Anda di halaman 1dari 38

Abdul Rafay vs.

Ali Sina

KEKONYOLAN
ALLAH-NYA ISLAM

Quote:
Tanggal: Kamis 31 Aug 2006 15:52:30 -0700 (PDT)
Dari: "Abdul Rafay" <rafayshah@yahoo.com>
Subject: Observasi sederhana…..

Kepada Ali SinaSaya baca tantangan anda. Saya baca


debat-debat. Saya baca cara anda mengejarnya. Saya
tersenyum.Saya membawa penyelesaian yang baru
sama sekali yang mungkin tidak akan menarik bagi
anda karena ianya berdasarkan logika sederhana dan
kebenaran yang nyata sekali. Namun, adalah tugas
saya untuk menyentil anda biarpun anda akan
membalas atau tidak..

Mr. Abdur Rafay Yth:


Saya baca pesan-pesan anda dalam thread ini. Saya minta
maaf karena tidak membaca email dari anda. Doubtless
(mungkin maksud Ali Sina, Doubting Thomas. -adm) telah
berbaik hati membalas semua email yang dikirim kepada FFI
dan jika dia pikir ada yang perlu saya lihat akan di-tag bagi
saya. Email anda tidak di-tag dan karena itu saya tidak
melihatnya. Anda kelihatan seperti seorang Muslim yang
berpengetahuan dan saya akan bersenang hati berdebat
dengan anda.

Anda menulis:
Quote:
1. Yang anda sebut sebagai tantangan itu didasarkan
pada pilihan sembarang yang bertujuan hanya untuk
mendongkolkan perasaan Muslim (permainan yang
kelihatannya anda suka mainkan dengan psikologi
manusia dan bukan untuk benar-benar mencapai
kebenaran). Inilah kegagalan anda yang pertama
dalam mengklaim mendasarkan diri pada logika kuat.
Maksud saya, akan menjadi logika jika tantangan
pertama anda adalah menentang keberadaanya
Tuhan. Anda lebih suka mentargetkan muhammad,
yang membuktikan bahwa anda sendiri lebih
mendongkol daripada telah menemukan kebenaran.
Contohnya, jika Mr. A berkata, “Ikan-ikan di lautan
Atlantik sedang mati! Airnya tercemar! Klaim ini lemah
karena Mr A tidak pergi men-test air di lautan Atlantik.
Kedengaran mengada-ada? OK… coba yang ini… Mr B
masuk ke satu rumah dan mencoba menarik
seseorang keluar dari rumah itu dan ketika dilawan dia
memukul babak belur orang itu. Mr A berkata bahwa B
adalah seorang penjahat dan tamu tak diundang…. Mr
A adalah seorang bodoh jika ternyata Mr B itu dari FBI
dan punya hak kekuasaan. Karena itu poin nya adalah
untuk menemukan apakah Mr B itu benar-benar dari
FBI dan mematuhi hukum dan bukan apa yang
dilakukan Mr B. Jadi jika anda mengatakan,
“Muhammad melakukan ini… muhammad melakukan
itu…,” saya tidak melihat poin menentang konsep
keberadaan Tuhan… hanyalah nada-nada frustrasi si
pembicara. Ini karena bukan hanya muhammad yang
menunjukkan pada Tuhan. Keberadaan Tuhan tidak
tersentuh tak peduli apa yang dilakukan muhammad
atau siapa saja. Yang ingin saya katakan adalah, “Jika
target anda hanyalah muhammad, anda tidak menurut
logika ketika berbicara menentang keberadaan Tuhan.
Jika target anda hanyalah Tuhan saja, berbicara
tentang muhammad hanya akan menarik turun level
anda begitu jauh (muhammad hanyalah seorang nabi).
Jika target anda adalah kedua-duanya…, pakailah
urutan yang benar. Begitu keberadaan Tuhan telah
terbukti, membuktikan status muhammad adalah
langkah berikutnya. Jadi… tantangan anda sekarang
bukanlah tantangan sama sekali jika anda melangkahi
debat tentang keberadaan Tuhan.

Tujuan kami di FFI bukan untuk membuktikan Tuhan tidak


ada. Tentu saja kami membicarakan banyak topik dan saya
juga telah berbicara tentang Tuhan. Namun itu bukan tujuan
situs kami. Tujuan FFI adalah untuk membuktikan bahwa
muhammad seorang penipu dan bukan nabi Tuhan,
siapapun Tuhan itu.

Quote:
2. Kebanyakan bahan yang telah anda kumpulkan
dalam USAHA anda untuk membuktikan Islam itu salah
adalah CONTOH muslim-muslim yang tidak soleh.
Ketika surfing melalui pandangan anda, saya jelas-
jelas melihat target utama anda adalah Muslim dan
bukan Islam… Jangan bilang “Muslimlah yang
membentuk Islam”… Anda tidak kedengaran seperti
anak kecil. Saya harap anda mengerti bahwa tingkah
laku Muslim tidak berakibat dalam keaslian Islam…..
Seperti kesalahan Amerika tidak berarti hukumnya
salah. Movie clips, berita tentang Muslims, blah blah
blah…. Kendengarannya anda takut pada Islam dan
ingin menghancurkannya dengan cara apapun. Maaf
saja, tak semudah itu! Tantanglah Islam dan bukan
Muslim, untuk mendapatkan jawaban balik yang
bagus.

Saya khawatir anda tidak menyimak pesan sebenarnya dari


situs ini. Di sini kami menyerang muhammad, bukan para
muslims. Kami mengutip Qur’an, Hadist dan Sirat untuk
membuktikan tuduhan kami pada muhammad dan Islam.
Tentu saja, kaum muslim melakukan kejahatan terhadap
kemanusiaan karena mereka diinspirasikan oleh sunnah dan
Qur’an. Jadi kejahatan keluar dari mereka, tetapi kejahatan
itu berasal dari muhammad.

Quote:
3. Anda telah menantang Dr. Zakir Naik? Apakah anda
mengatakan anda akan berseru pada seorang dokter
bedah yang sibuk operasi dari belakangnya dan
berkata, “jadi itukah keahlian anda? Gunting jepit dan
semua penyakit keluar? Jika anda berani, datang ke
apotek saya, pakai obat saya dan tunjukkan pada saya
bagaimana anda menarik tumor itu keluar!”
Saya masih juga tersenyum…. Untuk menantang
seorang ahli bedah, anda perlu pergi ke lingkungan
dia. Tapi jika anda ingin mengundangnya ke tempat
anda, tunggu tantangannya dan berhenti memukul
dada dalam kemenangan orang tolol. Anda perlu CPR
nanti jika ngomong dengan saya… bukan sekarang.

Tentang Dr. Naik saya sudah membuktikan bahwa dia salah


dalam segala hal. Jika anda tidak setuju, tolong tunjukkan
kesalahan saya. Ingatlah ini bukan tentang Dr Naik, tetapi
tentang Islam. Adalah tugas setiap musllim untuk menjawab
dan menunjukkan bahwa saya salah. Dr Naik tidak akan
membalas. Dia tahu dia telah ditangkap dengan “celana
jatuh di kaki” dan siasat busuk Dr.Naik sudah terbongkar.
Dia tidak akan mempermalukan dirinya sendiri mencoba
mengingkari yang tidak bisa diingkari. Namun saya undang
anda atau Muslim yang mana saja untuk mengingkari apa
yang saya katakan.

Quote:
Saya tidak membela Islam…. Saya ingin mencapai
kebenaran… di mana pun dia. Tantangan saya adalah
berdasarkan logika saya bisa membuktikan
keberadaan Tuhan. Menunggu balasan anda.

Andaikan saja anda membuktikan keberadaan Tuhan, itu


tidak membuktikan bahwa muhammad adalah nabinya.
Namun karena anda sangat tertarik pada hal ini, mari kita
mulai dengan Tuhan.
Mari kita lihat apa yang telah anda tulis tentang hal ini di
forum.

Quote:
Theodore M. Drange menuduh Tuhan mengaku
mempunyai beberapa sifat tertentu pada saat yang
sama, yang menurut dia adalah bertentangan satu
dengan lainnya dan tidak ada orang yang bisa memiliki
semua sifat itu.
Dia menulis:
10. Argumen Keadilan vs Belas Kasih. Argumen
terakhir untuk dipertimbangkan dalam survei ini
mengadu sifat (j) melawan sifat (k) dan dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Jika Tuhan itu ada, maka dialah hakim yang penuh
keadilan.
2. Jika Tuhan itu ada, maka dialah hakim yang penuh
belas kasih.
3. Hakim yang penuh keadilan menghukum setiap
orang yang bersalah dengan benar-benar hukuman
yang pantas baginya.
4. Seorang hakim yang penuh belas kasih menghukum
setiap orang yang bersalah dengan hukuman yang
lebih ringan daripaa yang pantas baginya.
5. Tidak mungkin memperlakukan seorang yang
bersalah dengan memberi hukuman yang pantas dan
juga memberi hukuman yang lebih ringan dari yang
semestinya.
6. Karena itu, tidak mungkin seorang hakim yang
penuh keadilan juga menjadi hakim yang penuh belas
kasih (dari 3-5)
7. Karena itu, tidak mungkin Tuhan itu ada (dari 1,2
dan 6).

Menurut saya:
Theodore M. Drange jelas-jelas telah mengajukan poin
point pembelaan dengan menyatakan secara salah
bahwa Tuhan itu maha kasih dan maha adil pada saat
yang sama. Kata “ArRahman” dalam bahasa Arab
tidak berarti “penuh belas kasih”, tetapi “yang
berbelas kasih” dan kata “Al Adl” berarti “yang adil”.
Orang-orang bisa berkata, “Sama saja…”. Tetapi itu
tidak tepat. Tidak ada unsur penuh dalam arti-arti itu
yang memperbolehkan kedua-dua sifat itu untuk ada
dalam Satu pada saat yang sama. Sekarang
pertanyaan yang tersisa adalah, “Bagaimana bisa
seseorang adil dan penuh kasih pada saat yang
sama?” Sederhana saja. Adil menurut Dictionary.com:
1. diarahkan oleh kebenaran, pikiran, keadilan: Kami
berharap bersifat adil dalam pengertian kami tentang
situasi yang sulit ini.
2. dilakukan menurut prinsip; sama rata; pantas
3. berdasarkan hak, hukum.
4. sesuai dengan kebenaran atau fakta.
5. diberikan atau dihadiahkan secara benar; pantas;
seperti dalam hukuman atau hadiah.
6. menurut standar atau keperluan.
7. (terutama dalam Bible) taat pada hukum.
8. benar atau asli.

