di TPSLN Berlin, tercatat 23 pemilih menggunakan Paspor sebagai tindak lanjut


dari keputusan MK. Mereka datang ke TSPLN di KBRI Berlin dengan menunjukan
paspor, kemudian mereka mendapatkan surat suara untuk memilih.

"Kita terima keputusan MK ini tanggal 7 Juli 2009 dan kita langsung sosialisasi
lewat berbagai milis warga Indonesia, di kantor PPSLN dan diumumkan di TPSLN,"
kata Ketua PPSLN Romy Hermawan kepada detikcom, Rabu (8/7/2009).

Menurut Romy, sesuai dengan keputusan MK No 102/PUU-VII/2009, WNI yang


tidak terdaftar dalam DPT bisa memberikan suara dengan bermodalkan KTP.
Khusus di luar negeri, modalnya adalah paspor.

"Mereka bisa memilih 1 jam sebelum TPSLN ditutup. Mereka memakai surat
suara sisa yang tidak dipakai pemilih lain dan jumlahnya cukup untuk mereka,"
pungkas Romy.

Kamis, 09/07/2009 01:46 WIB


Laporan dari Berlin
Pilpres di Berlin Tanpa Saksi
Fitraya Ramadhanny - detikPemilu

Berlin - Pilpres di Berlin, Jerman berlangsung tanpa kehadiran satu pun saksi dari
para capres. Dalam perhitungan suara, pasangan SBY-Boediono unggul jauh dari
para pesaingnya.

"Pilpres berjalan lancar dan semua warga Indonesia menyaksikan. Namun


sayangnya tidak ada saksi,“ kata Ketua PPSLN Romy Hermawan kepada
wartawan detikcom, Fitraya Ramadhanny, Rabu (8/7/2009).

Menurut Romy, PPSLN menunggu surat mandat dari setiap saksi sampai satu jam
sebelum pilpres dimulai. Namun tidak ada satu pun saksi dari setiap capres yang

1
mampu menunjukan surat mandat dari Indonesia.

"Apa boleh buat. Kita tetap tegas, mereka tidak bisa menjadi saksi. Tapi sesuai
aturan hal itu tidak mengganggu proses Pilpres," jelas Romy.

SBY-Boediono unggul dengan 151 suara. Pasangan Mega-Prabowo tertinggal jauh


dengan 25 suara. Sementara pasangan JK-Wiranto hanya meraih 20 suara. 8
Suara dinyatakan tidak sah.

Selain pemilih datang langsung, PPSLN Berlin masih menunggu 1.024 surat suara
yang akan dikirim melalui pos. Sementara PPSLN Frankfurt dan Hamburg hingga
pukul 16.00 waktu Jerman masih melakukan perhitungan suara.

Kamis, 09/07/2009 03:16 WIB


TPSLN Paris
Di Paris SBY-Boediono Petik Kemenangan Manis
Eddi Santosa - detikPemilu

Paris - Di kota cinta nan romantis, Paris, pasangan SBY-Boediono juga memetik
kemenangan manis. Jarak angka pasangan ini dengan kompetitornya sejauh
bumi dan puncak menara Eiffel.

"Pasangan SBY-Boediono meraih 319 suara, JK-Wiranto 49 suara dan Megawati-


Prabowo 32 suara," Koordinator Fungsi Pensosbud Kusuma Nursiawati Habir
kepada detikcom Rabu malam (8/7/2009) waktu Eropa Tengah.

Total suara sah dari pemungutan suara di TPSLN Paris genap 400, sedangkan
suara tidak sah tercatat ada 21, belum termasuk suara melalui pos.

Kusuma menambahkan, jumlah DPT di wilayah akreditasi KBRI Paris mencapai


1.531 orang. Sebanyak 703 orang menyatakan memilih langsung di TPSLN Paris,
828 orang memilih melalui pos.

Kamis, 09/07/2009 02:05 WIB


TPSLN Stockholm
Di Swedia SBY-Boediono Berjaya
Eddi Santosa - detikPemilu

Stockholm - Pasangan SBY-Boediono meraih kepercayaan tertinggi dari WNI di


Swedia dan berjaya dengan 88 (77,19%) suara. Posisi kedua ditempati Megawati-
Prabowo dengan 16 (18,24%) suara.