Arti #5, 6 and 7 berlaku dalam kasus ini untuk


mendefinisikan kata-kata Arab itu secara tepat.
Kombinasi itu merujuk pada sifat MEMBERI dalam
proporsi yang benar, kepada yang taat pada hukum
dan pantas menerimanya. Sekarang sebagai contoh: A
itu seorang yang baik dan B itu orang yang jahat. A
telah melakukan kesalahan dan telah menunjukkan
penebusan namun B tetap berkeras kepala. Sekrang
prinsip keadilan memerlukan kedua-duanya dihukum
dengan tingkat yang berbeda. Andaikan A pantas
menerima 10% hukuman sedangkan B pantas
menerima 20%. Belas kasih memaksa hakim untuk
menghukum A hanya 5% tetapi pada saat yang sama
B menerima 20% yang tidak sesuai dengan prinsip
keadilan. Jadi “yang adil” dan “yang berbelas kasih”
punya pilihan untuk menghukum B hanya 10% untuk
memelihara rasio 1:2 yang dijatuhkan prinsip keadilan
dan mengurangi hukuman keduanya dengan prinsip
belas kasih.Mungkin sekarang ada pertanyaan, jika B
pantas menerima 20% hukuman, mengapa dikurangi?
Apakah tidak melawan prinsip keadilan? Jawabannya
adalah tidak. Karena kata arab “Adl” merujuk pada
keadilan yang membagikan sesuatu dalam dua
belahan, yang melibatkan paling sedikit dua irang. Jadi
ianya relatif, tidak berdiri sendiri.Jika ada tanggapan
terhadap penjelasan ini, saya akan menerimanya. Jika
tidak ada, tuduhan itu harus dicabut.

Jawaban anda kepada Theodore masuk akal. Anda berkata


karena Tuhan mengurangi hukuman semua orang berdosa
dalam proporsi yang sama, maka tak ada ketidakadilan pada
setiap orang. Karena semua orang beruntung dari belas
kasihnya secara sama rata, tidak ada yang diperlakukan
tidak adil dan inilah keadilan.

Bagus sekali. Namun, menurut Islam ada dua macam dosa:


dosa melawan Tuhan, seperti tidak percaya padanya, tidak
menyembahnya, melarikan diri dari medan perang Jihad,
dsb; dan dosa terhadap sesama manusia seperti
pembunuhan, pencurian, pelecehan dsb.
Pertanyaan saya yang pertama adalah tentang dosa
terhadap sesama manusia. Apakah Tuhan punya hak untuk
mengampuni orang yang berdosa terhadap manusia lain?
Tentu saja tidak! Itu tidak adil bagi korbannya. Seandainya
saya membunuh anda. Keadilan mengharuskan saya
dihukum sesuai kejahatan saya. Namun hanya anda sendiri
yang berhak untuk memutuskan apakah saya mesti
dimaafkan atau tidak dan apakah hukuman saya mesti
dikurangi atau tidak. Jika Tuhan mengurangi hukuman saya
atau mengampuni saya tanpa persetujuan anda, itu tidak
adil bagi anda. Jadi dalam hal ini Tuhan tidak bisa adil dan
berbelas kasih pada saat yang sama. Sejauh mana dia
berbelas kasih pada si penjahat, dia tidak adil pada
korbannya.

Pertanyaan kedua adalah tentang dosa yang dilakukan


melawan Tuhan. Quran berkata bahwa Allah akan
mengampuni semua dosa kecuali dosa mempersekutukan
dia. Ini tidak adil. Pertama-tama, bagaimana dia dapat
mengampuni pembunuh masaal yang mengakibatkan
kepedihan bagi sebegitu banyak orang yang tak terhitung
jumlahnya dan tidak mengampuni orang yang hanya berpikir
bahwa muhammad itu gila? Di mana keadilannya di sini?
Kedua, manusia tidak boleh dihukum karena tidak percaya.
Mengapa? Karena kita tidak pernah setuju untuk percaya
pada Tuhan dan menyembah dia ketika kita diberi
kehidupan. Sejauh yang saya tahu, setiap orang menangis
ketika dilahirkan. Kita ada di sini diluar kemauan kita. Tuhan
tidak bisa memaksakan pada kita apa yang kita tidak pernah
setujui sebelumnya. Ini seperti saya menarik anda dan
memaksa anda masuk ke rumah saya tanpa persetujuan
anda dan tatkala anda menangis, saya memaksa anda untuk
berterima kasih dan memaksa anda membayar untuk tinggal
di rumah saya dan menyiksa anda jika anda tidak
membayar. Ini bukan keadilan. Itulah yang dilakukan Mullah-
mullah di Iran. Mereka mempenjarakan dan menghukum
mati orang-orang yang melawan mereka dan memaksa
keluarga mereka membayar biaya makanan yang diberikan
kepada mereka di penjara, bahkan membayar biaya peluruh
yang dipakai untuk membunuh mereka. Ini bukan keadilan
dan tidak pantas bagi Tuhan yang sejati. Seandainya dunia
ini adalah tempat yang indah sekali, yang kebanyakan orang
tidak akan setuju, tidak ada seorangpun yang mesti
berterima kasih pada Tuhan karena berada di sini, karena
kita dipaksa untuk hidup dalam penjara yang disebut
kehidupan ini. Kita tidak minta dan karena itu tidak boleh
dipaksa berterima kasih pada siapapun untuk apa yang tidak
kita kehendaki.

Berterima kasih pada Tuhan mestilah menjadi hal yang


pribadi. Mereka yang hidupnya penuh berkat dan
kebahagian mungkin akan memilih berterima kasih pada
Tuhan dan mereka yang tidak mau berterima kasih tidak
boleh dihukum karena mereka tidak minta dilahirkan. Karena
itu, menghukum orang karena tidak percaya adalah
ketidakadilan yang sebenarnya. Lebih parah lagi, jika anda
bosan hidup dan memutuskan untuk mengakhirinya, anda
pasti akan dikirim ke nereka untuk dibakar selama-lamanya.
Ini jenis penyiksaan terhebat.

Berterima kasih mestilah sesuatu yang suka rela. Jika


menjadi kewajiban, tidak ada lagi ketulusannya. Seorang
diktator mungkin senang melihat rakyatnya bersujud di
depannya, tetapi apakah mereka benar-benar mencintainya?
Cinta tidak bisa dipaksakan pada manusia. Sungguh sakit
orang yang berkata, “Cintailah aku atau aku akan
menyiksamu.” Apakah Allah sakit jiwa?

Quote:
Theodore menulis lagi:
1. Argumen Kesempurnaan vs. Penciptaan
Pertimbangkan pasangan a-l, yang menganggap
Tuhan itu sempurna dan juga pencipta dunia.
Kelihatannya kedua sifat itu tidak sesuai dalam banyak
hal. Yang pertama adalah berikut:
Versi 1 1. Jika Tuhan itu ada, dia itu sempurna.[2]
2. Jika Tuhan itu ada, maka dialah pencipta dunia.
3. Makhluk sempurna tidak punya kebutuhan atau
keperluan.
4. Jika suatu makhluk menciptakan dunia, dia pasti
punya kebutuhan.
5. Karena itu, tidak mungkin bagi makhluk yang
sempurna untuk menjadi pencipta dunia (dari 3 dan 4).

6. Karena itu, tidak mungkin Tuhan itu ada (dari 1, 2,


dan 5).

Premise 3 bisa ditentang berdasarkan bahwa makhluk


yang sempurna, penuh cinta, bisa ingin membagikan
cintanya pada yang lainnya. Maka, makhluk sempurna
bisa punya kemauan/kebutuhan, yang membuat
premise 3 salah. Saya rasa satu-satunya masalah di
sini adalah, jika suatu makhluk menginginkan sesuatu
yang dia tidak punyai, maka dia tidak sempurna,
karena dia tidak komplit dalam satu hal. Sulit
mengatakan apakah ini cukup untuk melawan premise
3. Ada ketidakjelasan, dan mungkin subyektivitas,
dalam pengertian "kesempurnaan" yang menghalang
pemikiran tentang konsep ini.Premise 4 juga bisa
ditantang. Mungkin Tuhan menciptakan dunia secara
tidak sengaja. Misalnya, dia “tersandung dan jatuh”
dan karena itu membuat kekacauan, yang menjadi
dunia kita. Jika begitu, Tuhan tidak perlu atauingin
menciptakan dunia, dan premise 4 itu salah. Namun
ada kesulitan di sini juga. Pertama-tama hampir semua
agama yang menganggap Tuhan menciptakan dunia
berpendapat bahwa Tuhan sengaja menciptakannya,
bukan tidak sengaja. Dan kedua, jika penciptaan itu
tidak sengaja, maka dengan sendirinya Tuhan itu tidak
sempurna, karena yang sempurna tidak mungkin
mengalami kecelakaan, dan itu satu basis lagi dalam
argument Kesempurnaan vs Penciptaan. Jadi
pertentangan terhadap premise 4 juga menghadapi
persoalan. Menurut saya:Salah satu sifat Tuhan yang
lainnya adalah dia itu hidup. Menurut Ali Sina,
keberadaan seperti cinta, benci, kemarahan,
ketakutan, keinginan dll adalah fungsi hidup. Karena
itu, Tuhan yang dianggap sebagai sumber dari itu
adalah pencipta. Sifat Tuhan yang di highlight
Theodore dalam bahasa Arab disebut “As-Samad”
yang berarti “yang tidak perlu apa-apa” dan bukan
“yang tidak punya keinginan”. Jadi Tuhan tidak perlu
apa-apa. Dan Tuhnan itu berkuasa sempurna. Jadi dia
bisa berbuat apa saja yang dikehendakinya. Jadi
kemauan tidak terhindarkan, seperti dalam Quran,
Allah berkata dalam beberapa contoh, “illa maa shaa
Allah” (Tetapi Allah menghendaki) and “wa lau shaa
Allahu” (Dan jika Allah menginginkan). Kesalahan
dalam analogi Mr. Theodore adalah dia membuat
perumpamaan terbuka. Ini berarti karena debat ini
adalah tentang ada atau tidaknya Tuhan, frase
“makluk sempurna” itu salah karena ada dua ujung
kesempurnaan. Contohnya, dalam ilmu ekonomi, anda
anggap demand itu perfectly elastic (elastik sempurna)
atau perfectly inelastic (tidak elastik sempurna) atau di
antara keduanya. Sama halnya tentang makhluk,
dianya bisa hidup sempurna, atau mati sempurna atau
di antara keduanya. Perumpamaan Theodore akan
benar bagi tuhan yang mati sempurna… Tidak punya
perasaan, tidak punya kemauan, tidak punya cinta,
tidak punya keinginan… Bukan tuhan! Tetapi klaim
kita adalah bahwa Tuhan itu hidup sempurna. Karena
itu dialah sumber segalanya yang bisa dimiliki semua
makhluk.. cinta, kebutuhan, kemampuan untuk
memenuhi keinginannya dan melakukan apa saja yang
dia malu. Karen itulah ada penciptaan. Tolong bantah
jika anda bisa, atau cabut artikel Theodore.