Disaksikan Duta Besar RI untuk Swedia dan Latvia, Linggawaty Hakim dan sekitar
60 warga, penghitungan hasil pemungutan suara di TPSLN Stockholm secara
meyakinkan memunculkan pasangan SBY-Boediono sebagai pemenang
sementara.

Sementara pasangan Jusuf Kalla-Wiranto harus puas dengan posisi buncit dengan
10 (8.77%) suara.

"Hasil pemungutan suara di TPSLN Stockholm sebanyak 118 menunjukkan


peningkatan lebih dari 30% dibandingkan pileg bulan April lalu. Sebaliknya suara
tidak sah menurun dari 10% menjadi hanya 4%," Sekretaris I Pensosbud Dody

2
Kusumonegoro kepada detikcom malam ini atau Kamis (9/7/2009) WIB.

Hasil final pemungutan suara pilpres di wilayah akreditasi KBRI Stockholm akan
bisa diketahui setelah suara melalui pos dihitung pada 18/07/2009.

Dody menambahkan, total jumlah WNI yang masuk dalam DPT ada 754 orang.
Sebanyak 30% dari mereka tinggal di Stockholm dan sekitarnya, sisanya tersebar
di berbagai wilayah Swedia dari Trelleborg di ujung selatan sampai Kiruna di
wilayah lingkaran kutub utara.

Kamis, 09/07/2009 02:36 WIB


TPSLN Den Haag
Di Belanda Diawali Suara Tidak Sah Megawati-Prabowo
Eddi Santosa - detikPemilu

Den Haag - TPSLN Den Haag baru memulai penghitungan suara tepat jam 21.00
CET atau Kamis (9/7/2009) jam 02.00 WIB. Suara diawali untuk Megawati-
Prabowo, namun tidak sah.

Suara kedua yang muncul langsung sah untuk SBY-Boediono dan sejak itu
pasangan ini terus melejit. Posisi saat berita ini dimuat adalah: Megawati-
Prabowo 23 suara, SBY-Boediono 176 suara dan JK-Wiranto 21 suara.

Di Den Haag pelaksanaan pemungutan suara baru selesai pada jam 20.00 CET,
setelah berlangsung maraton mulai jam 10.30 CET, dengan jumlah total WNI
yang melaksanakan hak pilihnya mencapai 929 orang.

Setelah istirahat satu jam, tahapan penghitungan suara langsung dimulai,


dengan saksi-saksi dari pasangan SBY-Boediono dan Megawati-Prabowo.

Di samping itu masih ada suara melalui pos sebanyak 2.100, yang
penghitungannya akan dilakukan pada Jumat (10/7/2009).

Rabu, 08/07/2009 22:58 WIB


Laporan JPPR
Dari Intervensi Bupati Hingga Tinta Pulpen Untuk Celup Jari
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu

Jakarta - Jaringan Pendidikan Dan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR), menemui banyak
hal aneh sepanjang pencontrengan hari ini. Dari mulai permintaan Bupati agar
memilih jagoannya, hingga penggunaan tinta pulpen untuk celup jari.

"Di TPS 05 Lawoway, Watangpulu, Sulawesi Selatan, ada instruksi Bupati ke PPK
untuk memilih salah satu calon," ujar Korordinator Nasional JPPR, Daniel Zuchron,
dalam konferensi pers di Kantor JPPR, Jl Taman Amir Hamzah No. 5, Pegangsaan
Timur, Jakarta Pusat, Rabu (8/7/2009).

Selain intervensi pemerintah, JPPR juga menemukan kejadian menggelikan


lainnya. Tinta pemilu yang digunakan sebagai tanda sudah memilih ada yang
diganti tinta pulpen yang mudah luntur.

"Di TPS 5 Rasojaya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, tinta tidak ada, diganti tinta
pulpen," ujar Daniel.