Pemikiran anda bagus, namun anda tidak melihat fakta


bahwa tuhan Islam tidak menciptakan dunia karena cinta,
tetapi karena kebutuhan. Allah dalam Quran berkata, “Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.” (51:56)
(Catatan: Versi bahasa Inggris adalah; I have only created
Jinns and men, that they may serve Me – Aku hanya
menciptakan Jin dan manusia supaya mereka melayaniku)

Mengapa Allah perlu dilayani (disembah) jika dia tidak punya


kebutuhan? Jelaslah Allah itu tuhan yang punya kebutuhan.
Bahkan sebenarnya kebutuhannya sangat besar hingga jika
seseorang tidak menyembahnya, orang itu akan dihukum
selama-lamanya dengan cara yang paling kejam yang dapat
dibayangkan. Inilah kelakuan sewenang-wenangNya yang
terparah. Manusia dibawa ke dunia ini tanpa keinginan
mereka sendiri. Kebanyakan dari mereka menderita
dan berduka sepanjang hidup, dan masih lagi harus
berterima kasih, menyembah dan melayani sosok
yang bertanggung jawab atas penderitaan mereka?

Keadilan menyatakan bahwa hukuman harus sebanding


dengan kejahatan. Tidaklah adil menyiksa orang seumur
hidup karena mencuri satu buah apel. Andaikan jika tidak
percaya (kepada Allah) adalah perbuatan jahat, yang konyol
sekali, mengapa kejahatan kecil seperti itu mesti dihukum
dengan cara yang keji sekali? Mengapa Allah menderita sakit
sekali jika kita tidak menyembahnya sehingga dia sampai
hati membakar kita dengan sadisnya untuk selama-
lamanya? Hukuman ini jauh lebih berat dibanding
kejahatannya. Bagaimana bisa kita menyebut sosok sadis itu
adil?

Jika tidak ada tuhan-tuhan lainnya selain Allah, mengapa dia


sangat nekat dan cemburu? Saya bisa jadi cemburu jika istri
saya memandang lelaki lain yang lebih tampan dibanding
saya. Ini agak sakit jiwa tapi bisa dimengerti. Saya mungkin
rendah diri orangnya. Namun, jika kami hidup di satu pulau
di mana tidak ada lelaki lain, dan saya masih juga cemburu,
sudah semestinya saya segera dikirim ke rumah sakit jiwa.
Bagaimana Allah bisa cemburu pada tuhan-tuhan lain yang
tidak ada? Apakah Allah itu gila? Tidak, jawabnya
adalah muhammad yang gila. Adalah suatu tragedi
bermilyar orang menyembah bunga imajinasi orang
gila ini.

Saya memperlakukan kucing saya jauh lebih baik dibanding


Tuhan memperlakukan saya. Saya beri makan kucing saya,
rawat dia, dan jika dia sakit saya bawa ke dokter hewan,
saya mandikan dan sisir rambutnya dan tidak pernah
terpikirkan untuk menghukum dia jika dia tidak perduli pada
saya. Bahakn sebenarnya kucing saya berpikir dialah yang
punya rumah dan saya pelayannya. Dia berhutang budi atas
kehidupannya pada saya. Tanap perawatan dan
perlindungan dari saya, dia tidak bisa bertahan hidup.
Walaupun dia tidak pernah berterima kasih pada saya saya
tetap cinta padanya. Katakan saja Tuhan menciptakan saya.
Tapi dia tidak pernah memelihara saya. Saya dibiarkan di
dunia ini berjuang sendiri. Saya telah menghadapi berbagai
bencana yang sudah pasti bisa dihindari jika Tuhan menjaga
saya. Saya pasti sudah mati kelaparan jika tidak mencari
duit sendiri. Puluhan ribu anak-anak mati kelaparan setiap
hari. Di mana tuhan yang maha kasih itu? Dia tidak ada di
mana-mana ketika kita membutuhkannya. Doa-doa dan
sembah sujud kita tidak pernah didengar. Aku, dalam segala
hal, memperlakukan kucingku lebih baik dibandingkan
perlakuan Tuhan terhadapku. Dan masih juga aku mencintai
kucingku tanpa syarat dan tanpa menginginkan dia
menyembahku atau berterima kasih. Tuhan mampu
mencintai ciptaannya tanpa syarat. Dia menaruh kita di
dunia ini tanpa menanyai kita terlebih dahulu. Di sini kita
harus menghadapi hidup dengan segala kesulitan dan
kesakitan sendiri. Dia mengambil pergi orang-orang yang
kita cintai dan mengisi hati kita dengan kesedihan
mendalam. Dia menghancurkan harapan-harapan kita. Dia
mengirimkan bencana demi bencana dan membunuh ribuan
orang tidak berdosa dan meskipun begitu dia masih
menginginkan kita menyembah dan melayani dia. Mengapa
kita mesti berterima kasih pada tuhan seperti itu? Apa
hutang kita padanya? Kita tidak berhutang apa-apa
padanya! Dia tidak pantas menerima penghormatan dari
kita. Tuhan yang nekat, perajuk dan penyiksa seperti itu
pantas dibenci kita. Tuhannya muhammad itu sakit. Dia sakit
jiwa.

Sesungguhnya Allah adalah alter ego muhammad sendiri.


Dialah segalanya yang muhammad si narcist inginkan bagi
dirinya sendiri.
Dia lakukan apa saja yang dia mau dan tidak perlu
bertanggung jawab pada siapapun. Dia ingin disembah,
dipatuhi dan ditakuti. Ini mimpi basah semua narcist. Hanya
orang yang lugu polos yang percaya pencipta dunia ini
adalah tuhan gila yang digambarkan muhammad.
Bagaimana bisa makhluk yang memiliki dunia yang
menakjubkan ini perduli jika segerombolan monyet di planet
kecil menyembah dia atau tidak? Bisakah kita menyakiti
perasaan pencipta dunia besar ini hanya dengan tidak
mempercayainya? Ada banyak lubang-lubang dalam konsep
tuhan yang diciptakan orang arab buta huruf yang mengaku
nabi itu.

Ini tidak berarti Tuhan tidak ada. Saya bukan orang


meterialis. Saya percaya Tuhan adalah prinsip dasar
segalanya. Tuhan itu bukan makhluk, dan dialah ibu dari
segala makhluk. Tuhan itu hukum abadi yang tidak dapat
dapat diubah, yang tanpa dia tak ada sesuatu pun yang bisa
ada. Yang saya ingin buktikan adalah bahwa muhammad itu
orang bodoh yang tidak mengerti Tuhan sama sekali.
Memberikan sifat-sifat manusia pada Tuhan adalah hal yang
bodoh sekali. Mengatakan tuhan itu adil dan berbelas kasih
itu tolol sekali. Bagaimana bisa kenyataan yang tidak bisa
didefiniskan dan dimengerti mempunyai sifat-sifat manusia?
Tuhan itu melebihi baik dan buruk. Tuhan itu bukan suatu
benda dan karena itu tidak punya sifat. Hanya benda yang
punya sifat. Prinsip tidak punya sifat. Tuhan tidak mungkin
hidup karena hidup itu fungsi makhluk. Tuhan itu bukan
makhluk. Tuhan tidak dibuat dari apa-apa – benda ataupun
roh. Tuhan tidak beressens atau substansi. Tuhan adalah
Bagaimana. Bagaimana barang dibuang, bagaimana dunia
berkerja, bagaimana hidup terjadi dan bagaimana hidup
berakhir. Tuhan adalah BAGAIMANA, dan semua hal lainnya
adalah APA. Begitulah – BAGAIMANA dan APA.
Muhammad adalah orang bodoh. Allah adalah tuhan pagan,
diciptakan oleh orang-orang sangat primitif. Orang-orang ini
berpikir bahwa bentuk kekuasaan tertinggi adalah
kesewenang-wenangan. Muhammad yang narcist suka
meniru diktator sewenang-wenang iitu dan menjadi tuan
atau perantara satu-satunya. Menjadi sesuatu yang mirip
tuhan adalah mimpi basah tiap narcist. Itulah sebabnya Allah
nya muhammad plin plan, suka-sukanya, pemaksa dan
sewenang-wenang. Konsep Allah ini sangat bodoh. Tidaklah
cocok bagi orang-orang rasional jaman sekarang untuk
percaya pada dewa primitif itu.

Tuhan bukanlah “He” tetapi “It”. Memberi jenis kelamin pada


Tuhan adalah memanusiakannya, dan ini menunjukkan
ketidak tahuan terhadap watak Tuhan. Tuhan bukanlah
pencipta dunia, tetapi hukum penciptaan. Tuhan tidak perlu
cinta. Tuhan tidak menciptakan. Dia tidak melakukan apa
pun. Melakukan sesuatu mengikatkan pelakunya pada
waktu. Tanpa waktu tidak akan terjadi apa-apa. Tuhan tidak
bisa diikatkan pada waktu karena Tuhan melebihi waktu dan
tempat. Sangatlah konyol mengatakan Tuhan itu pencipta.
Tuhan aalah hukum yang mengatur dunia dan membuatnya
berfungsi. Tuhan terwujud dalam tiap atom, dalam tiap
partikel kecil yang membentuk dunia ini dan di mana ada
aturan. Tetapi Tuhan tidak ditemukan di mana-mana. Tuhan
itu bukan orang, bukan makhluk, bukan benda. Ia adalah
prinsip yang mendasari segala sesuatu. Tuhan adalah
realitas.

KEKONYOLAN ALLAH
Part II - 2006/09/07

Quote:
Abdur Rafay: Baiklah. Ini jawaban saya, yang mesti
dipajang di bagian debat jika anda benar-benar berani
menghadapi kebenaran. Jika tidak anda muat,
kesimpulannya adalah anda tidak mau berdebat sama
sekali dan debat-debat di situs utama anda adalah
palsu dan lemah. Jadi anda tidak bersubstance.

Ali Sina:
Tak usah membual, langsung saja.
Quote:
A. Anda menulis: Andaikan saja anda membuktikan
keberadaan Tuhan, itu tidak membuktikan bahwa
muhammad adalah nabinya. Namun, karena anda
kelihatan sahat tertarik pada hal ini, mari kita mulai
dengan Tuhan.Sebelum menjawab, saya ingin
menjelaskan bahwa berbicara tentang muhammad itu
nabi Tuhan atau bukan memerlukan perumpamaan
logika bahwa Tuhan itu ada. Sama seperti berkata,
“Sinar ini bukan datang dari matahari” berarti sumber
sinar itu bukan matahari tetapi sesuatu yang lain.
Namun, debat tentang “apakah sinar ini datang dari
matahri” memerlukan kedua pihak untuk percaya
bahwa matahara itu ada. Jadi dari pernyataan di atas,
dimengerti bahwa situs anda mulai dengan
perumpamaan bahwa Tuhan itu ada. Jika ini benar,
situs anda diumpamakan sudah punya bahan-bahan
melawan muhammad saja dan bukan melawan Tuhan.
Jika ini tidak benar, target situs ini haruslah Tuhan
saja. Karena hanya jika Tuhan itu ada barulah timbul
pertanyaan apakah apa yang dilakukan muhammad itu
benar atau salah. Jika titik tuju situs anda itu sesuatu
di antaranya, di manakah itu?Jadi jawaban anda untuk
email saya mesti berdasarkan kaitannya dengan
tujuannya dan bukan hanya ketertarikan saya pada hal
ini seperti yang anda tulis di atas. Setuju?

Tujuan saya bukanlah untuk membantah keberadaan Tuhan


atau membicarakan sifatnya. Tujuan saya adalah untuk
membuktikan bahwa muhammad itu seorang pembohong,
palsu, penipu atau orang gila. Demi perdebatan, marilah kita
umpamakan kita setuju apapun definisi anda tentang Tuhan.
Dengan perumpamaan itu saya bisa membuktikan bahwa
muhammad bukanlah nabi tuhan yang anda bicarakan itu.
Jadi ini bukanlah tentang Tuhnan tetapi tentang muhammad.
Pertanyaannya adalah apakah muhammad itu dari Tuhan
atau dari Setan. Diskusi tentang Tuhan tidak ada kaitannya.
Saya tidak membuka situs ini untuk meyakinkan orang untuk
mengubah iman mereka kepada Tuhan tetapi untuk
melawan ancaman Islam.
Quote:
Saya suka cara anda protest melawan yang berkuasa.
Tetapi itu alami…..manusiawi…..tetapi kekanak-
kanakan. Pertama-tama mari lihat dulu tuntutan akan
keadilan. Keadilan itu dimaksudkan untuk membina
kedamaian. Kedamaian, contohnya, efektif jika tidak
ada yang saling membunuh. Tetapi jika sudah
dilakukan, keadilan menuntutnya untuk dikembalikan.
Karena orang yang sudah dibunuh tidak bisa
dihidupkan kembali, satu-satunya yang bisa dilakukan
Hukum adalah menghukum si pembunuh. Apakah ini
membayar kembali orang yang telah dibunuh? Tidak.
Dia sudah tidak ada lagi. Apakah itu membayar
kembali kepada keluarga orang yang dibunuh? Tidak.
Mereka telah kehilangan dia. Jadi di manakah yang
namanya keadilan? Karena itu keadilan hanya berarti
mengganti rugi. Ganti rugi yang membuat orang yang
dibunuh dan keluarganya sebahagia seperti sebelum
pembunuhan terjadi adalah keadilan sebenarnya, yang
seperti anda tahu, tidak mungkin terjadi di atas bumi
ini.Namun ini tidak berlaku dalam semua situasi. Kasus
pencurian misalnya bisa diganti rugi dengan a)
mengembalikan barang yang dicuri kepada
pemiliknya, b)menyuruh pencuri membayar ganti rugi
keuangan karena perbuatannya dan d) hukuman untuk
memperingatkan dia supaya tidak berbuat jahat di
masa depan. Hasilnya adalah beberapa perbuatan bisa
dikompensasi sementara yang lainnya tidak bisa
karena terbatasnya kekuasaan manusia. Hukuman,
seperti yang ditunjukkan contoh di atas, TIDAK
MENGHASILKAN KEADILAN. Hanya memberi peringatan
kepada penjahat dan memberi sedikit kepuasan
kepada diri korban. Jadi, jika ada kompensasi yang
membuat korban sebahagia seperti sebelum terjadinya
kejahatan, tidak perlu ada HUKUMAN untuk penjahat.
Jadi si penjahat diampuni dan korbannya masih juga
bahagia menerima kompensasi. Hasil ini bisa disebut
keadilan murni.Seperti yang kita lihat di atas, keadilan
sempurna ini bisa terjadi dalam beberapa kasus tetapi
tidak dalam semua kasus, dan kita lihat bahwa ini
adalah karena keterbatasan kekuasaan manusia,
seseorang yang mempunyai kekuasaan tak terbatas
dapat melakukannya dengan mudah. Karena itu Tuhan
punya kekuasaan untuk mengampuni siapa saja untuk
apa saja dan masih juga memberi keadilan pada
semua. Mesti dimengerti bahwa jawaban ini datang
dari pengetahuan dan logika saya yang terbatas,
namun Tuhan punya jauh lebih banyak kekuasaan dan
pilihan yang bahkan saya atau siapa saja tidak mampu
mencapainya.

Cukup jelas bahwa jawaban ini datang dari logika anda yang
terbatas. Anda gagal menjawab pertanyaan.

Jika anda melumpuhkan saya, anda akan saya seret ke


pengadilan untuk menuntut keadilan. Jika hakim memilih
untuk menunjukkan belas kasih pada anda dan membiarkan
anda pergi dengan bebas karena alasan apapun, keadilan
tidak terjadi. Tuhan sebagai hakim tidak punya hak untuk
berbelas kasih pada seseorang yang telah berbuat salah
kepada manusia lainnya tanpa pesetujuan orang itu, jika
tidak begitu dia telah gagal memberi keadilan pada si
korban.

Bagaimana Allah berani begitu tanpa ampun bagi mereka


yang hanya tidak menyembah dia dan begitu baik dan
berbelas kasih pada mereka yang benar-benar telah berbuat
salah pada manusia lain? Ini namanya standar ganda. Dia
berkata bahwa dia akan mengampunkan semua dosa,
termasuk dosa pembantaian tetapi tidak akan
mengampunkan “dosa” mempersekutukan dia. Gilakah dia?
Apakah ini berarti rasa sakit yang diderita orang-orang yang
tak terhitung jumlahnya tidak sepenting harga diri Allah gila
narsis ini? Apakah tuhan yang tidak adil seperti itu pantas
dipuji? Tentu saja tidak! Pantasnya dia dia dibenci. Hanya
orang bodoh yang berpikir Allah itu Tuhan. Allah, jika bukan
hasil imajinasi si gila muhammad, adalah Setan.

Kenyataannya adalah bukan Allah yang sangat nekat minta


disembah. Muhammad yang bersembunyi di belakang Allah
lah yang berbicara. Orang gila itulah yang tidak tahan
ditolak dan tidak dapat memaafkan orang yang menolak dia.
Allah hanyalah alat yang dipakai orang gila itu. Si narsis ini
tidak bisa meminta orang mematuhi dan menyembah dia.
Tidak ada orang yang bisa melakukan itu. Jadi dia memakai
Allah untuk mendapatkan apa yang dia mau. Ini jelas sekali,
sejelas matahari.