3
Keputusan MK yang memberikan keleluasaan mendaftar hanya menggunakan
KTP dan KK tidak berhasil. Masih banyak pemilih ber-KTP yang enggan
mendaftar.

"Di TPS 78, Tapos, Tenjolaya, Bogor, tidak ada yang mendaftar menggunakan
KTP," ujar Daniel.

Ironisnya, keputusan MK juga membuat sejumlah pemilih gigit jari tidak


mendapat surat suara untuk dicontreng.

"TPS 3 Jetis, Dagangan, Madiun, kertas suara kurang 59," keluh Daniel

Persoalan DPT ternyata belum juga usai dan menyisakan banyak persoalan. Di
Ngawi, Jawa Timur, DPT pilpres menggunakan DPT pileg yang terus menuai
keluhan masyarakat.

"Ngawi DPT pilpres sama dengan DPT pileg," ujar Daniel.

Sosialisasi KPU kepada petugas Panitia Pemilih Suara (PPS) juga dinilai
Daniel tidak optimal. Alhasil, sejumlah KPPS salah dalam penentuan sah atau
tidak surat suara sah.

Rabu, 08/07/2009 22:32 WIB

Tokoh Agama Tak Lagi Jadi Pendulang Suara, Keok dengan Pencitraan
Indra Subagja - detikPemilu

Jakarta - Tokoh agama dinilai sudah tidak lagi efektif menjadi pendulang suara.
Buktinya, dukungan ormas keagamaan besar pada salah satu capres dan
cawapres tidak meningkatkan suara. Citra masih yang utama rupanya.

"Pencitraan yang utama, tokoh agama sudah tidak efeketif dan tidak mengakar
lagi, terjadi delegitimasi struktural dan terjebak birokatisasi," kata pengamat
politik UGM Arie Sudjito saat dihubungi melalui telepon, Rabu (8/7/2009).

Dia menilai di tubuh organisasi massa, dalam hal ini NU dan Muhammadiyah,
sekarang telah terjadi fragmentasi dan tidak solid. "Sekarang sudah tidak
menjadi mesin pengumpul suara lagi. Lagipula sekarang ormas mendukung
secara malu-malu, tidak seperti dahulu NU yang nyata-nyata mendukung PKB
dan itu memberikan suara signifikan," terangnya.

Selain itu saat ini politik aliran sudah semakin menyusut, penyebabnya bukan
karena kepragmatisan tetapi karena tokoh agama yang tidak lagi memiliki basis
hingga ke akar rumput.

"Harusnya ormas merefleksi diri, membenahi ulang. Dan ini sebagai bukti juga
pemimpin agama gagal mengelola basis massa dia," tambahnya.

Sementara terkait kemenangan SBY, menurut Arie faktor incumbent membuat


dia lebih mudah menata pencitraan. "SBY incumbent dan bisa memanfaatkan
otoritas sehingga bisa unggul di pencitraan," tutupnya.

4
Rabu, 08/07/2009 21:09 WIB
Nilai Pilpres Bermasalah
Mega-Prabowo Enggan Beri Selamat SBY
Didi Syafirdi - detikPemilu

Jakarta - Pasangan Mega-Prabowo enggan mengucapkan selamat atas


kemenangan SBY-Boediono. Kubu Mega-Prabowo menilai pelaksanaan pemilu
masih buruk sehingga pemenangnya tidak pantas diberi selamat.

"Kita tidak mempersoalkan menang atau kalah. Tapi prosesnya harus benar agar
hasilnya legitimate," ujar Dewan Pembina Tim Kampanye Mega-Prabowo, Taufiq
Kiemas di Kediamannya, Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (8/7/2009).

Taufiq, meminta pemerintah dan KPU membuktikan pemilu 2009 sudah sesuai
dengan aturan dan lebih baik dari Pemilu 2004. Taufiq juga mempertanyakan
kisruh DPT yang tidak kunjung bisa diselesaikan KPU.

"Buktikan saja dari awal pendaftaran hingga akhir proses pemilu apakah sudah
oke. Kalau sudah berjalan baik, kita akan ucapkan selamat," tegas pria asal
Palembang ini.

Anda mungkin juga menyukai