Bayangkan jika seseorang membunuh seluruh anggota


keluarga anda dan anda pergi ke pengadilan meminta
keadilan. Hakim memaafkan si pembunuh karena dia
merasa penuh belas kasih hari itu. Anda menjerit-jerit
kesakitan karena tidak ada keadilan. Hakim lalu
memerintahkan anda ditangkap dan dihukum penjara
seumur hidup dengan penyiksaan karena kamu
mempertanyakan kekuasannya. Pantaskah hakim seperti itu
menduduki posisinya sebagai hakim? Pasti tidak! Dia mesti
ditendang keluar dari pengadilan dan dimasukkan ke rumah
sakit jiwa. Itulah yang mesti kita lakukan pada Allah. Kita
mesti mendepat dewa sakit jiwa itu dari singgasananya dan
mengirimkan dia ke nereka ketidakpedulian di mana dia
pantasnya berada. Namun karena Allah hanyalah dongeng,
sesungguhnya mereka yang percaya pada dialah yang mesti
dikirim ke rumah sakit jiwa.
Quote:
C. Anda menulis: Pertanyaan kedua adalah tantang
dosa melawan Tuhan. Qur’an berkata bahwa Allah
akan mengampunkan semua dosa kecuali dosa
mempersekutukan dia. Manusia tidak boleh dihukum
karena tidak percaya. Mengapa? Karena kita tidak
pernah setuju untuk percaya pada Tuhan dan
menyembah dia ketika kita diberi kehidupan. Kita ada
di sini diluar kemauan kita. Tuhan tidak bisa
memaksakan pada kita apa yang kita tidak pernah
setujui sebelumnya. Ini seperti saya menarik anda dan
memaksa anda masuk ke rumah saya tanpa
persetujuan anda dan tatkala anda menangis, saya
memaksa anda untuk berterima kasih dan memaksa
anda membayar untuk tinggal di rumah saya dan
menyiksa anda jika anda tidak membayar. Ini bukan
keadilan. Itulah yang dilakukan Mullah-mullah di Iran.
Mereka mempenjarakan dan menghukum mati orang-
orang yang melawan mereka dan memaksa keluarga
mereka membayar biaya makanan yang diberikan
kepada mereka di penjara, bahkan membayar biaya
peluruh yang dipakai untuk membunuh mereka. Ini
bukan keadilan dan tidak pantas bagi Tuhan yang
sejati. Seandainya dunia ini adalah tempat yang indah
sekali, yang kebanyakan orang tidak akan setuju, tidak
ada seorangpun yang mesti berterima kasih pada
Tuhan karena berada di sini, karena kita dipaksa untuk
hidup dalam penjara yang disebut kehidupan ini. Kita
tidak minta dan karena itu tidak boleh dipaksa
berterima kasih pada siapapun untuk apa yang tidak
kita kehendaki. Berterima kasih pada Tuhan mestilah
menjadi hal yang pribadi. Mereka yang hidupnya
penuh berkat dan kebahagian mungkin akan memilih
berterima kasih pada Tuhan dan mereka yang tidak
mau berterima kasih tidak boleh dihukum karena
mereka tidak minta dilahirkan. Karena itu, menghukum
orang karena tidak percaya adalah ketidakadilan yang
sebenarnya. Lebih parah lagi, jika anda bosan hidup
dan memutuskan untuk mengakhirinya, anda pasti
akan dikirim ke nereka untuk dibakar selama-lamanya.
Ini jenis penyiksaan terhebat. Berterima kasih mestilah
sesuatu yang suka rela. Jika menjadi kewajiban, tidak
ada lagi ketulusannya. Seorang diktator mungkin
senang melihat rakyatnya bersujud di depannya, tetapi
apakah mereka benar-benar mencintainya? Cinta tidak
bisa dipaksakan pada manusia. Sungguh sakit orang
yang berkata, “Cintailah aku atau aku akan
menyiksamu.” Apakah Allah sakit jiwa?Pernyataan
yang berkontradiksi dengan sendirinya. Di satu pihak
anda mengaku bahwa anda tidak lahir atas kemauan
anda sendiri (karena itu tidak berdaya) dan di pihak
lain anda menunjukkan protest adna terhadap
keputusan Tuhan untuk menghukum orang yng tidak
percaya (menunjukkan kekuasaannya) - - benar-benar
kekanak-kanakan. Saya ingin bertanya:

Karena kita tidak bisa berbuat apa-apa tentang kedatangan


kita di dunia ini dan telah dipaksa ke sini oleh Tuhan, benar-
benar tidak adil dia meminta kita melakukan hal-hal yang
tidak kita setujui sebelumnya. Ini tidak susah dimengerti.
Bahkan dengan logika anda yang sedikit anda mestinya bisa
mengerti itu. Jika Tuhan memberi kita kebebesan dia mesti
menghormati kebebasan itu dan tidak menghukum kita
karena tidak setuju dengan dia. Kalau tidak, kebebasan
macam apakah itu?

Itu sama seperti menjadikan seseorang tawanan dan


memberitahu dia bahwa dia itu bebas untuk pergi tetapi
“jika kamu coba pergi akan aku tembak dari belakang”.
Saddam Huessein dulu sering menggelar referendum
“bebas”. Pertanyaan yang diajukan adalah: Maukah anda
Saddam tetap berkuasa?” Orang-orang Irak disuruh memilih
“Ya” atau “Tidak dalam balot terbuka. Jika mereka memilih
“Tidak”, mereka sudah memilih kematian.

Kelihatannya Allah itu tidak lebih baik dibanding Saddam


Hussein. Inilah jenis kebebasan yang diberikan Allah pada
manusia. Dia memberi mereka kebebasan, tetapi jika
mereka menggunakan kebebasan itu dia akan membakar
mereka di neraka. Ini adalah psychopathology. Hanya orang
tolol yang akan percaya pada tuhan sakit jiwa seperti tu.
Tentu saja Tuhan bukan seperti itu. Allah Islam adalah hasil
karya jiwa si narsis muhammad. Muhammadlah yang
berbicara dalam Quran, bukan Allah.
Quote:
Apakah seseorang diterima di sekolah karena
keinginannya? Lalu, di kelas yang lebih tinggi, ketika
dia diberi nilai rendah dalam suatu pelajaran, apakah
dia akan berkata kepada administrasi sekolah,
“Sayakah yang meminta anda memasukkan saya di
sekolah anda?”

Ini argument yang tak masuk akal. Seorang anak masuk


sekolah karena keputusan dia sendiri (atau orang tuanya).
Dan ketika dia tumbuh dewasa dia menyadari bahwa untuk
berhasil dalam hidup dia memerlukan pendidikan. Untuk
menguasai suatu keahlian dan mendapat nilai yang bagus
dia harus belajar. Ini tidak berbeda dengan bekerja di satu
perusahaan – supaya dibayari gaji anda mesti bekerja. Tidak
bisa mengharap dibayar tanpa bekerja. Adil saja tidak
meluluskan murid yang tidak belajar dan adil juga memecat
karyawan yang tidak bekerja. Mendapat nilai baik atau
menerima gaji bukan hak yang dibawa sejak lahir. Tiap
orang mesti bekerja supaya pantas menerimanya.
Poin nya adalah bahwa belajar dan bekerja adalah hal yang
dilakukan secara sukarela. Jika seorang anak tidak mau pergi
ke sekolah, tidak ada yang akan menghukumnya. Banyak
anak yang drop out karena itulah pilihan mereka. Sama
halnya jika anda tidak mau bekerja, tidak ada yang akan
menghukum anda. Anda memilih menjadi miskin dan orang
lain lebih suka bekerja. Jika anda tidak belajar atau bekerja,
anda merugikan diri sendiri karena tidak mendapat banyak
hal, tetapi anda tidak akan dihukum karena tidak bekerja
atau tidak belajar.
Sebaliknya, kita dibawa ke dunia ini tanpa persetujuan kita
dan kita tidak punya pilihan untuk berhenti hidup jika kita
tidak suka. Menurut muhammad hukuman bagi bunuh diri
adalah neraka. Karena kedatangan kita di dunia ini bukanlah
secara sukarela, kita ada di sini sebagai tawanan. Pada
umumnya kita suka kehidupan, tetapi itu karena kita tidak
punya pengalaman lain. Binatang yang lahir dalam kurungan
tidak tahu apa itu kebebasan. Ini tidak mengubah kenyataan
bahwa dia itu tawanan. Hidup adalah satu-satunnya
keberadaan yang kita ketahui. Bagaimana kita tahu itu baik
atau buruk jika tidak ada hal yang dapat kita bandingkan
dengannya? Walau begitu, kita tahu hidup itu tidak muda.
Banyak penderitaan dan kesedihan. Dan masih ditambah
lagi, penawan kita memaksa kita berterima kasih padanya
dan jika kita memutuskan tidak mau, dia akan membakar
kita selamanya. Hanya orang-orang yang bodoh sekali yang
bisa eprcaya pada tuhan segila itu. Seandainya Tuhan itu
ada, Allah bukan Tuhan itu.

Konsep-konsep sembarangan ini menunjukkan bahwa


muhammad itu sangat bodoh dan tidak tercerahkan. Orang
gila seperti dia tidak bisalah menjadi nabi Tuhan.
Quote:
a) Jika YA, kekanak-kanakan (betulkah?)
b) Jika TIDAK, buat apa “memerangi” Tuhan yang
maha kuasa. Seorang guru atau administrator sekolah
bukan apa-apa dibanding Tuhan.
c) Jika menurut anda orang tua kita tahu itu baik buat
masa depan kita, akan saya katakan bahwa Tuhan
tahu apa yang baik buat masa depan semua
ciptaannya karena Tuhan telah menciptakan sebab
dan akibatnya.
d) Jika menurut anda ketika kita tumbuh dewasa, kita
menyadari mengapa orang tua kita memasukkan kita
ke sekolah, akan saya katana, ketika kita mati kita
akan tahu mengapa kita diciptakan Tuhan tanpa
kemauan kita (atau mungkin dengan kemauan kita
yang kita telah lupakan atau sengaja kita dibuat
melupakannya). Ini bisa dijelaskan dengan contoh
seorang anak kecil yang meminta cokelat dan ibunya
tidak mengizinkan. Dia pikir dia pantas mendapat
cokelat dan ibunya tidak berhak menghentikannya
makan cokelat. Karena itulah dia menangis dan protes.
Bagi logika dia yang terbatas, dunia seakan-akan
sudah kiamat (bandingkan itu dengan rasa takut anda
terhadap konsep hukuman selama-lamanya). Tetapi
dia nanti akan tumbuh dewasa. Dia tumbuh dewasa di
dunia ini. Dan dia akan menemukan dimensi-dimensi
pikiran yang dia tidak pernah temui sebelumnya. Maka
ada dimensi-dimensi yang tidak kita ketahui dan Allah
berkata kita akan segera menemukannya. Hanya
setelah itu kita bisa menyadari kebenaran terakhir.
Allah berkata dalam Attakaathur, “thumma latara
wunna ha ainal yaqeen.” Terjemahannya:…maka
setelah itu kamu akan melihat dengan mata yang
percaya…

Maka saya simpulkan bahwa apa yang anda


kemukakan sungguh kekanak-kanakkan. Dan sungguh
berlawanan dengan klaim anda tentang kemampuan
kapasitas seorang yang mengaku menjadi nabi atas
dirinya sendiri, visi anda sungguh terbatas.

Anda tidak menjawab pertanyaan yang saya ajuka, dan


semua contoh-contoh tolol anda tidak ada hubungannya
sama sekali. Apa yang anda katakan adalah bahwa anda
tidak punya jawabannya dan anda mau saya percaya pada
argumen-argumen gila anda karena seperti yang and bilang
jawabannya akan diberikan setelah saya mati. Maaf saja. Itu
tidak cukup buat manusia-manusia berakal. Jika anda tidak
punya jawaban yang memuaskan sekarang, ocehan anda
tidak berbeda dengan omong kosong yang dipercayai ribuan
orang di seluruh penjuru dunia. Hanya orang tolol yang akan
berpegang pada rasa kepercayaan tanpa logika bahwa dia
akan menemukan jawabannya ketika dia mati. Ketika kita
mati, itu sudah terlambat. Bagaimana kalau setelah kita
mati kita temukan bahwa orang yang memberi kita
dongeng-dongeng bodoh itu penyaru dan dia sendiri sedang
dibakar di neraka? Apa yang akan anda lakukan jika anda
mati dan digurung ke neraka dan menemukan muhammad
sedang disiksa seperti babi panggang di api unggun?
Anda mungkin akan bertanya mengapa anda mesti dikirim
ke neraka. Jawaban saya adalah karena anda telah
mengkhianati hadiah kecerdasan yang Tuhan berikan pada
anda. Tuhan memberi kita kecerdasan untuk kita pakai
untuk memecahkan rahasiaNya dan anda tidak
menggunakan hadiah itu. Menurut pendapat saya itulah
dosa terbesar yang dapat dibuat manusia. Bukannya
menggunakan kecerdasan anda, sebaliknya anda malah
memilih untuk mengikuti seorang penjahat tukang tipu dan
mengisi hati anda dengan kebencian terhadap umat
manusia. Dosa apa lagi yang lebih besar daripada itu?

Anda ingin berdebat dengan saya untuk menjawab tuduhan


saya terhadap muhammad dan membuktikan bahwa Islam
itu agama sejati. Jika anda tidak punya jawabannya,
mengapa anda berkeras mau berdebat dan hanya
memperbodohkan diri sendiri?
Quote:
D. Anda menulis: ”Pemikiran anda bagus, namun anda
tidak melihat fakta bahwa tuhan Islam tidak
menciptakan dunia karena cinta, tetapi karena
kebutuhan. Allah dalam Quran berkata, “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.” (51:56) (Catatan: Versi
bahasa Inggris adalah I have only created Jinns and
men, that they may serve Me – Aku hanya
menciptakan Jin dan manusia supaya mereka
melayaniku) Mengapa Allah perlu dilayani (disembah)
jika dia tidak punya keperluan? Jelaslah Allah itu tuhan
yang punya kebutuhan. Bahkan sebenarnya
kebutuhannya sangat besar hingga jika seseorang
tidak menyembahnya, orang itu akan dihukum selama-
lamanya dengan cara yang paling kejam yang dapat
dibayangkan. Inilah kelakuan sewenang-wenangnya
yang terparah. Manusia dibawa ke dunia ini tanpa
keinginan mereka sendiri. Kebanyakan dari mereka
menderita dan berduka sepanjang hidup, dan masih
lagi harus berterima kasih, menyembah dan melayani
sosok yang bertanggung jawab atas penderitaan
mereka?”Walaupun contoh guru-murid yang telah saya
berikan telah cukup untuk menjawab pernyataan
kekanak-kanakan dalam empat baris terakhir di atas,
ada satu poin lagi yang anda buat yang menyatakan
Tuhan itu punya kebutuhan..

Saya khawatir anda tidak mampu mengerti perbedaan


“butuh” dan “hendak”. Anak sekolah saja tahu kebutuhan
adalah terbatas dan kehendak tidak terbatas. Seseorang
tidak dapat selamat jika kebutuhannya tidak terpenuhi,
tetapi tetap dapat selamat jika tidak semua kehendaknya
terpenuhi. Sekarang lihatlah ini:
1. Orang yang miskin tidak berkuasa atau sombong dan
berpengaruh karena dia punya kebutuhan dan kehendaknya
dan hanya mampu memenuhi beberapa kebutuhan dasar
dan tidak mampu memenuhi kehendaknya. Dia sangat
butuh.
2. Orang kelas menengah agak berpengaruh, sedikit
sombong dan sedikit berkuasa karena dia punya
kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhan dasarnya
dan mungkin punya kekuasaan untuk memenuhi beberapa
kehendaknya dan juga telah mengembangkan kehendak
lainnya. Dia tidak butuh.
3. Orang yang kaya lebih berkuasa, lebih sombong dan lebih
punya pengaruh karena dia lebih mampu memenuhi semua
kebutuhannya dan lebih banyak lagi kehendaknya. Dia tidak
butuh.

Namun Tuhan tidak punya kebutuhan dan punya kekuasaan


untuk memenuhi segala kehendaknya seperti menciptakan
manusia dan jin untuk melayaninya, menyembahnya dsb.
Artinya bahkan jika Tuhan tidak menciptakan kita, Dia ada
dan karena itu Dia tidak butuh. Dan anda bisa lihat konsep
kebutuhan duniawi itu sudah hilang begitu saja dalam poin
ke 2 di atas. Hipotesis anda tentang tuhan yang punya
kebutuhan sama sekali tidak berdasar dan konyol adanya.

Anda berputar-putar dalam lingkaran dan tidak menjawab


poin-poin yang telah saya kemukakan. Jelaslah sudah anda
tidak punya jawabannya. Saya beri anda pertanyaan yang
sangat sederhana. Jika Tuhan tidak butuh, mengapa dia
sangat tersinggung jika manusia tidak menyembahnya
hingga dia perlu menghukum mereka? Pertanyaannya
sangat sederhana. Jika anda tidak mampu mengerti
pertanyaan sederhana ini, mengap anda mau berdebat
dengan saya?
Jika hanya saja ada hadiah buat menyembah dan tidak ada
hukuman untuk tidak menyembah, maka anda bisa dapat
satu poin. Katakanlah seorang yang kaya menawarkan
hadiah bagis siapa saja yang menulis essay memuji dia. Mari
kita tak hiraukan apa motivasi dia. Dia mungkin punya ego
yang besar, mencari kemegahan diri, dsb. Ini bukan poin
nya. Poin nya adalah anda melakukan sesuatu bagi dia dan
dia memberi hadiah pada anda karena melakukannya. Adil
saja bukan? Tetapi jika dia memaksakan semua orang untuk
memuji dia dan tukang pukulnya akan memukul hingga mati
orang-orang yang tidak melakukannya, maka kita
berhubungan dengan orang sakit dan berbahaya. Ketika
Allah berkata bahwa dia tidak akan mengampuni orang yang
tidak percaya padanya, jelaslah dia itu tuhan yang sakit.
Bisa jadikah Allah itu sebenarnya Setan? Hanya Setan yang
punya ego sebesar itu dan sebengis itu. Tentu saja sifat-sifat
ini tidak pantas bagi pencipta dunia ini.
Quote:
Anda menulis: Keadilan menyatakan bahwa hukuman
harus sebanding dengan kejahatan. Tidaklah adil
menyiksa orang seumur hidup karena mencuri satu
buah apel. Andaikan jika tidak percaya adalah
perbuatan jahat, yang konyol sekali, mengapa
kejahatan kecil seperti itu mesti dihukum dengan cara
yang keji sekali? Mengapa Allah menderita sakit sekali
jika kita tidak menyembahnya sehingga dia tidak
berhati membakar kita dengan sadisnya untuk selama-
lamanya? Hukuman ini jauh lebih berat dibanding
kejahatannya. Bagaimana bisa kita menyebut makhluk
sadis itu adil?”Cukup menggelikan lagi. Anda berkata,
“Keadilan menyatakan bahwa hukuman harus
sebanding dengan kejahatan”. Jika anda menjawab
pertanyaan-pertanyaan saja yang berikut ini secara
seimbang, akan saya akui anda punya substance.

Anda terus-terusan gagal menjawab pertanyaan yang saya


ajukan dan anda hanya bisa berkata “menggelikan”. Itu
tidak membuat anda lebih hebat. Itu hanya akan
menunjukkan bahwa anda bukan orang cerdas dan saya
telah salah menilai anda.
Quote:
Pertanyaan saya adalah: Apakah hukuman yang
seimbang itu? Bagaimana anda mengukur kejahatan?
Apa unit ukurannya? Sesuatu seperti “utils” untuk
mengukur utility? Bagaimana anda memastikan satu
hukuman yang diberikan kepada maling yang telah
memakan barang curiannya senilai 1 juta dollar di
Amerika atau di Saudi Arabia atau di Libya seimbang?
Atau satu lebih ringan dan yang lainnya lebih berat?
Apakah hanya berdasarkan persetujuan mayoritas?
Bagaimana jika seluruh mayoritas berbuat tidak adil
terhadap maling miskin yang mungkin punya
kewajiban sehingga dia mencuri?

Ini tidak ada hubungannya dengan poin saya. Katakanlah


hukuman untuk pembunuhan adalah satu hari di neraka
atau satu juta tahun di neraka. Ini bukan apa yang saya
bicarakan. Saya mencoba menunjukkan betapa tidak
rasionalnya percaya bahwa Tuhan bisa berbelas kasih dan
adil pada saat yang sama. Katakanlah hukuman
pembunuhan adalah sepuluh unit penyiksaan. Mengapa
sepuluh? Kraena Tuhan telah menentukan inilah hukuman
yang adil bagi kejahatan itu. Apakah dia punya hak untuk
memberi diskon bagi beberapa orang karena dia merasa
belas kasih pada mereka? Tidak. Dia tidak punya hak begitu
karena saya lah korbannya dan saya menuntut keadilan
dilakukan. Hanya saya yang bisa memaafkan pembunuh
saya. Jika Tuhan hendak mengampuni pembunuh saya, dia
berlaku tidak adil terhadap saya. Bayangkan seseorang
membunuh anak anda dan hakim memutuskan untuk
berbelas kasih dan membebaskan dia atau memberi dia
hukuman yang sangat ringan. Tidakkah anda merasa
dikhianati dan diperlakukan salah? Keadilan berarti
mendapat proses hukum yang adil dan mendapat balasan
yang adil. Bagaimana Tuhan bisa mengampuni pembunuh
saya dan tidak mengampuni orang yang tidak percaya
kepadanya? Ini sakit jiwa namanya.
Quote:
Akhirnya, bagaimana anda mengukur BESARNYA
kejahatan? Terutama dosa-dosa terhadap Tuhan?
Misalnya, seberapa besarkah dosa tidak percaya? Jika
anda bilang kehebatan suatu dosa ditentukan oleh
efeknya, bisakah anda beritahu saya secara tepat apa
efek dari tidak percaya? Berapa orang yang terkena
efeknya? Apa akibatnya dari penyebaran rasa tidak
percaya?

Ini pertanyaan yang mesti anda jawab sendiri. Menurut saya


rasa tidak percaya tidak merugikan siapapun. Tidak ada
efeknya pada manusia lain dan tidak ada efeknya pada
Tuhan. Fakta bahwa tidak ada efeknya pada manusia lain
sudah jelas. Jika anda bilang ada efeknya pada Tuhan, maka
anda mengakui bahwa Tuhan itu cengeng dan mengibakan.
Tuhan yang terkena efek rasa percaya dan tidak percaya
manusia tidak pantas dipuja. Dia tuhan yang sakit, butuh
dan tak berharga.
Quote:
Tahukah anda apa itu selamanya? Saya yakin tidak.
Karena manusia bahkan tidak tahu permulaan waktu,
apalagi selama-lamanya. Otak manusia tidak mampu
menelaah konsep selama-lamanya. Lagi-lagi seperti
anak kecil yang mencoba bermain dengan peralatan
listrik dan orang tua memperingatkan dia akan
bahayanya.

Ini tidak ada hubungannya dengan diskusi kita.


Quote:
Anda menulis: Jika tidak ada tuhan-tuhan lainnya
selain Allah, mengapa dia sangat nekat dan cemburu?
Saya bisa jadi cemburu jika istri saya memandang
lelaki lain yang lebih tampan dibanding sya. Ini agak
sakit jiwa tapi bisa dimengerti. Saya mungkin rendah
diri orangnya. Namun, jika kami hidup di satu pulau di
mana tidak ada lelaki lain, dan saya masih juga
cemburu, sudah semestinya saya segera dikirim ke
rumah sakit jiwa. Bagaimana Allah bisa cemburu pada
tuhan-tuhan lain yang tidak ada? Apakah Allah itu gila?
Tidak, jawabnya adalah muhammad yang gila. Adalah
suatu tragedi bermilyard orang menyembah bunga
imajinasi orang gila.Contoh anda tentang istri anda di
atas itu SALAH. Saya berani bertaruh anda pasti akan
memarahi dan mengancam dia jika di pulau itu dia
mencoba berhubungan seks dengan pohon, batu,
pagar dan anak anjing anda. Tidakkah anda akan
mengatakan bahwa hanya adalah suaminya dan bukan
benda-benda yang hendak dicumbuinya? Sekarang
lihatlah tulisan anda di atas dan putuskan siapa yang
gila.

Anda tidak mengerti apa yang saya katakan. Pertanyaan


saya adalah mengapa Allah sangat cemburu jika manusia
menyembah tuhan lainnya yang tidak ada? Jika kucing
sayang bermeong-meong kepada kulkas karena dia pikir
kulkas itulah yang memberi dia makan dan bukan saya, saya
tidak akan menghukum dia. Tuhan yang tidak akan
mengampuni orang yang berdoa pada tuhan bayangan
adalah tuhan yang gila. Katakanlah seseorang menyembah
batu (Sebenarnya Muslim memang menyembah batu).
Mengapa ini sangat menghina bagi Tuhan? Mengapa dia
mesti membakar orang yang menyembah pohon-pohon,
batu-batu atau binatang? Mengapa dia harus iri? Mengapa
dia merasa terancam?
Bandingkan sikap sadis Allah itu dengan apa yang dikatakan
Krishna. Menurut Bhagavad-Gita, dewa Krishna mengklaim
bahwa tak peduli tuhan mana pun yang disembah manusia,
Krishna lah yang menjawab doa mereka.

Saya tidak yakin bahwa doa adalah sesuatu yang lebih


manjur dibanding placebo. Namun, secara rasional, saya
bisa melihat keindahan kepercayaan Hindu ini. Krishna
tampak seperti Tuhan sejati yang penuh rasa belas kasih
dan cinta sementara Allah tampak seperti orang gila. Khrisna
adalah tuhan yang yakin pada diri sendiri yang peduli pada
ciptaannya dan menjawab kebutuhan mereka, walaupun
mereka tidak kenal padanya. Allah sebaliknya adalah
seorang narsis yang hanya peduli pada ego raksasanya. Dia
bengis dan tidak punya ampun bagi orang yang tak peduli
padanya.
Quote:
Anda menulis: Saya memperlakukan kucing saya jauh
lebih baik dibanding Tuhan memperlakukan saya. Saya
beri makan kucing saya, rawat dia, dan jika dia sakit
saya bawa ke dokter hewan, saya mandikan dan sisir
rambutnya dan tidak pernah terpikirkan untuk
menghukum dia jika dia tidak perduli pada saya.
Bahakn sebenarnya kucing saya berpikir dialah yang
punya rumah dan saya pelayannya. Dia berhutang
budi atas kehidupannya pada saya. Tanap perawatan
dan perlindungan dari saya, dia tidak bisa bertahan
hidup. Walaupun dia tidak pernah berterima kasih
pada saya saya tetap cinta padanyaYa, memang anda
begitu. Karena anda tidak menciptakan nya untuk
melakukan sesuatu yang anda kehendaki. Jadi contoh
ini juga SALAH.

Omong kosong! Siapa yang bilang hanya karena Tuhan


menciptakan kita dia punya hak untuk menyiksa kita?
Apakah kita telah setuju dengan perjanjian untuk
menyembahnya jika dia menciptakan kita? Saya tidak ingat
pernah setuju pada janji seperti itu ataupun menanda
tangani segala persetujuan dengan yang mengaku sebagai
penciptaku. Dia menciptakan saya tanpa persetujuan saya.
Dia tidak punya hak untuk menyakiti perasaan saya atau
memperlakukan saya secara buruk.
Quote:
Ini contoh yang benar: Anda menciptakan suatu
software. Namun software itu tidak menghitung profit
melainkan mengeluarkan angka-angka tak berarti.
Anda mencoba memperbaikinya, tetapi tampaknya
tidak ada gunanya. Lalu apa yang akan anda lakukan?
Mencintainya? Mengelusnya? Simpan saja di satu
direktory? Pelihara setipa hari dan tersenyum
padanya? Atau hapus saja dan bikin yang baru lagi?
Software tidak punya perasaan dan tidak bisa merasa
sakit. Anda bisa menghancurkan mobil, komputer atau
apa saja yang anda buat. Tentu saja jika anda tinju
mereka tahun demi tahun dengan rasa dendam,
kewarasan anda perlu dipertanyakan. Namun kita
manusia punya perasaan dan bisa merasa sakit. Kita
tidak bisa dibandingkan dengan program software
atau mesin.

Katakan saja Tuhan menciptakan kita dengan satu tujuan,


dan kita gagal mencapai tujuan itu. Kalau bukan hanya
karena fakta menunjukkan Tuhan itu pencipta yang
sembarangan karena ketidaksempurnaan kita adalah hasil
langsung dari ketidak ahliannya menciptakan manusia
sempurna, mengapa dia tidak mengembalikan saja kita
kepada ketidakadaan jika kita tidak mencapai tujuannya?
Mengapa dia menyiksa kita dengan sadisnya selama-
lamanya? Ini tolol sekali. Hanya orang tolol yang percaya
omong kosong ini. Jika kita gunakan saja sedikit logika, akan
kita lihat bahwa muhammad itu penipu dan semua yang dia
katakan tidak masuk akal.

Misalkan saja ada sesuatu yang salah dalam diri kita dan kita
tidak bisa melakukan tujuan yang dikehendaki pencipta kita,
dia hanya perlu membuang kita. Mengapa begitu banyak
racun? Mengapa begitu banyak dendam?

Lagipula, jika dia tuhan yang maha tahu, mengapa dia


menciptakan orang-orang yang dia tahu akan melawan dia?
Jika aku tahu software atau mesin yang aku buat tidak akan
berfungsi seperti yang aku kehendaki, aku tidak akan
membuatnya. Jika Allah tahu masa depan, mengapa dia
membuat orang-orang yang dia tahu akan tidak patuh
padanya? Bukankah gila sekali menciptakan orang-orang
yang tidak percaya dan kemudian menyiksa mereka selama-
lamanya? Yang perlu dia lakukan hanyalah tidak
menciptakan orang-orang yang dia tahu akan tidak percaya.

Quote:
Tidak, tidak .. Saya tidak memberi anda alasan untuk
berkata, “Tidak sempurnakah Tuhan dalam
memprogram kita?” Ini hanya contoh yang saya
berikan untuk menyanggah pemikiran anda di atas
dan memberi tahu anda apa yang akan ANDA lakukan
jika anda telah menciptakan sesuatu. Walaupun anda
mencoba setengah mati, anda tidak bisa membuat
program komputer untuk membuat keputusan dengan
sendirinya. Tuhan punya kekuasaan untuk
melakukannya dan karena itu dia menciptakan
hukuman bagi ketidakpatuhan.

Dan anda bisa percaya omong kosong ini tanpa masalah?


Betapa kasihannya. Inilah sebabnya saya bilang agama
(islam) merusak otak.

Quote:
Katakan saja Tuhan menciptakan saya. Tapi dia tidak
pernah memelihara saya. Saya dibiarkan di dunia ini
berjuang sendiri. Saya telah menghadapi berbagai
bencana yang sudah pasti bisa dihindari jika Tuhan
menjaga saya. Saya pasti sudah mati kelaparan jika
tidak mencari duit sendiri. Puluhan ribu anak-anak
mati kelaparan setiap hari. Di mana tuhan yang maha
kasih itu? Dia tidak ada di mana-mana ketika kita
membutuhkannya. Doa-doa dan sembah sujud kita
tidak pernah didengar. Aku, dalam segala hal,
memperlakukan kucingku lebih baik dibandingkan
perlakuan Tuhan terhadapku. Dan masih juga aku
mencintai kucingku tanpa syarat dan tanpa
menginginkan dia menyembahku atau berterima
kasih. Tuhan mampu mencintai ciptaannya tanpa
syarat. Dia menaruh kita di dunia ini tanpa menanyai
kita terlebih dahulu. Di sini kita harus menghadapi
hidup dengan segala kesulitan dan kesakitan sendiri.
Dia mengambil pergi orang-orang yang kita cintai dan
mengisi hati kita dengan kesedihan mendalam. Dia
menghancurkan harapan-harapan kita. Dia
mengirimkan bencana demi bencana dan membunuh
ribuan orang tidak berdosa dan meskipun begitu dia
masih menginginkan kita menyembah dan melayani
dia. Mengapa kita mesti berterima kasih pada tuhan
seperti itu? Apa hutang kita padanya? Kita tidak
berhutang apa-apa padanya! Dia tidak pantas
menerima penghormatan dari kita. Tuhan yang nekat,
perajuk dan penyiksa seperti itu pantas dibenci kita.
Tuhannya muhammad itu sakit. Dia sakit jiwa.Seluruh
pernyataan di atas berdasarkan ketidak dewasaan
yang telah saya sanggah sebelumnya. Anda merasa
dikutuk karena anda tidak peduli bahwa kematian
bukanlah akhir kehidupan. Ini adalah poin tersendiri
yang mungkin anda mau diskusikan nanti. Jika
seseorang yang mati kelaparan mendapat hidup yang
ratusan ribu kali lipat lebih baik dari yang ini, menurut
anda apakah yang ditunjukkan Tuhan? Keganasan
atau hadiah?Kekanak-kanakan lagi. Anda semestinya
hanya menyanggah apa yang Tuhan berikan pada kita
di hidup ini jika anda tahu apa yang terjadi setelah
kematian.

Anda tidak menyanggah apa-apa. Yang anda buktikan


hanyalah bahwa otak anda hanya memikirkan agama dan
karena itu tidak ada pikiran yang rasional.

Quote:
Sesungguhnya Allah adalah alter ego muhammad
sendiri. Dialah segalanya yang muhammad si narcist
inginkan bagi dirinya sendiri. Dia lakukan apa saja
yang dia mau dan tidak perlu bertanggung jawab pada
siapapun. Dia ingin disembah, dipatuhi dan ditakuti. Ini
mimpi basah semua narcist. Hanya orang yang lugu
polos yang percaya pencipta dunia ini adalah tuhan
gila yang digambarkan muhammad. Bagaimana bisa
makhluk yang memiliki dunia yang menakjubkan ini
perduli jika segerombolan monyet di planet kecil
menyembah dia atau tidak? Bisakah kita menyakiti
perasaan pencipta dunia besar ini hanya dengan tidak
mempercayainya? Ada banyak lubang-lubang dalam
konsep tuhan yang diciptakan orang arab buta huruf
yang mengaku nabi itu.Pembaca di sinilah yang akan
memutuskan apakah saya telah menjawab komentar-
komentar di atas secara tepat. Namun saya mau
menambahkan dua hal di sini.1) Seorang narsis akan
lebih suka hidup mewah dan akan mampu
mengumpulkan orang-orang serakah dengan janji
hidup mewah melulu. Muhammad sebaliknya hidup
sederhana, keras dan tidak mementingkan diri sendiri.

Muhammad menjadi penguasa penuh Arab. Di Mekka dia


menghabiskan kekayaan istrinya dan dia miskin ketika
melarikan diri ke Medina. Dalam jangka waktu hanya
sepuluh tahun dia memiliki harta kekayaan ribuan orang
yang dia serbu, dia bunuh atau dia usir. Bukti apa lagi yang
anda perlukan supaya setuju bahwa dia menguntungkan diri
secara besar-besaran dengan memperbodohkan orang?
Orang-orang Kristen berkata bahwa Yesus tidak untung
secara materi dan dia dibunuh karena apa yang diyakininya.
Muslim tidak bisa berkata begitu tentang Muhammad karena
dia memang beruntung secara materi dari apa yang
diklaimnya. Dia menjadi penguasa mutlak dan mengisi
haremnya dengan segerombolan wanita-wanita muda. Justru
karena inilah kita harus mempertanyakan motivasinya.

Quote:
Sebaliknya, seorang atheis bisa dengan tepatnya
disebut sebagai seorang narsis seperti menurut
definisi anda di atas sebagai berikut: Dia melakukan
apa yang disukainya dan tidak harus bertanggung
jawab kepada siapa pun di atasnya. Dia suka
disembah, dipatuhi dan ditakuti. Inilah mimpi basah
semua orang narsis.

Ini bukan apa yang orang atheis. Orang-orang atheis (kecuali


yang komunis) percaya pada kebijaksanaan hukum, hukum
yang berlaku secara sama rata sama rasa bagi semua
manusia.

Quote:
2) Apakah muhammad itu orang yang mengaku nabi
sendiri adalah masalah belakangan. Jangan
memperindah pidato anda dengan loncat sana loncat
sini. Nanti juga kita akan sampai di sana, inshaallah.
(Tak usah mengulang ulang bahwa tujuan situs ini
hanya untuk mentargetkan muhammad saja). Sudah
saya tanggapi klaim tak berdasar ini dalam poin a di
atas.

Tulisan anda belum ada yang berharga untuk dibaca. Maaf


Abdul Rafay. Saya pada mulanya berpikir anda itu seorang
cendekiawan. Jelaslah sudah saya menilai anda terlalu
cepat. Tanggapan anda bukan hanya tidak menantang, tapi
juga tidak cerdas. Tolong post saja jawaban anda di forum
dan terus berdebat dengan teman-teman di sana. Saya tidak
mau membuang waktu berharga para pembaca saya dengan
membuat mereka membaca argumen-argumen bodoh. Jika
anda punya hal yang penting dan menakjubkan yang mau
anda katakan, katakan saja di forum dan orang-orang akan
berduyun-duyun pergi membaca “kata-kata mutiara” anda.

Jika anda mengatakan bahwa Tuhan itu tidak bisa


didefinisikan dan adalah realitas yang tak dapat dimengerti,
bagaimana anda tahu apa sifat-sifat yang tidak dia punyai?
Sangat masuk akal jika tuhan seperti itu menganugerahkan
sedikit dari sifat-sifatnya itu kepada manusia sehingga
menjadi apa yang anda sebut “sifat manusia”. Pakailah akal.
Sifat manusia tidak mestinya dimiliki oleh Tuhan, sebaliknya
manusia bisa diumpamakan dianugerahi beberapa dari sifat
Tuhan. Gampang saja.
Jelas sudah topik ini terlalu berat bagi anda. Jadi anda tidak
mengerti apa yang saya katakan bahwa Tuhan itu satu
prinsip dan bukan benda atau makhluk dan karena itu tidak
punya sifat. Buat apa saya buang waktu berdebat dengan
orang sekaliber anda?

Quote:
Andaikan definisi anda di atas tentang tuhan
menyatakan bahwa tuhan itu BEBAS dari semua sifat.
Karena itu dia mesti bebas dari hidup juga. Jika itu
benar, pernyataan yang paling tak masuk akal adalah
“makhluk mati menciptakan makhluk hidup” sperti
yang baru saja anda katakan.

Temanku, tolong minta orang lain jelaskan pada anda apa


yang saya tulis itu.

Quote:
Jika tuhan itu satu prinsip, baiklah. Tak ada masalah.
Prinsip ini mengakibatkan hidup. Dan karena itu prinsip
itu hidup juga.Kalau tidak, ini berlawanan dengan
logika seperti yang saya katakan di atas. Di sinilah
debat yang sebenarnya dimulai.

Abdur Raray Yth. Logika anda bukanlah standard. Anda tidak


tahu apa logika itu. Anda sama sekali tidak mengerti satu
katapun yang saya tulis. Prinsip tidak punya hidup. Prinsip
adalah hukum. Konsep ini tampaknya terlalu sulit buat anda,
benarkan?

Quote:
Kita tidak bisa, atau tidak mampu, mengerti seperti
apa Tuhan itu. Pertanyaannya adalah apapun Tuhan
itu, sudahkan dia memulai komunikasi dengan kita?
Jawaban saya adalah ya. Bukti dari komunikasi ini
adalah Quran. Saya harap di sinilah tingkat kedua
debat ini dimulai. Seperti yang sudah saya katakan
tujuan saya adalah untuk mencapai kebenaran akhir
dan bukan untuk membela Islam (Islam tidak perlu
dibela), saya kemukakan dua hal untuk
menyimpulkan:
1. Debat HE dan IT itu sungguh kekanak-kanakan.
Anda memanggil kucing anda “he” (dia, bagi
binatang), dan memilih “it” (dia, bagi benda) untuk
Tuhan walaupun Dia adalah Prinsip menurut anda.
Ingatlah, di pihak lain anda memanggil Tuhan sebagai
realitas tertinggi. Saya setuju bahwa Allah tak berjenis
kelamin dan penggunaan kata “he” menunjukkan
bahwa Dia itu hidup dan bukan jenis kelaminnya.
“Subhaan Allah i amma yasifoon.” (Allah itu murni dari
segala sifat yang mereka ajukan baginya)
2. Bagi saya, Tuhan telah berkomunikasi dengan
manusia dan buku tanda terakhir yang dia kirimkan
bagi kita adalah Quran.

Tolong pergi saja ke forum dan berdebat di sana. Saya


punya hal-hal yang lebih penting daripad berdebat dengan
orang yang punya pengertian terbatas seperti anda. Bukan
saja anda tidak mengerti philosophy dan tidak kenal bahasa
logika, anda bahkan susah mengerti konsep yang
sederhana. Sekarang saya mengerti mengapa Doubtless
(Doubtful Thomas) tak mempedulikan email anda dan tidak
memberi ‘tag’ supaya saya lihat. Jelas sudah dia sudah
melihat kedangkalan anda yang mulanya tidak saya lihat.

***

Anda mungkin juga menyukai